Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung

(1)

ST'RAT

KETERANGAN

PENYERAHAN

HAK

EKSKLU$T

Bahwa ymg

bcrtilddangp

dibawah

ini perulig dm

pihak perusaUran tempat penelitian, bersedia:

*Bahun hasil penelitim dryot dionlinc kan sosrai dfigru

p€rsrre

1aag berlaku, unftk kepenaingan riset dan p€ndidihn".

Bandung; Agssfi$2012

KOPERASI INDUSTRI RA"ruTAl.I BINONG

'ATI

BAI{DI.JNG

Ddf+uh*rrt

Keilnr

Kopcnri

Catatan:

dfinm--!erstts.m...:ms.-.hdnh...fui....mnngh*..-km*ns-..ri.set-..des

didikp-Penulis,


(2)

The Influence of Entrepreneurship Spirit and Motivation through Craftsman Business Performance of knitting industry Centre in Binong Jati Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Tepe Ria Sihombing 21208105

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

LEMSAR

TENGESAffAN

tl

:

*PEITGAR{trS

JI}YA Iffi}YR*I}SAFA*1iI

NAN

MOTIVASI

T.'ENHAI}AP KINSN,JA.

s$*s& r**a

fEre*enlf

srsf,f*&

IHETISTRT

NAJTITAN

SIX$HG

JATI

FIrs*

$frffi

P*ngi*m $tirdi

Jenirry

BAtrIDI}ITG''

:

Tcpe

nir Sitoilbi*g

:?,!fr*!ffi

: M*n*ie*nea

: $trsa

f €1)

;EM

Mcnye#jrt

@

Agffit{lr2


(4)

v

(Pembimbing oleh Rizki Zulfikar, SE., M.Si Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Komputer Indonesia).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Jiwa kewirausahaan dan Motivasi terhadap Kinerja Usaha para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara Jiwa kewirausahaan yang terdiri Kemauan/daya juang, disiplin, kerja Keras, Tekun, Jujur, Ulet dan Motivasi yang terdiri dari berani bersikap, memiliki otonomi, dan mampu mewujudkan sesuatu terhadap kinerja usaha para para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang Baik antara Jiwa kewirausahaan dan Motivasi terhadap kinerja usaha para para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung

Hasil Uji F menyatakan Jiwa kewirausahaan yang terdiri dari (kemauan/ daya juang, disiplin, kerja keras, tekun, jujur, ulet), dan motivasi yang terdiri dari berani bersikap, memiliki otonomi, dan mampu mewujudkan sesuatu secara serentak berpengaruh positif dan signifikan sebesar 44,7% terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung. Hasil Uji T dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa Jiwa kewirausahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung. Arah bertanda positif menunjukan bahwa jiwa kewirausahaan yang tinggi membuat kinerja usaha lebih tinggi.


(5)

iv

Management Economic Fakulty of Indonesia Computer University)

The aim of study is to know and analyze Influence of entrepreneurship spirit and motivation through craftsman Business Performace knitting industry centre in Binong Jati Bandung. The hypothesis from this research is significant influence between entrepreneurship spirit that comprises willing/ struggle power, discipline, hard work, diligent, honest, tough and motivation comprises have a certain attitude, autonomy and able to create something through craftsman business performance of knitting industry centre in Binong Jati Bandung.

Used method in this study is descriptive and linier regression analysis the study result shows that there is good relationship between entrepreneurship spirit and Motivation to craftsman business performance of knitting Centre in Binong Jati Bandung.

F test result clarifies entrepreneurship spirit that comprises(strunggle Power, discipline, hard work, diligent, honest, tough), and motivation comprises have a certain attitude, autonomy and able to create something all at once axtend positive influential and significant as much as 44,7% through craftsman Business performance of knitting industry centre in Binong Jati Bandung. T test Result With Confidence range 95% can be concluded that entrepreneurship spirit has significant influence through craftsman business Performance of knitting industry centre in Binong Jati Bandung. The direction that marked with positive shows high entrepreneurship spirit which can make business performance more high. Keywords : Entrepreneurship, Spirit, Motivation, Business Performance


(6)

vi

karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan penyusunan skripsi

dengan judul “PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN MOTIVASI

TERHADAP KINERJA USAHA PARA PENGRAJIN SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI BANDUNG”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Riky Zulfikar, SE., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga. Selama menyusun laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Untuk itu penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia. 2. Prof.Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Linna Ismawati, SE., M.Si., Selaku Ketua Program Studi Fakultas Manajemen. 4. Rizky Zulfikar,SE.,MSi., Selaku Pembimbing Penulis terimakasih bapak atas

bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama penulis mengerjakan skripsi ini.


(7)

vi

Wali yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan dukungan kepada penulis.

7. Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung yang telah memberikan data dan informasi serta perizinan yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

9. Orang tua tercinta, Bapak dan Mama yang telah memberikan doa, kasih sayang, semangat dan pengorbanan tak terhingga baik secara moril maupun materil. 10. Abangku Junaedi Sihombing dan Adik ku tercinta Mei Hana Sihombing serta

Adikku tersayang Rocky Sihombing, terimakasih untuk kasih sayang, doa, perhatian, nasehat, saran, dan motivasi yang tiada henti-hentinya kepada penulis. 11. Sepupuku tersayang Lena Eka Nababan terimakasih untuk kasih sayang, doa, perhatian, nasehat, saran, dan motivasi yang tiada henti-hentinya kepada penulis. 12. Teh Maya Cantik terimakasih untuk kasih sayang, doa, perhatian, nasehat, saran,

dan motivasi yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

13. Seluruh keluarga penulis yang selalu memberikan doa dan semangat tiada henti kepada penulis.

14. Sahabat-sahabatku Peniel Manullang, Maria Agustina Aritonang, Pipih Hapiani, Yuniko Manurung , Ade Endang Maria Artha, Tia Nurhaita, Maria Terezinha, ,


(8)

vi

memberikan dukungannya.

16. Seluruh pihak yang secara langsung atau pun tidak langsung turut membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengharapkan semoga amal kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini diterima dan dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa diterima penulis sebagai masukan yang berarti. Sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik.

Akhir kata penulis berharap semoga penulisan skripsi ini ini dapat bermanfaat dan menjadi pendorong untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.

Bandung, Agustus 2012 Penulis

Tepe Ria Sihombing 21208105


(9)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu sektor perekonomian yang telah mendapat perhatian dari pemerintah pada saat ini adalah sektor perindustrian yang menitik beratkan pada pengembangan industri.Pengembangan Industri kecil merupakan salah satu jalur yang dianggap dapat meningkatkan pemerataan pembangunan karena sektor penghasilan atau pendapatan bagi masyarakat.

Pertumbuhan industri dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh beberapa faktor.Selain faktor teknologi industri, dukungan dan peran serta masyarakat pun tidak kalah pentingnya.Masyarakat yang berada di sekitar wilayah industri dibina dan di persiapkan untuk menerima kehadiran dan kelanjutan adanya suatu industri. Pembinaan dan persiapan menjadi masyarakat industri hanya dimungkinkan oleh pengetahuan yang luas dan mendalam tentang perubahan- perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut (Saripudin, 2005:166).

Kehadiran suatu industri merupakan bagian yang penting dalam pembangunan ekonomi yang bertujuan meningkatnya taraf hidup masyarakat ke arah ekonomi yang lebih baik. Entrepreneurs (wirausaha) berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan infrastruktur jalan, serta barang dan jasa yang dibutuhkan manusia. Penyerapan tenaga kerja yang begitu banyak serta perputaran uang yang besar dan cepat tidak mungkin terjadi tanpa adanya peran


(10)

entrepreneurs (wirausaha). Hal ini menunjukan bahwa peran wirausahawan atau

masyarakat pengusaha itu sangat “penting” dan “strategis” dalam memicu

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara.

