Kesejahte raan Tinjauan Pustaka 1. Aksesibilitas

5. Kesejahte raan

Kesejahteraan bukanlah hal yang statis. Kesejahteraan adalah sesuatu yang berkembang dan bergerak. Kesejahteraan juga bukanlah sesuatu yang sederhana. Kesejahteraan adalah sesuatu yang bersifat komplek s dan interdependen. Karena itu, pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat perlu ditangani secara dinamis dan integralistikRoestam, 1993: 2. Menurut Roestam 1993: 40 arti Kesejahteraan Rakyat secara umum adalah suatu keadaan dimana segenap warga negara, tanpa terkecuali dan di mana pun berada, selalu dalam kondisi serba kecukupan segala kebutuhannya, baik material maupun spiritual, keamanan dan ketertibannya terjamin, hidupnya tenteram dan damai, jauh dari kejahatan dan saling curiga, seluruh aparatue negara bersatu menjunjung kewibawaan bangsa dan negaranya. Berdasarkan pengertian dan hakekat kesejahteraan rakyat tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup kesejahteraan rakyat menyangkut berbagai bidang kehidupan, bahkan seluruh bidang kehidupan. Unsur-unsurnya tidak hanya mencakup faktor- faktor ekonomis tetapi juga faktor yang non ekonomis sifatnya, baik lahir maupun batin. Kondisi yang sejahtera terkait erat dengan terpenuhinya kebutuhan rakyat terhadap stabilitas keamanan dan ketertiban serta ketenteraman. Menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera , pasal 1 ayat 11 pengertian keluarga sejahtera yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi selaras dan seimbang antara keluarga dan inter keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. BKKBN tahun 1994 merumuskan pentahapan dalam pembangunan keluarga sejahtera sebagai berikut: Keluarga Pra Sejahtera, yaitu keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, misalnya: kebutuhan sandang, pangan , papan dan kesehatan. a. Keluarga Sejahtera Tahap I, Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologinya, misalnya: kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi. b. Keluarga Sejahtera Tahap II, yaitu keluarga yang disamping telah dapat memnuhi kebutuhan dasarnya juga dapat memenuhi seluruh kebutuhan soaial psikologinya, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan untuk pengembangan seperti kebutuhan menabung dan memperoleh informasi. c. Keluarga Sejahtera Tahap III, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis, dan kebutuhan untuk pengembangan, namun belum dapat memberikan sumbangan maksimal kepada masyarakat. d. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik dasar,sosial psikologis dan kebutuhan untuk pengembangan serta memberikan sumbangan nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan