METODE KAJIAN Sistem informasi dan pengambilan keputusan untuk manajemen gapoktan penerima dana bantuan langsung masyarakat pengembangan usaha agribisnis perdesaan
19
dari adanya pemenuhan kebutuhan yang ditentukan secara spesifik pada waktu analisa kebutuhan dan output yang tidak dikehendaki yang berasal dari dampak
yang akan ditimbulkan bersama-sama dengan output yang dikehendaki. Digram input-output secara lengkap dituangkan pada Gambar 8.
B.
Aspek Kajian Aspek-aspek yang akan menjadi perhatian dalam pelaksanaan kajian ini
terdiri dari sistem manajemen basis data SMBD, sistem manajemen basis model SMBM, dan sistem dialognya. SMBD menyangkut kecukupan data PUAP yang
disimpan dalam sistem, SMBM menyangkut kesesuaian model dengan kebutuhan gapoktan kriteria kelayakan, format, dan jenis laporan, sedangkan sistem dialog
menyangkut kemudahan penggunaan sistem oleh gapoktan.
Gambar 8. Diagram input-output Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan untuk Manajemen Gapoktan Penerima Dana PUAP
Secara grafis konfigurasi Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan
untuk Manajemen Gapoktan Penerima Dana PUAP disajikan dalam Gambar 9. Pada Gambar 9. terlihat bahwa pada SMBM terdapat empat model yaitu Model
Seleksi Gapoktan, Model Usaha, Model Kinerja Gapoktan, dan Model Pengembangan. Pada SMBD terdapat empat jenis data yaitu data umum
gapoktan, data perkembangan usaha gapoktan, data potensi wilayah, dan data potensi pasar.
Model Seleksi Gapoktan akan dilakukan melalui penggunaan penilaian dengan skala ordinal. Keluaran yang dihasilkan yaitu berupa kesimpulan tentang
20
memenuhi syarat atau tidaknya gapoktan tersebut menerima dana BLM-PUAP. Model ini akan menggunakan program Excell untuk menghitung atau melakukan
skoring terhadap persyaratan gapoktan penerima dana BLM-PUAP, sebagaimana pada Tabel 3 dan 4.
Gambar 9. Konfigurasi sistem informasi dan pengambilan keputusan untuk manajemen gapoktan penerima dana BLM-PUAP
Model Seleksi Gapoktan akan digunakan oleh petugas seleksi gapoktan. Sehingga dalam pelaksanaan seleksi gapoktan, selain melakukan seleksi
administratif, petugas seleksi pun akan menggunakan model ini sebagai dasar penetapan lolos-tidaknya gapoktan untuk menerima dana BLM-PUAP.
Model Wilayah Usaha akan menilai kelayakan usaha dengan menggunakan perhitungan NPV, IRR, dan BC dengan menggunakan Program Excell. Selain
Pengguna
Sistem Manajemen Dialog
Sistem Pengolahan Terpusat
Model Kinerja Gapoktan Jumlah penyaluran; jumlah
pengembalian pokok; jumlah pembayaran bunga, jumlah
penambahan modal danatau asset Model Wilayah Usaha
Analisa kelayakan usaha anggota
Model Pengembangan Analisa fokus usaha gapoktan
Sistem Manajemen Basis Data
Data Umum Gapoktan Data Perkembangan
Usaha Anggota Data Potensi Wilayah
Data Potensi Pasar Sistem Manajemen Basis Model
Model Seleksi Gapoktan Proses seleksi gapoktan
21
itu, dalam model ini pun akan dilakukan analisa BEP untuk mengetahui titik impas usaha. Data-data yang digunakan untuk perhitungan kelayakan usaha