Wirausahawan yang sukses adalah orang yang pandai memanfaatkan peluang. Peluang diciptakan dan dibangun dengan menggunakan ide-ide serta kreativitas kewirausahaan. Ide-ide yang ada berinteraksi dengan dunia nyata serta kreativitas kewirausahaan pada suatu titik waktu. Hasil dari interaksi ini adalah sebuah peluang di mana perusahaan baru dapat didirikan. Hanya seorang yang memiliki jiwa wirausahawan yang mampu memiliki kredibilitas, kreativitas, serta berani memanfaatkan peluang-peluang yang ada (A.B Susanto, 2011:102).

Di Indonesia, peranan Usaha Kecil Menengah dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi pengangguran, memperluas kesempatan kerja, memerangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Namun keadaan industri kecil dan Pengrajin saat ini dinilai lemah, terutama jika ditinjau dari segi laju pertumbuhannya (Bahtiar, 2003:17). Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah lebih diarahkan pada industri besar yang bercorak pada modal dan sudah memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Seharusnya pemerintah dapat mengusahakan secara optimal keberadaan industri kecil.Pemerintah seharusnya membina dan mengembangkan industri kecil agar mampu berkembang luas.

Motivasi merupakan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu atau kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan untuk menciptakan suatu kenyataan akan pikiran–pikiran kreatif yang tercipta dari jiwa kewirausahaan yang ada di dalam dirinya untuk mencapai hasil


(11)

yang optimal. Di samping itu para pengusaha harus memiliki upaya untuk peningkatan pretasi kinerja usaha, seperti : Memilki tanggung jawab pribadi yang tinggi, memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistic serta berjuang untuk merealisasikannya, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil resiko yang dihadapinya, melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan.

Kondisi kinerja usaha sangat dipengaruhi oleh pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Motivasi (Echols, 2000:546)membentuk seseorang untuk selalu berusaha kreatif dan menciptakan suatu inovasi dalam kegiatan usahanya.

Kota Bandung yang dikenal sebagai kota fashion, memang memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan industri pakaian. Salah satunya adalah Pakaian Rajutan yang diproduksi para pengrajin Sentra Industri rajutan Binong Jati Bandung, Sentra Industri Rajutan Binong Jati merupakan salah satu Industri yang cukup potensial dan dapat memberikan konstribusi terhadap perekonomian di kota Bandung. Pakaian rajutan yang dihasilkan industri tersebut mampu bersaing dengan rajutan yang diproduksi pabrik- pabrik besar.

Selain harganya yang relatif murah, model pakaiannya mengikuti selera konsumen, corak pakaian rajutannya bervariatif sehingga konsumen menjadi tertarik, hal ini tidak terlepas dari kreativitas para pengrajinnya hasil produksi rajutan Binong Jati semakin dikenal dan disukai oleh masyarakat.

Merajut merupakan kegiatan mengolah bahan benang rajut (benang Arcrylic, Spandex, Wol) hingga menjadi pakaian rajutan. Pada proses pembuatan rajutan ada yang menggunakan tangan, Di Industri rajutan Binong Jati Bandung


(12)

untuk membuat sebuah rajutan menggunakan mesin rajut tradisional, berbeda dengan pabrik rajutan yang telah menggunakan mesin rajut modern dengan teknologi yang sudah maju. Disinilah para pemilik usaha rajutan harus dapat memotivasi karyawannya agar mampu menghasilkan pakaian Rajutan Yang Baik dan sesuai dengan Omzet yang akan dicapai meskipun merajut secara manual.

Akan tetapi Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung memiliki hambatan dan permasalahan yang dialami oleh para pengusahanya. Sehingga banyak pengusaha rajut binong, menutup usahanya yang dikarenakan tidak dapatnya para pengusaha mengatasi hambatan dan permasalahan yang terjadi. Akan tetapi masih ada pengrajin yang bertahan dalam bisnis ini.

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan. Krisis moneter yang terjadi pada Tahun 2010/2011 berdampak sangat buruk bagi para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung. Banyak para pengrajin yang gulung tikar. Sehingga terjadinya penurunan pengrajin pada Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.


(13)

Tabel 1.1

Jumlah Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung

No Tahun

Jumlah Pengrajin Rajut Binong

1 2009 365

2 2010 300

3 2011 200

Sumber: Data Koperasi Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung dan hasil wawancara dengan bapak dedi ruhiyat selaku ketua koperasi Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

Dari data diatas diketahui bahwa pada Tahun 2009 jumlah para pengrajin di Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung berjumlahkan 365 pengrajin dan pada Tahun 2010 berjumlah 300 pengrajin namun ketika memasuki Tahun 2011 Jumlah pengrajin di Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung Pada Saat ini Berjumlah 200 Pengrajin dan hal ini menyebabkan adanya penurunan jumlah pengrajin pakaian rajut yang sangat drastis dari mulai Tahun 2010 sampai dengan 2011.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 pengrajin. Karena keterbatasan waktu, maka penulis melakukan wawancara awal dengan 67 pengrajin pakaian Rajut yang masih bertahan sampai pada saat ini: krisis ekonomi yang terjadi pada Tahun 2010 Berdampak buruk bagi para pengrajin Pakaian Rajut Binong jati Bandung sampai dengan Tahun 2011. Kerja keras yang dimiliki oleh para pengrajin lebih berfokus pada modal yang telah di pergunakan dan pengrajin Kurang menanamkan jiwa kewirausahaan dalam hal kemauan atau


(14)

daya juang dalam mempertahankan usahanya untuk tetap maju dan berkembang. Mereka lebih memilih menutup usaha rajutnnya guna menghindari kerugian daripada berusaha untuk mengatasi Resiko-resiko yang terjadi.

Disamping itu para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung kurang memiliki motivasi yang sangat kuat dalam hal Mewujudkan Sesuatu Seperti Dalam hal peningkatan Pencapaian Usaha. Sehingga para pengrajin sulit menemukan solusinya, serta kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki para pengrajin dalam hal Pemasaran Produk, mereka lebih memilih untuk memajang hasil rajutan mereka di depan rumah dan memasarkannya ke pasar-pasar tradisional dibandingkan menggunakan cara Pemasaran Yang Lebih Moderen seperti contohnya memasarkan Produk melalui Media Internet ataupun melalui Media BlackBerry Mesanger.

.Meskipun demikian, keberadaan sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung tetap Harus dipertahankan mengingat usaha ini telah menjadi salah satu kepunyaan Kota Bandung Yang Cukup Terkenal. Para pengrajin Pakaian Rajut harus tetap didorong sehingga dapat menciptakan Kinerja Usaha Yang Baik.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Pengaruh

Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi Terhadap Kinerja Usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung”


(15)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Setelah melakukan Survey dan wawancara awal kepada 62 pengrajin pakaian rajut yang masih bertahan sampai pada saat ini, diketahui penyebab penurunan dari jumlah pengrajin pakaian rajut, yaitu: krisis ekonomi yang terjadi pada Tahun 2010 yang berdampak buruk bagi para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung sampai pada saat ini, jiwa kewirausahaan yang di terapkan dalam diri Pengrajin lebih dipusatkan pada kerja Keras yang lebih difokuskan pada Modal dan kurangnya daya Juang dalam mempertahankan usahanya untuk tetap Maju dan Berkembang. Mereka lebih memilih menutup usaha rajutnnya guna menghindari kerugian daripada bertahan menghadapi Resiko-resiko yang akan terjadi. Seharusnya para pengrajin dituntut untuk tampil beda agar mampu bersaing dengan pengrajin lainnya.

