PEMECAHAN MASALAH Pemecahan masalah :

2.2. PEMECAHAN MASALAH Pemecahan masalah :

sebuah proses dimana suatu situasi dianalisa kemudian solusi-solusi dibuat bila ditemukan ada masalah, dengan cara pendefinisian, pengurangan atau penghilangan, atau pencegahan masalah.

2.2.1. Proses

Ada banyak urutan proses pemecahan masalah yang diajukan oleh para ahli, salah satunya seperti terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Proses pemecahan masalah (diadopsi dari Deek et al, 2005)

Pada gambar 2.4 terlihat serangkaian tahapan proses yang berbeda yang dapat digunakan dalam berbagai tingkatan, tergantung dari karakteristik problemnya. Masalah yang berbeda membutuhkan penggunaan elemen yang berbeda, bahkan mungkin urutan yang berbeda. Tahapan kritis dari proses pemecahan masalah adalah Pendefinisian Masalah. Apabila masalah tidak cukup jelas didefinisikan maka tahapan-tahapan berikut sulit untuk dijalankan. Bahkan apabila dipaksakan, kemungkinan besar solusi yang tepat tidak akan diperoleh.

Secara umum proses pemecahan masalah dapat dilakukan dengan empat tahapan utama yaitu :

Memahami dan mendefinisikan masalah Bagian ini merupakan bagian yang sangat penting karena menjadi awal

dari seluruh proses pemecahan masalah. Pada bagian ini harus sudah teridentifikasi goals, givens, unknowns, dan constraint dari suatu masalah.

Tujuan pada bagian ini adalah mengorganisasi masalah dengan baik dan menghilangkan bagian-bagian yang dirasa kurang penting.

Membuat rencana untuk pemecahan masalah Pada bagian ini ada dua aktifitas penting yaitu :

a) identifikasi berbagai alternatif solusi yang mungkin

b) membuat rencana pemecahan masalah Solusi pada suatu masalah biasanya tidak hanya satu tapi mungkin bisa

beberapa macam solusi. Sebagai ilustrasi, apabila kita berada di kota Surabaya dan ingin pergi ke Jakarta, maka banyak alternatif solusi yang mungkin bisa dilakukan, misalnya kita bisa menempuh dengan angkutan darat, laut atau udara. Dengan angkutan darat kita bisa menggunakan kereta api, bus atau angkutan yang lain. Jalurnya pun kita bisa lewat jalur utara, tengah atau selatan. Jadi banyak sekali alternatif solusi yang bisa kita kembangkan. Masing-masing mempunyai karakteristik sendiri- sendiri. Dari sekian banyak alternative solusi ini kita harus memilih satu alternatif solusi yang berdasarkan kriteria tertentu merupakan alternatif solusi yang paling potensial dapat menyelesaikan permasalahan. Setelah terpilih, maka kita dapat membuat rencana kasar (outline) penyelesaian masalah dan membagi masalah dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Rencana kasar (outline) penyelesaian masalah hanya berisi tahapan- tahapan utama penyelesaian masalah.

Merancang dan menerapkan rencana untuk memperoleh solusi Pada bagian ini rencana kasar penyelesaian masalah diperbaiki dan

diperjelas dengan pembagian dan urutan rinci yang harus ditempuh dalam penyelesaian masalah.

Memeriksa dan menyampaikan hasil dari pemecahan masalah Bagian ini bertujuan untuk memeriksa apakah akurasi (ketepatan) hasil

dari alternatif solusi yang dipilih telah memenuhi tujuan yang diinginkan. Selain itu juga untuk melihat bagaimana efektifitas dan kinerja dari alternatif solusi yang dipilih.

2.2.2. Strategi Strategi pemecahan / Skema Pemecahan Masalah :

Metode atau pendekatan yang digunakan seseorang ketika menghadapi masalah.

Ada banyak strategi pemecahan masalah yang coba diterapkan oleh para ahli. Masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan, sehingga kadang-kadang untuk memecahkan suatu masalah tidak cukup dengan satu metode. Hal ini ditujukan untuk mendapat solusi yang optimal. Deek et al (2005) telah membuat klasifikasi strategi pemecahan masalah seperti terlihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Klasifikasi strategi pemecahan masalah.

