Informasi Komoditas Informasi Teknologi Irigasi

17 Gambar 7 Desain halaman input Mekanisme Kerja Sistem Pada tahap ini dilakukan perancangan mekanisme kerja sistem secara keseluruhan sebagai dasar untuk melakukan implementasi sistem. Mekanisme kerja dari sistem sendiri adalah sebagai berikut: a. Saat pengguna memilih menu konsultasi, sistem akan menampilkan halaman input rencana budidaya. Pada saat yang sama sistem melakukan akses ke GPS untuk melakukan deteksi lokasi pengguna. b. Pada proses input rencana budidaya oleh pengguna, sistem akan melakukan pengecekan kepada nilai input luas dan tanggal tanam yang dimasukkan oleh pengguna sehingga saat pengguna salah memasukkan tanggal atau memasukkan luas lahan lebih dari 100 ha sistem akan menampilkan pesan error kepada pengguna. Pesan error juga akan ditampilkan saat pengguna memilih “deteksi lokasi” sebagai input lokasi sedangkan lokasi yang diperoleh melalui GPS tidak terdaftar dalam basis data sistem. c. Setelah proses input rencana budidaya dilakukan dan pengguna memilih tombol lanjut, sistem akan menampilkan halaman input komponen hidrolika berupa diameter pipa lateral. Pilihan input diameter pipa lateral yang ditampilkan akan berbeda-beda tergantung pada input luas lahan yang dimasukkan oleh pengguna sebelumnya. Asumsi yang digunakan dalam menampilkan pilihan input diameter pipa lateral adalah sebagai berikut: 1. Untuk luas lahan 0-2 ha, ditampilkan pilihan input diameter pipa lateral untuk luas sub sistem 0-1 ha. 2. Untuk luas lahan 2-5 ha, ditampilkan pilihan input diameter pipa lateral untuk luas sub sistem 0.5-1 ha. 3. Untuk luas lahan 5-10 ha, ditampilkan pilihan input diameter pipa lateral untuk luas sub sistem 1 ha. 4. Untuk luas lahan 10-100 ha, ditampilkan pilihan input diameter pipa lateral untuk luas sub sistem 1.5 ha. 18 d. Selanjutnya sistem akan menampilkan halaman input komponen hidrolika berupa diameter pipa manifold berdasarkan pada luas lahan dan diameter pipa lateral yang telah dipilih sebelumnya. e. Selanjutnya sistem akan menampilkan halaman input komponen hidrolika berupa jenis emitter untuk irigasi tetes atau diamater nozzle untuk irigasi curah berdasarkan pada luas lahan, diameter pipa lateral dan diameter pipa manifold yang telah dipilih sebelumnya. f. Selanjutnya sistem akan menampilkan halaman input komponen hidrolika berupa debit sub sistem berdasarkan pada luas lahan, diameter pipa lateral, diameter pipa manifold serta jenis emitter atau diamater nozzle yang telah dipilih sebelumnya. g. Setelah proses input komponen hidrolika dilakukan, sistem akan melakukan akses terhadap basis data untuk selanjutnya melakukan perhitungan kebutuhan air irigasi menggunakan persamaan 1 dan kebutuhan hidrolika sub unit menggunakan query pada basis data. h. Hasil dari perhitungan kebutuhan air irigasi dan kebutuhan hidrolika sub unit ini selanjutnya akan ditampilkan kepada pengguna pada halaman hasil. i. Pada halaman hasil kebutuhan air irigasi ditampilkan total kebutuhan air irigasi untuk setiap periode pertumbuhan tanaman beserta lama aplikasi irigasi untuk satu sub unit dalam menithari. Untuk selanjutnya pada halaman hasil kebutuhan hidrolika sub unit ditampilkan jumlah sub unit yang dibutuhkan berdasarkan luas lahan dan luas sub unit yang dipilih oleh pengguna. Pada halaman hasil kebutuhan hidrolika sub unit juga ditampilkan jumlah sub unit yang dioperasikan per hari berdasarkan pada asumsi jumlah jam kerja adalah 8 jamhari. Implementasi dan Pengujian Pada tahap implementasi dilakukan konstruksi sistem berdasarkan hasil perancangan, analisis dan desain. Implementasi sistem ini dilakukan dengan menuliskan kode program dengan bahasa pemrograman Java dan basis data database SQLite sesuai dengan standar pemrograman aplikasi mobile berbasis android. Bahasa pemrograman Java dan SQLite ini juga dipilih dikarenakan mendukung pemrograman berorientasi obyek atau Object Oriented