lxxv
Sektor 1996
1997 1998
1999 2000
2001 Pertanian
8.487,9 8.216
7.940,6 8.184,6
8.455,9 8.598,9 Pertambangan 527,5
587,4 545,6
575,6 589,6
642 Pengolahan
13.327,6 13.709,7 11.707 12.036,8 12.421 12.819
Liatrik 346,1
393,5 407,8
450,2 493,2
509,1 Bangunan
2.011,4 2.139,6
1.452,8 1.626,2
1.650 1.693
Perdagangan 9.034,3
9.612,9 8.747,2
9.026,9 9.632
10.092 Pengangkutan 1.705,2
1.766,8 1.765,2
1.946,9 2.053
2.219,8 Keuangan
2.114,5 2.283,5
1.502,6 1.559,3
1.605 1.622,7
Jasa 4.306,5
4.420 3.995,9
3.967,7 4.038
4.107,7 Sumber : BPS Jawa Tengah
Tabel 3.9 : Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah Tahun1996-2001 dalam Jutaan Rupiah
Tahun PDRB Atas Dasar
Harga Konstan PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku
1996 41.862.203,72
52.505.360,63 1997
43.129.820,90 60.296.426,87
1998 37.793.149,49
84.227.031,45 1999
39.542.231,24 98.224.487,35
2000 40.941.667,09
117.782.925,19 2001
42.305.176,40 136.131.480,16
Sumber : BPS Jawa Tengah
G. Keadaan Perekonomian Di masa Mendatang
Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang peralatan baru adalah kegiatan yang memakan waktu. Di perusahaan yang sangat besar
kegiatan ekonomi dapat memakan waktu beberapa tahun, dan apabila investasi itu sudah selesai dilakukan, yaitu pada waktu industri atau perusahaan yang didirikan
itu sudah mulai menghasilkan barang dan jasa yang menjadi produksinya, maka mereka akan terus melakukan kegiatan investasi selama beberapa tahun.
lxxvi
Oleh karena itu dalam menentukan apakah kegiatan-kegiatan yang akan dikembangkan itu akan memperoleh untung atau akan menimbulkan kerugian,
para pengusaha heruslah membuat ramalan-ramalan masa depan. Dalam membuat ramalan masa depan pada hakikatnya para pengusaha harus
mengetahui apakah masa depan menunjukan bahwa keuntungan yang lebih besar akan diperoleh dari pengembangan kegiatan ekonomi yang sedang dibuat atau
direncanakan, ramalan yang menunjukan bahwa keadaan perekonomian akan lebih baik lagi dimasa depan, yaitu diramalkan bahwa harga-harga akan tetap
stabil dan pertumbuhan ekonomi maupun pertambahan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan cepat, merupakan keadaan yang akan mendorong
pertumbuhan investasi. Makin baik keadaan masa depan, makin besar pula tingkat keuntungan
yang akan diperoleh para pengusaha. Oleh sebab itu mereka akan lebih terdorong untuk melakukan investasi yang telah atau sedang direncanakan. Dengan
gambaran gambaran keadaan perekonomian Jawa Tengah diatas Dimana pertumbuhan penduduk semakin sedikit, angkatan kerja yang semakin menurun
sehingga ini akan mengurangi masalah pengangguran. Keadaan inflasi yang semakin menurun, serta tingkat suku bunga yang semakin turun diharapkan masa
mendatang akan meningkatkan tingkat investasi khususnya investasi sektor properti yang akan memperbaiki perekonomian.
lxxvii
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan dibahas hasil analisis data berdasarkan pada model yang telah disebutkan dalam Bab I. Sebagaimana tujuan dalam penelitian ini yaitu
untuk mengetahui bagaimana pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Riil, Produk Domestik Regional Bruto terhadap Penanaman Modal atau Nilai Investasi
khususnya yang tertanam dalam sektor properti di Jawa Tengah, maka secara berurutan akan dibahas masing-masing variabel tersebut.
Dalam penelitian ini digunakan alat analisis Model regresi logaritma natural berganda double log. Model ini digunakan untuk menganalisis pengaruh Inflasi,
Tingkat Suku Bunga Riil, Produk Domestik Regional Bruto terhadap Penanaman Modal atau Nilai Investasi sektor properti. Penelitian ini menggunakan data
tahunan time series selama kurun waktu 1982-2001 yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu Biro Pusat Statistik BPS, Bank Indonesia BI serta instansi lain
yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sebelum dipaparkan hasil analisis akan diuraikan dahulu perkembangan data
yang dijadikan dasar dalam penelitian ini:
lxxviii
A. Data