Status Perkawinan Pe ngrajin Batu Bata
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengrajin pada tabel 15 diatas jarak lokasi bahan baku dengan rumah pengrajin batu bata di daerah penelitian
sebagian besar berjarak antara 2 – 3 km yaitu 52,94 dan 1 – 2 km sebesar 47,06
. Berdasarkan data di atas dapat diketahui jarak lokasi bahan baku dengan rumah pengrajin termasuk dalam kelompok dekat.
Bahan baku untuk pembuatan batu bata di daerah penelitian sebagian besar diambil dari persawahan di wilayah Kelurahan Lalung se ndiri, sehingga jarak
antara lokasi bahan baku dengan rumah pengrajin tergolong dekat. Kondisi ini mempermudah para pengrajin untuk mendapatkan bahan baku batu bata. Hal ini
sangat membantu para pengrajin karena jaraknya dekat sehingga mereka tidak harus mengeluarkan biaya transportasi yang besar untuk mendapatkan bahan
baku. b. Daerah Pemasaran.
Keberlangsungan suatu industri sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan pasar. Apabila permintaan pasar tinggi produktifitas suatu idustri akan
meningkat begitupun sebaliknya jika permintaan pasar rendah produktifitas industri juga akan menurun.
Letak geografis yang berbeda antara suatu daerah dengan daerah lain menimbulkan adanya jarak dan perbedaan potensi yang dimiliki atau dihasilkan.
Pasar atau daerah pemasaran timbul karena adanya perbedaan potensi tersebut sehingga suatu daerah dalam memenuhi kebutuhannya harus mencari ke daerah
lain. Pemasaran batu bata dari Kelurahan Lalung ke daerah-daerah yang
tanahnya sulit atau tidak bisa dibuat batu bata. Pemasaran kebanyakan ke daerah Karanganyar bagian timur seperti Matesih, Karangpandan, Tawangmangu dan
bagian selatan seperti Jumantono, Jumapolo, Jatiyoso dan Jatipuro. Dalam penelitian ini intensitas pemasaran batu bata sebagian besar pengrajin ke beberapa
daerah kami kelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok sedikit antara 1-4 pengrajin, kelompok sedang antara 4-8 pengrajin, dan kelompok banyak yaitu
lebih dari 8 pengrajin. Berdasarkan tabel 16 dapat dilihat bahwa daerah pemasaran mayoritas pengrajin batu bata adalah Jumapolo, Karangpandan, dan
Tawangmangu. Jarak daerah pemasaran batu bata dari pengrajin batu bata di daerah penelitian rata-rata berjarak antara 17-30 km, ini termasuk dalam
kelompok jarak jauh.
Tabel 16. Daerah Pemasaran Industri Batu Bata di Kelurahan Lalung Tahun 2008.
No Nama
Daerah Pe masaran
1 Sukidi
Karangpandan, Matesih, Tawangmangu 2
Bakdi Tawangmangu, Karangpandan, Jatipuro, Jatiyoso
3 Ngadiman
Jumapolo, Jatipuro, Jatiyoso 4
Maridi Jumapolo, Matesih, Karangpandan
5 Siyam
Matesih, Karangpandan, Jumapolo, Jumantono 6
Karto Seman Jumapolo, Karangpandan, Jatiyoso 7
Wagimin Karangpandan, Matesih
8 Tukimin
Matesih, Jumapolo 9
Wardoyo Jumantono, Karangpandan, Tawangmangu, Jatiyoso
10 Marso
Jatipuro Tawangmangu 11
Sardi Tawangmangu, Karangpandan
12 Atmo Sutar
Jumapolo, Tawangmangu, Karangpandan 13
Surono Tawangmangu, Matesih, Jumapolo, Jumantono
14 Suyato
Jumapolo, Jumantono, Matesih, Jatipuro, Tawangmangu 15
Trimo Jumantono, Jumapolo
16 Sadimin
Tawangmangu, Karangpandan, Jumapolo 17
Markiman Karangpandan, Jumapolo
Sumber: Data Primer tahun 2008 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa selama ini pemasaran batu bata
sebagian besar hanya untuk memenuhi kebutuhan batu bata di daerah Kabupaten Karanganyar saja meskipun juga ada yang keluar Karanganyar namun
intensitasnya kecil. Seperti dijelaskan di latar belakang penelitian pertambahan penduduk berbanding lurus dengan kebutuhan akan pemukiman sehingga
permintaan bahan bangunan dalam hal ini batu bata juga meningkat. Kebutuhan pemukiman di daerah Karanganyar bagian timur dan selatan menyebabkan