ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT MIKRO PADA PT BANK MANDIRI (Persero) UNIT BATU MALANG

(1)

i

SKRIPSI

Oleh :

YOGA ADI MULYONO

201010170311206

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Assalamualaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T atas rahmat

dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Mikro

Pada PT.Bank Mandiri (Persero)Tbk. Unit Batu Malang”.

Tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi

tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Malang. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat

terselesaikan tanpa bantuan, dukungan, bimbingan, serta pengarahan dari berbagai

pihak.

Oleh karena itu, dalam penulisan ini penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1.

Djoko Sigit Sayogo, SE, M.Acc., PhD selaku dosen pembimbing 1 yang

banyak memberikan masukan dan arahan serta berdikusi dengan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

2.

Dra. Sri Wahjuni Latifah, MM., AK selaku dosen pembimbing 2 dan wali

kelas saya selama masa perkuliaan ini yang telah sangat banyak membantu

dan memeberikan dukungan kepada saya untuk dapat menyelesaikan skripsi

ini.

3.

Kedua orang tuaku mama dan papa yang telah memberikan materi, kasih

saying, doa, dukungan serta motivasinya kepada saya yang tak pernah

hentinya.

4.

Kakakku yang memberikan doa serta dukungannya.

5.

Chinda Resdia Putri yang telah menemani dan membantu banyak hal dalam

masa perkuliaan dan dalam penyelesaian skripsi ini.


(6)

vi

Semoga ALLAH S.W.T senantiasa memberikan Rahmat dan

HidayahNya sertamencatat semua amal baik kepada semua pihak yang

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, 08 November 2014

Mahasiswa

Yoga Adi Mulyono

201010170311206


(7)

vii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

ABTRAK ... vii

ABTRACT ... viii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Perumusan Masalah ... 4

C.

Batasan Masalah ... 4

D.

Tujuan Penelitian ... 4

E.

Manfaat Penilitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.

Landasan penelitian terdahulu ... 6

B.

Landasan Teori ... 8

1.

Sistem Pengendalian Intern ... 8

2.

Manajemen Kredit ... 14

3.

Jenis-Jenis Kredit ... 17

4.

Prosedur Pemberian Kredit ... 18

5.

Pengendalian Intern Perdkreditan ... 20

6.

Kredit Bermasalah ... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Lokasi Penelitian ... 32

B.

Jenis penelitian ... 32

C.

Sumber dan Jenis Data ... 33

D.

Teknik pengumpulan Data ... 33


(8)

viii

B.

Data penelitian ... 37

1.

Struktur Organisasi dan Job Desk ... 37

2.

System Wewenang dan Prosedur Pencatatan Kredit ... 44

3.

Cuti Karyawan dan Perputaran Jabatan ... 53

4.

Data karyawan ... 54

5.

Monitoring atau Pemantauan ... 56

6.

Data Pelatihan Pegawai ... 56

7.

Pengelolaan Resiko ... 56

C.

Analisis Data ... 57

1.

Analisis Terhadap Lingkungan Pengendalian ... 57

2.

Analisis Terhadap Penilaian Resiko ... 60

3.

Analisis Terhadap Aktivitas Pengendalian ... 64

4.

Analisis Terhadap Informasi dan Komunikasi ... 68

5.

Analisis Terhadap Pemantauan

(Monitoring)

... 69

D.

Pembahasan ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan ... 75

B.

Saran ... 76


(9)

ix

1.

Tabel 1 : Data Karyawan ... 55

2.

Tabel 2 : Realisasi Target Pemberian Kredit Mikro ... 60

3.

Tabel 3 : Realisasi target dan Kredit Bermasalah ... 62


(10)

x

1.

Gambar 1 : Struktur Organisasi ... 38

2.

Gambar 2 : Alur dari Proses Pemberian Kredit Mikro ... 47


(11)

xi

Aryani, Shinta 2006.

Analisis Sistem Pengendalian Intern Dalam Penyaluran Kredit

Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Malang Kawi.

Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Muhammadiyah Malang

Firmansyah, Aris 2013.

Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Pemberian

Kredit Pada BPR Armindo Kencana.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Malang

Hall, James A. 2009

. Sistem Informasi Akuntansi :Salemba Empat. Jakarta

_______2010.

Sistem Informasi Akuntansi

. Salemba Empat. Jakarta

Hasibuan, Malayu. 2009.

Dasar-dasar perkreditan

: Bumi Aksana. Jakarta

Ismail, 2011. Manajemen Perbankan : Kencana. Jakarta.

Kasmir. 2011.

Dasar-dasar Perbankan

: PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mulyadi, 2008.

Sistem Pengendalian Intern.

Jakarta: Salemba Empat

_______ 2001.

Sistem Akuntansi.

Jakarta: Salemba Empat

Maryati, Annita 2009.

Peranan Pengendalian Iternal Dalam Menunjang Efektivitas

Sistem Pemberian Kredit Ritel pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)

cabang Tuban.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Malang

Rivai, Veithzal & Permata, Andria. 2005.

Credit Mangement Handbook.

Jakarta :

Raja Grafindo Persada.

Widjajanto,Nugroho.,2002.

Sistem Informasi Akuntansi.

Jakarta:Erlangga

Baridwan, Zaki, 1991.

Sistem Akuntansi

. BPFE. Yogyakarta


(12)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan aktivitas ekonomi tidak lepas oleh adanya peran dari lembaga keuangan, yang terdiri atas lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Bank mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang aktivitas perekonomian masyarakat, karena bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya, karena fungsi utama dari bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit (Kasmir 2011).

Penyaluran kredit harus memiliki unsur ketepatan dan

kecepatan,kecepatan dan ketepatan yang dimaksud adalah bagaimana penyaluran kredit dapat tepat dan cepat kepada nasabah serta sesuai dengan ketentuan bank. Namun, pada kenyataannya penyedia kredit seringkali dihadapkan pada permasalahan utama yaitu kredit bermasalah atau disebut dengan kredit macet.Kredit macet dapat didefinisikan suatu kredit yang umur tunggakannya sudah melebihi dari 220 hari atau lebih dari 8 bulan (Hasibuan 2009).


(13)

Bahaya yang timbul dari kredit macet adalah tidak terbayarnya kembali kredit tersebut,baik sebagian maupun seluruhnya, oleh karena itu pengelolaan dan pengawasan pemberian kredit harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang sesuai dengan kebijaksanaan yang sudah ditetapkan bank. Kebijakan bank tersebut antara lain melakukan penilaian kelayakan terhadap calon debitur Kredit macet dapat terjadi pada bank pemerintah maupun bank swasta. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk melakukan penilaian kelayakan dalam pemberian kredit. Adapun prinsip yang diterapkan dalam pemberian kredit untuk meminimalkan masalah kredit adalah prinsip 6C yaitu: Caracter, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy, dan Constraint (Muljono 2001).

Penerapan sistem pengendalian intern yang efektif dapat meminimalkan masalah kredit bermasalah atau kredit macet.Pengendalian internal bertujuan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi 2008).Semua sistem pengendalian intern mengandung keterbatasan yang melekat atau bawaan salah satu keterbatasan tersebut adalah faktor manusia yang ada pada prosedur pengendalian.Efektifitas dan efisiensi system pengendalian intern dapat dilihat dari adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab untuk membentuk kerjasama dalam suatu organisasi. Sistem pengendalian internal dapat berjalan efektif dan efisien apabila memenuhi unsur-unsur seperti : organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional yang tegas, system wewenang dan prosedur pencatatan yang


(14)

memberikan perlindungan cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya (Mulyadi 2008).

System pengendalian internal yang baik akan hilang disebabkan oleh pejabat maupun karyawan yang mempunyai peran dalam pengendalian tersebut tidak memiliki kecakapan, keterampilan, keahlian, serta dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Selain itu, adanya kolusi antar karyawan maupun dengan pihak luar juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kecurangan itu sendiri.

Penelitian mengenai pemberian kredit pernah di lakukan olehFirmansyah (2013), mengenai analisis sistem pengendalian internal terhadap pemberian kredit pada BPR Armindo Kencana.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dalam menentukan keputusan pemberian kredit pada PT BPR Armindo Kencana dan untuk memahami prosedur pemberian kredit kepada calon debitur Firmansyah (2013).

PT.Bank Mandiri Unit Batu Malang merupakan salah satu bank BUMN yang menyalurkan kredit-kredit. PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang memberikan kemudahan kepada masyarakat kecil hingga besar untuk mendapatkan bantuan modal kerja. Penyaluran kredit kepada masyarakat yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang memungkinkan terjadinya kredit bermasalah atau kredit macet. Sistem pengendalian internal dalam perusahaan diharapkan dapat mengurangi


(15)

adanya kredit bermasalah atau kredit macet. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, menjelaskan bahwa system pengendalian internal dalam proses pemberian kredit sangatlah diperlukan. Oleh karena itu, peneliti membahas dan menganalisa system pengendalian internal pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PT. Bank Mandiri dengan mengangkat judl : “Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Mikro Pada PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan merumuskan masalah sebagai berikut yaitu : Bagaimana penerapan sistem pengendalian intern pemberian kredit mikro pada PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang ?

