STRATEGI PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG
STRATEGI PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG
BERKUALITAS 1
Oleh: Janry Haposan U. P. Simanungkalit
Abstract
One of civil service reform urgent agenda in Indonesia for shortly been done is reform of civil servant candidates (CPNS) procurement, remembering that it is the most deep critical thing in the entirely of civil service management process. This study result shows that generically, civil servant candidates procurement that held by Government Institution on exhaustive locus study went on good and smooth, even it still has not yet fully free of deviation practices (KKN). Base on strategy analysis result by using SWOT Analysis, this study recommend strategy formulation for qualified civil servant candidates procurement in the future, namely: (1) speeding up reform actualise and enhancing transparency and accountability of the civil servant candidates procurement on all steps; (2) establishing civil service job competency standard nationally; (3) improving civil service planning system comprehensivelly; (4) upholding law and sanction implementing for each KKN’s actions in the civil servant candidates procurement processes; (5) realizing competitive and equity (internal and external) civil service remuneration system; a nd (6) advance merit’s principles in the civil servant candidates procurement process. Keywords:
Strategy, Quality, Civil Servant Candidates Procurement.
I. PENDAHULUAN
antisipasi timbulnya implikasi negatif lebih lanjut di masa mendatang, maka perlu
A. Latar Belakang
dilakukan perubahan ke arah perbaikan atau reformasi birokrasi kepegawaian
Pelayanan publik (public services) dan
penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia secara keseluruhan merupakan fungsi dari berbagai faktor.
(Kasim, 1998 dan Prasojo, 2007). Salah satu di antaranya adalah faktor
Salah satu agenda reformasi ke- sumber daya manusia, yakni Pegawai
pegawaian negara yang mendesak untuk Negeri Sipil (PNS). Dapat dikatakan bahwa
segera dilakukan adalah reformasi dalam baik buruknya suatu birokrasi negara
pengadaan (rekrutmen) Calon PNS sangat dipengaruhi oleh kualitas PNS.
(CPNS). Hal tersebut mengingat proses pengadaan CPNS merupakan proses yang
Di Indonesia, sektor kepegawaian paling kritis dan berisiko dalam
negara yang merupakan sub sistem dari keseluruhan proses manajemen PNS di
birokrasi secara keseluruhan, belum dijadikan sebagai fokus reformasi birokrasi
Indonesia.
(Prasojo, 2007). Sebagai konsekuensinya, Disebut sebagai proses yang paling kualitas dan kinerja birokrasi dalam
kritis mengingat proses tersebut sangat memberikan pelayanan publik masih jauh
menentukan dalam membentuk profil PNS dari harapan. Konsekuensi lainnya adalah
yang handal, berkualitas, dan relevan masih
belum terciptanya budaya dengan kebutuhan organisasi atau justru pelayanan yang berorientasi kepada
sebaliknya, yakni PNS yang kontra- kebutuhan pelanggan/customer (service
produktif terhadap organisasi. Di samping delivery culture).
itu, melalui proses pengadaan CPNS diketahui gambaran awal (umum) tentang
Kondisi tersebut apabila berlangsung secara terus-menerus mengakibatkan
CPNS yang akan diperoleh (raw material), kekecewaan masyarakat yang berke-
guna mengantisipasi ungkapan yang menyatakan garbage in garbage out
panjangan terhadap birokrasi. Guna meng-
(GIGO). Dengan kata lain, proses secara garis besar di atas, baik yang pengadaan CPNS merupakan titik tolak
bersumber dari kekuatan internal maupun yang dapat menggambarkan apa dan
eksternal bagaimanapun tidak dapat bagaimana profil CPNS yang dikehendaki
dibiarkan berlangsung demikian secara sesuai dengan kebutuhan organisasi.
