Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen secara Manual
8.4.2.1. Perhitungan Berat Gedung (W t )
Berat total gedung (W t ) akibat berat sendiri secara otomatis dapat dihitung dengan ETABS dengan cara menyeleksi luasan masing- masing lantai, kemudian Assign – Group Names .
Gambar 8.31. Pembuatan Group pada Tiap Lantai untuk Mengetahui Berat Gedung
Setelah masing- masing lantai dibuat Group, berat gedung tiap lantai dapat diketahui dengan cara Display – Show Tables – Building Data – Groups – Groups Masses and
Weights .
Gambar 8.32. Berat dan Massa Bangunan Tiap Lantai
AZZA REKA STRUKTUR RS RS GROUP GROUP
Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS
Berat gedung tambahan seperti plesteran, dinding, keramik, dll harus dihitung secara manual ditambah dengan 30% beban hidup.
a. Beban Mati Tambahan
▪ Beban mati tambahan pada plat Lantai Base Dinding tinggi 3,6 m = 3,6 x 171,2 x 2,5
= 1540,80 kN
▪ Beban mati tambahan pada plat tiap lantai 1 sampai 6 (Luas = 1310,14 m 2 )
Pasir setebal 1 cm = 0,01 x 16 x 1310,14 = 209,62 kN Spesi setebal 3 cm = 0,03 x 22x 1310,14 = 864,69 kN
Keramik setebal 1 cm = 0,01 x 22 x 1310,14 = 288,23 kN Plafon dan penggantung = 0,2 x 1310,14 = 262, 03 kN
Instalasi ME = 0,25 x 1310,14 = 327,53 kN Dinding bata tinggi 3,6 m = 3,6 x 171,2 x 2,5
= 1540,80 kN Dinding partisi (cladding) = 2 x 115,2 x 0,20
= 46,08 kN Beban reaksi pada tangga
= 13,65 kN + Beban mati total pada plat = 3553,35 kN
▪ Beban mati tambahan pada plat lantai 7 (Luas = 867,14 m 2 )
Beban plafon dan penggantung = 0,2 x 867,14 = 173,43 kN Beban instalasi ME = 0,25 x 867,14
= 216,78 kN Beban dinding bata tinggi 3,6 m = 3,6 x 129,6 x 2,5
= 1166,4 kN Beban dinding partisi (cladding) = 2 x 72 x 0,20
= 28,8 kN Beban total reaksi kuda- kuda
= 520 kN + Beban mati tambahan total pada plat lantai 7 = 2105,41 kN
AZZA REKA STRUKTUR RS RS GROUP GROUP
Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS
b. Beban Hidup Tambahan ▪ Beban hidup tambahan pada plat lantai base (Luas = 1327,42 m 2 )
Beban hidup untuk gedung perkantoran 2 = 2,5 kN/m Faktor reduksi
Beban hidup total = 2,5 x 0,3 x 1327,42 = 995,56 kN
▪ Beban hidup tambahan pada plat tiap lantai 1 sampai 6 (Luas = 1310,14 m 2 )
Beban hidup untuk gedung perkantoran 2 = 2,5 kN/m Faktor reduksi
Beban hidup total = 2,5 x 0,3 x 1310,14 = 982,6 kN
▪ Beban hidup tambahan pada plat lantai 7 (Luas = 867,14 m 2 )
Beban hidup untuk gedung perkantoran 2 = 1 kN/m Faktor reduksi
Beban hidup total = 1 x 0,3 x 867,14 = 260,14 kN
▪ Beban hidup tambahan pada plat atap (Luas = 34,56 m 2 )
Beban hidup untuk gedung perkantoran 2 = 1 kN/m Faktor reduksi
Beban hidup total = 1 x 0,3 x 34,56 = 10,37 kN
AZZA REKA STRUKTUR RS RS GROUP Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS GROUP
Beban mati tambahan dan beban hidup tambahan dihitung, kemudian ditambah dengan berat sendiri gedung (self weight) menjadi beban total seperti perhitungan berikut :
Tabel 8.11. Perhitungan Beban Mati dan Beban Hidup Tambahan
Tingkat
Beban Total Lantai
Beban Mati
Beban Hidup
Berat Sendiri
Tambahan (kN)
Tambahan (kN)
(kN)
(kN)
Tie Beam
Beban total =
Besarnya perhitungan gaya lateral ekuivalen (F i ) setiap lantai dihitung sebagai berikut. Tabel 8.12. Perhitungan Gaya Lateral Gempa Statik Ekuivalen (F i )
Tingkat Beban Total (kN)
Z (m)
W x Z (KnM)
Fx (kN)
Fy (kN)
Tie Beam 8794,46
1063,19 Atap
212,91 Σ Wt =
ΣWxZ=
AZZA REKA STRUKTUR RS RS GROUP GROUP
Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS
SNI Gempa 1726- 2002 Pasal 5.8.2 menyebutkan bahwa : “Untuk mensimulasikan arah pengaruh gempa rencana yang sembarang terhadap struktur gedung, pengaruh gempa dalam arah utama harus dianggap efektif 100% dan harus dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa dalam arah tegak lurus pada arah utama pembebanan tadi dengan efektifitas hanya 30%”.