Disamping itu para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung kurang memiliki motivasi yang sangat kuat dalam hal Mewujudkan Sesuatu untuk Meningkatkan Pencapaian Usahanya. Sehingga para pengrajin sulit menemukan solusinya, serta kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki para pengrajin dalam hal Pemasaran Produk, mereka lebih memilih untuk memajang hasil rajutan mereka di depan rumah dan memasarkannya ke pasar-pasar tradisional dibandingkan menggunakan cara Pemasaran Yang Lebih Moderen seperti contohnya memasarkan Produk melalui Media Internet ataupun melalui Media BlackBerry Mesanger.


(16)

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Jiwa Kewirausahaan Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

2. Bagaimana Motivasi Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

3. Bagaimana Kinerja Usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

4. Seberapa besar pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi secara parsial dan simultan terhadap Kinerja Usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penenlitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, fakta, dan informasi yang berkaitan dengan pengaruh jiwa kewirausahaan dan motivasi terhadap kinerja usaha untuk dianalisis dan diinterpretasikan guna penyusunan tugas akhir di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui Jiwa Kewirausahaan Para pengrajin Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.


(17)

2. Untuk mengetahui Motivasi Para Pengrajin Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.

3. Untuk mengetahui Kinerja Usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi terhadap kinerja usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Praktis  Bagi Perusahaan

Membantu Para Pengrajin Rajut Pakaian Sentra Indusri Binong Jati Bandung Dalam Memahami Jiwa Kewirausahaan, Membantu Para Pengrajin Rajut pakaian Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung Dalam Meningkatkan Motivasi, Meningkatkan Kinerja usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

 Bagi Penulis

Memenuhi Persyaratan akademik Dalam Menempuh jenjang Strata satu yang diwajibkan oleh Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.


(18)

1.4.2 Kegunaan Akademis

 Pengembang ilmu manajemen, diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang ilmu pengetahuan manajemen. Khususnya Manajemen Spesialisasi Bisnis tentang keterkaitan tentang pengaruh jiwa kewirausahaan dan motivasi terhadap kinerja usaha.

 Peneliti lain, mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang baru khusunya dalam bidang Bisnis dan sebagai bahan acuan atau pembanding bila mana akan melakukan penelitian dan mengkaji lebih dalam dengan permasalahan yang serupa.


(19)

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan usulan penelitian ini, penulis melakukan penelitian di Sentra Industri Rajutan Binong Jati, yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto, Bandung.Sedangkan waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Maret sampai April 2012. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1.2

Jadwal Waktu Penelitian

Tahap Prosedur

Bulan Feb 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juli 2012 Agst 2012 I Tahap Persiapan 1.Persiapan judul dan teori

2.Membuat outline dan proposal UP 3.Mengambil formulir Penyusunan Skripsi 4. Menentukan Tempat Penelitian

II

Tahap Pelaksanaan 1.Bimbingan UP

2.Seminar UP 3.Revisi UP

4.Membuat outline dan proposal skripsi 5.Penelitian perusahaan

6.Penyusunan Skripsi 7.Bimbingan Skripsi III

Tahap Pelaporan 1.Menyiapkan draft skripsi

2.Sidang akhir skripsi


(20)

12

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti : pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu.Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.

2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.


(21)

Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

2.1.1.1 Jiwa Kewirausahaan

Jiwa kewirausahaan adalah mendorong suksesnya seseorang terutama pada era globalisasi dan informasi karena kriteria yang dibutuhkan oleh pasar adalah para lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan.Krisis ekonomi menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak tumbuh bahkan berkurang karena gulung tikar.

Hal ini menuntut para lulusan perguruan tinggi tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja tetapi juga harus mampu berperan sebagai pencipta lapangan pekerjaan, Pengusaha memiliki banyak kesamaan dengan sifat karakter pemimpin dan seringkali dikontraskan dengan manajer dan administrator yang lebih

methodical dan kurang mengambil resiko. Kemampuan seorang Pengusaha memiliki kepribadian untuk menanggung resiko, mengambil inisiatif, menciptakan visi, dan mengerahkan orang lain untuk mengikuti arahan tidak mudah dipelajari ataupun mendapatkannya untuk mendapatkan kemampuan– kemampuan tersebut seorang pengusaha harus memiliki jiwa kewirausahaan

Yohanes Rante (2011;135) menyebutkan untuk mendapatkan kemampuan–

kemampuan tersebut seorang pengusaha harus memiliki jiwa kewirausahaan yang diantaranya adalah :


(22)

1. Kemauan/ Daya Juang 2. Disiplin

3. Kerja Keras 4. Jujur

5. Tekun

6. Ulet

2.1.1.3 Indikator Jiwa Kewirausahaan Menurut Yohanes Rante (2007:139)

Dari hasil penelitian terdahulu hasil penelitian dari Yohanes Rante (2011:135) menyebutkan indikator jiwa kewirausahaan adalah sebagai berikut :

1. Kemauan/daya juang

diartikan sebagai pemahaman yang Timbul dari Hati atau keingan yang berasal pada diri sendiri

2. Disiplin

Diartikan sebagai Pemahaman Yang berasal dari pribadi seseoarng Untuk Mencapai kesepakatan dan Tujuan

3. Kerja keras

Diartikan sebagai Pemahaman Yang Berasal dari Diri Masing-masing Individu Untuk Mencapai Target yang dinginkan

4. Jujur

Diartikan sebagai Pemahaman yang Datangnya Dari Hati masing-masing Individu untuk maksud dan Tujuan yang Lebih Baik


(23)

Diartikan sebagai Dorongan Yang Timbul dari Diri masing-masing individu

6. Ulet

Diartikan sebagai Dorongan yang berasal dari hati dan diri masing-masing individu

2.1.2 Pengertian Motivasi

Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu atau kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatutindakan (action or activities) dan memberikan kekuatan (energy) yangmengarah kepada

pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi

ketidakseimbangan. (www.wikipedia.co.id)

Menurut Owen (Ranto, 2007: 20)Keberhasilan berusaha tidak diukur dari seberapa banyak harta seseorang telah terkumpul tetapi dilihat bagaimana seorang membentuk, mendirikan serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Dalam berusaha, kekayaan merupakan sifat yang relative dan merupakan produk bawaan dari sebuah usaha yang ingin mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan sendiri untuk mewujudkan sesuatu. Sehingga motivasi berusaha adalah dorongan patriotik pengusaha yang muncul dari dalam diri (instrinsik) dan dari luar diri (ekstrinsik) dalam meneliti dalam kehidupannya untuk mencari nilai – nilai hakiki agar cita – cita hidup berlandaskan keyakinan dan berwatak luhur untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Owen (Ranto, 2007: 20) Menurut Mulyanto (2007:73) memotivasi para pengrajin agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu bertujuan pula memberikan arahan tentang


(24)

pentingnya manajerial agar mereka mampu mengelola usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha mereka akan bertambah maju. Motivasi yang tinggi serta kemampuan manajerial yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha , dimana dengan semakin meningkatnya kinerja usaha diharapkan akan dapat memotivasi masyarakat lain untuk mencontoh atau merencanakan usaha sesuai kemampuan yang mereka miliki, sehingga akan dapat meningkatkan peluang kerja yang pada gilirannya dapat menanggulangi tingkat pengangguran,

Berdasarkan teori penghubung diatas ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi dan kinerja, yaitu tingkat kecerdasan (IQ) dan arahan terhadap pengrajin . Artinya pengusaha yang mempunyai motivasi tinggi bila memiliki kecerdasan yang memadai dan kepribadian yang dewasa akan mampu mencapai kineja usaha yang maksimal. Hal ini karena IQ merupakan kemampuan

potensi, dan kepribadian merupakan kemampuan seseorang untuk

mengintegrasikan fungsi psiko-fisiknya yang sangat menentukan dirinya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