berke-panjangan, mengingat risiko dan Selanjutnya proses pengadaan
dampaknya yang berdimensi jangka CPNS
panjang. Oleh karena itu, ke depan perlu mengandung konsekuensi jangka panjang
ditempuh berbagai upaya terobosan antara terhadap investasi aset ke depan,
lain melalui perumusan alternatif strategi mengingat CPNS yang nantinya akan
CPNS yang dapat diangkat menjadi PNS tidak hanya sebagai
pengadaan
menghasilkan CPNS yang kelak akan aset penting organisasi, melainkan juga
diangkat menjadi PNS yang berkualitas. merupakan partner organisasi yang perlu
Untuk itu, perlu dilakukan suatu kajian dan harus dikelola dengan baik, karena
yang secara mendalam dan komprehensif sangat menentukan efektivitas organisasi.
dalam upaya perumusan strategi dimaksud. Di samping itu, proses pengadaan CPNS
PENUTUP
penuh risiko dari praktek-praktek KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang
A. Kesimpulan
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dengan Berdasarkan hasil analisis data dan masyarakat. Dengan kata lain, proses
informasi yang dilandasi oleh kerangka pengadaan CPNS sering menimbulkan
teoritis, juridis, dan empiris dalam kajian ini, banyak masalah karena banyaknya
dapat disimpulkan beberapa hal pokok ketidak-puasan masyarakat terhadap
dalam penyelenggaraan pengadaan CPNS proses pengadaan CPNS yang dilakukan.
sebagai berikut:
1. Secara umum, pengadaan CPNS yang sebagian besar PNS di Indonesia tidak
Salah satu faktor dominan alasan
diselenggarakan oleh Instansi pada efektif dan belum memberikan kontribusi
seluruh lokus kajian (pada sejumlah yang
BKD) pada Tahun Anggaran 2005 dan memberikan
optimal, khususnya
dalam
2006 ber-langsung baik dan lancar, masyarakat, bahkan terkesan menjadi
pelayanan
kepada
meskipun belum sepenuhnya terbebas pengangguran terselubung (disguised
dari praktek-praktek KKN. unemployment),
karena
kebijakan
2. Temuan-temuan penting berdasarkan pengadaan CPNS di lingkungan Instansi
hasil survei dalam kajian ini terkait Pemerintah di masa lalu tidak berdasarkan
dengan Pengadaan CPNS pada Tahun perencanaan tenaga kerja, tetapi lebih
Anggaran 2005 dan 2006 adalah didasarkan pada faktor kepentingan politik
sebagai berikut:
dan kekuasaan (Mujiono, 2006). Selama puluhan tahun, birokrasi (PNS) lebih sering
hasil analisis dijadikan sebagai alat kekuasaan dan
a. Berdasarkan
pendapat
masing-masing kelompok respon-den, secara
politik, sehingga mengabaikan kualitas dan syarat-syarat
statistik tidak terdapat perbedaan analisis pekerjaan atau jabatan (job
kebutuhan
untuk
yang signifikan antara kelompok analysis). Akibatnya, SDM aparatur pada
responden PNS, CPNS, dan Pelamar CPNS dalam mem-
satuan organisasi menjadi berlebihan dan berikan pendapat pada seluruh
tidak seusai dengan kebutuh-an atau beban kerja riil yang ada (Prasojo, 2007),
variabel Pengadaan CPNS. sehingga memunculkan desakan untuk
b. Secara keseluruhan, sebagian segera melakukan rasionalisasi PNS.
besar kelompok responden PNS Situasi problematik dalam pengadaan
(98.9%) dan CPNS (95.6%) CPNS sebagaimana yang dikemukakan
berpendapat bahwa rata-rata berpendapat bahwa rata-rata
Jangka waktu pengajuan sedang dan padat serta relatif
lamaran yang diterapkan selama sesuai dengan jumlah pegawai
ini oleh sebagian besar responden yang ada. Meskipun demikian,
(PNS, CPNS, dan Pelamar CPNS), masih terdapat Instansi yang
yakni lebih dari 66.3% dirasakan belum melakukan analisis beban
cukup, dengan batas waktu ideal kerja pegawai dan analisis
antara 2 (dua) sampai dengan 3 kebutuhan pegawai (lebih dari 16%
(tiga) minggu. Seluruh kelompok pada kelompok responden PNS
tersebut juga dan lebih dari 9.6% pada kelompok
responden
menyatakan bahwa syarat-syarat responden CPNS). Terkait dengan
yang diterapkan selama ini tidak hal tersebut, kelompok responden
memberatkan dan perlunya PNS (39.8%) dan CPNS (38.3%)
persyaratan fisik dan pengalaman menyatakan bahwa pada awal
kerja pada saat melamar sebagai tahap anggaran pekerja-annya
CPNS.