Programming OOP. Bahasa pemrograman Java digunakan untuk membangun interface dan logika sistem, sedangkan SQLite digunakan sebagai media penyimpanan basis data sistem. Konsep implementasi ini disesuaikan dengan konsep pengembangan OOP. Secara garis besar pengembangan sistem ini terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1. Pembuatan project Pembuatan project ini merupakan tahap awal dari implementasi dalam pemrograman Java. Pada tahap pembuatan project ini dihasilkan berkas- berkas yang dibutuhkan dalam awal pengembangan sistem. Pada pengembangan aplikasi ini, project diberi nama “irigasi”. 2. Pengelolaan package untuk setiap kelas java class Pengelolaan package merupakan upaya memudahkan proses pembuatan kode program dengan menyimpan berkas kode program ke dalam 19 beberapa direktori yang berbeda berdasarkan fungsinya. Pada implementasi pengembangan sistem ini sendiri terdapat tiga package yang digunakan dalam penyimpanan berkas kode program, yaitu : a. Package 1 : rizky.android.main Package ini merupakan direktori utama pernyimpanan berkas sistem seperti berkas modul untuk halaman utama, menu konsultasi, menu informasi, halaman hasil analisis, halaman profil, dan modul lainnya. b. Package 2 : rizky.android.database Package ini merupakan direktori pernyimpanan berkas sistem yang mengatur akses ke berkas basis data sistem c. Package 3 : com.readystatesoftware.sqliteasset Package ini merupakan direktori pernyimpanan berkas sistem berupa kelas SQLiteAssetHelper yang membantu penanganan berkas database yang dibuat secara terpisah agar bisa digunakan sebagai database utama sistem. Package ini sendiri disimpan sebagai referenced libraries yang merupakan package dari pihak ketiga yang digunakan sebagai package tambahan bagi sistem. 3. Pembuatan database. 4. Pembuatan antarmuka dan logika sistem Pembuatan antarmuka sistem dilakukan dengan menuliskan kode program dalam bentuk xml, sedangkan pembuatan logika sistem dilakukan dengan menuliskan kode program dalam bentuk java. Antarmuka untuk sistem berbasis android terletak pada sub direktori layout dari direktori resource reslayout.xml, sedangkan kelas-kelas modul terletak pada masing-masing package package.class. 5. Simulasi program menggunakan emulator android untuk melihat ada tidaknya kesalahan dalam pembuatan kode program. Implementasi Basis Data Pada tahap implementasi basis data dilakukan pembuatan berkas basis data sesuai dengan tabel data yang telah direncanakan sebelumnya. Pada tahap ini digunakan perangkat lunak SQLite Manager untuk melakukan manajemen basis data dimulai dari proses pembuatan basis data, entry data, hingga update data. Penggunaan SQLite Manager ini dimaksudkan untuk mempermudah pembuatan dan manajemen basis data yang berukuran besar sehingga sistem tidak perlu melakukan proses pembuatan basis data sendiri yang bisa berakibat pada meningkatnya waktu yang dibutuhkan oleh sistem dalam melakukan eksekusi fungsi basis data. Implementasi basis data dilakukan dengan menyimpan berkas basis data yang telah dibuat kedalam direktori asset. Untuk selanjutnya basis data ini akan dipindahkan kedalam direktori sistem oleh kelas SQLiteAssetHelper pada saat awal instalasi aplikasi kedalam device. Pada Gambar 8 ditunjukkan berkas basis data yang telah dibuat dengan Mozilla SQLite Manager. 20 Gambar 8 Implementasi basis data sistem Implementasi Sistem Implementasi sistem dilakukan setelah implementasi basis data dengan merampungkan tampilan antarmuka maupun logika program untuk masing- masing modul atau fungsi sistem. a. Halaman utama Halaman utama merupakan antarmuka yang pertama kali ditampilkan saat aplikasi dijalankan. Halaman utama untuk aplikasi android pada umumnya dirancang dalam dua model, yaitu model aplikasi dengan menu utama sebagai tampilan halaman utama serta model aplikasi yang menggunakan fitur splash screen sebagai halaman utama sebelum akses ke menu sistem. Pada sistem ini halaman utama dirancang untuk menampilkan menu utama sistem dengan tujuan untuk menyediakan fungsi sistem kepada pengguna secepat mungkin sehingga proses penggunaan aplikasi bisa lebih efektif. Penggunaan fitur splash screen juga dihindari dengan tujuan untuk meminimalisir kemungkinan terjadi kesalahan pada proses menjalankan aplikasi. Implementasi halaman utama bisa dilihat pada Gambar 9. 