Pelarut Fosfat Jagung TINJAUAN PUSTAKA

fungisida yang dapat mencegah pertumbuhan cendawan yang dapat menekan pertumbuhan dan produksi tanaman. Kemampuan bakteri dalam menambat nitrogen dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: sumber energi dan mineral, keberadaan nitrogen yang terpakai, reaksi tanah dan faktor lingkungan yang lain, serta kehadiran bakteri tertentu Waksman, 1952. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi penambatan nitrogen adalah kelembaban tanah, pH tanah, sumber karbon, cahaya dan penambahan nitrogen. Di samping itu jumlah bakteri penambat nitrogen pada perakaran, potensial redoks, dan konsentrasi oksigen juga dapat mempengaruhi aktivitas penambatan nitrogen Sylvia, 2005.

2.5 Pelarut Fosfat

Fosfor P merupakan salah satu unsur utama yang diperlukan tanaman dan memegang peranan penting dalam proses metabolisme. Di dalam tanah dijumpai fosfor organik dan anorganik, keduanya merupakan sumber penting bagi tanaman. Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk H 2 PO 4 - , dan HPO 4 2- . Ketersediaan fosfor anorganik sangat ditentukan oleh pH tanah, jumlah dan tingkat dekomposisi bahan organik serta kegiatan jasad mikro dalam tanah Lal, 2002. Azotobacter sp. dapat digolongkan sebagai bakteri pelarut fosfat karena dapat melarutkan fosfat Taller dan Wong, 1989. Bakteri pelarut fosfat mempunyai kemampuan untuk melarutkan P anorganik menjadi bentuk fosfat terlarut yang tersedia bagi tanaman. Efek pelarutan umumnya disebabkan oleh adanya produksi asam organik seperti asam asetat, asam format, asam laktat, asam oksalat, asam malat dan asam sitrat yang dihasilkan oleh mikroba tersebut. Mikroba tersebut juga memproduksi asam amino, vitamin dan growth promoting substance seperti AIA dan asam giberelin yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman Gyaneshwar, 2002. Mekanisme pelarutan P dari bahan yang sukar larut terkait erat dengan aktivitas mikroba bersangkutan dalam menghasilkan enzim fosfatase dan fitase Alexander, 1977 dan asam-asam organik hasil metabolisme seperti asetat, propionat, glikolat, fumarat, oksalat, suksinat, dan tartrat Banik and Dey 1982.

2.6 Jagung

Rukmana 1997 mengemukakan bahwa kedudukan tanaman jagung dalam sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophita Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays, L. Tanaman jagung mempunyai akar rambut yang menyebar ke samping dan ke bawah pada lapisan tanah sepanjang 25 cm. Sistem perakaran tanaman jagung meliputi tiga macam akar, yakni akar seminal, akar koronal, dan akar udara. Akar seminal tumbuh pada saat biji berkecambah yang dicirikan dengan arah pertumbuhan akar ke bawah atau menembus tanah. Akar koronal muncul dari jaringan batang setelah plumula tumbuh. Akar udara tumbuh pada buku-buku di atas permukaan tanah yang berfungsi untuk asimilasi dan mendukung batang terhadap kerebahan Rukmana, 1997. Sejumlah kajian mengindikasikan bahwa Azotobacter merupakan rizobakteri yang terdapat di banyak tanaman monokotil dan dikotil seperti jagung dan gandum Abbass and Okon 1993 maupun sayuran Hindersah et al., 2004.

2.7 Pupuk Hayati