Penjualan Rp98.207.957.794,00 Penghasilan dari Luar Usaha Biaya Lain- Penghasilan Bruto Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih,

60 Tabel 5.8 Perbandingan Penghitungan Penghasilan Bruto yang termasuk Objek Pajak tahun 2010 antara PT. Ceres Meiji Indotama dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku No. Uraian PT. Ceres Meiji Indotama Ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku Keterangan

1. Penjualan Rp98.207.957.794,00

Rp98.207.957.794,00 Ada perbedaan hasil penghitungan Penghasilan Bruto yang termasuk Objek Pajak tahun 2010 karena PT. Ceres Meiji Indotama mengakui biaya lain- lain sebagai elemen dari Penghasilan Bruto yang termasuk Objek Pajak.

2. Penghasilan dari Luar Usaha

Laba Rugi Selisih Kurs Valuta Asing 806.144.542,00 806.144.542,00 Laba Rugi Penghapusan Aset 200.000.000,00 200.000.000,00

3. Biaya Lain-

lain 241.598.693,00

4. Penghasilan Bruto

Rp99.455.701.029,00 Rp99.214.102.336,00 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 5.8 di atas, dapat dilihat bahwa tidak semua elemen dari Penghasilan Bruto yang termasuk Objek Pajak yang ditentukan oleh PT. Ceres Meiji Indotama dapat diakui sebagai penghasilan menurut ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan yang berlaku. Penghasilan menurut UU 36 tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 merupakan tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib 61 Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Oleh karena itu, biaya lain-lain bukan merupakan elemen dari Penghasilan Bruto yang termasuk Objek Pajak. Berdasarkan UU 36 tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 biaya lain-lain merupakan bagian dari biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Selain itu, apabila terdapat penghasilan yang dikenai pajak dengan tarif yang bersifat final, maka penghasilan tersebut tidak dapat digabungkan dalam penghasilan bruto. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 131 tahun 2000 penghasilan yang dikenai pajak bersifat final adalah pajak tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan. Berikut penjelasan masing-masing penghasilan yang termasuk dalam elemen dari Penghasilan Bruto yang termasuk Objek Pajak: a Penjualan Bersih Penjualan bersih sebesar Rp98.207.957.794,00 oleh perusahaan disajikan dalam Laporan Laba Rugi. Penjualan bersih terdiri dari penjualan produk makanan yang di jual di dalam negeri seperti biskuit selamat, lucky stick, biskuit yan yan, dan biskuit hello panda sebesar Rp78.495.992.633 dan penjualan ke luar negeri seperti biskuit hello panda sebesar Rp19.711.965.161,00. Menurut UU 36 tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 menyebutkan bahwa penghasilan yang dapat menambah kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang dapat dipakai untuk 62 konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun termasuk penjualan bersih. Oleh karena itu, pengakuan penjualan bersih oleh PT. Ceres Meiji Indotama sebagai penghasilan bruto telah sama dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Penghasilan atas penjualan bersih sebesar Rp 98.207.957.794,00 dapat dilaporkan di lampiran I: Penghasilan neto komersial dalam negeri bagian peredaran usaha. b Penghasilan dari Luar Usaha Penghasilan dari Luar Usaha terdiri dari: 1. Laba Rugi Selisih Kurs Valuta Asing Laba Rugi Selisih Kurs Valuta Asing sebesar Rp806.144.542,00 disajikan oleh perusahaan pada Laporan Laba Rugi pada akun Biaya Pendapatan lain-lain. Laba Rugi Selisih Kurs Valuta Asing merupakan laba yang terjadi karena perusahaan membayar pembelian mesin lebih sedikit daripada pada waktu hutang yang diakibatkan kurs turun. Perusahaan mengakui laba selisih kurs valuta asing sebesar Rp806.144.542,00. Menurut UU 36 tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 huruf l menyebutkan bahwa keuntungan selisih kurs mata uang asing dapat diakui sebagai penghasilan. Oleh karena itu, pengakuan 63 laba selisih kurs valuta asing oleh PT. Ceres Meiji Indotama sebagai penghasilan bruto telah sama dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Penghasilan atas laba selisih kurs valuta asing sebesar Rp806.144.542,00 dapat dilaporkan di Lampiran-I nomor 1e: Penghasilan neto komersial dalam negeri bagian penghasilan dari luar usaha. 