2.1.2.2 Indikator Motivasi Menurut Owen (Ranto, 2007: 20)

1. Berani bersikap

Diartikan sebagai sesuatu yang berasal pada pribadi masing-masing individu seseorang

2. Memiliki otonomi

Diartikan sebagai Tindakan yang dipakai untuk mencapai hasil yang maksimal


(25)

Diartikan sebagai Tindakan yang dipakai untuk memperoleh hasil yang maksimal

2.1.3 Kinerja usaha

Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauhmana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi . Ivancevich (Ranto, 2007:19)

Jenis kinerja dapat diklasifikasikan sebagai kinerja manusia, kinerja mesin dan kinerja organisasi di mana hasil kegiatan dilaksanakan secara efisien dan efektif.. Dalam menilai kinerja yang efektif dapat mempengaruhi dua hal yaitu produktivitas dan kualitas kerja yang dapat dinilai dengan melakukan langkah – langkah (1) mendefinisikan pekerjaan; (2) menilai kinerja dan (3) memberikan umpan balik, dan adanya akuntabilitas yang jelas. Dessler (Ranto, 2007:19) Menurut Kotter dan Hesket (Ranto, 2007:19) jenis kinerja terdiri dari dua yaitu (1) kinerja ekonomis, menghasilkan etos kerja yang kuat dan berkualitas, dan (2) kinerja unggul, menghasilkan produk unggulan. Kinerja usaha para pengusaha adalah serangkaian capaian hasil kerja dalam melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Kinerja usaha yaitu semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan, dan keberhasilan usaha yang mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja pengusaha.


(26)

1.2.3.1 Indikator Kinerja Usaha Menurut Kotter dan Hesket (Ranto, 2007:19)

1. Semangat Kerja

Diartikan sebagai dorongan yang Timbul dari Masing-masing Individu seseorang dalam berorganisasi untuk pencapaian hasil yang optimal

2. Kualitas Kerja

Diartikan sebagai dorongan yang berasal dari diri masing-masing individu yang bertujuan untuk pencapain hasil yang diharapkan

3. Produk Unggulan

Diartikan sebagai tingkatan untuk pencapaian hasil kerja

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Judul Hasil penelitian Perbedaan Persamaan

1. Sajudi, Pengaruh Kewirausahaan

Terhadap Kinerja Usaha Tani Tembakau Di Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten (2009) Faktor kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja usahap 1. Penggunaan variabel x1 berbeda terhadap y.

2. Metode yang digunakan

1. Menggunakan variabel yang sama

2 Musram Munizu,

Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Kinerja Usaha Mikro Dan Kecil (UMK) Di Sulawesi Selatan (2007) Variabel jiwa kewirausahaan dan motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja usaha 1. Posisi variabelnya berbeda

2. Metode yang digunakan

1.Menggunakan variable

dependen yang sama

2. Meneliti objek penelitian yang sama


(27)

3 Sri Suslogi Sumarti, Peningkatan Jiwa Kewirausahaan

Mahasiswa Calon Guru Kimia Dengan Pembelajaran Pratikum Kimia Dasar Berorientasi Entrepreneurship (2008) Peningkatan Jiwa Kewirausahaan berpengaruh terhadap motivasi

1. Metode yang digunakan

1. Menggunakan variabel yang sama

4 Amirulah, Pengaruh

Sifat Dan Motivasi Usaha Dalam Kaitannya Dengan Pertumbuhan Usaha (2005) Motivasi dapat meningkatan kinerja usaha atau pertumbuhan usaha

1. Metode yang digunakan

1. Menggunakan indikator yang sama

2. Meneliti objek yang sama

5 Djoko suseno,

karakteristik jiwa wirausaha dan Potensi Kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha dengan kebijakan pengembangan UKM sebagai moderating Karakteristik jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha 1.Metode yang digunakan 1.Menggunakan dependen yang sama

6 M.syahrihman Yusi,

Strategi pemberdayaan kecil, pengaruhnya terhadap kinerja usaha (survey Pada Sentra Industri kecil tenun songket pada industry kecil Palembang Factor pemberdayaan kecil berpengaruh terhadap kinerja 1.Metode yang digunakan 1. menggunakan variael yang sama

7 Suhartini karim, Analisis pengaruh kewirausahaan koorporasi terhadap kinerja perusahaan pada pabrik pengolahan crumb ruber di Palembang

Koorporasi mempengaruhi kinerja pada perusahaan crumb ruber di palembang

1.Metode yang digunakan

1.Menggunakan Dependen yang sama

8 Mulyanto, Pengaruh

Motivasi Dan

kemampuan manajerial Terhadap Kinerja usaha pedagang kaki lima menetap Motivasi berpengaruh terhadap kemampuan manajerial dan peningkatan kinerja usaha 1.Posisi Variabel Berbeda 1. Menggunakan Variabel yang sama


(28)

2.1.4 Kerangka Pemikiran

Setiap pengusaha bertujuan untuk berhasil dalam usahanya yang memungkinkan keberhasilan mendorong pengusaha untuk memperbarui semangat dalam berusaha dan mencapai kinerja usaha yang maksimal.Kinerja usaha adalah ukuran bagi pengusaha dalam menentukan prestasi dan dilihat dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan modal, pertumbuhan tenaga kerja dan pertumbuhan pasar. Dalam mencapai kinerja usaha yang maksimal diperlukan faktor pendorong dalam diri pengusaha, yaitu suatu semangat yang dikenal dengan jiwa kewirausahaan dan motivasi.

2.1.4.1 Hubungan Jiwa Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha

Pada dasarnya jiwa kewirausahaan dalam penelitian ini dirumuskan dalam Kemampuan seseorang dalam memiliki kepribadian untuk menanggung resiko, mengambil inisiatif, menciptakan visi, dan mengerahkan orang lain untuk mengikuti arahan tidak mudah dipelajari ataupun mendapatkannya untuk

mendapatkan kemampuan– kemampuan tersebut seorang pengusaha harus

memiliki jiwa kewirausahaan Yohanes Rante (2011;135)

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : Penerepan Jiwa Kewirausahaan pada diri pengusaha maka akan berpengaruh terhadap kinerja usaha yang dibangun oleh seorang wirausahawan

2.1.4.2 Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja Usaha

Menurut Owen (Ranto, 2007: 20) Keberhasilan berusaha tidak diukur dari seberapa banyak harta seseorang telah terkumpul tetapi dilihat bagaimana seorang


(29)

membentuk, mendirikan serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada berbagai studi memperlihatkan bahwa adanya korelasi antara motivasi terhadap kinerja usaha.

2.1.4.2 Hubungan jiwa kewirausahaan dan motivasi terhadap kinerja usaha

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009:104) bahwa ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dan motivasi terhadap kinerja. Artinya pengusaha yang mempunyai jiwa yang baik dan motivasi yang berprestasi tinggi cenderung memiliki kinerja yang tinggi.

2.2 Menurut Sugiyono (2010:42) kerangka pemikiran adalah:

“Pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis,

jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statsitik yang akan digunakan”.

Dengan paradigma penelitian, penulis dapat menggunakannya sebagai panduan untuk hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis.


(30)

Gambar 2.2

Paradigma Penelitian Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi Terhadap Kinerja Usaha

Jiwa Kewirausahaan Kemauan/daya juang Disiplin

Kerja keras Tekun Jujur Ulet

Yohanes Rante(2011:139)

Motivasi

Berani Bersikap Memiliki Otonomi Mampu mewujudkan

sesuatu

Owen (Ranto20:2007)

Kinerja Usaha Semangat

Kerja Kualitas

Kerja Produk

Unggulan Kotter dan hesket


(31)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dibutuhkan suatu pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel independent terhadap variabel dependent.