padat dan setelah itu pegawai
dengan proses “menganggur”.
f. Terkait
penyaringan lamaran CPNS,
c. Sebagian besar responden (PNS, sebagian besar responden (PNS, CPNS, dan Pelamar CPNS), yakni
CPNS, dan Pelamar CPNS), yakni lebih dari 65.4% telah mengetahui
lebih dari 53.8% mengemukakan nama jabatan yang lowong dan
bahwa masing-masing Instansi jumlah pegawai yang dibutuhkan
tempat dimana mereka melamar ber-dasarkan
CPNS telah lowongan kerja yang diumumkan
pengumuman
sebagai
melaksanakan pengisian formulir- oleh Instansi yang bersangkutan.
formulir yang dibutuhkan dalam Akan tetapi, sebagian besar
penyelenggaraan Pengadaan responden (lebih dari 64.3%) pada
CPNS sesuai dengan peraturan masing-masing
perundang-undangan yang berlaku. responden
kelompok
besar kelompok bahwa di dalam pengumuman
mengemuka-kan
g. Sebagian
PNS (73.1%) tersebut tidak dicantumkan rincian
responden
menyatakan bahwa implementasi tugas/tanggungjawab yang harus
rekruitmen CPNS telah sesuai dikerjakan sesuai dengan jabatan
tuntutan dan yang lowong.
dengan
perkembangan Instansi/Lembaga
d. Sebagian besar dari masing- Pemerintahan. Selanjutnya, masing kelompok responden (PNS,
sebagian besar responden PNS CPNS, dan Pelamar CPNS), yakni
(70.4%) menyatakan bahwa faktor lebih dari 73.9% telah mengetahui
kebijakan dan faktor anggaran adanya lowongan penerimaan
mempengaruhi Pengadaan CPNS. CPNS sebelumnya, yakni lebih
Dalam proses penyelenggaraan banyak mengetahuinya melalui
Pengadaan CPNS, sebagian besar iklan pada media massa dan
PNS (75.5%) sebagian kecil dari papan
responden
berpendapat bahwa perlunya pengumuman
prosedur standar/baku dalam sumber lain. Hampir seluruh res-
instansi
serta
pelak-sanaan rekruitmen CPNS. ponden (lebih dari 91.4%)
besar kelompok menyatakan bahwa peranan atau
h. Sebagian
responden PNS dan CPNS (lebih andil media massa dalam
dari 74.6%) menyatakan bahwa menginformasikan
adanya
Pengadaan CPNS harus sesuai Pengadaan CPNS harus sesuai
keberhasilan (key success factors) dibutuhkan. Menurut sebagian
yang
eksternal yang besar kedua kelompok responden
internal
dan
mempengaruhi Strategi Pengadaan tersebut (lebih dari 62.1%), pelak-
CPNS, yakni:
a. Faktor Internal: (1) Kekuatan: ini telah bebas dari KKN, 28.1%
sanaan rekrutmen CPNS selama
(a) Undang-Undang Nomor 43 sampai dengan 28.7% responden
Tahun 1999 dan (b) Peraturan meragu-kan hal tersebut, dan 2.6%
sampai dengan sampai dengan 9.8% tidak
Pemerintah
Daerah tentang menyetujui bahwa rekruitmen
Peraturan
Manajemen PNS (Pusat dan CPNS tidak ada KKN.