21 Gambar 9 Menu utama sistem b. Modul konsultasi Modul konsultasi menyediakan fungsi utama sistem konsultasi pemilihan teknologi irigasi. Modul ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu halaman input rencana budidaya, halaman input komponen hidrolika, dan halaman hasil analisis. Halaman input rencana budidaya menampilkan form input yang meliputi input lokasi, komoditas, teknologi irigasi yang akan digunakan, luas lahan, serta tanggal tanam. Inpus lokasi, komoditas dan teknologi irigasi dirancang dalam bentuk spinner yang menyediakan pilihan input untuk memudahkan pengguna. Halaman input ini bisa dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 Halaman input rencana budidaya 22 Pada Gambar 10 dapat dilihat menu spinner dari input lokasi yang salah satunya adalah pilihan “Deteksi Kota”. Pilihan ini akan mengaktifkan fungsi deteksi lokasi yang memanfaatkan fasilitas GPS pada device yang digunakan. Penggunaan fitur ini menuntut pengguna untuk mengaktifkan fungsi GPS pada device yang digunakan sebelum menjalankan sistem serta memastikan bahwa device tersebut memiliki akses internet untuk memanfaatkan fungsi GPS. Fungsi deteksi lokasi ini dirancang untuk mulai melakukan deteksi lokasi pengguna sejak awal menu konsultasi dibuka, yang berarti bahwa sistem tetap akan mendeteksi lokasi pengguna walaupun pengguna tersebut tidak memilih “Deteksi Kota” sebagai input lokasi. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses akses oleh pengguna sehingga saat pilihan “Deteksi Kota” dipilih, tidak dibutuhkan tambahan waktu bagi penguna untuk menunggu sistem melakukan deteksi lokasi. Secara umum saat fungsi GPS pada device diaktifkan, sistem android akan melakukan koneksi ke satelit untuk mendapatkan posisi pengguna yang didefinisikan kedalam koordinat longitude dan latitude. Selanjutnya saat pengguna menjalankan sistem konsultasi pemilihan teknologi irigasi dan membuka menu konsultasi, sistem konsultasi irigasi ini akan melakukan proses reserve geocoding, yaitu melakukan akses ke server Google untuk menerjemahkan koordinat longitude dan latitude yang telah didapatkan melalui GPS menjadi serangkaian informasi lokasi. Gambar 11 menampilkan contoh hasil dari proses reverse geocoding yang diakses melalui komputer. Gambar 11 Contoh informasi hasil proses reverse geocoding Informasi ini kemudian diseleksi menggunakan fungsi LocationManager pada sistem konsultasi irigasi sehingga didapatkan informasi lokasi Sub Admin Area yang pada Gambar 12 ditunjukkan oleh 23 informasi lokasi dengan tipe “Administrative_area_level_2”. Setelah informasi ini didapatkan, selanjutnya sistem akan melakukan pengecekan pada database untuk memastikan bahwa lokasi yang didapatkan terdaftar dalam database. Jika lokasi yang didapatkan terdaftar dalam database, maka sistem akan melanjutkan proses input ke halaman selanjutnya. Namun jika lokasi yang didapatkan tidak terdaftar dalam database, maka akan ditampilkan pemberitahuan kepada pengguna bahwa lokasi tersebut tidak terdaftar sehingga pengguna bisa memilih lokasi lain sebagai input. Setelah proses input rencana budidaya selesai, sistem akan menampilkan halaman input komponen hidrolika dalam bentuk menu dialog. Menu dialog ini ditampilkan dalam bentuk list view secara bertingkat hingga semua data yang diperlukan selesai dimasukkan oleh pengguna. Menu yang ditampilkan secara bertingkat ini sendiri akan berbeda-beda disesuaikan dengan pilihan yang dibuat oleh pengguna pada menu sebelumnya. Tampilan