Hipotesis adalah jawaban sementara yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Menurunt Umi Narimawati

(2007 : 73) “ Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji kebenarannya”. Karena sifatnya dugaan,

maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang akan dinyatakan.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis berasumsi mengambil keputusan sementara (hipotesis) bahwa sebagai berikut:

 Terdapat pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap kinerja usaha.

 Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja usaha.

 Terdapat pengaruh jiwa kewirausahaan dan motivasi terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.


(32)

24

3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010: 29) mengemukakan bahwa “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”. Objek dalam penelitian ini adalah jiwa kewirausahaan, motivasi, dan kinerja Usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati (20080 dalam Umi narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:29), Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dan untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2005:21) dalam Umi narimawati, Sri Dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010: 29) “Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian

tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) dalam Umi narimawati, Sri dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010: 29) menyatakan bahwa “Metode Verifikatif


(33)

yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan

mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan analisis regresi linier berganda.

3.2.1. Desain penelitian

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, menurut Moh. Nasir (2005: 84) dalam Umi Narimawati, Sri dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010: 30) menyatakan bahwa desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi narimawat, Sri Dewi Anggadini, linna ismawati (2010:30) adalah:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian;

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;

3. Menetapkan rumusan masalah;

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;


(34)

7. Menetapkan sumber data,teknik penentuan sanpel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain penelitian

Tujuan penelitian

Desain penelitian Jenis

penelitian

Metode yang digunakan Unit analisis Time horizon

T-1 Descriptive Descriptive dan survey Pengrajin Cross sectional T-2 Descriptive Descriptive dan survey Pengrajin Cross sectional T-3 Descriptive Descriptive dan survey Pengrajin Cross sectional

T-4,5,6 Descriptive

& verifikatif

Descriptive dan explanatory survey

Pengrajin Cross sectional

Sumber : Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati (2010:31

3.2.2 OPERASIONALISASI VARIABEL

Operasionalisasi Varibel menurut Nur Indrianto (2002: 69) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010: 31) sebagai berikut:

“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh


(35)

penelitian dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi penelitian yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran constructyang lebih baik”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.

Dalam penelitian penulis pengaruh jiwa kewirausahaan dan motivasi terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung. dengan variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Variabel bebas/independent (variabel X)

Menurut Sugiono (2008:59) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel yang lain atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dipilih peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobsevasi. Dalam hal ini variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah jiwa kewirausahaan dan motivasi.

2. Variabel tidak bebas/ dependent (variabel Y)

Menurut Sugiyono (2008:59) variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, dalam hal ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah kinerja usaha Para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

Untuk lebih jelas akan diuraikan secara jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(36)

 Jiwa kewirausahaan sebagai variabel independen (bebas) dengan notasi X1, Variabel independen adalah suatu variabel bebas, dimana keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini meupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.

 Motivasi sebagai variabel independen (bebas) dengan notasi X2, Variabel independen adalah suatu variabel bebas, dimana keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini meupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.

 Kinerja Usaha sebagai variabel independen (terikat) dengan notasi Y. Variabel independent adalah suatu variabel terikat, dimana dipengaruhi oleh variabel lain.

Agar lebih jelas tentang operasional variabel penelitian ini dapat dilihat dalam table 3.2. sebagai berikut :


(37)

Tabel 3.2

Operasionalisasi variabel

Variabel Konsep Teori Indikator Ukuran Skala

Jiwa

Kewirausaha an

(X1)

Semangat yang dimiliki untuk mencapai kinerja usaha yang berkualitas

Yohanes Rante (2011;135)

Kemauan/daya juang Tingkat untuk mencari

peluang

Ordinal

Disiplin Tingkat untuk

mengarahkan diri

Kerja keras Tingkat Mencapai

Kesukesesan

Jujur Tingkat kejujuran

dalam berbisnis Motivasi

(X2) Motivation dorongan patriotik yang adalah muncul dari dalam diri (instrinsik) dan

dipengaruhi oleh keadaan luar diri (ekstrensik) untuk mencapai tujuan yang diharapkan

berdasarkan keyakinan

Owen (Ranto, 2007: 20)

Berani Bersikap

Tingkat Berani mengambil resiko

Ordinal Memiliki otonomi Tingkat mampu mengambil keputusan

utama dalam usaha

Mampu Mewujudkan sesuatu Tingkat mencapai Impian Usaha Kinerja Usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung (Y)

Kinerja usaha adalah serangkaian capaian hasil kerja dalam melakukan kegiatan usaha

Kotter dan Hesket (Ranto 2007:19)

Semangats Kerja Tingkat optimis Dan

Pantang Menyerah

Ordinal

Kualitas kerja Tingkat efektiv dan

Efisien Dalam Usaha

Ordinal

Produk Unggulan Tingkat produk

unggulan


(38)

3.2.3 Sumber dan teknik penentuan data 3.2.3.1. Sumber data ( Primer Dan Sekunder)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek penelitian. Menurut Sugiyono (2009: 137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna ismawati (2010: 37) mengemukakan bahwa data primer adalah “Sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. ”Menggunakan data primer karena peneliti

mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Dalam penelitian ini data primer yang diambil langsung dari ketua koperasi sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.

2. Data sekunder

Data yang secara tidak langsung diperoleh oleh peneliti guna mendukung data yang sudah ada sehingga lebih lengkap adalah tergolong dalam data sekunder.Menurut Sugiyono (2009: 137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna ismawati (2010: 37) mengemukakan bahwa data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menggunakan data sekunder, karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data terkait dengan sentra Industri Rajut Binong


(39)

Jati Bandung, berbagai literatur, situs internet, buku-buku dan catatan yang berkaitan erat dengan masalah yang sedang diteliti.

3.2.3.2. Teknik penentuan data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

3.2.3.3. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008: 161) dalam Umi Narimawati, Sri dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010:37) populasi adalah “Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang telah terdaftar pada koperasi sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung, tercatat seluruhnya berjumlah 200 unit usaha. Karena jumlah total koperasi sangat tidak terjangkau secara keseluruhan oleh peneliti, maka dalam hal

ini peneliti memilih menggunakan random sampling. Semua populasi

berkesempatan untuk diambil sebagai sampel dengan cara acak. Sedangkan responden ditetapkan sebanyak 67 orang pemilik rajut Binong jati di kelurahan Batu nunggal Bandung.

3.2.3.4. Sampel

Menurut Umi narimawati dalam Umi Narimawati, Sri dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010: 38) Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian. Penarikan sampel dilakukan


(40)

dengan menggunakan teknik penarikan stratified random sampling berdasarkan jumlah pengrajin di sentra industri rajut binong jati Bandung. Stratified random sampling adalah metode penarikan sampel dengan terlebih dahulu mengelompokkan populasi ke dalam strata-strata berdasarkan kriteria tertentu kemudian memilih secara acak sederhana setiap stratum (Vincent Gaspersz, 2000: 63).

Metode penarikan sampel yang digunakan mengacu kepada pendekatan slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

N n =

1+Ne2

Ket: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi.

E = batas kesalahan yang ditoleransi (1 %, 5%, 10%)

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut:

200

n =

1+200.0,12 = 66.6 = 67

Jika penelitian menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Peneliti menentukan tingkat kesalahan sebesar 10% sehingga jumlah sampel yang diambil adalah 67 data. Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini berjumlah 67 data.


(41)

3.2.4. Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada koperasi industri kecil menengah yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari sentra industri rajut Binong jati kecamatan Batununggal Bandung). Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung di lokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati para pengrajin sentra industri yang berkaitan dengan variabel penelitian. Hasil observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

2. Wawancara atau interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Peneliti mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal


(42)

3. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data mengenai pengaruh Lingkungan internal dan lingkungan eksternal terhadap kinerja usaha. Data sekunder ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada koperasi sentra industri rajut binong jati Bandung, mulai dari literature, dan buku-buku yang ada.