Beban gempa untuk masing- masing arah harus dianggap penuh (100%) untuk arah yang ditinjau dan 30% untuk arah tegak lurusnya. Beban gempa yang diinput pada 2 arah tersebut sebagai antisipasi datangnya gempa dari arah yang tidak terduga, misalnya dari arah 15°, 30°, 45°, dll. Beban gempa yang diinput ke pusat massa tersebut ditunjukkan pada Tabel berikut.
Tabel 8.13. Perhitungan Gaya Lateral Gempa Statik Ekuivalen (F i ) untuk Setiap Arah
Perhitungan gempa 100% arah yang ditinjau dan 30% arah tegak lurus Lantai
Fx (kN)
30% Fx (kN)
Fy (kN)
30% Fy (kN)
Tie Beam
Pada SNI Gempa 2002 Pasal 5.4.1 disebutkan bahwa titik tangkap beban gempa statik dan dinamik adalah pada pusat massa. Untuk mengetahui koordinat titik pusat massa tersebut
dapat dilakukan dengan cara mengurangi pusat rotasi dengan eksentrisitas rencana (e d ). Perhitungan koordinat pusat massa ditunjukkan dalam Tabel berikut.
AZZA REKA STRUKTUR RS RS GROUP GROUP
Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS
Tabel 8.14. Koordinat Pusat Massa pada Tiap Lantai
Koordinat pusat Story
Pusat Massa
Pusat Rotasi
ed = 1,5e + 0,05b
massa
Tie Beam 32,4
Adanya perbedaan letak dinding yang tidak beraturan, perbedaan dimensi struktur antar lantai yang berbeda, dll menyebabkan letak titik pusat massa setiap lantai pun berbeda- beda. Koordinat pusat massa yang telah diketahui tersebut, kemudian diinput ke ETABS untuk memasukkan gaya gempa statik dengan cara Draw – Draw Point Objects.
Gambar 8.33. Koordinat Pusat Massa pada Lantai 1
AZZA REKA STRUKTUR RS RS GROUP Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS GROUP
Gambar 8.34. Koordinat Pusat Massa pada Lantai 2
Input koordinat pusat massa pada lantai berikutnya (lantai 3 sampai lantai atap) juga dilakukan dengan cara yang sama.
8.4.2.2. Input Beban Gempa Statik Ekuivalen
Pada SNI Gempa 2002 Pasal 5.4.1 disebutkan bahwa titik tangkap beban gempa statik dan dinamik adalah pada pusat massa. Jadi gaya gempa lateral ekuivalen (Fx dan Fy) yang telah dihitung pada tersebut diinput ke koordinat pusat massa bangunan tiap lantai dengan cara klik koordinat pusat massa, kemudian Assign – Joint/ Point Loads – Force – Load
Case Name EQ X / EQ Y .
AZZA REKA STRUKTUR RS RS GROUP GROUP
Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS
Gambar 8.35. Input Beban Gempa arah X (EQ X ) pada Lantai 1
Gambar 8.36. Input Beban Gempa arah Y (EQ Y ) pada Lantai 1
AZZA REKA STRUKTUR RS RS GROUP GROUP
Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS
Gambar 8.37. Input Beban Gempa arah X (EQ X ) pada Lantai 2
Gambar 8.38. Input Beban Gempa arah Y (EQ Y ) pada Lantai 2
Catatan :
▪ Input beban gempa lantai berikutnya dapat diinput dengan cara yang sama. ▪ Perhitungan gempa statik ekuivalen bisa dilakukan dengan cara manual atau
otomatis, tergantung dari konfigurasi struktur dan denah gedung.
AZZA REKA STRUKTUR RS RS GROUP Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS GROUP