C. Batasan Masalah

Peneilitian ini hanya focus terhadap pemberian kredit mikro, kredit mikro sendiri di Bank Mandiri unit Batu Malang terdapat bagian tersendiri untuk mengurusi segala macam kredit, yaitu Mandiri Mitra Usaha.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah Untuk mengevaluasi keefektivitas sistem pengendalian internal dalam pemberian kredit mikro pada PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang.


(16)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai suatu masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menganalisis sistem pengendalian intern pemberian kredit. Serta dapat memberikan tambahan informasi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan atau kebijakan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat digunakan sebagi sumber informasi, referensi dan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian yang berbeda.


(17)

6

A.

Landasan Penelitian Terdahulu

Landasan penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2013) dengan temaAnalisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Pemberian Kredit pada PTBPR Armindo kencana.Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2013) pada PT BPR Armindo Kencana yaitu Prosedur pemberian kredit pada PT BPR Armindo Kencana sudah berjalan dengan baik, namunpada struktur organisasi pada PT BPR Armindo Kencana tidak terdapat bagian penagihan, dan pada PT BPR Armindo Kencana memiliki karyawan yang baik dan sesuai dengan bidangnya.

Penelitian yang dilakukan Maryati (2008) dengan tema Peranan Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas System Pemberian Kredit Ritel pada PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Cabang Tuban. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2008) yaitu bahwa Pengendalian internal dalam menunjang efektifitas pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Tuban sudah baik dan pada struktur organisasi pada bagian kredit juga terlihat bahwa pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Tuban tidak ada karyawan yang merangkap jabatan, Sistem Pengendalian Internal yang di terapkan PT Bank Rakyat Indonesia sudah baik karena struktur organisasinya sudah memisahkan tugas dan tanggung jawab wewenang secara jelas.


(18)

Penelitian yang dilakukan oleh Aryani (2006) dengan temaAnalisis System Pengendalian InternDalam Penyaluran KreditPada PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Cabang Malang Kawi menyatakan bahwa sistem pengendalian intern yang ada pada PT Bank Rakyat Indonesia (persero) cabang kawi sudah baik selain itu penelitian ini juga menghasilkan bahwa pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Kawiterdapat adanya pemisahan wewenang dan tanggung jawab yang tegas yang digambarkan pada struktur organisasi.

Adapun persamaan dan perbedaan yang diteliti pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah : 1. Persamaan dengan Firmansyah (2013) yaitu sama-sama meneliti tentang analisis sistem pengendalian internal terhadap pemberian kredit, sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang diteliti yaitu Firmansyah (2013) menggunakan objek PT BPR Armindo Kencana sedangkan peneliti menggunakan objek PT Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang. 2. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2008) yaitu sama-sama meneliti tentang pengendalian internal, sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang diteliti yaitu Maryati (2008) menggunakan objek PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Tuban sedangkan peneliti menggunakan objek PT Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang. 3. Persaaman dengan Aryani (2006) yaitu sama-sama meneliti tentang analisis system pengendalian internal, sedangkan pebedaannya dengan penelitian terdahulu adalah objek yang digunakan Aryani (2006) menggunakan objek PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Kawi Malang, sedangkan peneliti menggunakan objek pada PT Bank Mandiri Unit Batu Malang.


(19)

B. Landasan Teori

1. Sistem Pengendalian Internal

a. Pengertian sistem Pengendalian Internal

Menurut Horngren (2006) pengendalian intern adalah suatu perencanaan organisasi dan semua tindakan yang terkait diterapkan oleh suatu entitas untuk menjaga aktiva, mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi dan memastikan keandalan pencatatan akuntansi.

Pengendalian intern bertujuan untuk menjaga integritas informasi akuntani, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, dan pencurian yang dilakukan oleh pihak di dalam maupun di luar perusahaan

Menurut Mulyadi (2008) sistem pengendalian intern meliputi

struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan, organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Krismiaji (2007) Pengendalian intern adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efesiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.

Menurut Mulyadi (2008) pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan


(20)

personel lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang keadaan laporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.

b. Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2008) Tujuan pokok sistem pengendalian intern, yaitu: (1) menjaga kekayaan organisasi; (2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi; (3) Mendorong efesiensi; (4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Tujuan pengendalian internal menurut COSO adalah sebagai berikut:

1. Keefektifan dan efisiensi dari operasi dengan menggunakan sistem pengendalian internal maka kegiatan operasi perusahaan dapat diharapkan lebih efektif dan efisien.

2. Keandalan pelaporan keuangan

Jika sistem informasi internal perusahaan bagus maka dapat dipastikan laporan keuangan juga bagus.

3. Ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku

Sistem pengendalian internal dibuat agar para pekerja dalam perusahaan menaati peraturan dan hukum yang berlaku.

4. Menjaga kekayaan suatu organisasi

Sistem pengendalian internal diharapkan kekayaan perusahaan dapat dijaga dari segala kemungkinan/resiko yang terjadi misalnya penyalahgunaan kas dapat dikontrol melalui sistem pengendalian internal yang telah dibuat oleh perusahaan.


(21)

Menurut Hall (2009) sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umum, yaitu:

1) Menjaga aktiva perusahaan. Adanya pengendalian intern yang memadai maka akan menjaga kekayaan perusahaan secara fisik maupun non fisik tidak rawan untuk dicuri, disalah gunakan atau dihancurkan.

2) Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi pengendalian intern dirancang untuk memberikan jaminan proses pengolahan data akuntansi yang akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal. Karena data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan maka ketelitian dan keandalan data akuntansi

merefleksikan pertanggungjawan penggunaan kekayaan

perusahaan.

3) Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan. Dengan pengendalian intern dapat dicegah terjadinya dipublikasi usaha yang tidak perlu dan pengguna sumber daya perusahaan yang tidak efisien.

4) Mengukur kesesuaian kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen. Sistem pengendalian intern bertujuan untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan dipatuhi oleh karyawan perusahaan.


(22)

c. Unsur-Unsur sistem Pengendalian Internal

Mulyadi (2008) berpendapat bahwa unsur pokok

pengendalian internal antara lain;

1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi menggambarkan pembagian tanggung jawab fungsional kepada organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Kegiatan tersebut berdasarkan prinsip-prinsip:

a. Pemisahan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi

b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahapan transaksi

2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi dan setiap penggunaan transaksi harus diawasi sedemikian rupa guna pelaksanaan otorisasi.

3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

Cara-cara yang umum diterapkan dalam praktik yang sehat antara lain:


(23)

a) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiaanya harus ditanggungjawabkan yang berwenang

b) Pemeriksaan mendadak

c) Setiap transaksi tidak boleh dilakukan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi

d) Perputaran jabatan secara rutin

e) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak f) Pencocokan fisik kekayaan dan catatan secara periodik g) Pembentukan unit organisasi untuk mengecek efektifitas

ubsur-unsur pengendalian internal.

4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian internal dapat dikurangi sampai batas

minimal dan perusahaan mampu menghasilkan

pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. d. Komponen Sistem Pengendalian Intern

Menurut Committee Of Sponsoring Organization (COSO) dalam Krismiaji (2005:223) terdapat komponen pengendalian intren yaitu sebagai berikut:

1) Lingkungan pengendalian

Tulang punggung sebuah perusahaan adalah karyawan (meliputi atribut individu, seperti integritas, nilai etika, dan

kompetensi dan lingkungan tempat karyawan tersebut


(24)

merupakan fondasi untuk komponen lainnya. Lingkungan pengendalian dapat dikelompokkan menjadi:

a) Komitmen kepada Integritas dan Nilai Etika b) Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen c) Struktur organisasi

d) Komite Audit

e) Metode Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab

f) Praktik dan Kebijakan tentang Sumber Daya Manusia g) Pengaruh eksternal

2) Aktivitas pengendalian

Perusahaan harus menetapkan prosedur dan kebijakan pengendalian dan melaksanakannya, untuk membantu menjamin bahwa manajemen dapat menetapkan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menghadapi ancaman-ancaman yang muncul, sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif. Umumnya aktivitas pengendalian dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok sebagai berikut:

a.) Otorisasi yang tepat terhadap aktivitas dan transaksi b.) Pemisahan tugas

c.) Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai

d.) Perlindungan yang memadai terhadap akses dan

penggunaan aktiva dan catatan


(25)

3) Perhitungan risiko

Organisasi harus menyadari dan waspada terhadap berbagai risiko yang dihadapinya.Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan serangkaian tujuan, yang integrasi dengan kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya

sehingga organisasi dapat beroperasi sebagaimana

mestinya.Organisasi harus pula menetapkan mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko terkait. 4) Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi dan komunikasi mengitari kegiatan pengawasan.Sistem tersebut memungkinkan karyawan organisasi untuk memperoleh dan menukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan kegiatan organisasi.

5) Pemantauan

Bisnis harus dipantau, dan dilakukan modifikasi seperlunya. Dengan cara ini, sistem akan bereaksi secara dinamis, yaitu berubah jika kondisinya menghendaki perubahan.

2. Manajemen Kredit

a. Unsur-Unsur Kredit

Menurut Kasmir (2011) unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut: 1) Unsur kepercayaan

Kepercayaan adalah suatu keyakinan bagi pemberi kredit bahwa krdit yang diberikan (baik berupa uang, jasa atau barang) akan benar-benar diterimanya kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.