Daerah) dan (2) Kelemahan:
i. Lebih dari 90.3% kelompok res- (a) Proses Pengadaan CPNS ponden
belum didasarkan pada Standar menyatakan
Kompetensi Jabatan PNS dan (b) penyaringan
bahwa
proses
Belum memadainya pelaksanaan dilaksanakan
CPNS
telah
Peren-canaan Kepegawaian (PNS) kompetensi dan jabatan/posisi
berdasarkan
dan Analisis Jabatan sebagai yang dibutuhkan. Kemudian,
dasar dalam penyusunan Formasi menurut 84.0% PNS dan 93.0%
CPNS.
CPNS menyatakan bahwa proses
b. Faktor Eksternal: (1) Peluang: (a) Upaya pe-nyaringan
Reformasi dilaksanakan secara terbuka.
Kepegawaian Negara (PNS) j. Terkait dengan Instansi Penye-
dengan salah satu fokusnya lenggara Pengadaan CPNS,
adalah Reformasi Pengadaan terdapat
CPNS dan (b) Trans-paransi dan responden PNS, 47.0% responden
sebanyak
Akuntabilitas Publik semakin baik CPNS, dan 59.6% responden
dan (2) Ancaman: a) Masih adanya Pelamar CPNS menyata-kan
upaya-upaya untuk melakukan bahwa
dalam proses sebaiknya dilaksanakan secara
penyelenggaraan Pengadaan terpusat. Demikian pula keputusan
CPNS dan (b) Sistem renumerasi kelulusan dilaksanakan secara
PNS yang belum memadai. terpusat (dinyatakan lebih dari 60.9% responden).
B. Rekomendasi
kesimpulan yang CPNS dapat disimpulkan bahwa
3. Berdasarkan hasil analisis kualitas
Berdasarkan
dihasilkan dalam kajian ini dapat diusulkan kualitas CPNS yang diangkat hasil
beberapa rekomendasi sebagai berikut: Pengadaan CPNS Tahun Anggaran
1. Berdasarkan hasil analisis strategi 2005 dan 2006 menurut sebagian
yang dilakukan melalui kajian ini, perlu besar responden (87.00%) memiliki
dipertimbangkan untuk menerapkan kualitas yang relatif baik, yang ditinjau
alternatif strategi sebagai berikut: dari sisi Kompetensi Teknis dan
a. Percepatan perwujudan reformasi Manajerial, Sosial, Strategik dan Etis,
Pengadaan CPNS pada seluruh dalam rangka mendukung optimalisasi
tahapan.
kinerja masing-masing
satuan
organisasi di mana CPNS bekerja.
b. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengadaan CPNS
4. Berdasarkan analisis SWOT dalam berlandaskan pada Peraturan
penyelenggaraan Pengadaan CPNS, Perundang-undangan
yang dihasilkan
faktor-faktor
kunci
berlaku.
c. Mempercepat proses penyusunan mungkinan adanya unsur subjektivitas dan penetapan Model dan Standar
dalam penyampaian pendapat terkait Kompetensi Jabatan PNS secara
dengan kondisi/fakta yang sebenarnya nasional.
terjadi sehubungan dengan penyeleng-
d. Perbaikan Sistem Perencanaan garaan Pengadaan CPNS yang di- Kepegawaian (PNS) dan Analisis
selenggarakan pada Instansi masing- Jabatan sebagai dasar dalam
masing. Untuk kajian sejenis di masa penyusunan
mendatang, sebaiknya lokus kajian secara komprehensif.
Formasi
CPNS
dikombinasikan antara BKD dan Organisasi Perangkat Daerah lainnya,
e. Penegakan dan Penerapan Sanksi Hukum Tegas setiap tindakan KKN
seperti Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Unit Pelaksana Teknis
dalam proses Pengadaan CPNS. Daerah, termasuk Instansi Pemerintah
f. Perwujudan Sistem Renumerasi Pusat, baik yang memiliki best PNS yang Kompetitif dan Adil
practices dalam Pengadaan CPNS (internal & external equity).
maupun yang dalam upaya (proses)
g. Mengedepankan Merit System menuju ke arah yang demikian. dalam proses Pengadaan CPNS.