menu dialog ini bisa dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 Tampilan menu dialog untuk input komponen hidrolika Setelah proses input komponen hidrolika selesai dilakukan, sistem kemudian akan melakukan analisis kebutuhan air dan kebutuhan komponen hidrolika dengan menggunakan persamaan yang telah didefinisikan sebelumnya. Hasil analisis ini ditampilkan dalam dua halaman yang berbeda masing-masing untuk hasil analisis kebutuhan air dan hasil analisis kebutuhan hidrolika irigasi dengan tujuan untuk memudahkan proses penyerapan informasi hasil analisis oleh pengguna. Halaman hasil analisis ini bisa dilihat pada Gambar 13. 24 Gambar 13 Tampilan hasil analisis kebutuhan irigasi oleh sistem c. Modul informasi Modul informasi memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi singkat mengenai irigasi maupun komoditas yang tersedia dalam database. Modul informasi ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu informasi komoditas, informasi sekilas irigasi, serta informasi teknologi irigasi. Informasi komoditas dan teknologi irigasi sendiri terbatas pada komoditas dan teknologi irigasi yang tersedia di database sebagai pilihan input. Penambahan modul informasi ini bertujuan untuk menambah pemahaman pengguna terkait komoditas atau teknologi irigasi yang akan digunakan. Contoh tampilan modul informasi bisa dilihat pada Gambar 14. Gambar 14 Tampilan hasil analisis kebutuhan irigasi oleh sistem 25 d. Modul profil tentang sistem Modul profil adalah modul yang ditambahkan sebagai media informasi bagi pengguna terkait sistem. Modul ini akan menampilkan halaman yang berisi informasi mengenai versi sistem yang digunakan serta tim pengembang sistem. Pada halaman informasi ini juga diberikan link sebagai media update sistem oleh pengguna. Tampilan halaman modul profil bisa dilihat pada Gambar 15. Gambar 15 Tampilan halaman profil sistem Peluncuran Aplikasi Tahapan peluncuran aplikasi merupakan tahap pengemasan sistem menjadi sebuah aplikasi mobile android yang siap pakai. Pengemasan aplikasi ini bertujuan untuk mempersiapkan aplikasi yang siap diunduh oleh pengguna serta pembuatan atribut dan lisensi sistem. Tahapan pengemasan ini dilakukan dengan cara melakukan export seluruh berkas kode program dan database yang dibutuhkan oleh sistem kedalam sebuah berkas berekstensi apk .apk, yaitu ekstensi khusus bagi aplikasi mobile berbasis android. Sistem konsultasi pemilihan teknologi irigasi ini dikemas kedalam berkas app_konsultasi_irigasi.apk yang kemudian disimpan kedalam suatu direktori online untuk memungkinkan proses pengunduhan aplikasi oleh calon pengguna sistem. Sistem konsultasi pemilihan teknologi irigasi ini bisa diunduh melalui alamat http:bit.lyapp-irigasi atau http:goo.glYuv7Nc . Pengujian Tahap pengujian dilakukan dengan dua tahap, yaitu pengujian tahap pertama dengan menggunakan emulator serta pengujian tahap dua pada device berbasis android. Pengujian tahap pertama dilakukan sebelum peluncuran aplikasi dilakukan. Pengujian tahap pertama ini dilakukan secara berkelanjutan untuk setiap modul yang telah selesai dibuat untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan kode program dalam modul yang baru saja dibuat. Selanjutnya pada tahap akhir 26 saat semua modul selesai dibuat, dilakukan pengujian ulang secara menyeluruh dengan menjalankan aplikasi melalui emulator untuk melihat ada tidaknya kesalahan yang mungkin terjadi akibat adanya interaksi antar modul dalam sistem. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa semua modul dalam sistem berjalan dengan baik pada emulator android. Tabel 3 memperlihatkan hasil pengujian tahap pertama terhadap fungsi-fungsi dan modul dalam sistem yang dikembangkan. Tabel 3 Hasil pengujian menggunakan emulator android No. Modul Hasil Pengujian 1. Konsultasi Berjalan dengan baik 2. Deteksi Lokasi Berjalan dengan baik 3. Informasi Komoditas Berjalan dengan baik