(26)

2) Unsur kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3) Unsur jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit yang telah disepakati.Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (dibawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) dan jangka panjang (diatas 3 tahun).Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak.

4) Unsur resiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit.Semakin panjang jangka watu kredit, maka semakin besar resikonya.

5) Unsur balas jasa

Balas jasa bagi bank merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bagi bank.


(27)

b. Tujuan dan Fungsi Kredit

Tujuan pemberian kredit menurut Kasmir (2011) antara lain: 1) Mencari keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan.Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang idterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya

administrasi kredit yang dibebankan kepada

nasabah.Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping itu keuntungan juga dapat memperbesar usaha bank.

2) Membantu usaha nasabah

Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja.

3) Membantu pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peninkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor riil.

Menurut Kasmir (2011) fungsi dari suatu kredit yaitu:

1) Untukmeningkatkan daya guna uang 2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3) Untuk


(28)

meningkatkan daya guna barang. 4) Meningkatkan peredaran barang 5) Sebagai alat stabilitas ekonomi. 6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha. 7)Untuk meningkatkan pemerataan pendapat. 8) Untuk meningkatkan hubungan internasional.

3. Jenis-Jenis Kredit

Menurut Kasmir (2011) jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain:

a. Berdasarkan tujuan penggunaannya

1) Kredit investasi, merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun usaha baru untuk keperluan rehabilitasi.

2) Kredit modal kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. b. Berdasarkan tujuan kredit

1) Kredit konsumtif, merupakan kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama keluarga.

2) Kredit produktif, merupakan kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

3) Kredit perdagangan, merupakan kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.


(29)

c. Berdasarkan jangka waktu

1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama-lamanya 1 tahun (kurang dari 1 tahun)

2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun

3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari 3 tahun

d. Jenis kredit berdasarkan jaminan

1) Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, dimana jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

2) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang. Kredit seperti ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik debitur.

4. Prosedur pemberian kredit

Secara umum prosedur pemberian kredit oleh badan hukum (Kasmir, 2011) sebagai berikut:

a) Pengajuan berkas-berkas

Dalam hal ini permohonan kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan


(30)

b) Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai dengan persyaratan dan sudah benar.

c) Wawancara I

Tujuannya adalah untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang koperasi inginkan.

d) On The Spot

Kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan, Pada saat akan melaksanakan on the spot hendaknya jangan diberitahu kepada nasabah, sehingga apa yang kita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

e) Wawancara II

Kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukannya on the spot di lapangan.

f) Putusan kredit

Putusan kredit menentukan apabila kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya, biasanya putusan kredit yang akan mencakup jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit, dan biaya-biaya yang harus dibayar.


(31)

Yaitu sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengingat jaminan dengan pihak hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.

h) Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membukan rekening giro atau tangungan di bank yang bersangkutan.

i) Penyaluran/ penarikan dana

Yaitu pencairan atau pengembalian uang dari rekening sebagai realisasi dan pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuandan tujuan kredit yaitu sekaligus atau secara bertahap. 5. Pengendalian Intern Perkreditan

a. Pengertian Pengendalian Kredit

Menurut Hasibuan (2009) Pengendalian kredit adalah usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet, lancar dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, pengendalian kredit juga berfungsi untuk mencegah kredit macet yang mungkin terjadi pada suatu perusahaan, oleh karena itu penyaluran kredit harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan dengan sistem yang baik dan benar.


(32)

Pengertian kreditkredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak Rivai dan Veithzal (2007).

Menurut hasibuan (2009) tujuan dari pengendalian kredit

adalah untuk menghindari kemungkinan terjadi adanya

penyimpangan dan kesalahan dalam penyaluran kredit. Berikut ini beberapa tujuan dari pengendalian kredit menurut Hasibuan (2009) adalah:

1) Menjaga agar kredit yang dilakukan aman

2) Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancar atau tidak lancar

3) Melakukan tindakan pencegahan dan penyelesaian kredit macet atau kredit bermasalah

4) Mengevaluasi apakah prosedur kredit yang dilakukan telah baik atau masih perlu disempurnakan.

5) Memperbaiki kesalahan-kesalahan karyawan analis kredit dan mengusahakan agar kesalahan itu tidak terulang kembali 6) Mengetahui posisi presentase collectability credit yang

disalurkan bank

7) Meningkatkan moral dan tanggung jawab karyawan analis kredit bank.


(33)

b. Sistem dan Jenis-Jenis Pengendalian Kredit

Menurut Hasibuan (2009) sistem pengendalian kredit terdiri dari: 1) Internal control of credit

Merupakan sistem pengendalian kredit yang dilakukan oleh karyawan bank bersangkutan, meliputi pencegahan, meliputi pencegahan dan penyelesian kredit.

2) Audit control of credit

Merupakan sistem pengendalian atau penilaian masalah yang berkaitan dengan pembukuan kredit, meliputi kebenaran pembukuan kredit.

3) External control of credit

Merupakan sistem pengendalian kredit yang dilakukan pihak luar, baikoleh Bank Indonesia maupun akuntan publik

4) Preventive control of credit

Merupakan pengendalian kredit yang dilakukan dengan tindakan pencegahan sebelum kredit tersebut macet. Dapat dilakukan dengan cara:

a) Penetapan plafon kredit

Merupakan batas maksimum kredit yang diberikan bank yang dapat dipinjam oleh debitur yang bersangkutan. b) Pemantauan debitur

Dimaksudkan bahwa bank harus monitoring perkembangan perusahaan debitur setelah kredit diberikan, apakau maju atau menurun


(34)

c) Pembinaan debitur

Dimaksudkan memberikan penyuluhan kepada debitur mengenai manajemen dan admnistrasi agar ia lebih mampu mengelola perusahannya.

5) Represive control of credit

Merupakan pengendalian kredit yang dilakukan melalui tindakan penagihan atau oenyelesaian setelah kredit tersebut dinyatakan macet. Tegasnya kredit macet harus diselesaikan dengan cara menyita agunan kredit bersangkutan untuk membayar pinjaman debitur.

c. Cara Pengendalian Kredit

Pengendalian kredit dapat ditempuh dengan bebagai cara. Adapun cara-cara tersebut menurut Hasibuan (2009) adalah:

1) Pengendalian langsung

Merupakan pengendalian yang dilakukan oleh bank dengan mengadakan pemeriksaan langsung ditempat usaha debitur, untuk dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya dari usaha debitur yang dibiayai dengan kredit.

2) Pengendalian tidak langsung

Merupakan pengendalian dimana bank hanya mengawasi dengan jalan menminta lapran berkala yang diperlukan oleh bank antara lain berupa laporan neraca dan laporan rugi laba. 3) Pengendalian komunikasi langsung dan tidak langsung

Merupakan pengendalian oleh bank dengan mengadakan pemeriksaan langsung dan juga meminta laporan berkala yang


(35)

diperlukan oleh bank, cara-cara pengendalian kredit yang digunakan sesuai dengan jenis kredit yang diberikan dan kebijakan yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.

6. Kredit Bermasalah

a. Faktor Penyebab Kredit Bermasalah

Ada beberapa faktor peyebab terjadinya kredit bermasalah menurut Ismail (2011) yaitu:

1) Faktor Intern Bank

a.) Analisis kurang cepat, sehingga tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka waktu kredit.

b.) Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dan nasabah, sehingga bank memutuskan kredit yang tidak seharusnya diberikan.

c.) Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis dengan tepat dan akurat.

d.) Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait misalnya direktur bank dan komisaris sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit

e.) Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit debitur.


(36)

a.) Nasabah sengaja tidak untuk tidak melakukan pembayaran angsuran kepada bank, karena nasabah tidak memiliki kemauan dalam memenuhi kewajibannya

b.) Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan dlam memenuhi kebutuhan modal kerja.

c.) Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan

menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai dengan tujuan penggunaan (side streaming).

b. Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah

Untuk menghindari terjadinya kredit macet, maka diperlukan pengendalian. Pengendalian tersebut menurut Pudjo Mulyono (2007) adalah sebagai berikut : “ Salah satu fungsi manajemen dalam usaha penjaan dan pengamanan dalam pengawasan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih efisien untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan, dengan mendorong dipatuhinya kebijakan yang telah ditetapkan serta mengusahakan penyusunan administrasi yang benar”.

Akan tetapi, meskipun bank telah melakukan analisis yang cermat, risiko kredit bermasalah juga mungkin terjadi. Menurut Ismail (2011) ada beberapa upaya yang dilakukan bank untuk penyelamatan terhadap kredit bermasalah antara lain:


(37)

1) Rescheduling

Merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Pendajwalan kembali dpaat dilakukan kepada debitur yang mempunyai itikad baik akan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pokok maupun angsuran bunga dengan jadwal yang telah dijanjikan. Penjadwalan kembali dilakukan oleh bank dengan harapan debitur dapat membayar kembali kewajibannya.