2. Penggunaan SWOT Analysis yang
h. Perwujudan Sistem Perencanaan tidak terbebas dari unsur subjektivitas Kepegawaian (PNS), Penetapan
dalam menentukan faktor-faktor apa Formasi, Rekrutmen dan Seleksi
menjadi kekuatan, CPNS yang mendukung Sistem
saja yang
kelemahan, peluang, dan ancaman Renumerasi PNS secara Kompetitif
terhadap obyek kajian. Untuk itu, ke dan Adil. 2. Berdasarkan
depan dapat digunakan tools analysis pengadaan
kondisi
yang lebih obyektif, misalnya dengan diselenggarakan oleh masing-masing
CPNS
yang
mengkombinasikan SWOT Analysis Instansi,
dengan AHP (Analytical Hierarchi penerapan prinsip “the right man in the
Process) atau yang lainnya. right place/job and the right time ”, maka
seluruh
rangkaian
penyelenggaraan Pengadaan CPNS
DAFTAR PUSTAKA
yang sudah baik tetap dipertahankan dan
senantiasa
melakukan
Cushway, B. 1996. Human Resource pembenahan/perbaikan secara terus-
Management (The Fast-Tract MBA menerus (continuously), yang didukung Series). Terjemahan. Gramedia, oleh pembenahan-pembenahan pada
Jakarta.
berbagai bidang lainnya, khususnya setelah CPNS diangkat menjadi PNS
Dale, M. 1999. Successful Recruitment nantinya.
and Selection: A Practical Guide for Managers. Kogan Page Limited,
C. Keterbatasan dan Saran Kajian
London.
Lanjutan
Daniel, W. W. 1989. Statistika Beberapa
Nonparametrik Terapan. Gramedia, keterbatasan dalam pelaksanaan kajian ini
sebagai bahan pembenahan untuk kajian Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber sejenis di masa mendatang adalah sebagai
Daya Manusia. Edisi Bahasa berikut:
Indonesia, Jilid 2. Prenhallindo,
1. Lokus kajian ini adalah pada sejumlah
Jakarta.
BKD, sehingga tidak menutup ke-
Field, H. S. & Gatewood, R. D. 2001.
Human Resource Selection. 5 th Publik. Tahun II, Edisi XI. Edition. South Western, Ohio.
Prasojo, E. 2007. Reformasi Kepegawaian
Institut Teknologi Bandung. 2003.
Indonesia. Jurnal Ilmiah Perancangan Organisasi: Proses
di
Administrasi Publik. Vol. VII No. 1. Manajemen
Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT: Pengendalian. Departemen Teknik
Perencanaan
dan
Teknik Membedah Kasus Bisnis. Industri,
Gramedia, Jakarta. Produksi ( http://www.lspitb.org ).
Laboratorium
Sistem
Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Johnson, G. & Scholes, K. 2002.
Strategik untuk Organisasi Publik dan Exploring Corporate Strategy: Text &
Organisasi Non Profit. Gramedia, Cases. 6 th Edition. Prentice Hall,
Jakarta.
London.
Sherman, A. W. Jr. & Bahlander. 1992.
Kasim, A. 1998. Reformasi Admi-nistrasi Managing Human Resources. 9 th Negara. Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Edition. Cincinnati, Ohio. Politik. Vol. 2, No. 4.
Soemarsono, S. H. M. 2004. Metode
Mangkuprawira, Tb. S.
Riset Sumber Daya Manusia. Graha Manajemen Sumber Daya Manusia
2002.
Ilmu, Yogyakarta. Strategik. Ghalia Indonesia, Jakarta. Sulardi. 2006. PNS Daerah yang
Mintzberg, H., Bruce, A. & Joseph, L.
Profesional dan Berkualitas. Makalah 1988. Strategy Safari: A Guided
Seminar Berkala Badan Kepegawaian Tour through the Wilds of Strategic
Negara, Jakarta. Management. The Free Press, New
Sunarto. 2005. MSDM Strategik. York.
AMUS, Yogyakarta. Mujiyono. 2006. CPNS dan Pember- dayaan Aparatur. Jurnal Layanan