sesuai dengan Lampiran 6. Model ini akan digunakan oleh pengurus gapoktan, penyuluh pendamping, danatau penyelia mitra tani sebagai dasar pertimbangan
penentuan fokus usaha gapoktan. Tabel 3. Formulir verifikasi persyaratan gapoktan
1 2
3 4
5 A Jaminan ketersediaan lahan usahatanisarana
1. 80 anggota tidak memiliki lahan 2. 20-40 anggota memiliki lahan
3. 41-60 anggota memiliki lahan 4. 61-80 anggota memiliki lahan
5. 80 anggota memiliki lahan sendiri
B Pengalaman usahatani 1. 80 anggota tidak memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir
2. 20-40 anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 3. 41-60 anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir
4. 61-80 anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 5. 80 anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir
C Modal Sendiri 1. 80 anggota tidak memiliki modal sendiri
2. 20-40 anggota memiliki modal sendiri =50 dari modal usahatani 3. 41-60 anggota memiliki modal sendiri =50 dari modal usahatani
4. 61-80 anggota memiliki modal sendiri =50 dari modal usahatani 5. 80 anggota memiliki modal sendiri =50 dari modal usahatani
D Usia Petani 1. 80 anggota berada pada usia diatas 64 tahun
2. 20-40 anggota berada pada usia 15-64 tahun 3. 41-60 anggota berada pada usia 15-64 tahun
4. 61-80 anggota berada pada usia 15-64 tahun 5. 80 anggota berada pada usia 15-64 tahun
SKOR Uraian
No
FORM VERIFIKASI PERSYARATAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP
Tabel 4. Skoring hasil verifikasi persyaratan gapoktan
No Uraian
Bobot Nilai
BxN Jumlah Kesimpulan
1 Jaminan ketersediaan lahan usahatanisarana 40
5 200
2 Pengalaman usahatani 30
5 150
3 Modal Sendiri 20
1 20
4 Usia Petani 10
5 50
84 LULUS
SKORING HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP
Model Kinerja Gapoktan akan menggunakan skala ordinal untuk penilaian. Masing-masing unsur kinerja diuraikan untuk menentukan nilai pada skala ordinal
yang diperoleh gapoktan. Selanjutnya dengan Program Excell data nilai tersebut dihitung untuk memperoleh kesimpulan mengenai kinerja gapoktan, sebagaimana
tertuang pada Tabel 5 dan 6. Model ini akan digunakan oleh petugas pada operation room di kantor pusat Kementerian Pertanian.
Model Pengembangan akan menggunakan AHP untuk menghasilkan kesimpulan fokus usaha yang paling menguntungkan bagi gapoktan. Struktur
hierarki AHP terdiri dari fokus usaha sebagai fokus; kelayakan usaha, potensi wilayah, dan potensi pasar sebagai faktor; pemangku kebijakan, kepala BPTP
provinsi, ketua gapoktan, penyelia mitra tani, dan penyuluh lapangan sebagai
22
aktor; peningkatan pendapatan, peningkatan lapangan kerja, dan pengembangan kelompok sebagai tujuan; serta jenis usaha gapoktan sebagai alternatif. Model ini
akan digunakan oleh penyuluh pendamping, penyelia mitra tani, danatau petugas pada BPTP setempat sebagai dasar penetapan fokus usaha gapoktan.