Beberapa alternatif rescheduling yang dapat diberikan bank antara lain :

a.) Perpanjangan jangka waktu kredit

b.) Penjadwalan angsuran bulanan diubah menjadi triwulan Perubahan jadwal tersebut akan memberi kesempatan nasabah mengumpulkan dana untuk mengangsur dalam triwulan. Hal ini disesuaikan dengan penerikmaan penjualan.

c.) Memperkecil angsuran pokok dengan jangka waktu akan leih lama

2) Reconditioning

Merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah. Perubahan kondisi dan persyaratan tersebut harus disesuaikan dengan permasalahan


(38)

yang dihadapi oleh debitur dalam menjalankan usahanya. Dengan perubahan persyaratan tersebut, maka diharapkan bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajibannya sampai dengan lunas. Beberapa alternatif reconditioning yang dapat diberikan bank antara lain:

a.) Penurunan suku bunga akan menyebabkan penurunan biaya bunga yang harus dibayar oleh nasabah, sehingga secara total angsuran nasabah menjadi lebih rendah

b.) Pembebasan sebagian atau seluruh bunga yang tertunggak, sehingga nasabah pada periode berikutnya hanya membayar pokok pinjaman beserta bunga berjalan.

c.) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga yang tertunggak dijadikan satu dengan pokok pinjaman

d.) Penundaan pembayaran bunga, yaitu pembayaran kredit oleh nasabah dibebankan sebagai pembayaran pokok pinjaman sampai dengan jangka waktu tertentu, kemudian pembayaran bunga dilakukan pada saat nasabah sudah mampu. Hal ini perlu dihitung dengan cermat cash flow perusahaan.

3) Restructuring

Merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah

struktur pembiayaan yang mendasari pemberian

kredit.Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh bank dalam restrukturisasi antara lain:


(39)

a.) Bank dapat memberikan tambahan kredit

Penambahan kredit tersebut tentunya akan

menambah beban bunga bagi debitur, akan tetapi tanpa adanya tambahan kredit maka debitur tidak mampu

menjalankan aktivitas operasionalnya. Bank akan

menghitung kembali berapa dana yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran operasional peruahaan.

b.) Tambahan dana tersebut berasal dari modal debitur

Bank meminta kepada nasabah untuk menmbah modal agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini sulit dilakukan karena pada umumnya nasabah yang kreditnya bermasalah sudah tidak memiliki dana, sehingga tidak dapat menambah modal dan tambahan modal dari bank diperlukan untuk kelancaran usaha debitur.

c.) Kombinasi antara bank dan nasabah

Bank akan menghitung kembali total dana yang dibutuhkan oleh debitur kemudian setelah diperhitungkan kebutuhan modal tersebut, maka modal tersebut sebagian berasal dari bank berupa tambahan kredit dan modal nasabah, yaitu dengan mencairkan pemodal baru atau dari pemilik modal lama.

4) Kombinasi

Upaya penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh bank dengan cara kombinasi antara lain:


(40)

a.) Rescheduling dan Restructuring

Upaya gabungan antara Rescheduling dan

Restructuring dilakukan misalnya, bank memperpanjang

jangka waktu kredit dan menambah jumlah kredit. Hal ini dilakukan karena bank melihat bahwa debitur dapat diselamatkan dengan memberikan tambahan kredit untuk menmbah modal kerja, serta diberikan tambahan waktu agar total angsuran perbulan menurun, sehingga debitur mampu membayar angsuran.

b.) Rescheduling dan Reconditioning

Bank dapat melakukan kombinasi dua cara yaitu dengan memperpanjang jangka waktu dan meringankan bunga. Dengan perpanjangan dan keringanan bunga, maka total angsuran akan menurun, sehingga nasabah diharapkan dapat membayar kewajibannya.

c.) Restructuring dan Reconditioning

Upaya penambahan kredit diikuti dengan

keringanan bunga atau pembebasan tunggakan bunga akan dapat mendorong pertumbuhan usaha nasabah.

5) Eksekusi

Eksekusi merupakan alternatif terakhir yang dapat

dilakukan oleh bank untuk menyelamtkan kredit

bermasalah.Eksekusi merupakan penjualan agunan yang dimiliki oleh bank.Hasil penjualan agunan diperlukan untuk


(41)

melunasi semua kewajiban debitur baik kewajiban atas pinjaman pokok, maupun bunga. Sisa atas hasil penjualan agunan, akan dikembalikan kepada debitur.

Teknik pengendalian kredit macet dapat diartikan sebagai suatu penentuan syarat-syarat prosedur pertimbangan ke arah kredit untuk menghilangkan risiko kredit tersebut tidak akan terbayar lunas. Langkah-langkah yang diambil oleh pihak bank untuk pengamanan kreditnya, pada pokoknya dapat digolongkan menjadi dua cara, yaitu teknik pengendalian preventif dan teknik pengendalian represif (Pudjo Mulyono,2007).

a. Teknik Pengendalian Preventif

Teknik pengendalian preventif adalah teknik pengendalian yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kemacetan kredit. Teknik pengendalian prevenif dapat dilakukan dengan melakukan penyeleksian debitur dengan cara melihat kelengkapan persyaratan permohonan kredit dan penilaian terhadap debitur dengan menggunakan prinsip 6C, yang meliputi : character, capacity, capital, collateral, condition of economi dan constraint Martono (2005) b. Teknik Pengendalian Represif

Teknik pengendalian represif adalah teknik pengendalian yang dilakukan untuk menyelesaikan kredit-kredit yang telah mengalami kemacetan. Strategi penyelesaian kredit dapat dilakukan dengan beberapa langkah antara lain :


(42)

1) Melalui negosiasi bank dengan debitur, bank dapat melakukan penguasaan sebagian atau seluruh hasil usaha, sewa barang agunan, apabila kredit belum berjalan dengan baik.

2) Pemberian surat tagihan 1, 2, dan 3. Pemberian surat tagihan dilakukan apabila jangka waktu pembayaran yang ditentukan telah habis. Hal ini dilakukan dengan tujuan pihak bank memberikan peringatan kepada debitur untuk segera mengangsur pokok pinjaman dan bunganya sesuai dengan kesepakatan pada waktu melakukan pengajuan kredit.

3) Penyerahan hak penagihan piutang kepada badan-badan resmi, yang tercatat secara yuridis berhak

menagih piutang, seperti Pengadilan Negeri,

Kejaksaan, dan lain-lain.

4) Debitur macet dinyatakan pailit karena insolvency atau bangkrut, penagihannya dapat diajukan kepada Balai Harta Peninggalan (BHP), di mana kedudukan bank dapat sebagai kreditur preferent, bilamana bank telah melakukan pengikatan agunan, maka bank berhak menjual secara lelang sesuai ketentuan yang berlaku, dengan konsekuensi apabila hasil lelang masih ada sisa, maka sisa tersebut harus diserahkan kepada BHP dan apabila hasil lelang tidak mencukupi, maka sisa utang yang tidak terbayarkan tetap merupakan utang debitur yang harus dibayar.


(43)

32

A.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang yang terletak di Jl.Dewi sartika 45 kota Batu. Lokasi ini dipilih sebagai penelitian karena merupakan merupakan satu satunya cabang mandiri yang berada di Kota Batu, sehingga belum adanya pesaing sesama PT Bank Mandiri (persero) Tbk ini, portofolio yang besar atau kelolaan juga menjadi alasan kenapa peneliti memilih PT.Bank Mandiri Unit Batu sebagai obyek dari penelitian, analisa kredit macet dari tahun ketahun yang menurun menjadi dasar peneliti menganalisa system pengendalian intern dari PT. Bank Mandiri Unit Batu malang ini.

B. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif yang memberikan gambaran secara sistematis dan aktual mengenai fenomena yang diselidiki.

Dalam penelitian ini akan digambarkan secara lengkap tentang sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit mikro pada PT. Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang dan melakukan analisis serta memberikan jalan pemecahan terhadap permasalahan yang diteliti.


(44)

C. Sumber dan Jenis Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber yang telah ada, yang berupa dokumen-dokumen, laporan dan arsip-arsip lain. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti dari bagian kredit mikro pada PT. Mandiri Unit Batu Malang berupa informasi mengenai sistem dan prosedur penggajian di perusahaan tersebut.

2. Data Sekunder

Merupakan sumber data yang diperoleh peneliti dari PT. Mandiri Unit Batu Malang terkait fungsi pemberian kredit mikro berupa:

a. Struktur organisasi pada bagian kredit mikro, Mandiri Mitra Usaha (MMU)

b. Prosedur pemberian kredit mikro pada perusahaan.

c. Bukti dan dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit mikro.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan peneliti adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data arsip atau dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dan buku pedoman yang berkaitan dengan objek yang diteliti, dengan mengumpulkan data-data yang ada dalam perusahaan, gambaran umum perusahaan, struktur organisasidan catatan lain yang dimiliki perusahaan.


(45)

Teknik wawancara merupakan metode yang memberi pertanyaan yang terstruktur kepada sampel dari populasi dan dirancang untuk memperoleh informasi (data) dari responden. Responden disini peniliti melakukan wawancara dengan berbagai karyawan yang terkait dengan proses pemberian kredit mikro, diantaranya dengan Mikro Kredit Sales (MKS) yang bernama shinta dewi dan Mikro Kredit Analis (MKA) yang bernama febri sulistya wati, peniliti memilih responden tersebut karena karyawan tersebut mengetahui dan melakukan aktivitas proses pemberian kredit mikro yang terlibat langsung dengan kegiatan proses pemberian kredit mikro.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan, sistem, dan prosedur pemberian kredit mikro, serta unit-unit organisasi yang terkait dengan sistem pemberian kredit mikro.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang saat ini dilakukan oleh penulis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis terhadap lingkungan pengendalian

a. Menganalisis struktur organisasi PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang khususnya terkait dengan pemisahan wewenang dan tanggung jawab dalam aktivitas operasional

b. Adanya keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. c. Adanya perputaran jabatan


(46)

d. Pengumpulan data berupa uraian tentang pendidikan pada pegawai, pengalaman pegawai dalam lamanya bekerja, bentuk pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pihak bank

2. Analisis terhadap penilaian risiko

Mengevaluasi bagaimana PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang ini mengidentifikasi dan mengelola risiko yang berkaitan dengan pemberian kredit mikro.