3.2.4.1 Uji validitas

Menurut Cooper (2006: 720) dalam Umi Narimawati, Sri dewi anggadini dan Linna ismawati (2010: 42) validitas adalah:

“validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that

a test measures what the researches actually wishes to measure”.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari korelasi pearson sebagai berikut:


(43)

 

2 2

2

 

2

n XY- X Y

r=

X - X × Y - Y

 

Keterangan:

r = koefisien korelasi pearson X = skor item pertanyaan Y = skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument.

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji T ( taraf signifikansi 5 %) Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut:

r (� − )

t = ────────── : db = n - 2

− � Dimana:

n = Ukuran Sampel

r = Koefisien Korelasi Pearson.

Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5 % satu sisi adalah:

1. Item instrument dikatakan valid jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05(165) = 1,9744 maka instrument tersebut dapat digunakan.

2. Item instrument dikatakan tidak valid jika thitung kurang dari t0,05(165) = 1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.


(44)

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper (2006: 716) dalam Umi Narimawati, Sri dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010: 43) reliabilitas adalah:

“Reliability is a characteristic of measurement concerned with accuracy,

precision, and consistency”.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belah instrument. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan uji reliabilitas adalah split half method (spearman-Brown Correlation) tehnik belah dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap-ganjil).

Cara kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II.

2. Skor untuk masing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II.

3. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II. 4. Korelasikan skor total kelompok I total kelompok II

2 Ґ b


(45)

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2 Ґ b Ґ1 =

1 + Ґ b

Dimana:

Ґ 1 = reliabilitas seluruh item

Ґ b = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua. Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika yaitu melalui koefisien korelasi reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0, 70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliable).

Tabel 3.3

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas Kriteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10


(46)

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Variabel No Item

Koefisien Validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Koefisien Reliabilitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Jiwa

Kewirausahaan (X1)

1 0,781 0,300 Valid

0,712 0,700 Reliabel

2 0,537 0,300 Valid

3 0,715 0,300 Valid

4 0,689 0,300 Valid

5 0,739 0,300 Valid

6 0,847 0,300 Valid

Motivasi (X2)

7 0,901 0,300 Valid

0,758 0,700 Reliabel

8 0,820 0,300 Valid

9 0,867 0,300 Valid

Kinerja Usaha (Y)

10 0,906 0,300 Valid

0,841 0,700 Reliabel

11 0,866 0,300 Valid

12 0,793 0,300 Valid

Berdasarkan tabel di atas melalui pemeriksaan validitas yang dilakukan terhadap tiga variabel yang dengan menggunakan metode pearson product moment yang dituangkan kedalam 12 pernyataan, terlihat bahwa seluruhya memiliki nilai koefisien validitas di atas 0,300 yang menunjukan bahwa seluruh pernyataan tersebut sudah dinyatakan valid. Sedangkan untuk hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai masing-masing sebesar 0,712, 0,758 dan 0,841 yang mana ketiga variabel tersebut memiliki nilai koefisien reliabilitas di atas 0,700 sehingga dinyatakan reliabel.


(47)

1.2.4.3Uji MSI

Untuk langkah-langkah untuk melakukan transformsi data dari skala ordinal menjadi interval melalui Methode Succesive Interval (MSI), adalah sebagai berikut :

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method Of Succesive Interval

� � � = � � � � �� � − (� � � �� �

� �� � �� � − � �� � �� �

Dimana:

� � � : Rata – rata interval

� � � � �� � : kepadatan atas bawah

� � � � �� � : kepadatan batas atas

� �� � �� � : daerah di bawah atas


(48)

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus:

Nilai Transformasi = Nilai Skala + │Nilai Skala minimum│+ 1

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian hipotesis

Menurut Umi narimawati, Sri dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010:

41) “Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif).

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.


(49)

3.2.5.1 Rancangan Analisis

1. Metode Analisis Deskriptif/ kualitatif

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh jiwa kewirausahaan dan motivasi serta kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel/ sub variabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua jawaban responden.

c. Dihitung skor setiap variabel/sub variabel = rata-rata dari total skor.

d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:

Skor aktual

X 100% Skor ideal

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.


(50)

TABEL 3.5

Kriteria Presentase Tanggapan Responden

No. % Jumlah skor Kriteria

1 20.00% - 36.00 % Tidak baik

2 36.01% - 52.00% Kurang baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat baik

Sumber : Umi Narimawati, 2007: 85)

2. Metode Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu diingatkan skala pengukurannya menjadi

skala interval melalui “Method of Successive Interval” (hays, 1969:39). Dan

selanjutnya dilakukan olah data analisis regresi, korelasi dan determinasi. Adapun metode analisis yang digunakan adalah :

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis Regresi Linier Berganda bertujuan untuk mengetahui derajat atau kekuatan pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi Terhadap Kinerja Usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.


(51)

Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:

Dimana :

Y = variabel dependen X1, X2 = variabel independen

Α = konstanta

β 1, β 2 = koefisien masing-masing faktor

Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel independen adalah Jiwa Kewirausahaan (X1) dan Motivasi (X2), sedangkan variabel dependen adalah kinerja usaha (Y), sehingga persamaan regresi berganda estimasinya:

Y = α + β1X1 + β 2X2 + e Dimana:

Y = Efektifitas Biaya Persediaan

α = Konstanta dari persamaan regresi

β1 = Koefisien regresi dari variable X1, Inventory Control

β2 = Koefisien regresi dari variable X2 X1 = Jiwa Kewirausahaan

X2 = Motivasi


(52)

2. Analisis Korelasi

Setelah data terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka langkah selanjutnya menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variable X dengan variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi Product moment Method atau dikenal dengan rumus pearson (Sugiyono, 2009:183), yaitu :

n(∑XiYi) –(∑Xi)(∑y)

r = ────────────────────────── � ∑�� − ∑�� {� ∑�� − ∑�� } Dimana : -1≤r≤+1

r = koefisien korelasi

x = Jiwa Kewirausahaan

z = Kinerja usaha

n = jumlah konsumen

Untuk melihat tingkat ke-eratan korelasi digunakan acuan pada Tabel 3.4 dibawah ini :

Tabel 3.6

Tingkat keeratan korelasi Interval Koefisien Tingkat Keeratan

0 - 0,20 Sangat rendah ( hampir tidak ada hubungan)

0,21 - 0,40 Korelasi yang lemah

0,41 - 0,60 Korelasi sedang

0,61 - 0,80 Cukup tinggi

0,81 – 1 Korelasi tinggi


(53)

3. Analisis Determinasi

Persentase peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/ SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SSreg/SStot. Dalam hal ini ada dua analisis koefisien yang dilakukan yaitu analisis koefisien determinasi berganda dan analisis koefisien determinasi parsial.

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar presentase variable X1 dan variable X2 terhadap Y (Pengaruh jiwa kewirausahaan dan Motivasi terhadap Kinerja Usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung) secara simultan maka penulis akan menggunakan analisis koefisien determinasi yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu:

Kd = r2 X 100%

Dimana: Kd = Koefisien determinasi

r2 = Kuadrat koefisien determinasi Dimana apabila :

Kd = 0, Berati pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah Kd = 1, Berati pengaruh variabel x terhadap variabel y, kuat


(54)

3.2.5.2 Pengujian hipotesis

Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai sesuatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris, untuk mengetahui apakah pernyataan (dugaan/ jawaban) itu dapat diterima atau tidak.

Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh jiwa kewirausahaan dan motivasi terhadap kinerja usaha Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung. Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi.

Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut:

1. Pengujian Secara Simultan/Total

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah:

( n – k – 1)

. X ...

