Kajian Teori Awal Perbedaan Ulama dalam Menilai Status Hadist

Awal Perbedaan Ulama Dalam menilai Status Hadis 3 bermanfaat untuk membuka wawasan tentang perbedaan yang akan menjadi manefestasi ilmu peradaban Islam.

B. Kajian Teori

Makna perbedaan yang dikhususkan dalam pembahasan ini adalah perbedaan atas status hukum hadis yang bersifat diterima maupun ditolak qobulan aw raddan. Perbedaan ini dibatasi dalam ilmu ushul hadis, serta peraturan yang ada didalamnya. Ilmu ini membahas tentang ushul dan furu’, atas dasar pemahaman dan waktu pelatihan serta penghafalanya. Ketiganya fahm, hafal dan pelatihan adalah syarat untuk memahami ushulu al-hadis menurut hakim, tapi disebutkan oleh mahdi 2 bahwa pengetahuan hadis itu adalah ilham, akan tetapi keduanya belum bisa dijadikan hujjah. Secara etimologi, al-Jarh adalah bentuk isim masdar, bentuk fiil madhi dan mudhari’nya yaitu jaraha-yajrahu yang berarti melukai. 3 Apabila terjadi pada tubuh, berarti melukai yang menyebabkan mengalirnya darah. 4 Sedangkan jika digunakan hakim pengadilan yang ditujukan kepada saksi, berarti menolak atau menggugurkan kesaksiannya. Sedangkan menurut terminology ilmu hadits, al-Jarh ialah upaya mengungkap sifat-sifat tercela dari perowi hadits yang menyebabkan lemah atau tertolaknya riwayat yang disampaikan. 5 Adapun kata ta’dil, secara etimologi, adalah bentuk masdar, bentuk fiil madhi dan mudhari’nya yaitu ‘addala-yu’addilu yang berarti 2 Imam Naqid al hujjah: namanya abdu rahman ibnu Mahdi : 135-198 hijriah. Dia menerjemahkan dalam pendahuluan kharaj 1251, di Baghdad: 1.240 serta tahdibu tahdiib :6279 3 Ibn Manzur, Jamaluddil Muhammad b. Mukarram, Lisan al- ‘Arab, Beirut: Dar Sadir, j.2 hlm,. 422. 4 Ibn Faris, Ahmad, Faris, Zakaria, Mujmal al-Lughah, Tahqiq: Zuhair Abdul Muhsin Sultan, 1404H, Hlm. 186. 5 Al- ‘Abd al-Latif, Abdul Aziz, Muhammad, Ibrahim. Dhawabit al-Jarh wa al- Ta’dil, Madinah: al-Jami’ah al-Islamiyyah, 1412 H, Hlm, 10. Awal Perbedaan Ulama Dalam menilai Status Hadis 4 mengemukakan sifat-sifat adil yang dimiliki seseorang. 6 Sedangkan menurut terminology ilmu hadits, ta’dil ialah upaya mengungkap sifat-sifat bersih seorang periwayat hadits sehingga nampak keadilanya yang menyebabkan diterimanya sebuah riwayat yang disampaikannya. 7 Dengan demikian, yang dimaksud dengan ilmu al-jarh wa at- ta’dil ialah ilmu yang membahas tentang keadaan periwayat-periwayat hadits, baik mengenai catatannya ataupun kebersihannya dengan menggunakan lafal-lafal tertentu sehingga diterima atau ditolak riwayatnya.

C. Sejarah Awal perbedaan Muhadisin dan Perkembanganya