Signifikansi, Kontribusi dan Problematika Studi Wilayah

D. Signifikansi, Kontribusi dan Problematika Studi Wilayah

a) Signifikansi

Begitu signifikansi mengkaji Islam melalui pendekatan Historis dan mengambil bagian pengkajian area, sehingga kita tidak salah menilai kondisi Islam dan umatnya di berbagai dunia. Pembahasan melalui struktur ini akan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek latar belakang, dan pelaku dari

peristiwa tersebut. 249 Melalui pendekatan ini kita dapat memahami pola pikir yang bergerak dari alam idealis ke alam realitis, yang pada akhirnya dapat memberikan

kesimpulan dan penilaian yang lebih objektif. Di bawah ini adalah beberapa signifikansi studi wilayah dalam studi Islam:

a. Memberikan penjelasan tentang kondisi keislaman di suatu daerah menurut data dan fakta yang ada, sehingga peneliti dapat melihat hal tersebut dengan penilaian yang objektif.

b. Memberikan peluang bagi sesama muslim untuk semakin mengenal dan akrab dengan keaneka ragaman dan sikap manusia terhadap keagamaannya, dengan dipengaruhi suatu iklim dan realitas yang berbeda. Maksudnya, meskipun sama- sama berada dalam ajaran agama seperti Islam, akan tetapi pelaksanaan keberagaman Islam antara kawasan dengan geografi dan budaya yang berbeda, tetap dapat dinilai dan diterima sebagai bagian dari kekayaan khazanah Islam.

c. Dengan mengenal secara tepat suatu budaya tertentu, maka kita semakin dapat membedakan nilai yang bersifat universal atau lokal dalam ajaran Islam yang kita serap selama ini. Adapun antara Islam yang telah dipengaruhi Budaya Arab maupun budaya Persia. Jadi dengan pendekatan ini, kita semakin bisa membedakan antara ajaran universal ajaran Islam lokal, mana yang Islamy, dan

248 Azyumardi Azra, Jaringan Global dan Lokal Nusantara (Jakarta: Mizan, 1989), hal. 47. 249 Taufiq Abdullah, Sejarah dan Masyarakat (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hal. 105.

mana yang Araby. Meskipun kita tidak menafikan bahwa beda antara budaya Islam dan Arab hanya setebal kain sutera. Karena pada tataran praktis dan kongkrit, pengaruh lingkunagan budaya lebih banyak ditemukan, maka pendekatan ini memberikan prospek positif terhadap perkembangan pola pikir umat Islam dalam berinteraksi dengan semuanya.

d. Umat Islam menyadari akan adanya akulturasi timbal balik antara budaya sehingga jangan sampai bangsa Arab hanya berbangga dengan kearabannya dan menafikan sumbangsih bangsa lain terhadap Islam.

b) Kontribusi

Kontribusi studi wilayah ini memberikan suatu upaya untuk menggali ilmu pengetahuan dan mengembangkannya sesuai dengan rumusan Islam, disamping menopang suatu bangunan bangsa.

c) Problematika Studi Wilayah

Mengingat luas dan kompleksnya tentang objek kajian studi kawasan, sebagaimana luas dan kompleksnya dunia Islam itu sendiri, maka untuk menjaga dari hal-hal yang bersifat bias, maka ruang lingkup kajian pada setiap penelitian biasanya perlu dibatasi. Pertama , biasanya dalam “lingkup kajian” dan kedua , dalam “tema kajian” -nya. Ruang lingkup dalam kajian sejarah, biasanya lebih terfokus, pada satu kajian peristiwa pada setiap ruang dan waktu (space and time), dan agar terasa lebih jelas pola perkembangannya, para sejarahwan biasanya membuat periodisasi, peristiwa atau kejadian-kejadian penting dari objek studi yang dikajinya. Namun, semua perkembangan peristiwa tersebut biasanya sebagai bagian dari kronologisasi secara lebih luas dari tema kajian yang dijadikan objek studi. Begitupun sebaliknya, tema-tema kajian yang dipilih juga biasa dipahami dari pola- pola perkembangannya, meskipun ada satu tema tertentu yang dikaji secara lebih detail. Baik tema-tema peristiwa politik, sosial, budaya, hukum dan sebagainya. Termasuk juga para antropolog, biasanya lebih senang membatasi kajiannya pada ruang-ruang tertentu dan hal-hal yang lebih detail yang ada di dalamnya, seperti halnya meneliti karakteristik suku- suku tertentu di wilayah-wilayah tertentu.

Seperti kesukuan Jawa, Madura, Sunda, dan sebagainya, hal ini menunjukkan dinamika antropologis yang sangat kaya. Belum lagi teme-tema tertentu yang ada dalam kajian ruang wilayah tersebut, seperti pola kekerabatannya, perekonomiannya, adat istiadatnya dan sebagainya, kesemuanya masih memerlukan penjelasan akademik yang terbuka namun signifikan.

Interaksi manusia dengan alam lingkungannya, termasuk dengan pemahaman dan keyakinan doktrin yang dianutnya yang bisa membentuk mental dan tindakan kepribadiannya, merupakan fenomena sosial yang masih terus mengundang banyak perhatian. Bukan hanya karena perilaku manusia itu penuh dengan misteri dan teka-teki, tetapi juga memiliki dampak bagi mereka yang berada

disekitarnya dan sesudahnya. 250 Dengan demikian, dalam hal ini beberapa permasalahan akademik dan

metodologis perlu diungkapkan sebanyak mungkin, agar bisa menentukan dan memberikan imajinasi serta membangun analisis yang kuat terhadap beberapa fenomena dalam lingkup kajian studi wilayah. Kemudian apa yang dimaksud dengan studi wilayah dunia islam? Bagaimana merumuskan epistimologi kawasan dunia islam melalui pendekatan dan perspektif regionalisme budaya? Metodologi apa yang diperlukan dalam kajian wilayah?

Beberapa pakar islam seperti Munawir Sadzali selalu menekankan tentang kepincangan dan ketidak lengkapan studi islam selama ini, khususnya di Indonesia dan Asia Tenggara. Satu sisi banyak ahli keIslaman tapi tidak tahu tentang Indonesia dan wilayah-wilayah lainnya, sebaliknya banyak kelompok ahli wilayah

tetapi tidak tahu tentang Islam. 251 Disisi lain, permasalahan yang timbul adalah banyaknya ahli Barat yang

melihat Islam di kawasan Asia Tenggara dan lainnya itu dari kacamata Barat, sehingga dalam kesimpulan penelitiannya tidak selalu tepat.