F =

K ( 1 -

. X ...)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F – kritis dengan nilai F – test yang terdapat pada tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika Fhitung > Fkritis, maka Ho yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel


(55)

bebas (jiwa kewirausahaan dan motivasi) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat (kinerja Usaha ) ditolak dan sebaliknya.

Menurut Sudjana (2001: 369) dalam Umi Narimawati, Sri dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010: 51-52) perhitungan terhadap titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien yang disebut juga koefisien produk moment (pearson).

b. Hipotesis

c. Ho : = 0, Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara Jiwa Kewirausahaan dan motivasi terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

d. H1 : ≠ 0, Terdapat pengaruh secara simultan antara Jiwa Kewirausahaan dan motivasi terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung.

e. Kriteria Pengujian

Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel( α = 0,050)

Menurut Guilford (1956: 480) dalam Umi Narimawati, Sri dewi anggadini dan Linna ismawati (2010: 52), bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Taksiran koefisien korelasi yang dikategorikan menurt metode Guilford adalah sebagai berikut:


(56)

TABEL 3.7

Kategori Korelasi Metode Guilford

Besarnya pengaruh Bentuk hubungan

0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan

0,21 – 0.40 Rendah

0,41 – 0,60 Moderat / cukup

0,61 – 0,80 Erat

0,81 – 1,00 Sangat erat

Apabila pada pengujian secara simultan Ho ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah � �≠ 0. Untuk mengetahui � � yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.

2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan Uji – t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut:

a) Rumus Uji T yang digunakan adalah:

I 1,2,3...,5

) 1 ( ) ... 2 1 ( 1     k n CRii Xk XY R YX P i t

Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n – k – 1 dengan taraf signifikansi 5%

b) Hipotesis

H0.1 = 0, jiwa kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja usaha para pengrajin sentra industri rajutan Binong Jati Bandung


(57)

H1.1≠ 0, jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja usaha para pengrajin sentra industri rajutan Binong Jati Bandung.

Ho.2= 0, motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja usaha para pengrajin sentra industri rajutan Binong Jati Bandung.

H1.2≠ 0, motivasi berpengaruh terhadap kinerja usaha para pengrajin sentra industri rajutan Binong Jati Bandung.

c) Kriteria Pengujian

Ho ditolak apabila thitung < dari ttabel(α = 0,05) 1. Kriteria penarikan pengujian

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk di uji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut:

a. Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan Y ada hubungannya.

b. Jika thitung ≤ ttabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.


(58)

0

Gambar 3.1

Uji daerah penerimaan dan penolakan hipotesis

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan pengujian hipotesis dan pengujian yang telah ditetapkan dengan didukung teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Untuk mengetahui penerimaan dan penolakan tersebut menggunakan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

Daerah peneriman H0

Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0

ttabel


(59)

51

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Sentra Industri rajutan Binong jati Bandung merupakan Sentra Rajut terbesar di Kota bandung yang terletak di Jalan Binong Jati kecamatan Batu nunggal. Cikal bakal Industri Ini muncul pada Tahun 1965 dan berkembang pesat sejak Tahun 1975 bersamaan dengan ramainya aktivitas perdagangan di pasar baru. Namun Sentra Industri kini Mulai Meredup seiring dengan Meredupnya Industri tekstil dan Produk tekstil di Bandung. Untuk menggairahkannya kembali Pemkot Bandung Merevitalisasinya, pada awalnya Industri Rajut Binong Jati adalah usaha yang dilakukan secara turun temurun oleh beberapa orang warga setempat yang sempet bekerja di Perusahaan pabrik Rajutan milik Pengusaha Tionghoa di Kota Bandung.

Industri Rajutan Binong jati Bandung merupakan salah satu industry yang mengalami kemajuan di tengah maraknya Indutstri kecil lainnya yang bermunculan dan mampu bertahan ketika terjadi krisis ekonomi. Keberadaan Industri Rajutan ini mampu menyerap banyak tenaga kerja yang berada di sekitar Sentra industri Rajut Binong Jati Bandung. Kemajuan Industri Rajutan ini dapat dilihat dari jumlah pesanan yang semakin meningkat dari Tahun 1975 sampai 2004 dan akibatnya pemasaran produksinya semakin meluas secara nasional di


(60)

dukung oleh semangat kewirausahaan para pengrajinnya serta dapat bertindak kreativ dan inovatif demi mempertahankan kelangsungan Hidupnya.

Sebagaimana Industri Kecil dan Industri Rumah lainnya, kepemilikan Industri Rajut Binong Jati Bandung ini pada umunya merupakan usaha yang bersifat turun temurun, Modal yang digunakan oleh para Pengrajin Rajutan Relatif kecil dan berasal dari Tabungan Sendiri dan tidak sedikit Pemilik Usaha Rajut Binong Jati Yang memulai Usahanya dari Bawah dengan Menjadi seorang buruh Rajut.

.

Gambar 4.1

Gapura Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung

Adapun yang menjadi visi dan misi pada Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung adalah Sebagai Berikut :

Visi :

Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Binong Jati melalui Pengembangan Usaha Kecil Menengah yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan.


(61)

Misi :

1. bebas. Meningkatkan peranan Koperasi.

2. Meningkatkan kualitas SDM anggota koperasi.

3. Mengembangkan sarana perdagangan serta sistem distribusi dalam negeri.

4. Mengembangkan kegiatan promosi dalam negeri.

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisai menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu denganyang lain dan bagaimana fungsi dan aktivitas dibatasi.


(62)

Sumber : Koperasi Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung Gambar 4.2

Para pengurus Koperasi Industri Rajutan Binong Jati (KIRBI) merupakan para pengusaha rajut yang sudah cukup lama merintis usaha di bidang rajutan, jadi mereka cukup memiliki pengalaman untuk membantu para pengrajin yang baru merintis bisnis rajutan. Pada umumnya para pemilik usaha rajutan Binong Jati merupakan warga setempat karena usaha rajutan ini bersifat turun temurun sehingga rasa kekeluargaan tetap terjalin dengan baik. Keberadaan KIRBI masih dikatakan cukup bermanfaat bagi para pengrajin rajutan yang baru merintis usaha.

Organisasi KIRBI selain mengurus masalah manajemen usaha,


(63)

mendapatkan bahan baku produksi. Keberadaan koperasi industry rajutan Binong jati (KIRBI) saat ini hanya berkembang dalam ruang lingkup internal saja, belum ada camur tangan dari pihak Pemerintah untuk lebih membantu peningkatan keberadaan koperasi tersebut. Walaupun begitu, dengan adanya koperasi ini diharapkan agar para pemilik usaha yang baru memulai usaha dapat lebih meningkatkan usahanya, saling menjaga silaturahmi dan menjaga agar tidak timbul persaingan antar sesama pengusaha rajutan Binong jati.


(64)

Susunan Pengurus Forum Komunikasi Pengusaha Industri Rajutan Binong Jati Bandung

4.1.3 Job Description

Bagan 4.1 di ats menunjukan bahwa susunan pengurus koperasi industry rajutan Binong Jati Bandung (KIRBI) terdiri atas ketua yakni Suhaya Wondo, yang dibantu oleh seketaris Asep Sumarna dan bendahara Dedi Ruhiat. Selain bendahara dan seketaris ada beberapa bidang lain yang membantu ketua dalam melaksanakan kepengurusan KIRBI yang bertujan untuk kemajuan industry rajutan Binong Jati yaitu terbagi atas tiga bidang, yang pertama bidang usaha dipercayakan kepada Asep Surahman, selanjutnya bidang permodalan

KETUA Djuhanda WAKIL KETUA H.Abbas Rohman SEKETARIS Maman Ahyar BENDAHARAWA N Darmawan BIDANG SOSIAL Charles Ginting BIDANG INTETNAL AsepSuherman BIDANG KETAHANAN USAHA KETUA Djuhanda WAKIL KETUA H.Abbas Rohman SEKETARIS Maman Ahyar BENDAHARAWA N Darmawan KETUA Djuhanda WAKIL KETUA H.Abbas Rohman BENDAHARAWA N Darmawan KETUA Djuhanda WAKIL KETUA H.Abbas Rohman BIDANG SOSIAL Charles Ginting BIDANG INTETNAL AsepSuherman BIDANG KETAHANAN USAHA SEKETARIS Maman Ahyar BENDAHARAWA N Darmawan KETUA Djuhanda WAKIL KETUA H.Abbas Rohman


(65)

dipercayakan kepada A. Suherman dan terakhir yang mengurus bidang pemasaran Rahmat Sofyan. Seluruh pengurus KIRBI diberikan kepercayaan untuk menjalankan tugasnya masing-masing yang bertujuan untuk mensejahterakan para anggotanya.

