Kerangka Pemikiran ANALISIS PUTUSAN HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP SENGKETA PENGGELEMBUNGAN DAFTAR PEMILIH TETAP PADA PEMILIHAN PRESIDEN TAHUN 2009

commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran diatas mencoba memberikan gambaran selengkapnya mengenai alur berfikir dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang menjadi bahan penelitian mengenai analisis putusan hakim mahkamah konstitusi terhadap sengketa penggelembungan daftar pemilih tetap pada pemilihan presiden tahun 2009 studi kasus terhadap Putusan Nomor 108-109PHPU.B-VII2009. Pasal 6A ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 24C ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dugaan Penggelembungan Daftar Pemilih Tetap Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 108-109PHPU.B-VII2009 commit to user Seperti yang diamanatkan dalam pasal Pasal 6A ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat”. Hal tersebut diwujudkan dalam pemilu Presiden tahun 2009. Pemilihan umum secara langsung merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pemilu presiden tahun 2009 yang telah dilaksanakan diduga terjadi masalah berupa penggelembungan daftar pemilih tetap oleh KPU yang akhirnya memenangkan salah satu calon presiden dan calon wakil presiden. Hal tersebut tidak bisa diterima oleh dua pasangan presiden dan wakil presiden yang lain sehingga kedua calon yang merasa dirugikan mengajukan gugatan melalui Mahkamah Konstitusi. Apabila ditelusuri lebih jauh bahwasannya persoalan penggelembungan DPT bukan merupakan Perselisihan Hasil Pemilu PHPU. Sesuai dengan Pasal 258 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu yang menyebutkan PHPU merupakan penetapan suara hasil pemilu secara nasional sehingga menurut penulis sengketa Penggelembungan DPT lebih condong terhadap pelanggaran administratif. Untuk itu, Mahkamah Konstitusi tidak mempunyai kewenangan untuk memutus sengketa tersebut. Sengketa pemilu yang terjadi telah dianggap selesai dengan keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi No. 108-109PHPU.B-VII2009 yang memenangkan SBY – Boediono sebagai Presiden dan wakil Presiden yang sah. commit to user 63 BAB III PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor yang Menjadi Dasar Hukum dan Dasar Pertimbangan