4. Informasi Irigasi

Berjalan dengan baik

5. Informasi Teknologi Irigasi

Berjalan dengan baik

6. Profil Tentang Sistem

Berjalan dengan baik Pengujian tahap dua dilakukan setelah dilakukan tahap peluncuran aplikasi. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan distribusi aplikasi kepada pengguna. Tahap pengujian ini dimulai dari proses pengunduhan aplikasi dari direktori online, proses instalasi aplikasi pada device berbasis android, serta proses menjalankan aplikasi yang telah diinstall. Pengujian ini dilakukan menggunakan device smartphone Samsung Galaxy Tab 2 10.1 dengan OS android versi 4.0.3 dan smartphone Sony Xperia Go ST27i dengan OS android 4.1.2. Skenario pengujian eksternal dilakukan dengan melakukan pengunduhan aplikasi dengan melakukan akses alamat url http:bit.lyapp-irigasi . Dengan melakukan akses ke alamat url tersebut pengguna akan dibawa ke direktori online penyimpanan aplikasi yaitu fasilitas Google Drive. Untuk selanjutnya dilakukan pengunduhan berkas aplikasi yang terdapat pada direktori tersebut. Setelah aplikasi berhasil diunduh, tahapan selanjutnya adalah proses instalasi aplikasi kedalam device android yang digunakan. Setelah tahap instalasi berhasil, ikon aplikasi konsultasi irigasi akan ditambahkan oleh sistem android kedalam menu pada device. Tahapan instalasi pada komputer tablet Samsung Galaxy Tab 2 10.1 bisa dilihat pada Gambar 16. 27 Gambar 16 Tahapan instalasi aplikasi pada komputer tablet Setelah proses instalasi berhasil, tahap selanjutnya adalah proses pengujian fungsional dari modul-modul yang terdapat dalam sistem. Modul-modul sistem yang diuji pada tahap ini sama dengan modul-modul yang diuji pada tahap pengujian internal. Hasil dari pengujian eksternal ini menunjukkan bahwa sistem distribusi aplikasi yang dimulai dari tahap pengunduhan aplikasi, instalasi, serta pengujian fungsional modul-modul ini berhasil tanpa adanya error atau kesalahan sistem. Pada pengujian ini juga diketahui bahwa tampilan aplikasi kurang maksimal pada device smartphone yang memiliki tombol navigasi pada layar device. Skenario pengujian pada pengujian tahap dua bisa dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Hasil pengujian eksternal aplikasi No. Komponen Pengujian Skenario Pengujian Hasil 1. Download aplikasi  Membuka aplikasi web browser  Mengisikan alamat http:bit.lyapp-irigasi pada address bar Berjalan dengan baik

