Multikolinieritas Uji Asumsi Klasik

α , = matriks p x r; 0 r p dan r merupakan jumlah kombinasi linier elemen Xt yang hanya dipengaruhi oleh shock transistor. ’X t-1 = error correction term , yaitu jumlah pemberat pembalik rata- rata pada vektor kointegrasi pada data ke t-1.

3.5. Uji Asumsi Klasik

Permasalahan dalam asumsi klasik yang sering dialami dalam pengujian regresi time series adalah masalah normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

3.4.1. Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan gejala adanya hubungan korelasi diantara variabel-variabel independen dalam model regresi. Dampak dari adanya gejala multikolinieritas membuat hasil estimasi memiliki nilai standa rd error yang tinggi. Tingginya standa rd error membuat nilai t menjadi lebih kecil sehingga hipotesis nol menyatakan bahwa nilai sebenarnya dari populasi adalah nol atau tidak signifikan. Walaupun kemiringan parsial secara statistik tidak signifikan berdasarkan uji t namun dalam gejala multikolinieritas membuat nilai R 2 sangat tinggi. Multikolinieritas pada dasarnya adalah fenomena sampel dan sering terjadi pada data noneksperimental yang dikumpullkan pada sebagian besar ilmu sosial. Multikolinieritas dapat terjadi ketika jumlah sampel sangat sedikit dalam parameter yang akan diestimasi. Ukuran sampel yang kecil jika jumlah sampel ditambah maka nilai sampel akan menuju pada nilai estimator populasi sebenarnya. Montgomery dan Peck dikutip oleh Gujarati dan Porter 2012, menjelaskan beberrapa faktor yang menyebabkan multikolinieritas yaitu : 1 metode pengumpulan data yang digunakan sangat terbatas, 2 kendala model pada populasi yang diamati, 3 spesifikasi model. 4 model memiliki lebih banyak variabel penjelas daripada jumlah observasi, 5 Dalam data time series terdapat kemungkinan variabel penjelas memiliki trend yang serupa. Dengan kata lain, nilai dari variabel tersebut sama-sama meningkat atau menurun seiring berjalannya waktu. Untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai toleransi TOL, variance-inflating factor VIF dan dapat dideteksi dengan melihat koefisien korelasi berpasangan atau zero order . Jika nilai zero order tinggi, misalnya melebihi 0,8 maka multikolinieritas menjadi masalah yang serius. Selain itu, multikolinieritas dapat dideteksi dengan scatterplot untuk melihat berbagai variabel dalam model regresi saling berhubungan.

3.4.2. Heteroskedastisitas