Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek
ekstrinstik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek-aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik, yakni aspek nilai
values, berdasarkan hal ini guru harus bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang luas. Penilaian terhadap kepribadian anak didik
tentu lebih di uatamakan daripada penilaian terhadap jawaban anak didik ketika diberikan tes.
38
Selain menilai hasil belajar peserta didik, guru juga harus bisa menilai diri sendiri, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun
menilai program pembelajaran. Oleh karena itu dia harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang penilaian program sebagaimana
memahami penilaian hasil belajar.
39
3. Konsep Profesional Guru Pendidikan Agama Islam
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan
dikuasai oleh
guru dalam
melaksanakan tugas
keprofesionalannya.
40
Jika kompetensi guru tersebut dikaitkan dengan
38
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, hlm.48
39
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, hlm.62.
40
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2013,hlm.75.
Pendidikan Agama Islam yakni pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama dalam mencapai ketentraman batin dan
kesehatan mental pada umumnya. Agama Islam merupakan bimbingan hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan munkar yang
paling ampuh, pengendali moral yang tiada taranya. Maka kompetensi guru agama Islam adalah kewenangan untuk menentukan
Pendidikan Agama Islam yang akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar.
41
Dalam Peraturan Menteri Agama RI No:16 Tahun 2010 tentang pengelolaan pendidikan agama pada sekolah. Pada pasal 16 ayat 1
disebutkan bahwa: Guru pendidikan agama harus memiliki kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, profesional dan kepemimpinan.
42
DalamPeraturanMenteri Agama
RI No:16tahun
2010 tentangpengelolaanpendidikan agama padasekolah. Padapasal 16 ayat 5
disebutkanbahwa: Kompetensiprofesionalsebagaimanadimaksudpadaayat
1 meliputi:
a. penguasaanmateri,
struktur, konsepdanpolapikirkeilmuanmatapelajaranpendidikan agama
41
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah Jakarta: Ruhama,1995, hlm. 95.
42
Peraturan Menteri Agama RI No:16 Tahun 2010 pasal 16 ayat 1.
b. penguasaanstandarkompetensidasarmatapelajaranpendidikan
agama c.
pengembanganmateripembelajaranmatapelajaranpendidikan agama secarakreatif
d. pengembanganprofesionalitassecaraberkelanjutandenganmelak
ukantindakanlevlektif, dan e.
pemanfaatantekonologiinformasidankomunikasiuntukberkomun ikasidanmengembangkandiri.
43
Menurut Muhibbin Syah, guru profesional dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan comppentencies yang bersifat psikologis,
yang meliputi: 1
Kompetensi kognitif kecakapan ranah cipta 2
Kompetensi afektif kecakapan ranah rasa 3
Kompetensi psikomotor kecakapan ranah karsa.
44
Menurut E Mulyasa, ruang lingkup kompetensi profesional adalah sebagai berikut:
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik
filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya. 2.
Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik.
43
PeraturanMenteri Agama RI No:16 tahun 2010 pasal 16 ayat 5.
44
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,dengan Pendekatan Baru, hlm.230.
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang
menjadi tanggung jawabnya. 4.
Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media
dan sumber belajar yang relevan. 6.
Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
45
Menurut Depdikbud 1980, ada sepuluh kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional, yakni:
a Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dalam
keilmuannya. b
Pengelolaan program belajar-mengajar. c
Pengelolaan kelas. d
Penggunaan media dan sumber pembelajaran. e
Penguasaan landasan-landasan kependidikan. f
Pengelolaan interaksi belajar-mengajar. g
Penilaian prestasi siswa. h
Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.
45
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2007, hlm. 135-136.
i Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah.
j Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian
pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.
46
Dalam penampilan aktual dalam proses belajar mengajar, minimal memiliki empat kemampuan yakni kemampuan:
1 Merencanakan proses belajar mengajar