2. Instalasi

 Membuka berkas instalasi  Melakukan instalasi aplikasi Berjalan dengan baik

3. Modul

konsultasi  Memilih “Tasikmalaya” pada input lokasi  Memilih komoditas “Jagung” dan teknologi “Irigasi Tetes”  Berjalan dengan baik  Butuh waktu dalam melakukan deteksi lokasi dari GPS 28 No. Komponen Pengujian Skenario Pengujian Hasil  Memasukan input luas “2 ha” dan tanggal tanam “2610”  Memilih “0.5” sebagai diameter lateral  Memilih “1.5” sebagai diameter manifold  Memilih “Drip Emitters D4” sebagai jenis penetes  Memilih “4.1” sebagai debit penetes Pada pengujian tahap dua yang berdasarkan pada skenario didapatkan hasil kebutuhan air 79.44 mmperiode untuk periode kedua, serta 0 untuk periode pertama dan ketiga. Logika sistem sendiri dirancang untuk menampilkan nilai 0 sebagai kebutuhan air jika kebutuhan air tanaman masih bisa dipenuhi oleh curah hujan pada selang periode tersebut. Hal ini berarti bahwa hasil kebutuhan air yang ditampilkan pada menu hasil sesuai scenario pada tabel 4 merupakan kebutuhan air yang perlu ditambahkan melalui proses irigasi. Untuk selanjutnya didapatkan lama operasi 20 menithari untuk periode kedua serta 0 untuk periode pertama dan ketiga. Nilai lama operasi didasarkan pada total kebutuhan air irigasi dan debit penetes yang dipilih, yaitu 4.10 ljam. Hasil pengujian tahap dua ini bisa dilihat pada Gambar 17. Gambar 17 Hasil pengujian tahap dua 29 Piranti lunak simulasi neraca kadar air tanah yang telah dikembangkan oleh Dr. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si. Hasil pengujian ini selanjutnya dibandingkan dengan grafik simulasi kadar air tanah yang diperoleh dari piranti lunak simulasi neraca air tanah . Grafik simulasi kadar air tanah untuk tanaman jagung pada tanggal tanam sesuai dengan skenario pengujian bisa dilihat pada Gambar 18. Gambar 18 Grafik simulasi kadar air tanah Pada Gambar 18 ditampilkan grafik kadar air tanah KAT, titik layu permanen TLP, kapasitas lapang KL, serta titik aman. Titik aman menjadi penentu dalam pemberian irigasi. Jika kadar air tanah pada hari tersebut berada di atas batas aman maka irigasi tidak akan dilakukan, dengan kata lain kebutuhan air tanaman pada hari itu adalah nol. Sebaliknya, jika kadar air tanah berada di bawah batas aman maka perlu dilakukan aplikasi irigasi sebanyak selisih batas aman dengan kadar air tanah. Pada grafik terlihat bahwa pada selang periode 55 hari pertama umur tanaman jagung grafik kadar air tanah berada diatas titik aman, sedangkan pada periode hari ke-76 hingga hari ke-80 umur tanaman grafik kadar air tanah berada dibawah titik aman sehingga dibutuhkan tambahan air irigasi. Hal ini sesuai dengan keluaran sistem konsultasi pemilihan teknologi irigasi yang menampilkan adanya kebutuhan air irigasi untuk selang periode kedua atau pada selang periode hari ke-56 hingga hari ke-95 umur tanaman jagung. Pemeliharaan Sistem Tahap pemeliharan sistem merupakan tahap yang dilaksanakan secara berkala untuk memastikan sistem yang telah dikembangkan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna. Tahap pemeliharaan sistem ini dilakukan dengan melakukan pengecekan link pengunduhan aplikasi secara berkala untuk memastikan aplikasi tetap bisa diunduh oleh pengguna. Jika link yang tersedia tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka perlu segera dilakukan perbaikan. Tahap pemeliharaan ini juga meliputi proses update konten sistem sesuai dengan kebutuhan. Tahap update konten dilakukan oleh system developer yang berperan sebagai administrator dengan melakukan penambahan konten baik pada berkas basis data maupun pada berkas kode program. Untuk selanjutnya sistem yang telah update dikemas kembali kedalam berkas apk dan disimpan dalam direktori online yang sama untuk bisa diunduh oleh pengguna melalui menu profil pada aplikasi yang digunakan.