3. Analisis terhadap aktivitas pengendalian

a. Mengumpulkan data berupa prosedur pemberian kredit serta pencatatan terhadap transaksi pemberian kredit.

b. Menganalisis perancangan, penggunaan dokumen terkait

pemberian kredit ini sudah diotorisasi oleh pihak yang berwajib 4. Analisis terhadap informasi dan komunikasi

Menganalisis teknologi informasi yang dipakai dalam kegiatan operasional apa sudah sesuai dengan kebutuhan

5. Analisis terhadap monitoring yang terlibat langsung dengan siklus kredit mikro di PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang

Mengevaluasi apakah sudah ada pihak yang melakukan evaluasi setiap akhir periode mengenai pelaksanaan pengendalian intern.


(47)

36

A.

Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Unit Batu Malang

Awal mula berdirinya Bank Mandiri di Indonesia adalah sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998. Restrukturisasi tersebut merupakan penggabungan dari empat bank milik pemerintah pada bulan juli 1999 yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan ke dalam Bank Mandiri.

Pada tahun tahun selanjutnya perkembangan ekonomi di Indonesia khususnya daerah-daerah kecil sudah sangat berkembang, oleh karena itu PT Mandiri mendirikan kantor kantor cabang yang tersebar diseluruh Indonesia, tepat pada tanggal 2 oktober 2007 PT Mandiri (Persero) Tbk membuka atau mendirikan kantor Mikro Bussines Unit (MBU) yang bertampat di Jl.Dewi sartika 45 kota Batu, pendirian ini ditujukan untuk masyarakat yang membutuhkan dana usaha ataupun dana untuk keperluan konsumtif.

Micro Bussines Unit (MBU) awalnya hanya ada 3 Mikro Kredit Sales (MKS), seiring dengan berkembangnya kota Batu yang menjadi sentra pariwisata dan sentra pertanian di jawa timur maka tingkat kebutuhan dana masyaratkatnya semakin meningkat tajam, oleh karena itu Micro Bussines Unit (MBU) hingga kini telah memiliki atau menambah karyawan yang


(48)

bertugas sebagai sales atau mempromosikan produk Mandiri tersebut kepada masyarakat di Kota Batu ini, hingga kini terdapat 7 orang Mikro Kredit Sales (MKS).

2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Bank Mandiri

Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif.

b. Misi Bank Mandiri

1) Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar 2) Mengembangkan sumber daya manusia professional 3) Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder 4) Melaksanakan manajemen terbuka

5) Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

B. Data Penelitian

1. Struktur Organisasi dan Job Description

Struktur organisasi dalam hal ini dibutuhkan sebagai kerangka yang menunjukkan hubungan anta pimpinan dengan bawahan dan juga antar fungsi atau elemen organisasi yang satu dengan lainnya. Dengan demikian, struktur organisasi mencerminkan pola kerjasama yang benar antar bidang kerja yang satu dengan yang lainnya. Tujuannya, agar terlihat jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi. Selain itu, juga bisa digunakan sebagai bentuk pengawasan yang baik utnuk


(49)

karyawan, agar para karyawan bekerja sesuai tugasnya masing-masing guna melancarkan kinerja dan organisasi tersebut.

a. Stuktur Organisasi Bank Mandiri Unit Batu Malang bagian kredit mikro.

Struktur organisasi Bank Mandiri Unit Batu Malang bagian kredit mikro berbentuk garis yang menunjukkan pembagian pelaksanaan tugas masing-masing bagian sesuai dengan keahliannya. Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang dapat dilihat pada gambar 1, sebagai berikut:

Sumber: Bank mandiri unit Batu Malang MKA

(Mikro Kredit Analis)

Teller KMM(Koordinator Mitra Mikro)

MMC(Mikro Mandiri Collection)

CM

(Cluster Manager)

MMC(Mikro

Mandiri Collection)

MKS(Mikro Kredit Sales) MKS(Mikro Kredit

Sales)

MMM (Mikro Mandiri Manager)


(50)

b. Job Description Bank Mandiri (Persero) Tbk. Unit Batu Malang bagian kredit mikro.

Dalam melaksanakan kegiatan operasional bank di wilayah kerjanya diperlukan adanya pemisahan jabatan dan tugas pada masing bagian. Adapun pembagian tugas dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:

1. CM (Cluster Manager)

Cluster manager adalah kepala unit kerja Mikro Business Unit (MBU), adapun tugas dan tanggung jawab dan wewenang dari Cluster Manager (CM) Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang adalah sebagai berikut :

1.) Bertanggung jawab atas semua operasional di Micro Bussines Unit (MBU).

2.) Sebagai pengawas penuh terhadap operasional Mikro Bussines Unit (MBU).

3.) Memegang wewenang putusan Kredit Mikro diatas wewenang limit yang dimilikinya.

4.) Bertanggung jawab atas pekerja dan karyawan di Mikro Bussines Unit (MBU).

2. MMM (Micro Mandiri Manager)

Merupakan pegawai bank yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk memutus kredit mikro sesuai dengan kewenangan limit yang dimilikinya, adapun tugas dan tanggung


(51)

jawab dari Mikro Mandiri Manager (MMM) adalah sebagai berikut :

1.) Bertanggung jawab terhadap proses kredit mikro. 2.) Bertanggung jawab atas pengambilan keputusan

kredit.

3.) Bertanggung jawab terhadap nasabah yang akan melakukan perjanjian kredit (PK).

4.) Melakukan supervisi terhadap Mikro Kredit Sales (MKS) dan Mikro Mandiri Collection (MMC).

5.) Dapat melakukan kunjungan ke tempat usaha (on site) atau survey untuk melakukan verifikasi lebih lanjut terhadap calon debitur.

3. MKA (Mikro Kredit Analis)

Merupakan pegawai bank yang diberi tanggung jawab dan wewenang utnuk melakukan analisa kredit, membuat nota analisa, melakukan compliance review sebelum aktivasi rekening pinjaman, serta melakukan verifikasi ulang bila diperlukan atas perintah Cluster Manager (CM). adapun tugas dan tanggung jawab dari Mikro Kredit Analis (MKA) adalah sebagai berikut:

1.) Bertanggung jawab atas proses analisa kredit.

2.) Membuat nota analisa yang diserahkan kepada Mikro Mandiri Manager (MMM).

3.) Membuat Surat Penolakan Kredit (SPK) dan Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK).


(52)

4.) Bertanggung jawab atas nota analisa kredit.

5.) Melakukan monitoring pembayaran angsuran kredit dengan mencetak daftar nasabah yang jatuh tempo. 6.) Melaksanakan Compliance Review dan verifikasi data

ulang nasabah.

7.) Menyimpan dokumen-dokumen penting yang terkait dengan kegiatan Mikro Bussines Unit (MBU).

4. Teller

Merupakan pegawai Bank Mandiri yang berwenang mengelola kas dan berfungsi sebagai Deskman, dan juga sebagai kasir. Adapun tugas dan tanggung jawab dari teller Bank Mandiri unit Batu Malang adalah sebagai berikut:

1.) Memastikan membayar uang kepada nasabah yang berhak untuk menghindari kesalahan yang dapat merugikan.

2.) Meniliti kesalahan bukti kas yang diterima guna memastikan keamanan transaksi.

5. Customer Service (CS)

Merupakan pegawai yang professional dibidang pelayanan dan ditujukan untuk meningkatkan kepuasan nasabah, dengan cara memenuhi harapan dan kebutuhannya. Adapun tugas dan tanggung jawab dari Customer Service (CS) adalah sebagai berikut:


(53)

1.) Memberikan informasi kepada nasabah atau calon nasabah mengenai produk Bank Mandiri guna menunjang pemasaran produk Bank Mandiri.

2.) Memberikan informasi saldo pinjaman maupun pinjaman bagi nasabah yang memerlukan guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.

3.) Melayani permintaan salinan rekening Koran bagian nasabah yang memerlukan (diluar pengiriman secara rutin setiap awal bulan) guna memberikan pelayanan yang memuaskan.

4.) Membantu nasabah yang memerlukan pengisian aplikasi dana maupun jasa guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.

5.) Menerima dan mencatat keluhan-keluhan nasabah untuk diteruskan kepada pejabat yang berwenang guna memberikan pelayanan yang memuaskan.

6. MKS (Mikro Kredit Sales)

Merupakan pegawai bank yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam melakukan pemasaran kredit mikro, investigasi dan verifikasi awal calon debitur. Adapun tugas dan tanggung jawab dari Mikro Kredit Sales (MKS) adalah sebagai berikut:

1.) Mencari nasabah yang kompeten dan layak untuk dibiayai.

2.) Melakukan verifikasi awal kepada calon debitur. 3.) Mengumpulkan dokumen yang dipersyaratkan.