Strategi pemecahan masalah berdasarkan tingkat kompleksitas masalah

a) Problem reduction Strategi ini sering juga disebut sebagai dekomposisi

(decomposition). Pada strategi ini masalah yang kompleks dipecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih sederhana (Gambar 2.6). Satu per satu bagian-bagian kecil ini kemudian dievaluasi dan dicarikan pemecahan masalahnya. Strategi ini banyak sekali digunakan terutama karena sangat mempermudah proses pemecahan masalah.

Beberapa teknik pemrograman perangkat lunak menggunakan pendekatan ini.

Gambar 2.6. Strategi dekomposisi masalah.

b) Reusable problem Kadang kala sebuah masalah memiliki kesamaan pada bagian-

bagian tertentu dengan masalah lain. Pada kasus seperti ini apabila strategi problem reduction diterapkan, maka akan sangat memakan biaya dan waktu. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan solusi-solusi yang sudah pernah digunakan untuk masalah lain dan menerapkan dengan atau tanpa perubahan pada masalah yang akan kita selesaikan. Solusi-solusi yang sudah pernah dibuat ini dalam dunia pemrograman biasa disebut sebagai library (Gambar 2.7).

c) Problem expansion Strategi problem reduction menganut prinsip bahwa masalah

yang akan diselesaikan sudah dikenali dengan baik dan hanya dapat diselesaikan dengan dekomposisi, tapi pada masalah yang sumbernya dari berbagai macam hal (interdisciplinary) maka strategi ini tidak dapat digunakan. Strategi problem expansion dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Strategi ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan masalah-masalah kecil menjadi masalah yang agak besar agar kejelasan masalah semakin tampak. Setelah dirasa cukup jelas maka pemecahan masalah baru dilakukan (Gambar 2.8).

Gambar 2.7. Pemecahan masalah dengan library.

Gambar 2.8. Strategi problem expansion.

d) Problem misrepresentation Strategi ini dilakukan untuk mengurangi ketidaktepatan

(misrepresentation) dalam mendefinisikan masalah. Beberapa ketidaktepatan yang sering muncul adalah:

1) Penggunaan istilah/kata/kalimat yang tidak tepat.

2) Ruang lingkup masalah yang tidak jelas.

3) Penempatan hubungan antara masalah satu dengan masalah lain yang kurang tepat.

4) Penggunaan standar dalam notasi atau diagram pemecahan masalah yang tidak sesuai.

Strategi pemecahan masalah berdasarkan struktur pemecahan masalah

a) Linear Strategi linear dilakukan dengan mengerjakan tahapan-tahapan

proses pemecahan masalah secara berurutan (Gambar 2.9). Tahapan ke 3 misalnya sangat bergantung pada tahap ke 2, sedangkan tahapan ke 3 sendiri menjadi dasar tahapan ke 4.

Gambar 2.9. Strategi pemecahan masalah linear.

b) Iterative Strategi iterative digambarkan dengan bentuk lingkaran

(Gambar 2.10). Pada gambar tersebut sebenarnya pola yang dipakai tetap berurutan, namun setelah tahapan terakhir, proses berulang kembali ke tahapan 1 untuk memperbaiki kekurangan yang mungkin ada. Proses ini berulang terus sampai suatu masalah dirasa sudah terselesaikan.

Gambar 2.10. Strategi pemecahan masalah iterative.

c) Parallel Berbeda dengan strategi linear, strategi parallel mengerjakan

tahapan-tahapan proses secara bersama-sama dalam bentuk parallel (Gambar 2.11). penggabungan strategi linear dan parallel sering kali digunakan. Pada bagian-bagian tertentu, tahapan harus dikerjakan secara linear dan pada bagian lain yang memungkinkan, dapat diterapkan strategi parallel.

Gambar 2.11. Strategi pemecahan masalah parallel.

d) Dynamic Strategi ini tidak mengikuti pola-pola tertentu seperti yang telah

disebutkan. Pola dapat bersifat acak tergantung pada interaksi dan hubungan antar tahapan.

Strategi pemecahan masalah berdasarkan tingkat kapabilitas Strategi ini didasarkan pada ketersediaan sumberdaya pada

sebuah organisasi. Salah satu yang menjadi pertimbangan penting dalam ketersediaan dan kemampuan teknologi yang dimiliki. Semakin baik dan maju teknologi maka akan berpengaruh pada bagaimana proses pemecahan masalah dilakukan.