2.8.1. Kegiatan Sosial Masyarakat
Paguyuban Pujakesuma yang merupakan perkumpulan etnis Jawa, menjaga hubungan baik dengan masyarakat baik yang merupakan orang Jawa
maupun bukan Jawa. salah satu aktivitas rutinitas kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan gotong royong membersihkan lingkungan
perumahan. Biasanya kegiatan gotong royong dilakukan RT atau kelurahan, kegiatan ini dilakukan oleh Dewan Pembina Ranting dari tiap Paguyuban
Pujakesuma. Kegiatan rutin ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menjaga hubungan baik dengan penduduk di sekitar paguyuban ini berada.
Selaian itu kegitan lainnya seperti sunat masal dan kawin masal di selenggarakan olah Paguyuban ini. Menurut keterangan Bapak Supeno:
Kegiatan seperti ini merupakan bukti bahwa paguyuban pujakesuma kita ini pedulai sama orang lain. Kalau sunat
masal dan kawin masal kita buat berarti kita sudah membantu orang lain yang tidak mampu, sedikit mengurangi beban orang
lain, kan gak masalah selain itu kita juga dapat ridho dari Allah sang pencipta.
orang Jawa yang memiliki sifat santun dan suka menjaga kebersihan, haruslah tetap menjaga
ligkungan dimana ia tinggal. Hal seperti itu dapat terlihat dari seseringmungkin kita buat acara gotong royong
bersama dalam rangka menjaga lingkungan agar tetap bersih dan nyaman.
Kegiatan-kegiatan yang bersifat kegotong royongan seperti tersebut diatas, tidak hanya dilakukan oleh orang Jawa yang tergabung dalam
Paguyuban Pujakesuma. Melainkan juga diikuti oleh semua orang-orang yang ada disekitar wilayah Pujakesuma, dengna kata lain kegiatan ini juga diikuti
oleh orang lain. \
2.8.2. Kegiatan Kesenian
Universitas Sumatera Utara
Orang Jawa yang pada ummnya berada di kelas menengah bawah, masih menjaga dan memliki rasa kerinduan yang tinggi terhadap Kesenian
Jawa. salah satu upaya orang Jawa adalah melaksanakan tata krama atau unggah-ungguh menurut adat Jawa, menggunakan bahasa Jawa, serta
melaksanakan upacara-upacara adat. Dalam Pujakesuma, hal itu bisa dilihat dari maraknya berbagai kegiatan kesenian seperti festival kuda lumping,
panembrama semacam koor menyanyikan macapat, satu jenis lagu Jawa, wayang, ludruk, ronggeng, tayub, hingga pemilihan Jaka dan Putri Ayu.
F Magnis Suseno dalam bukunya Etika Jawa 1985, sekalipun orang Jawa mau menyesuaikan diri dengan daerah baru, tetapi sesungguhnya
cenderung resisten dengan nilai-nilai Jawanya. Berbeda dengan orang Batak, orang Jawa tetap memandang kultur lain sebagai kultur yang berbeda, bukan
sebagai bagian dari dirinya. Dalam adaptasinya dengan lingkungan di tanah rantau, nilai-nilai Jawa tersebut menjadikannya rukun dan tenggang rasa
dengan lingkungan sosial lain yang berbeda budaya,
2.8.3. Kegiatan Ritual Keagamaan