(54)

4.) Melaksanakan kunjungan usaha atau survey ke tempat usaha calon debitur.

5.) Membuat laporan hasil kunjungan debitur.

6.) Melaksanakan pemeriksaan kelengkapan dokumen-dokumen yang diperlukan.

7.) Melayani dan mengarahkan calon debitur yang akan melakukan kredit.

8.) Membina hubungan dan kerja sama yang baik dengan debitur.

9.) Melaksanakan monitoring atas kredit kelolaannya setiap bulan.

7. KMM (Koordinator Mitra Mikro)

Merupakan pegawai bank yang diberi tanggung jawab memonitoring debitur dan penagihan, adapun tugas dan tanggung jawab dari Koordinator Mitra Mikro (KMM) adalah sebagai berikut:

1.) Mengkordinasi Mikro Mandiri Collection (MMC) dalam monitoring kredit dalam menjaga patofolio.

2.) Menjaga dan mengkordinasi Mikro Mandiri

Collection (MMC) dalam memantau partofolio kredit kolektibilitas lancar.

3.)MMC (Mikro Mandiri Colecction)

Merupakan pegawai bank yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk menagih pembayaran yang telah lewat jatuh


(55)

tempo, membidik debitur untuk membayar tepat waktu, menjelaskan resiko keterlambatan pembayaran, bernegosiasi dan berusaha memberi solusi terbaik kepada debitur, adapun tugas dan tanggung jawab dari Mikro Mandiri Collection (MMC) adalah sebagai berikut:

1) Menjaga/mengelola agar debitur lancar dalam

pembayarannya.

2) Mengembalikan debitur yang kurang lancar dalam pembayaran agar menjadi lancar.

3) Melakukan penagihan dengan mendatangi debitur yang telah telat bayar selama lebih dari 4bulan. 4) Menjaga kualitas kredit.

5) Menekan potensi terjadinya kredit bermasalah. 6) Menjelaskan resiko keterlambatan pembayaran

2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Kredit

a. Sistem Wewenang Bank Mandiri Unit Batu Malang

Bank Mandiri unit batu malang pada bagian Kredit mikro memiliki 2 produk, yaitu Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM). Produk tersebut merupakan branding produk kredit mikro dimana mandiri Kredit Usaha Mikro (KUM) ditujukan bagi pengusaha mikro untuk tujuan produktif, sedangkan mandiri Kredit Serbaguna Mikro (KSM) ditujukan bagi pegawai atau karyawan berpenghasilan tetap untuk tujuan konsumtif. System wewenang antara kedua produk tersebut


(56)

dibawah wewenang yang sama dan dalam 1 system analis yang sama dengan dikerjakan oleh 1 Mikro Kredit Analis (MKA).

Sistem wewenang pemberian kredit mikro Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) dapat dilihat dalam proses putusan limit pemberian kredit mikro yang dilakukan oleh Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang. Kewenangan limit kredit di unit mikro ini hanya sampai Rp.100.000.000. Memberikan keputusan kredit berdasarkan hasil analisis serta limit kewenangan memutus yang dimiliki oleh MMM (Mikro Mandiri Manager), batas limit Rp 1 - 50.000.000 dibawah wewenang MMM (Micro Mandiri Manager), kredit Rp 50.000.000 - 100.000.000 dibawah wewenang CM (Cluster Manager). Pemutusan kredit segmen mikro oleh Cluster Manager (CM) hanya dilakukan apabila limit yang diusulkan oleh Mikro Mandiri Manager (MMM) melampaui kewenangan MMM yang bersangkutan atau limit yang diusulkan oleh Mikro Kredit Sales (MKS) .

b. Prosedur pencatatan Bank Mandiri Unit Batu Malang

Mengingat begitu dominasi peranan bidang usaha perkreditan sebagai sunber pendapatan Bank Mandiri Unit Batu Malang, tidak dapat disangkal bahwa keamanan dan kelancaran operasionalnya perlu ada prosedur yang jelas dalam penggajuan permohonan kredit usaha mikro (KUM) dan kredit serbaguna mikro (KSM) yang diberikan kepada nasabah sesuai dengan tujuannya, sehingga pengembalian kewajibannya benar-benar dilakukan. Adapun alur dari prosedur pemberian kredit usaha mikro (KUM) dan kredit serbaguna mikro (KSM) pada Bank Mandiri


(57)

Mitra Usaha Unit Batu Malang kepada calon nasabah atau debitur dapat dilihat pada gambar 2 adalah sebagai berikut:


(58)

(59)

Sumber:Bank mandiri unit Batu Malang

4


(60)

36

Gambar 2 diatas merupakan alur dari prosedur pemberian kredit usaha mikro (KUM) dan kredit serbaguna mikro (KSM), adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut:

1) Proses awal pemberian Kredit Mikro segmen Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM)

Pada tahap awal MKS (Mikro Kredit Sales) akan mencari nasabah atau calon debitur yang layak untuk dibiayai kredit mikro dan melakukan pemasaran kredit secara proaktif, baik melalui kunjungan langsung kepada calon debitur maupun melalui sarana pemasaran lainnya termasuk melakukan retaining nasabah yang akan menyelesaikan kreditnya. Dana untuk tujuan konsumtif atau Kredit Serbaguna Mikro (KSM) dan untuk tujuan produktif atau Kredit Usaha Mikro (KUM), MKS (Mikro Kredit Sales) akan melakukan prakualifikasi terhadaap calon debitur dan usahanya berdasarkan persyaratan kredit segmen mikro, apabila calon debitur tidak memenuhi kualifikasi maka permohonan dapat langsung ditolak. Apabila calon debitur telah memenuhi kualifikasi maka MKS (Mikro Kredit Sales) meminta calon debitur untuk melengkapi persyaratan yang telah ditentukan. Untuk kredit Usaha Mikro (KUM) persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

a) Fotocopy KTP

b) Fotocopy KK serta Surat Nikah (Bagi yang menikah) atau surat cerai (Bagi yang berstatus cerai).


(61)

c) Khusus kredit diatas Rp 50.000.000,00 dipersyaratkan menyertakan NPWP.

d) Surat keterangan dari desa/kelurahan, dinas pasar, atau otoritasi setempat.

e) Usaha yang telah berjalan minimal 2 tahun. f) Telah lolos IDI-Bank Indonesia.

g) Jaminan asli : -Kendaraan bermotor berupa BPKB - Tanah/bangunan yaitu berupa SHGB,

SHM, SHGU.

Untuk Kredit Serbaguna Mikro (KSM) persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

a) Fotocopy KTP suami/istri.

b) Fotocopy KK (Kartu Keluarga) serta surat nikah/cerai (bagi yang sudah menikah/cerai)

c) WNI (Warga Negara Indonesia).

d) Berpenghasilan tetap atau memiliki profesi tetap. e) Usia minimal 21 tahun.

f) Telah diangkat menjadi pegawai tetap minimal 1tahun. g) Telah lolos IDI-Bank Indonesia.

h) Penghasilan per bulan diatas UMR.

i) Fotocopy kartu JAMSOSTEk atau kartu asuransi yang dipersamakan dengannya.

j) Fotocopy Surat Keterangan Bekerja/ Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai dari perusahaan/instansi.


(62)

2) Investigasi dan verifikasi

Setelah Mikro Kredit Sales (MKS) melakukan verifikasi awal untuk meyakini akurasi dan kebenaran data serta dokomen yang disampaikan oleh calon debitur, MKS akan melakukan kunjungan ketempat Usaha, tempat tinggal dan tempat agunan yang telah ditetapkan dalam persyaratan diatas. Apabila Mikro Kredit Sales (MKS) telah memeriksa dan meyakini bahwa calon debitur layak untuk dibiayai maka Mikro Kredit Sales (MKS) akan memberikan /melaporkan pada Mikro Kredit Analis (MKA), dan jika calon debitur tidak memenuhi syarat yang telah dipersyaratkan maka pengajuan akan ditolak dan MKS akan membuat Surat Penolakan Kredit (SPK) diberikan kepada calon debitur tersebut.

3) Analysis/scoring

Mikro Kredit Analis (MKA) akan melakukan analisa kredit jika pemenuhan dokumen yang telah dipersyaratkan telah lengkap yang diberikan oleh Mikro Kredit Sales (MKS), proses analisa kredit menggunakan LOS (Loan Origination System), setelah melakukan analisa kredit MKA membuat usulan nota analisa berdasarkan hasil analisa kredit yang telah dijalankan untuk di ajukan kepada Mikro Mandiri Manager (MMM) meliputi antara lain : persetujuan/penolakan, jenis kredit, limit yang diberikan, jangka waktu, dan bunga.


(63)

4) Credit Approval

Berdasarakan nota analisa dan hasil skoring yang diajukan oleh Mikro Kredit Analis (MKA) maka Mikro Mandiri Manager (MMM) akan mengambil keputusan kredit setelah meyakini dan melakukan verifikasi data serta kelayakan usaha debitur dan kebenaran data tentang kepegawaiannya. Jika permohonan kredit ditolak maka Mikro Mandir Manager (MMM) menugaskan Mikro Kredit Analis (MKA) untuk

membuat Surat Penolakan Kredit (SPK) yang telah

ditandatangani oleh MMM dan diserahkan kepada calon debitur tersebut, dan jika permohonan/pengajuan kredit disetujui maka Mikro Mandiri Manager (MMM) menugaskan Mikro Kredit Analis (MKA) untuk membuat Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) dan disampaikan kepada calon debitur.