2. Laba Rugi Penghapusan Aset Laba Rugi Penghapusan Aset sebesar Rp200.000.000,00 disajikan oleh perusahaan pada Laporan Laba Rugi pada bagian biaya pendapatan lain-lain. Laba penghapusan aset merupakan laba atas dijualnya aset yang tidak terpakai berupa mesin untuk produksi biskuit. Perusahaan mengakui laba rugi penghapusan aset sebesar Rp200.000.000,00. Akan tetapi, apabila dilihat dari akunnya, penghasilan ini seolah-olah berarti bahwa penghapusan atas aset yang tidak terpakai. Namun demikian, pada kenyataannya aset yang tidak terpakai itu dijual. Jadi, akan lebih baik apabila akun Laba Penghapusan Aset ini diganti menjadi Laba Penjualan Aset. Menurut UU 36 tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 huruf d menyebutkan bahwa laba atas penjualan aset dapat diakui sebagai penghasilan. Oleh karena itu, pengakuan penjualan aset oleh PT. Ceres Meiji Indotama sebagai penghasilan bruto telah 64 sama dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Penghasilan atas laba penjualan aset sebesar Rp200.000.000,00 dapat dilaporkan di Lampiran-I nomor 1e: Penghasilan neto komersial dalam negeri bagian penghasilan dari luar usaha. Berikut merupakan penghasilan yang dikenai pajak bersifat final menurut UU 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2 yang diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No. 1312000 Tentang Pajak Atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia: 1 Pendapatan Bunga Pendapatan bunga sebesar Rp8.8516.515,00 oleh perusahaan disajikan pada Laporan Laba Rugi pada bagian biaya pendapatan lain-lain. Pendapatan bunga ini merupakan pendapatan bunga atas deposito. Perusahaan melakukan penyesuaian negatif atas pendapatan bunga sebesar Rp8.8516.515,00 karena merupakan penghasilan yang dikenai pajak bersifat final. Menurut UU 36 tahun 2008 Pasal 4 ayat 2 huruf a, menyebutkan bahwa penghasilan yang dikenai pajak bersifat final ialah penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi termasuk pendapatan bunga deposito bank. Peraturan Pemerintah 65 Republik Indonesia PP No 131 Tahun 2000 1312000 Tentang Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang dimaksud deposito adalah deposito dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deposito berjangka, sertifikat deposito, dan “deposit on call” baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing valuta asing yang ditempatkan pada atau diterbitkan oleh bank. Atas penghasilan berupa bunga dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia dipotong Pajak Penghasilan bersifat final dan dikenakan PPh final sebesar 20 dari jumlah bruto, terhadap Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap. Pendapatan bunga sebesar Rp8.856.515,00 merupakan pendapatan bunga yang sudah dipotong pajak. Oleh karena itu, pengakuan pendapatan bunga oleh PT. Ceres Meiji Indotama sebagai penghasilan yang bersifat final telah sama dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Pendapatan bunga dapat dilaporkan di SPT sebesar Rp11.070.644,00 yang dilaporkan di lampiran IV: Pajak Penghasilan Final atas Bunga Deposito Tabungan Dan Diskonto SBI SPN. Kemudian dilaporkan di Lampiran I nomor 4: Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan yang tidak termasuk objek pajak sebesar Rp8.856.515,00. 66

