Koperasi Kinerja Rasio Landasan Teori

xxxiv kecenderungan tren posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

b. Koperasi

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam pasal 1 disebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Menurut PSAK No. 27, koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya.

c. Kinerja

Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran- xxxv ukuran yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Rasio

Rasio keuangan adalah suatu rumusan secara sistematis dari hubungan atau korelasi antara suatu jumlah dengan jumlah tertentu lainnya Harnanto: 1987. Dengan menggunakan analisis berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Adapun pengelompokkan rasio sangat beragam dilihat dari sumbernya, dimana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam tiga golongan, yaitu : 1 Rasio-rasio Neraca Balance Sheet Ratio Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca. 2 Rasio-rasio Laba Rugi Income Statement Ratio Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi. 3 Rasio-rasio antar LaporanInter Statement Ratio Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari laporan laba rugi. xxxvi Ada dua metoda yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan, yaitu : a Analisis Vertikal Metoda analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk periode yang sama. Analisis ini disebut juga sebagai metoda analisis statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk satu periode saja tanpa mengetahui perkembangannya. b Analisis Horizontal Metoda analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Analisis ini disebut juga sebagai metoda analisis dinamis. Teknik analisis yang biasa digunakan dalam menganalisis laporan keuangan, yaitu : a Common-size Analysis Analisis Common-size dihitung dengan menghitung persentase setiap item dalam Laporan Laba Rugi terhadap total penjualan dalam common-size Laporan Laba Rugi, atau menghitung persentase setiap item dalam Neraca terhadap total aktiva dalam common-size Neraca. Analisis common-size membuat laporan xxxvii keuangan lebih mudah dibaca dan memudahkan pembacaan data- data keuangan untuk beberapa periode. b Comparative Analysis Analisis berdasarkan laporan keuangan dimana melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya maupun terhadap data pada periode-periode sebelumnya agar diperoleh interpretasi yang lebih baik. Analisis yang membandingkan data keuangan perusahaan dengan data keuangan perusahaan masa lalu disebut analisis time-series. Sedangkan analisis yang membandingkan data keuangan perusahaan dengan data keuangan perusahaan lain atau rata-rata industri disebut analisis cross- section. c Ratio Analysis Analisis rasio merupakan metoda analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam Neraca atau Laporan Laba Rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis rasio keuangan dapat menghilangkan pengaruh ukuran perusahaan. Analisis rasio dikelompokkan ke dalam lima kategori, meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar. Dalam menganalisis Laporan Keuangan KPRI MUARA Surakarta penulis menggunakan metoda analisis horizontal, periode xxxviii laporan keuangan yang dianalisis adalah mulai tahun 2004-2008. Sedangkan teknik yang digunakan penulis dalam menganalisis Laporan Keuangan KPRI MUARA adalah Ratio Analysis. Macam Ratio Analysis yang dipakai penulis berdasarkan standar Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 antara lain : a Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan dianggap sangat penting sehingga sering dikatakan bahwa likuiditas memberikan kesan pertama tentang baik buruknya suatu perusahaan. Ada beberapa macam rasio yang dapat dihitung : 1. Rasio Lancar Current Ratio Rasio ini menunjukkan besarnya kas yang dipunyai koperasi ditambah aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar adalah : Aktiva Lancar Rasio Lancar = X 100 Hutang Lancar xxxix Penilaian kinerja menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 : a. 200 sd 250, nilai = 100 b. 175- 200 atau 250-275, nilai = 75 c. 150- 175 atau 275-300, nilai = 50 d. 125- 150 atau 300-325, nilai = 25 e. 125 atau 325, nilai = 0 2. Rasio Cepat Quick Ratio Acid Test Ratio Rasio ini menggunakan aset-aset yang akan berubah menjadi kas dengan lebih cepat. Pada umumnya persediaan barang dianggap memerlukan waktu yang relatif lama untuk dapat direalisasi menjadi kas, maka dalam perhitungan rasio quick persediaan dikeluarkan dari angka yang dibagi numerator. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio cepat adalah : 3. Rasio Kas Cash Ratio Rasio ini menunjukkan aktiva lancar yang paling likuid mudah dicairkan atau diuangkan dan dapat digunakan segera untuk memenuhi kewajiban jangka pendek koperasi. Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat = X 100 Hutang Lancar xl Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas adalah : b Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Ada beberapa macam rasio yang dapat dihitung : a Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Rasio ini menghitung seberapa persen modal perusahaan yang disediakandidanai oleh kreditur. Rasio ini sering disebut juga leverage ratio. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : Penilaian kinerja menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 : 1. = 40, nilai = 100 Kas dan Setara Kas + Investasi Jk. Pendek Rasio Kas = X 100 Hutang Lancar Rasio total hutang Total Hutang = X 100 terhadap total asset Total Aset xli 2. 40 sd 50, nilai = 75 3. 50 sd 60, nilai = 50 4. 60 sd 80, nilai = 25 5. 80, nilai = 0 b Rasio Total Hutang terhadap Modal Sendiri Rasio ini menghitung perbandingan antara total hutangkewajiban dengan modal sendiri. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : Penilaian kinerja menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 : 1. = 70, nilai = 100 2. 70 sd 100, nilai = 75 3. 100 sd 150, nilai = 50 4. 150 sd 200, nilai = 25 5. 200, nilai = 0 Rasio total hutang Total Hutang = X 100 terhadap modal sendiri Modal Sendiri xlii c Rasio Profitabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan profitabilitas selama periode tertentu. Berikut ini adalah rasio-rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas : 1 Net Profit Margin Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan koperasi menghasilkan laba bersih pada tingkat pendapatan tertentu. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : Penilaian kinerja menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 : a. = 15, nilai = 100 b. 10 sd 15, nilai = 75 c. 5 sd 10, nilai = 50 d. 1 sd 5, nilai = 25 e. 1, nilai = 0 Sisa Hasil Usaha Net Profit Margin = X 100 Penjualan Pendapatan xliii 2 Return on Asset ROA Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan koperasi menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : Penilaian kinerja menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 : a. = 10, nilai = 100 b. 7 sd 10, nilai = 75 c. 3 sd 7, nilai = 50 d. 1 sd 3, nilai = 25 e. 1, nilai = 0 3 Rentabilitas Modal Sendiri Return on Equity atau ROE Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan koperasi menghasilkan laba bersih berdasarkan modal sendiri. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : Sisa Hasil Usaha ROA = X 100 Total Aset Rentabilitas Modal Sisa Hasil Usaha = X 100 Sendiri ROE Modal Sendiri xliv Penilaian kinerja menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 : a. = 21, nilai = 100 b. 15 sd 21, nilai = 75 c. 9 sd 15, nilai = 50 d. 3 sd 9, nilai = 25 e. 3, nilai = 0 d Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. Berikut ini adalah rasio-rasio yang termasuk dalam rasio aktivitas : 1 Assets Turn Over Ratio Rasio ini mengukur kemampuan koperasi dalam memperoleh volume usaha atas penggunaan aktiva yang dimiliki. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 Tanggal 1 Mei 2006, Assets Turn Over Ratio dihitung dengan membandingkan antara volume usaha yang diperoleh dengan asset koperasi pada tahun yang bersangkutan. xlv Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : Penilaian kinerja menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 : a. = 3,5 kali, nilai = 100 b. 2,5 kali sd 3,5 kali, nilai = 75 c. 1,5 kali sd 2,5 kali, nilai = 50 d. 1 kali sd 1,5 kali, nilai = 25 e. 1 kali, nilai = 0 2 Rasio Perputaran Piutang Rasio ini mengukur berapa lama waktu yang diperlukan piutang untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 Tanggal 1 Mei 2006, rasio perputaran piutang dihitung berdasarkan penjualan pendapatan terhadap piutang rata-rata. Assets Turn Volume Usaha = X 1 Kali Over Ratio Aset xlvi Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : Penilaian kinerja menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006 : a. = 12 kali, nilai = 100 b. 10 kali sd 12 kali, nilai = 75 c. 8 kali sd 10 kali, nilai = 50 d. 6 kali sd 8 kali, nilai = 25 e. 6 kali, nilai = 0 Rasio Perputaran Penjualan Pendapatan = X 1 Kali Piutang ½ Saldo Piutang Thn Sblmnya + Thn Saat ini xlvii

2. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Dan Klasifikasi Koperasi Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Nomor: 129/KEP/M. KUKM/XI/2002

1 22 98

EVALUASI KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KOPERASI BERDASARKAN KRITERIA EVALUASI KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KOPERASI BERDASARKAN KRITERIA DEPARTEMEN KOPERASI (Studi Kasus KPRI Wana Bakti Solo).

0 0 15

Analisis rasio keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06/PER/M.KUKM/V/2006 (studi Kasus di KPRI SUBUR Surakarta Periode 2011-2015).

5 25 146

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera.

15 104 301

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14 Per M.KUKM XII 2009 studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera

11 41 299

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 22 PER M.KUKM IV 2007 TENTANG PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI

0 0 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) WILAYAH BANYUMAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009 - repository perpustakaan

0 0 12

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN LISTER PT. PLN (Persero) BERDASARKAN SURAT PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENGENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009 - POLSRI REPOSITORY

0 0 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN LISTER PT. PLN (Persero) BERDASARKAN SURAT PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENGENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009 - POLSRI REPOSITORY

0 0 7

EVALUASI KINERJA KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN ANALISIS DU PONT

0 0 99