5) Legal document

Setelah calon debitur menyetujui dan menandatangani Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) maka Mikro Kredit Analis (MKA) akan membuat perjanjian kredit dan pengikatan

agunan. Mikro Mandiri Manager (MMM) melakukan

compliance review terhadap pemenuhan dokumen yang dipersyaratkan, sebelum penandatanganan Perjanjian Kredit (PK) calon debitur diminta untuk melengkapi persyaratan lain, antara lain :


(64)

a) Menunjukan dan/atau menyerahkan dokumen asli sesuai persyaratan yang diminta.

b) Membayar biaya-biaya yang dipersyaratkan, misalnya: provisi, biaya adminitrasi, premi asuransi.

6) Disbursement/Pencairan

Setelah Perjanjian Kredit telah ditandatangani oleh Mikro Mandiri Manager (MMM) dan calon debitur, maka Mikro Mandiri Manager (MMM) mengirimkan Form Pemenuhan Persyaratan Dokumen Kredit kepada Cluster Manager untuk dimintakan Compliance Review. Cluster Manager akan melakukan aktivasi rekening pinjaman berdasarkan Compliance Review yang telah ditandatangani oleh Mikro Mandiri Manager (MMM) dan Mikro Kredit Analis (MKA), setelah proses tersebut Mikro Mandiri Manager (MMM) membuat nota posting pemindah bukuan ke rekening tabungan debitur dengan terlebih dulu memastikan bahwa rekening pinjaman telah diaktivasi oleh Cluster Manager dan proses posting dilakukan oleh cabang.

3. Cuti karyawan, perputaran jabatan

a.) Cuti karyawan

Pada Bank Mandiri Unit Batu Malang pemberian cuti kepada karyawan yaitu 12 hari kerja dalam satu tahun. Pengambilan cuti diluar hari libur nasional, pengambilan cuti oleh karyawan dapat dilakukan dengan cara menghubungi pimpinan Micro Bussines Unit


(65)

(MBU) tersebut, pengambilan cuti bisa dilakukan atas keperluan pribadi.

b.) Perputaran jabatan

Perputaran jabatan pada Bank Mandiri mitra usaha unit batu malang dilaksanakan pada kisaran 6 bulan – 1 tahun sekali, rotasi ini dilakukan pada semua unit mandiri di seluruh Indonesia, tetapi untuk tiap jabatan berbeda-beda, misalnya untuk Mikro Mandiri Manager (MMM), Cluster Manager (CM) dan Mikro Kredit Analis (MKA) minimal rotasi dilakukan pada 1 tahun sekali dan maksimal 3 tahun pasti akan ada rotasi, untuk Mikro Kredit Sales (MKS) perputaran jabatan atau rotasi jarang dilakukan kecuali Mikro Kredit Sales (MKS) itu sendiri yang meminta.

4. Data Karyawan berdasarkan tingkat jabatan, tingkat pendidikan dan masa kerja.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Mandiri Unit Batu Malang adalah sebagai berikut:


(66)

Tabel 1 Data Karyawan

Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang

Sumber: Bank Mandiri Unit Batu Malang

No Jabatan Jumlah Masa Kerja Tingkat Pendidikan

1 CM (Cluster Manager) 1 orang 2 tahun S1

2 MMM(Mikro Mandiri

Manager)

1 orang 1 - 2 tahun S1

3 MKA(Mikro Kredit

Analis)

1 orang 2 tahun S1

4 KMM (Koordinator

Mitra Mikro)

1 orang 1-2tahun S1

5 Teller 3 orang 1-2 tahun S1

6 Customer Service (CS) 1 orang 1-2 tahun S1

7 MKS(Mikro Kredit

Sales)

7 orang 1-6 tahun S1

8 MMC (Mikro Mandiri

Collection)


(67)

5. Monitoring terhadap proses pemberian kredit usaha mikro

Proses pemantauan (monitoring) pada Bank mandiri unit batu malang dilakukan secara rutin setiap harinya oleh Mikro Mandiri Manager (MMM), Mikro Kredit Analis (MKA), Mikro Kredit Sales (MKS).

6. Data Pelatihan Pegawai

Bank Mandiri Unit Batu Malang dapat memberikan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan skill para pegawai demi kesejahteraan dan kesuksesan perusahaan. Adapun pelatihan pegawai yang dilaksanakan di Mandiri University.

7. Pengelolahan Resiko

Resiko yang dihadapi Bank Mandiri Unit Batu Malang yang berhubungan dengan kredit mikro adalah adanya kredit bermasalah atau kredit macet dimana kemungkinan sebagian nasabah yang tidak dapat melunasi kreditnya.

Untuk mengantisipasi adanya kredit bermasalah dimasa mendatang, maka Bank Mandiri Unit Batu Malang mengambil langkah-langkah yang ditujukan kepada debitur, sebagai berikut:

a. Menilai dan menyeleksi calon debitur dengan menggunakan 6C b. Perhitungan DSR dalam nota analisa

c. Dipersyaratkan adanya agunan kebendaan untuk limit tertentu d. Payroll


(68)

f. Adanya Early Warning Sistem g. Monitoring kredit

C. Analisis Data

1. Analisis terhadap Lingkungan Pengendalian

a. Struktur Organisasi

Analisis terhadap struktur pada Bank Mandiri unit Batu Malang melalui gambar struktur organisasi dan uraian dari masing-masing tugas dan tanggung jawab, adapun hasil analisis dari struktur organisasi adalah Bank Mandiri Unit Batu Malang adalah tidak adanya perangkapan jabatan atau tugas yang dilakukan oleh pegawai dan karyawan tersebut, tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan masing-masing apa yang harus dilakukan dan telah sesuai dengan job disk dari Bank Mandiri Unit Batu Malang.

Dalam struktur organisasi pada Bank Mandiri Unit Batu Malang telah memenuhi system pengendalian intern, dengan adanya job disk dan tugas masing-masing karyawan serta tanggung jawab yang dimilikinya dapat meningkatkan kualitas dari proses kredit mikro dari Bank Mandiri Unit Batu Malang.

b. Pengambilan Cuti

Pemberian hak cuti kepada karyawan merupakan wujud kepedulian bank untuk memberikan suatu semangat agar kejenuhan yang dialami karyawan tidak mengganggu kinerja dan aktivitas bank.Cuti merupakan hak karyawan yang dapat diambil


(69)

sewaktu-waktu sesuai kepentingan karyawan yang bersangkutan.Pemberian jatah cuti karyawan yang diberikan oleh pihak bank sebanyak 12 hari dalam setahun untuk setiap karyawan.Tujuan adanya sistem yang memberikan cuti kepada pegawai khususnya bagian pemberian kredit usaha mikro ini untuk mengawasi dan mengontrol secara tidak langsung adanya kecurangan yang dilakukan oleh pegawai. Dengan adanya cuti, apabila salah satu karyawan pada bagian kredit mikro usaha mengambil cuti, maka tugasnya akan dgantikan oleh karyawan yang lain selama pengambilan cuti dilakukan. Sehingga dengan adanya pergantian tugas yang dilakukan oleh pegawai lain, maka dapat diketahui apabila terjadi sebuah kecurangan maupun penyelewengan. c. Perputaran jabatan

Pada Bank Mandiri unit Batu Malang terdapat rotasi jabatan dengan tujuanuntuk menjaga kualitas kinerja petugas dalam mealkukan tugasnya sehingga kecurangan pada masing-masing pegawai dapat diminimalisir. Rotasi jabatan ini dilakukan secara rutin dan sesuai jadwal yang ditentukan, dilakukannya antara 1 tahun sampai 3 tahun sekali, kecuali Mikro Kredit Sales (MKS) atas permintaan sendiri. Dapat diketahui bahwa Bank Mandiri unit Batu Malang telah melakukan rotasi jabatan secara rutin dan terjadwal yang berkaitan dalam melakukan pengawasan.Tujuan adanya rotasi jabatan untuk mengurangi adanya kerjasama untuk melakukan kecurangan.


(70)

Setiap organisasi ataupun perusahaan sangat dipengaruhi oleh perilaku dan Sumber Daya Manusia, begitu pula pada Bank Mandiri Usaha Unit Batu Malang, juga sangat dipengaruhi oleh perilaku dan kemampuan karyawannya. Pada Bank Mandiri Unit Batu Malang terdapat pelatihan intern pegawai Mandiri yang dilaksanakan di Mandiri University.

Kualitas karyawan dapat dilihat dari kinerja perusahaan di tiap periodenya, tiap periode ada target yang harus dicapai oleh Mikro Bussines Unit (MBU), dari target yang telah dicapai dan juga dilihat dari target kelancaran pembayaran angsuran kredit nasabah sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan atau tidak melewati batas tenggat/telat bayar itu dapat dilihat bahwa kualitas karyawan tersebut berjalan dengan baik, berikut peneliti membandingkan target realisasi kredit, realisasi kredit mikro dan target pembayaran yang harus dicapai untuk mengetahui kualitas karyawan tersebut, dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :


(71)

Tabel 2

Perbandingan realisasi target dari tahun 2012 dan 2013 Bank Mandiri Unit Batu Malang

Tahun

2012 2013

Target Rp 25.000.000.000,00 Rp 28.000.000.000,00

Realisasi Rp 27.550.000.000,00 Rp 33.256.000,000,00

Target angsuran lancar

90% 90%

Angsuran kredit 92,5% 93,45%

Sumber:Bank Mandiri Unit Batu Malang

Dari data diatas dapat dilihat bahwa target dan realisasi dari kredit mikro telah tercapai, sehingga apa yang menjadi target dari perusahaan itu dapat terealisasikan dengan baik dan benar dengan kualitas karyawan yang kompeten dan professional akan dapat melaksanakan pekerjaanya secara efektif dan efisien.

