menggunakan data gelombang pecah yang dihitung di pantai akibat angin bulanan rata-rata selama 10 tahun.
Penelitian ini menganalisis transformasi gelombang yang dibangkitkan oleh angin dari laut lepas menuju ke pantai serta membuat model perubahan garis
pantai yang karena angkutan sedimen sejajar pantai selama 8 tahun yang diakibatkan gelombang pecah di pantai Teritip hingga Ambarawang.
1.2 Kerangka Pikir
Perubahan garis pantai di Teritip hingga Ambarawang dipengaruhi oleh kondisi gelombang yang dibangkitkan oleh angin di Selat Makassar. Sesuai
dengan arah angin, gelombang yang dibangkitkan di Selat Makassar akan merambat menuju ke pantai lokasi penelitian. Transformasi gelombang ini
dipengaruhi oleh proses refraksi dan shoaling sehingga terjadi perubahan tinggi dan arah gelombang karena pengaruh kedalaman perairan hingga akhirnya pecah
di pantai. Gelombang pecah mengakibatkan terjadinya angkutan sedimen sepanjang pantai, sehingga pantai mengalami abrasi di satu sisi dan akresi di sisi
yang lain. Model perubahan garis pantai yang dilakukan dalam penelitian ini
dikembangkan dari model Komar, yaitu menggunakan data gelombang laut lepas yang dibangkitkan angin. Kemudian perhitungan transformasi gelombang
menghasilkan karakter gelombang pecah yang mengakibatkan angkutan sedimen sepanjang pantai. Hasil model tersebut akan dibandingkan dengan hasil
perubahan garis pantai dari citra satelit lokasi penelitian tahun 2000 – 2007. Melalui model ini dapat dibangun beberapa skenario simulasi sehingga diketahui
perubahan garis pantai yang terjadi. 1.3 Perumusan dan Pendekatan Masalah
Saat ini Pantai Teritip hingga Ambarawang digunakan dalam berbagai kegiatan untuk menunjang pembangunan di Kalimantan Timur. Beberapa
kegiatan yang sedang dikembangkan adalah wisata pantai, budidaya rumput laut dan tambak. Pemanfaatan yang sering tidak dilandasi dengan pengetahuan
mengenai perilaku pantai dapat berdampak terhadap lingkungan di sekitarnya
seperti abrasi dan akresi. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai lokasi-lokasi yang mengalami abrasi dan akresi yang menyebabkan perubahan
garis pantai di lokasi penelitian. Pendekatan yang dilakukan agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan
adalah dengan mempunyai informasi mengenai gelombang di laut lepas, karena data gelombang tidak tersedia maka dilakukan prediksi dari data angin. Angin
yang bertiup menuju pantai adalah angin yang membangkitkan gelombang menuju pantai. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka penelitian ini akan
menjawab : 1 Bagaimana kondisi tinggi, periode dan sudut gelombang laut lepas.
2 Bagaimana pola transformasi gelombang dari perairan dalam menuju perairan pantai.
3 Bagaimana pengaruh gelombang terhadap angkutan sedimen sejajar pantai. 4 Bagaimana perubahan garis pantai bedasarkan angkutan sedimen yang
disebabkan oleh gelombang. Secara skematik bagan alir perumusan masalah untuk pencapaian tujuan
penelitian disajikan pada Gambar 1.
1.4 Tujuan