28 ketimpangan sosial berdasarkan kearifan lokal ini sudah dapat kita
temukan di berbagai daerah, contohnya budaya gotong royong dalam mendirikan rumah.
b. Mengatasi ketimpangan sosial berdasarkan kelestarian lingkungan, kelestarian lingkungan perlu dijaga untuk mencegah terjadinya
ketimpangan sosial dalam suatu masyarakat. Kelestarian lingkungan alam yang tidak dijaga akan mengakibatkan semakin berkurangnya
sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. c. Mengatasi
ketimpangan sosial
berdasarkan pembangunan
berkelanjutan, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, efisien, dan memperhatikan keberlangsungan pemanfaatannya baik untuk
generasi masa kini maupun generasi yang akan datang.
6. STRATEGI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MELALUI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL
Pemberdayaan komunitas pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan, sadar hukum, sadar
akan hak dan kewajiban, serta mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan mandiri bagi masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu,
pemberdayaan komunitas tak terlepas dari upaya penanggulangan kemiskinan yang kerap menghantui masyarakat kita. Terdapat lima hal
yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan suatu masyarakat, yaitu:
a. Menghormati dan menjungjung tinggi Hak Asasi Manusia. b. Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat
sesuai dengan konvensi yang diselenggarakan oleh ILO. c. Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas
asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. d. Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan
nasional. e. Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara
mengintegrasikannya dalam
desain kebijakan
dan program
penanggulangan masalah sosial.
29 Model
pemberdayaan masyarakat
berbasis kearifan
lokal mengandung arti peletakan nilai-nilai setempat lokal sebagai input
penanggulangan masalah sosial seperti kemiskinan. Nilai-nilai setempat lokal tersebut merupakan nilai-nilai sosial yang menjadi cerminan dari
masyarakat yang
bersangkutan. Nilai-nilai
tersebut meliputi
kegotongroyongan, kekerabatan, musyawarah untuk mufakat, dan toleransi tepa selira. Pemberdayaan komunitas berbasis nilai-nilai
kearifan lokal akan menciptakan masyarakat yang berdaya, ciri-ciri masyarakat yang berdaya antara lain:
a. Mampu memahami diri dan potensinya dan mampu merencanakan mengantisipasi kondisi perubahan ke depan.
b. Mampu mengarahkan dirinya sendiri. c. Memiliki kekuatan untuk berunding.
d. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan.
e. Bertanggung jawab atas tindakannya.
7. REVITALISASI KEARIFAN LOKAL
Kearifan lokal sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup way of life yang
mengakomodasi kebijakan wisdom dan kearifan hidup. Di Indonesia —
yang kita kenal sebagai Nusantara —kearifan lokal itu tidak hanya berlaku
secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya
yang bersifat nasional. Sebagai contoh, hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong,
toleransi, etos kerja, dan seterusnya. Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan
dari generasi ke generasi melalui sastra lisan antara lain dalam bentuk pepatah dan peribahasa, folklore, dan manuskrip.
a. Kearifan Lokal sebagai Identitas dan Ideologi Bangsa
Boni Hargens 2011 dalam tulisannya di Kompas menyatakan bahwa arus modernisasi, liberalisasi, dan globalisasi semestinya tidak
meniadakan suatu negara jatuh dalam percaturan global asal saja