2. Analisis Terhadap Penilaian Resiko

Penilaian resiko mencakup pertimbangan khusus terhadap resiko yang timbul dari perubahan keadaan dalam hal ini khususnya yang berkaitan dengan Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) yang diberikan pada nasabah serta pengaruh terhadap bank yang bersangkutan. Penaksiran resiko pada Bank Mandiri Mitra Usaha Usaha Unit Batu Malang yang berhubungan dengan Kredit Usaha Mikro


(72)

(KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) adalah adanya kredit bermasalah atau kredit macet dimana kemungkinan sebagian nasabah yang tidak dapat melunasi kreditnya yang disebabkan oleh berbagai hal seperti nasabah yang meninggal dunia, nasabah yang pindah alamat tanpa adanya pemberitahuan, bangkrutnya usahanya debitur. Selain itu adanya resiko dimana terjadinya perubahan keadaan ekonomi yang bisa mempengaruhi kelancaran kredit yang diberikan oleh bank. Untuk mengetahui perbandingan antara realisasi Kredit mikro dengan jumlah kredit bermasalah pada Bank Mandiri Unit Batu Malang dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(73)

Tabel 3

Realisasi dan Kredit Bermasalah Kredit Mikro Bank Mandiri Unit Batu Malang

No Jenis Data Tahun 2013

1 Realisasi kredit mikro segmen Kredit Usaha MIkro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM)  KUM  KSM Rp.33.256.000.000,00 Rp.15.748.000.000 Rp.17.508.000.000

2 KOL 01 (Pembayaran Lancar KUM dan KSM)

 Rp  %  KUM  KSM Rp.31.077.732.000,00 93,45% 44.35% 49.10% 3 NPL (Telat bayar lebih dari 4 bulan) Kredit Usaha

Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM)  Rp  %  KUM  KSM Rp.236.117.000,00 0,71% 0.425% 0.285% Sumber : Bank Mandiri Unit Batu Malang


(1)

Sistem pengendalian intern dalam monitoring pada pada Bank Mandiri unit Batu Malang sudah baik.Diharapkan karyawan pada setiap bagian dapat melakukan tugasnya dengan baik sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing. Mikro Mandiri Manager (MMM) sebaiknya tidak hanya memeriksa dokumen-dokumen yang ada pada bank saja, tetapi Mikro Mandiri Manager (MMM) juga melakukan kunjungan lokasi untuk memastikan kebenaran dari hasil investigasi dari analisis kredit. Dengan demikian pengendalian intern atas pemantauan terhadap proses pemberian kredit mikro Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) akan lebih baik dan meminimalisir terjadinya kredit fiktif, dan juga dalam pemberitahuan sebelum tanggal pembayaran sebaiknya menggunakan pemberitahuan melalui SMS agar para pelanggan atau debitur tersebut tidak merasa terganggu apabila dihubungi secara langsung melalui telefon.

D. Pembahasan

Dari data penelitian yang peneliti lakukan, pelaksanaan system pengendalian intern dalam pemberian kredit mikro dengan produk Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) yang dilakukan Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang, penulis melakukan analisis bahwa pemberian kredit mikro Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) sudah terjadi dan sesuai dengan system pengendalian intern dan ada yang belum sesuai dengan system pengendalian intern. Ada beberapa kelemahan dan usulan bagi perusahaan yang terdapat


(2)

59

dalam system pengendalian intern terhadap pemberian Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) yang sudah dijelaskan pada analisis data.

Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukan tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi guna melancarkan kinerja perusahaan. Struktur organisasi di Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang sudah cukup baik, para karyawan di struktur organisasi tersebut telah melakukan tugas dan kewajibannya sesuai dengan job disknya masing masing.

Suatu perancangan dan penggunaan dokumen akan terjadi atas dasar otorisasi oleh pihak yang berwenang. Otorisasi dilakukan untuk melindungi aset perusahaan dan menjamin bahwa transaksi dilakukan sebagaimana mestinya.Pada Bank Mandiri Mitra Usaha unit Batu Malang telah melakukan otorisasi pada pemberian kredit mikro dengan prouk Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM).

Pemberian kredit mikro terjadi apabila Mikro Mandiri Manager (MMM) ataupun Cluster Manager (CM) melakukan otorisasi terlebih dahulu sesuai dengan kewenangan limit yang dimilinya. Pada Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang sebaiknya melakukan pemisahan system analis antara kredit mikro Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM), dengan begitu system analis akan terpisah antara kredit Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) serta para Mikro Kredit Analisi (MKA) dapat berkonsentrasi mengerjakan system analis Kredit Usaha Mikro (KUM) dan system analis untuk Kredit Serbaguna Mikro (KSM).


(3)

Di dalam kompenen sistem pengendalian intern, informasi dan komunikasi dibutuhkan untuk mengurangi kecurangan dan prosedur pemberian Kredit Mikro ini menjadi lebih efisien dan efektif sehingga dinilai dapat menciptakan praktik yang sehat.Pada Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang sudah memenuhi sistem pengendalian intern yang baik.Karena Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang telah menggunakan system Loan Origination System (LOS). Sistem ini dapat mempermudah Mikro Kredit Analis (MKA) untuk mengentry data calon nasabah yang telah layak dan mendapatkan Nota Analisa Kredit, yang didapat dari hasil survey. Dengan data yang diberikan oleh Mikro Kredit Analisi (MKA) akan lebih cepat diterima oleh Mikro Mandiri Manager (MMM) untuk merekomendasikan debitur tersebut.

Proses monitoring dilakukan untuk menjaga kesinambungan terhadap proses pemberian Kredit Mikro agar tidak terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh pihak internal maupun pihak debitur. Pada Bank Mandiri Unit Batu Malang system pengendalian intern dalam monitoring sudah dikatan baik, karena terdapatnya system Kontrol Sales dan Transaksi yang bertujuan untuk memonitoring segala aktivitas yang dilakukan oleh karyawan Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang. Pemantaun kredit pada debitur dipantau setiap harinya oleh Mikro Kredit Sales (MKS), pemantauan tersebut dilakukan dengan 4 cara, yaitu periodic call, On The Spot, Surprise Call dan EWS (Early Warnig Signal). Dengan cara-cara yang dilakukan oleh Bank Mandiri Unit Batu Malang tersebut maka resiko terjadinya kredit macet atau debitur yang tidak melakukan kewajibannya akan segera diketahui oleh pihak


(4)

61

Bank dan segera ditindak lanjuti agar tidak terjadi kerugian yang dialami oleh pihak Bank itu sendiri maupun dari pihak debitur peminjaman Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM).

Penilaian risiko dilakukan untuk menganalisis resiko yang timbul dari perubahan keadaan dan resiko terjadinya kredit macet, dalam hal ini khususnya yang berkaitan dengan Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) yang diberikan pada nasabah serta pengaruh terhadap Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang. dalam penilaian resiko dapat dikatan baik, hal itu dapat dilihat dalam data yang peniliti sajikan di tabel 3, hal itu dapat menjadi bukti bahwa analisis penilain resiko yang dilakukan oleh Bank Mandiri Unit Batu Malang ini sudah telah terjadi dan dilaksanakan dengan baik.


(5)

62

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal dalam pelaksanaan system pemberian kredit mikro dengan produk Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) yang dilakukan Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang telah efektif dan efisien, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait system analisa kredit yang tidak memisahkan system analisa Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM).

Penggunaan dokumen-dokumen untuk menunjang proses kredit telah dilakukan, dan penggunaan system analisa dengan menggunakan system yang terkomputerisasi yang telah sesuai dengan system pengendalian intern juga telah dijalankan, hal itu dapat membantu perusahaan untuk menunjang kinerja yang lebih baik dan efisien.

Dalam proses pemberian kredit mikro yang dilakukan PT Bank Mandiri Unit Batu Malang telah berjalan dengan efektif dan efisien, itu dapat dilihat dengan karyawan atau pegawai yang terkait dengan proses pemberian kredit mikro telah menjalankan tugas dan kewenangannya sesuai dengan job disk yang tertera pada struktur organisasi PT Bank Mandiri Unit Batu Malang.


(6)

63

B.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan tersebut, maka saran peneliti bagi PT Bank Mandiri Unit Batu Malang dalam upaya menerapkan sistem pengendalian internal pada proses pemberian kredit mikro yang baik adalah:

1. Pemisahan system analisa kredit yang dilakukan oleh Mikro Kredit Analis (MKA) antara Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) dapat dipisah menjadi 2 sistem yang membedakan antara kedua produk tersebut.

2. Disarankan untuk menambah karyawan di bagian Mikro Kredit Analis (MKA) dan membaginya antara mengerjakan tugas menganalisa di produk Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM).