Subjek Hak Tanggungan Tinjauan Pustaka Umum Tentang Hak Tanggungan 1. Pengertian Hak Tanggungan

lvii tanggungan adalah asas publisitas, oleh karena itu didaftarkannya pemberian hak tanggungan merupakan syarat mutlak untuk lahirnya hak tanggungan tersebut dan mengikatnya hak tanggungan terhadap pihak ketiga”.

3. Subjek Hak Tanggungan

Mengenai Subjek Hak Tanggungan, Pasal 8 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 menentukan bahwa: “Pemberi hak tanggungan asalah orang perorangan atau badan hukum yang mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek hak tanggungan yang bersangkutan”. Dilihat dari rumusan Pasal tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pemberi hak tanggungan adalah orang perorangan dan badan hukum yang memperoleh hak atas tanah berupa Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah Negara menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960. Orang perorangan dan badan hukum yang dapat memperoleh Hak Milik menurut Pasal 21 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 adalah orang perorangan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Mengenai badan hukum yang dapat memperoleh Hak Milik atas tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1973, adalah: a Bank-bank yang didirikan oleh Negara. lviii b Perkumpulan-perkumpulan koperasi pertanian yang didirikan berdasrkan Undang-Undang Nomor 79 Tahun 1958. c Badan-badan keagamaanuang ditunjuk oleh Menteri Pertanian Agraria setelah mendengar Menteri Agama. d Badan-badan sosial yang ditunjuk oleh Menteri PertanianAgraria setelah mendengar Menteri Sosial. Mengenai orang perorangan dan badan hukum yang dapat mempunyai Hak Guna Usaha menurut Pasal 30 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 adalah Warga Negara Indonesia, dan Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Lebih lanjut orang perorangan dan badan hukum menurut Pasal 36 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, menentukan bahwa yang dapat mempunyai Hak Guna Bangunan adalah Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Selain itu orang perorangan dan badan hukum yang dapat mempunyai Hak Pakai Atas Tanah Negara menurut Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 adalah Warga Negara Indonesia, orang asing yang berkedudukan di Indonesia, badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia. Salim HS menyatakan bahwa subjek hak tanggungan sebagai pemberi hak tanggungan adalah :”Orang perorangan dan badan hukum yang berwenang untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek hak lix tanggungan yang bersangkutan pada saat pendaftaran hak tanggungan yang bersangkutan”. 36 Lebih lanjut pengertian pemberi hak tanggungan dikemukakan oleh Sutarno, bahwa pemberi hak tanggungan adalah : orang-orang atau badan hukum pemilik hak atas tanah yang mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek hak tanggungan. 37 Pengertian Pemberi hak tanggungan juga dikemukakan oleh Gunawan Widjaja, bahwa pemberi hak tanggungan adalah debitur yaitu orang yang meminjam uang di lembaga perbankan. Mengenai subjek hak tanggungan sebagai pemegang hak tanggungan sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 menentukan bahwa : “Pemegang hak tanggungan adalah orang-orang atau badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang”. 38 Menurut Sutarno mengemukan bahwa pemegang hak tanggungan adalah: “Kreditur atau pemberi hutang, bias bank sebagai pemberi kredit atau orang-perorangan atau badan hukum yang memberi pinjaman”. 39 Sebagai pemegang hak tanggungan dapat orang-perorangan ataupun badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang. Dalam Penjelasan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996, menentukan 36 Salim.HS, Op Cit, Hlm.104. 37 Sutarno, Op Cit, Hlm.162. 38 Salim HS, Op Cit, Hlm.104 39 Sutarno, Op Cit, Hlm 164 lx bahwa Badan hukum sebagi pemegang hak tanggungan dapat juga badan hukum asing baik yang berkedudukan di Indonesia ataupun diluar negeri,sepanjang kredit yang bersangkutan dipergunakan untuk kepentingan pembangunan di wilayah Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, yang dapat menjadi pemegang hak tanggungan adalah orang-perorangan atau badan-badan hukum yang memberikan pinjaman kepada orang atau badan hukum yang berhutang debitur. Dalam praktek pemegang hak tanggungan adalah bank sebagai pemberi kredit, hal ini dikarenakan bank tidak memberikan kredit kepada masyarakat tanpa jaminan, dengan demikian setiap pemberian kredit harus ada jaminan yang diserahkan oleh penerima kredit kepada bank.

4. Objek Hak Tanggungan