b. Penolakan masyarakat untuk kenaikan TDL
1,00 5
3,75 c.
Kemampuan pemerintah terbatas 0,75
2 1,00
d. Gejolak harga minyak dunia yang tinggi
0,75 4
3,00 e.
Ketersediaan energy primer makin terbatas 0,50
3 2,25
3.2. Analisa Kondisi Internal 3.2.1.
Aspek Keuangan
Dari tabel indikator keuangan PLN, terlihat bahwa laba usaha PLN selama 3 tahun terakhir terus meningkat. Hal ini disebabkan adanya kenaikan
margin yang di berikan oleh pemerintah sebesar 8 pada tahun 2011. Margin
ini merupakan faktor kunci dalam Internal Source of fund PLN. Jika dibandingkan dengan kebutuhan investasi yang mencapai 41,7 T, dana
InternalAPLN relative sangat terbatas, sehingga investasi sangat bergantung
pinjaman. Keterbatasan kemampuan keuangan ini mengakibatkan PLN harus
mencari pinjaman rata-rata Rp. 22 Tth.
3.2.2. Aspek SDM
Dalam menghadapi tantangan bisnis ketenagalistrikan, PLN telah mempersiapkan sumber daya manusia yang dimilikinya sehingga menjadi
insan-insan profesional, berkompeten dan berintegritas tinggi guna mendukung
4
startegi bisnis perusahaan melalui internalisasi tata nilai dan budaya perusahaan melalui implemnetasi Human Capital Managennet System HCMS
yang bercirikan kompetitif, adil dan transparan.
3.2.3. Aspek Pemasaran,
Dari tabel indikator Pemasarn PLN, terlihat bahwa laba bersih tahun 2011 turun sekitar 28 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain
Penjualan tenaga listrik meningkat 7,26 dari tahun sebelumnya. Gejala ini menunjukan bahwa vilume penjualan justru berbading terbalik dengan laba
bersih. Salah satu penyebab utamanya adalah harga jual rata-rata tenaga listrik yang berada jauh di bawah harga pokok penyedian tenaga listrik.
Terkait dengan harga jual ini sangat bergantung dengan TDL yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dalam hal ini PLN hanya membuat konsep usulan
TDL yang diajukan kepada pemerintah. Setelah pememrintah menyetujui usulan PLN maka proses selanjtnya adalah meminta persetujuan DPR. Peran
PLN dalam menentukan harga jualnya sangat minim, bergatung oleh pemerintah dan DPR.
3.2.4 Aspek Operasional
Untuk menunjang operasional PLN telah melakukan integrasi proses bisnis mulai dari pembangkitan, transmisi dan dan distribusireatil. Didikung
oleh anak perusahaan dan unit-unit usaha patungan membuat PLN saat ini masih menjadi sat-satunya pemain yang sangat indentik dengan dunia
kelistrikan di Indonesia. Di bidang Pemasaran, saat ini PLN memiliki pangsa pasar yang tinggi, yitu jumlah pelanggan mencapai 42 juat, atau setara dengan
5
rasio electrifikasi 66 dengan volume penjualan listrik 144.791 GWh membuat PLN menjadi pemimpin dalam industri ketenagalistrikan. Di bidang
Pembangkitan, komposisi Pembangkit PLN saat ini disinyalir masih banyak yang menggunakan energi primer ber bahan bakar BBM, yang harganya relatif
mahal. PLN terus berupaya untuk mengurangiporsi penggunaan BBP bagipembangkitnya, hal ini terlihat dari proyeksi komposisi pembangkit sampai
tahun 2015 berikut.
No. Jenis Pembangkit
2012 201
3 2014
2015 1
Hidro 5
6 5
6 2
Panas Bumi 2
2 2
2 3
Gas Alam 25
24 24
25 4
Batubara 53
62 66
65 5
BBM 14
6 3
2
Seperti halnya pada Analisis Faktor Strategis Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun tabel Faktor-faktor Strategis Internal Internal Strategic
Factors AnalysisSummaryIFAS. Bentuk tabel IFAS adalah sepeti terlihat pada Tabel xx
Key Strategic Internal Factor
Key Internal Factor Weight
a Rating
b Score
c Strengths
a. Pemimpin bisnis kelistrikan
1,00 3
3,00 b.
Proses bisnis terintegrasi 1,00
4 4,00
c. BUMN yang dapat melakukan synergi dengan
BUMN lainnya 0,75
5 3,75
d. Memiliki wilayah usaha sangat luas
1,00 2
2,00 e.
Dukungan SDM yang baik 0,75
1 0,75
Weaknesses a.
Tidak bisa menentukan tarif 1,00
1 1,00
b. Tidak memiliki kekuatan melakukan negosiasi
pembelian harga energy primer 0,75
5 3,75
c. Komposisi pembangkit masih menggunakan
energy mahal 0,75
2 1,50
d. Citra masyarakat bahwa PLN belum efisien
0,75 4
3,00 e.
Kemampuan finansial terbatas 1,00
3 3,00
3.3. TOWS Strategi