Pada masing-masing bidang memiliki tugas yang berbeda-beda, misalnya pada bidang usaha. Bidang ini bertugas untuk memberikan pengarahan pada anggotanya yang merupakan pengrajin rajutan yang baru merintis agar mereka dapat mengatur manajemen usaha yang dikelolanya. Selanjutnya bidang permodalan yang berfungsi untuk membantu dan memudahkan para anggotanya yang ingin meminjam modal untuk kemajuan usahanya dengan jumlah bunga pinjaman yang tidak meratkan anggota. Dan yang terakhir bidang pemasaran yang berfungsi untuk membantu anggota agar dapat memasarkan hasil produksinya, khususnya para pengrajin yang baru merintis biasanya masih belum mahir melihat peluang pasar untuk memasarkan hasil produksinya. Deengan adanya bidang keperguruan dalam koperasi ini diharapkan dapat terus mengembangkan keberadaan industry rajutan Binng Jati.

Organisasi lainnya yang ada di industry rajutan binong jati adlh forum komunikasi pengusaha industry rajutan Binong jati Bandung (FOKUS RAJUT) yang terbentuk tahun 2002. Melalui organisasi ini para pengusaha rajut Binong jati membentuk sebuah forum diskusi dan kerja sama antar sesama pengusaha untuk kemajuan industry rajutan Binong jati. Berikut ini merupakan susunankepengurusan forum komunikasi pengusaha industry rajutan Binong jati Bandung.


(66)

Berdasarkan bagan 4.2 di atas susunan kepengurusan forum komunikasi pengusaha industry rajutan Binong jati ( FOKUS RAJUT) terdiri atas beberapa pengurus, yang menjabat ketua yakni Djuanda. Namun dalam kepengurusan organisasi ini adanya wakil ketua yakni H.Abbas Rohman yang tugasnya membantu serta mewakili ketua jika berhalangan hadir dalam rapat ataupun forum diskusi. Seperti organisasi pada umumnya juga terdapat adanya sekretaris dan bendahara serta ada bidang kepengurusan yang lain yakni ada bidang ketahanan usaha, bidang internal da bidang sosial

Pembentukan organisasi ini bertujuan untuk membentuk suatu perkumpulan para pengusaha rajut Binong jati yang ingin mengenalkan potensi unggulan yang ada di wilayah Biong jati serta dapat mengkomunikasikan dengan pihak-pihak yang terkait demi tercapainya tujuan tersebut. Dalam mengkominikasikan tujuan yang ingin dicapainya bidang-bidang kepengurusan itu berperan sangat penting, misalnya bidang ketahanan usaha yang bertugas untuk membantu para pengrajin yang terancam bangkrut karena kendala modal ataupun bahan baku. Dengan adanya bidang ketahanan usaha ini berusaha membantu agar pengrajin tersebut tetap bisa mempertahnkan usahanya. Selanjutnya bidang internal mengurusi masalah internal yang ada di industry rajutan Binong jati seperti muncunya persaingan dalam pemasaran hasil produksi, bidang internal ini berusaha memberikan solusi bagi kedua pihak yang bermasalah.


(1)

51 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Jiwa kewirausahaan para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung tergolong baik, hal ini ditunjukan dengan perolehan nilai persentase sebesar 81,14% yang berada pada rentang interval antara 68,01-84%.

2. Motivasi para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung tergolong tinggi, ditunjukan dengan perolehan nilai persentase sebesar 81,09% yang berada pada rentang interval antara 68,01-84%.

3. Kinerja usaha yang dimiliki para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung tergolong baik, ditunjukan dengan diperolehnya nilai persentase sebesar 77,21% yang berada pada rentang interval antara 68,01-84%.

4. Secara parsial, jiwa kewirausahaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Bandung dengan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 23,1%.


(2)

52

5. Secara parsial, motivasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Bandung dengan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 21,6%.

6. Secara simultan, jiwa kewirausahaan dan motivasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Bandung dengan total kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 44,7%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis berkeinginan untuk mengemukakan saran-saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung adalah sebagai berikut:

1. Jiwa Kewirausahaan Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, agar Jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati bandung lebih baik lagi, para Pengrajin harus memperhatikan akan kesiapan dalam mendirikan suatu usaha, agar bisnis yang dijalankan dapat berkembang dengan baik, dan Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung pun Dapat Berkembang dengan pesat.

2. Dari hasil penelitian, Motivasi yang dimiliki para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung Sudah Cukup Baik. Namun masih saja terdapat beberapa pengrajin yang kurang menerapkan Motivasi dalam menjalankan usahanya, maka dengan itu peneliti menyarankan agar para


(3)

53

Pengrajin lebih menerapkan lagi motivasi dalam menjalankan suatu usaha Pada Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung agar semakin berkembang.

3. Dari hasil penelitian, Kinerja Usaha yang terdapat di Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung Sudah tergolong cukup baik, maka dari itu peneliti menyarankan kepada para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung, agar lebih meningkatkan Kinerja yang Sangat baik agar Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung Tetap Maju dan dapat menjadi Sentra Industri yang Terbesar di Pemkot Bandung Maupun di Indonesia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. Manajemen Edisi 1, Alih bahasa oleh Edward Tanujaya dan Shirly Tiolina. Salemba Empat, Jakarta, 2007

Dollinger, Marc J. Entrepreneurship : strategies and resources, Prentice-Hall, New Jersey, 1999

Echols, John M. Kamus Bahas Inggris – Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2000 Globe Asia Volume 2 Number 4 – April 2008

Indriantoro, Nur. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen Edisi 1, BPFE, Yogyakarta, 2003

Utara; 2007 (tidak dipublikasikan)

Nickels, William G. Understanding Business, McGraw-Hill, New York, 2005 Overton, Rodney. Starting New Business, Alih bahasa oleh Soesanto. PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004

Ranto. 2007: Korealasi Motivasi, Knowledge Of Entrepreneurship dan Independasi dan The Entrepreneur’s Performance Pada Kawasan Industri Kecil

Kecil, Manajemen Usahawan Indonesia. LMFE-UI, Jakarta, 2007 Sugiyono, Metode Penelitian, CV Alfabeta, Bandung, 2005


(5)

Yohanes Rante. 2010 Pengaruh Budaya Etnis dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis di Provinsi Papua

Zimmerer, Thomas. W. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, PT Prenhallindo, Jakarta, 2002


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Tepe Ria Sihombing TTL : Garut 10-06-1989 Agama : Kristen Protestan Alamat : Jalan Tuisda No.29 Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal yang pernah ditempuh :  SD Negeri Cibogo 03 Ciranjang/ Cianjur Tahun 2001  SMP Negeri Bojong Picung Cianjur Tahun 2005  SMK Katholik Mardiyuana Cianjur Tahun 2008  Universitas Komputer Indonesia lulus Tahun 2012