Semakin besar mA akan menghasilkan intensitas sinar-X yang semakin besar. Pengaturan tegangan kV akan menyebabkan perubahan ”gaya tarik” anoda
terhadap elektron sehingga kecepatan elektron menuju menubruk target akan berubah. Hal ini menyebabkan energi sinar-X yang dihasilkan akan mengalami
perubahan. Semakin besar kV akan menghasilkan energi dan intensitas sinar-X yang
semakin besar. Bila arus mA dinaikkan maka spektrum sinar-X akan semakin tinggi
intensitasnya dengan puncak pada energi atau panjang gelombang yang tetap. Bila tegangan kV dinaikkan maka intensitas semakin tinggi dan puncaknya
bergeser ke kiri, panjang gelombang mengecil atau energi membesar.
2.6 INTERAKSI SINAR-X DENGAN MATERI
Beberapa peristiwa yang menyebabkan terjadinya sinar-X telah dibahas pada bagian sebelum ini, sedangkan pada bagian ini akan dibahas proses atau
interaksi yang terjadi bila radiasi sinar-X tersebut mengenai materi.
2.6.1 Intensitas Radiasi
Sinar-X sebagaimana radiasi gelombang elektromagnetik yang lain memancar ke segala arah secara merata. Jumlah radiasi persatuan
waktu per satuan luas intensitas disuatu tempat sangat tergantung pada tiga hal yaitu jumlah radiasi yang dipancarkan oleh sumber, jarak
antara tempat tersebut dan sumber radiasinya serta medium diantaranya.
Hubungan antara intensitas radiasi terhadap jarak mengikuti persamaan ”inverse square law” hukum kuadrat terbalik sebagaimana berikut :
Universitas Sumatera Utara
Dimana : I
1
= intensitas di titik 1 I
2
= intensitas di titik 2 r
1
= jarak antara titik1 dan sumber r
2
= jarak antara titik 2 dan sumber Salah satu prinsip proteksi radiasi ekstrena adalah jarak, semakin jauh
posisi seseorang dari sumber radiasi maka intensitas radiasi yang diterimanya akan semakin kecil, mengikuti hukum kuadrat terbalik
diatas.
2.6.2 Atenuasi Sinar-X
Intensitas radiasi sinar-X setelah melalui bahan dengan tebal tertentu akan mengalami pelemahan atau atenuasi gambar 2.6 mengikuti
persamaan berikut :
I = I e
-µx
.....................................................................................2.3
Dimana I , I = Intensitas sebelum dan sesudah menembus bahan.
X = tebal bahan yang diperiksa µ
= koefisien absorbsi linier tergantung dari jenis bahan dan tenaga sumber yang digunakan
I I
X
Gambar 2.6 Atenuasi intensitas radiasi setelah melalui bahan.
Bahan
Universitas Sumatera Utara
HVL half value layer adalah tebal bahan yang dapat menyerap intensitas radiasi menjadi separuhnya, sedangkan
TVL tenth value layer adalah tebal bahan yang dapat menyerap intensitas radiasi menjadi seper-sepuluhnya.
Nilai HVL dan TVL suatu bahan dapat dihitung dari koefisien serap linier µ nya dengan persamaan berikut :
Contoh : Koefisien serap suatu bahan adalah 0,1386mm. Bila bahan tersebut digunakan
sebagai penahan radiasi sinar-X maka tebal yang dibutuhkan untuk menurunkan intensitas radiasi dari 10mRjam adalah :
HVL bahan = 0,6930,1386 = 5 mm I
x
I = 2,5 10 = ¼
Tebal yang diperlukan adalah 2 x HVL = 2 x 5 mm = 10 mm satu HVL menurunkan ½ nya maka diperlukan 2 HVL untuk menurunkan ¼
nya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Jumlah HVL dengan jumlah I
x
I
Jumlah HVL I
x
I
1 1 2
2 1 4
3 1 8
4 1 16
5 1 32
dan seterusnya.......
Tabel 2.2 Jumlah TVL dengan jumlah I
x
I
Jumlah TVL I
x
I
1 1 10
2 1 100
3 1 1000
dan seterusnya.......
2.6.3 Mekanisme Interaksi