Tabel 5. Formulir penilaian kinerja gapoktan
1 2
3 4
5 A Jumlah penyaluran dana BLM-PUAP
1. penyaluran kurang dari 100 2. akumulasi penyaluran 110-150 dari dana awal BLM-PUAP
3. akumulasi penyaluran 151-175 dari dana awal BLM-PUAP 4. akumulasi penyaluran 176-200 dari dana awal BLM-PUAP
5. akumulasi melebihi 200 dari dana awal BLM-PUAP
B Jumlah pengembalian pokok pinjaman 1. jumlah pengembalian pokok pinjaman kurang dari 10
2. jumlah pengembalian pokok pinjaman 11-35 3. jumlah pengembalian pokok pinjaman 36-70
4. jumlah pengembalian pokok pinjaman 71-95 5. jumlah pengembalian pokok pinjaman 96-100
C Jumlah pembayaran bunga pinjaman 1. jumlah pembayaran bunga pinjaman kurang dari 10
2. jumlah pembayaran bunga pinjaman 11-35 3. jumlah pembayaran bunga pinjaman 36-70
4. jumlah pembayaran bunga pinjaman 71-95 5. jumlah pembayaran bunga pinjaman 96-100
D Jumlah penambahan modalaset 1. tidak terdapat penambahan modalaset
2. penambahan modalaset 10-35 dari dana awal 3. penambahan modalaset 36-70 dari dana awal
4. penambahan modalaset 71-95 dari dana awal 5. penambahan modalaset lebih dari 95 dari dana awal
SKOR Uraian
No
FORM PENILAIAN KINERJA GAPOKTAN
Tabel 6. Skoring penilaian kinerja gapoktan
No Uraian
Bobot Nilai
BxN Jumlah
Kesimpulan
1 Jumlah penyaluran dana BLM-PUAP 40
5 200
2 Jumlah pengembalian pokok pinjaman 20
2 40
3 Jumlah pembayaran bunga pinjaman 20
3 60
4 Jumlah penambahan modalaset 20
3 60
72 KURANG
BAIK SKORING HASIL PENILAIAN KINERJA GAPOKTAN
Pada umumnya jenis usaha yang dilakukan gapoktananggota gapoktan terdiri dari usaha tanaman pangan, usaha hortikultura, usaha ternak besar, usaha
ternak kecil, atau simpan pinjam untuk usaha jual-beli hasil pertanian. Struktur hierarki AHP untuk model pengembangan usaha disajikan pada Gambar 10.
Kuesioner untuk penentuan prioritas disajikan pada Lampiran 7.
C.
Tahapan Kajian Tahapan kajian dimulai dari identifikasi kebutuhan sampai dengan evaluasi
user disajikan pada Gambar 11.
23
Gambar 10. Struktur hirarki AHP penetapan fokus usahatani gapoktan penerima dana BLM-PUAP
D.
Pengumpulan Data Jumlah gapoktan yang akan diwawancara ditentukan dengan metode
purposive sampling. Kriteria dasar yang digunakan untuk menentukan contoh adalah performa gapoktan dan keterwakilan usahatani yang dilakukan. Pada
masing-masing gapoktan pun akan dilakukan wawancara dengan petani anggota berdasar kriteria penentuan contoh yang sama.
Pengumpulan data gapoktan dilakukan melalui wawancara mendalam meliputi data umum, realisasi penyaluran, perkembangan usaha gapoktan, potensi
wilayah, dan data potensi pasar dengan format wawancara terlampir. Data berasal dari gapoktan penerima dana PUAP di Kabupaten Sleman Provinsi DI.
Yogyakarta pada tahun 2009.
24
Gambar 11. Tahapan kajian
E.
Tahapan Evaluasi User Evaluasi user dilakukan untuk mengetahui kecukupan sistem dengan
kebutuhan user. Evaluasi meliputi kecukupan input data dan kelengkapan informasi yang merupakan output sistem. Form evaluasi user disajikan pada
Lampiran 8.
F.
Tahapan Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan langkah lanjutan dari pelaksanaan
analisa kelayakan usaha pada Model Wilayah Usaha. Hasil dari tahap pengambilan keputusan ini dapat memberi informasi tambahan bagi pengambil
keputusan, dalam hal ini ketua gapoktan , untuk menentukan usahatani mana yang akan menjadi fokus usaha gapoktan. Informasi ini dapat dibandingkan dengan
hasil analisa pada Model Pengembangan yang menggunakan AHP.
Pengambilan keputusan tersebut akan menggunakan composite performance index CPI. Format perhitungan CPI disajikan pada Tabel 7.
25
Tabel 7. Analisa fokus usaha gapoktan dengan menggunakan CPI
NPV IRR
Net BC 1 Usahatani tanaman pangan
2 Usahatani hortikultura 3 Usahatani ternak besar
4 Usahatani Ternak kecil 5 Usaha simpan-pinjam
0,3 0,2
0,5
Format Penilaian alternatiffokus usaha gapoktan dengan menggunakan CPI
Kriteria
Bobot Kriteria Jenis Usahatani
No. Nilai Usahatani