perbuatan-perbuatan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 49 Ayat 2 UU No. 7 tahun 1992.
10. Kredit Bermasalah
Pelaksanaan pemberian kredit adalah kegiatan bank yang berisiko. Permasalahan yang sering terjadi adalah kredit yang telah
disetujui oleh bank menjadi kredit bermasalah. Menurut PBI no. 72PBI2005 serta Perubahannya dengan PBI no. 82PBI2006
dan PBI no. 96PBI2007 mengenai Penilaian Kualitas Aktiva, menetapkan kualitas kredit menjadi lima yaitu lancar, dalam
perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.
69
a. Pengertian Kredit Macet Para nasabah yang telah memperoleh fasilitas kredit
dari bank tidak seluruhnya dapat mengembalikan utangnya dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan.
Pada kenyataannya di dalam praktik selalu ada sebagian nasabah yang tidak dapat mengembalikan kredit kepada bank
yang telah meminjamnya. Akibat nasabah tidak dapat membayar lunas utangnya, maka akan tergambar perjalanan
kredit menjadi terhenti atau macet.
70
Keadaan yang demikian apabila ditinjau dari segi perdata disebut wanprestasi. Apabila debitor tidak dapat
membayar lunas utangnya setelah jangka waktu pengembalian tersebut terlewati, maka perbuatannya disebut perbuatan
wanprestasi.
71
Dari segi macam-macamnya terdapat lima macam yang dikenal selama ini, adalah :
72
1 debitor tidak melaksanakan sama sekali apa yang telah diperjanjikan,
2 debitor melaksanakan sebagian apa yang telah
diperjanjikan,
69
M. Bahsan , Op.cit.,
hal. 87.
70
Gatot Supramono, Op.cit.,
hal. 268.
71
Loc.cit.
72
Loc.cit.
3 debitor terlambat melaksanakan apa yang telah
diperjanjikan, 4 debitor menyerahkan sesuatu yang tidak diperjanjikan, atau
5 debitor melakukan perbuatan yang dilarang dalam
perjanjian. Apabila dikaitkan dengan kredit macet, maka ada tiga
macam perbuatan yang tergolong wanprestasi, yaitu :
73
1 nasabah sama sekali tidak dapat membayar angsuran kredit beserta bunganya.
2 nasabah membayar sebagian angsuran kredit beserta bunganya.
3 nasabah membayar lunas kredit beserta bunganya setelah jangka waktu yang diperjanjikan berakhir.
b. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kredit Macet 1 Faktor yang Berasal dari Nasabah
a Nasabah menyalahgunakan kredit. b Nasabah kurang mampu mengelola usahanya.
c Nasabah beritikad tidak baik. 2 Faktor yang Berasal dari Bank
a Kualitas pejabat nank. b Persaingan antar bank.
c Hubungan intern bank.
73
Ibid, hal. 269.
c. Kebebasan Bank dalam Memilih Lembaga Penyelesaian Sengketa
Pada saat terjadinya kredit macet maka pada saat itu pula timbulnya permasalahan yang harus diselesaikan oleh
bank. Bank memiliki kebebasan untuk menentukan lembaga mana yang akan dipilih untuk penyelesain sengketa kredit
macet dengan nasabahnya dengan cara yang efektif dan efisien. Di Indonesia terdapat tiga macam lembaga
penyelesaian sengketa, yaitu :
74
1 Alternatif Penyelesaian Sengketa APS, 2 arbitrase,
3 pengadilan. Selain hal tersebut di atas, ada pula cara
penyelesaian yang dapat dilakukan sendiri oleh bank dengan nasabah, yang sering disebut langkah penyelamatan kredit
macet, yaitu :
75
1 Rescheduling a Memperpanjang jangka waktu kredit
Debitor diberi perpanjangan waktu dalam pengembalian kredit.
b Memperpanjang jangka waktu angsuran Debitor diberi perpanjangan waktu yang diiringi dengan
mengecilnya jumlah angsuran dalam setiap pengembalian.
2 Reconditioning Diadakannya perubahan persyaratan yang ada dalam
perjanjian kredit, seperti : a kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok
b penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu c penurunan suku bunga
74
Loc.cit ., hal. 272.
75
Kasmir, Loc.cit.,
hal 127.
d pembebasan bunga 3 Restructuring
a dengan menambah jumlah kredit b menambah
equity dengan menyetor uang tunai dan
tambahan dari pemilik 4 Kombinasi
Kombinasi dari ketiga jenis cara di atas. 5 Penyitaan jaminan
Cara ini merupakan jalan terakhir, apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak
mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya.
C. Tinjauan Tentang Usaha Kecil dan Menengah