b. Cara menentukan Penghasilan Kena Pajak

Cara menentukan PKP ini merupakan dasar dalam menentukan besarnya PPh yang terutang. Oleh karena itu, semakin besar PKP, maka akan semakin besar pula PPh yang terutang. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil PKP, maka semakin kecil pula PPh yang terutang. Berikut ini merupakan tabel perbandingan cara menentukan PKP yang dilakukan PT. Ceres Meiji Indotama dengan peneliti menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku: Tabel 5.9 Perbandingan Cara Menentukan Penghasilan Kena Pajak tahun 2010 antara Ceres Meiji Indotama dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku Kriteria PT. Ceres Meiji Indotama Ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku Keterangan Cara Menentukan Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Bruto – Biaya- biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan – Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Bruto – Biaya- biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan – Kompensasi Kerugian Cara menentukan Penghasilan Kena Pajak yang dilakukan PT. Ceres Meiji Indotama tidak sama dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, karena ada perbedaan dalam menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang dilakukan PT. Ceres Meiji Indotama dengan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku. Sumber : Data Diolah 67 Berdasarkan cara menentukan PKP yang dilakukan PT. Ceres Meiji Indotama dan peneliti menurut ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku, maka dapat dilakukan penghitungan PKP sebagai berikut: Tabel 5.10 Perbandingan Penghasilan Kena Pajak tahun 2010 antara PT. Ceres Meiji Indotama dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku No. Uraian PT. Ceres Meiji Indotama Ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku Keterangan

1. Penghasilan Bruto

Rp99.455.701.029,00 Rp99.214.102.336,00 Cara menentukan Penghasilan Kena Pajak tahun 2010 yang dilakukan oleh PT. Ceres Meiji Indotama tidak sama dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. Hal ini dikarenakan ada perbedaan cara menentukan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

2. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih,

dan memelihara penghasilan Biaya Pemakaian Bahan Baku Rp55.574.687.292,00 Rp55.574.687.292,00 Biaya Upah Langsung 8.516.694.047,00 8.516.694.047,00 Biaya Overhead Pabrik 12.793.124.031,00 12.793.124.031,00 Biaya Promosi Penjualan 3.898.091.340,00 3.898.091.340,00 Biaya Pengiriman 1.621.483.108,00 1.621.483.108,00 Biaya Royalti 2.120.771.577,00 2.120.771.577,00 Biaya Gaji dan Upah 3.524.150.363,00 3.524.150.363,00 Biaya Transportasi 127.866.723,00 127.866.723,00 Biaya Perjalanan Dinas 204.528.591,00 204.528.591,00 Biaya Telepon, telex, dan Faksimili 121.831.695,00 121.831.695,00 Biaya Pemeliharaan dan Perawatan 444.590.825,00 444.590.825,00 68 Tabel 5.10 Perbandingan Penghasilan Kena Pajak tahun 2010 antara PT. Ceres Meiji Indotama dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku lanjutan No. Uraian PT. Ceres Meiji Indotama Ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku Keterangan Biaya Perlengkapan Kantor 250.765.982,00 250.765.982,00 Akan tetapi PT. Ceres Meiji Indotama maupun penghitungan peneliti akan mendapati hasil penghitungan PKP NIHIL karena ada kompensasi kerugian. Biaya Professional 157.394.477,00 157.394.477,00 Biaya Legal 35.930.400,00 35.930.400,00 Biaya Pelatihan dan Seminar 7.633.333,00 7.633.333,00 Biaya Perekrutan Karyawan 806.121,00 806.121,00 Biaya Keamanan 503.672.586,00 503.672.586,00 Biaya Jamuan dan Donasi Biaya Asuransi 270.623.405,00 270.623.405,00 Biaya Penyusutan 518.473.033,00 518.473.033,00 Biaya Adsminitrasi Bank 57.401.142,00 57.401.142,00 Biaya Lain- lain Keanggotaan 25.759.750,00 25.759.750,00 Biaya Bunga 195.245.037,00 195.245.037,00 Biaya Bunga Leasing 36.865.687,00 36.865.687,00 Koreksi Pajak Biaya lain-lain 241.598.693,00 Total Biaya 91.008.390.545,00 91.249.989.238,00

3. Penghasilan Neto