Pengaruhnya di Dunia Islam

F. Pengaruhnya di Dunia Islam

Tarekat pada masa lampau lahir dari rahim nilai kultural dan struktural, artinya deradikalisasi kelompok-kelompok dalam Islam saat itu akibat kegoncangan pergolakan politik sudah mengarah pada perpecahan, namun karena adanya warisan kultur yang pernah ditanam para ulama sebelumnya, terutama bidang doktrin tasawuf menyebabkan hal tersebut pun tidak terjadi. Aspek kultural ini ikut membidani lahirnya tarekat-tarekat era klasik.

Di samping itu, tarekat dalam konteks struktural mempunyai gerakan yang ternyata tidak hanya memperkuat nilai bathiniyah, namun juga ikut dalam melawan tirani kekuasaan asing. Seperti tarekat Tijaniyah di Afrika Utara yang menentang penjajahan Perancis, tarekat al-Madiyah di Mesir yang menghadag gerakan Salib, tarekat Sanusiyah di Libia yang menentang penetrasi Italia, dan sebagainya.

Sejarah Islam menunjukkan bahwa tarekat-tarekat, sejak kemunculannya mengalami perkembangan yang pesat. Dapat dikatakan bahwa dunia Islam pada abad berikutnya umumnya dipengaruhi oleh tarekat. Kehadirannya sangat berpengaruh dan memegang peranan yang cukup besar dalam menjaga eksistensi dan ketahanan umat Islam, setelah mereka dilabrak secara mengerikan oleh gelombang serbuan pasukan Tartar (kota Baghdad sendiri dimusnahkan oleh tentara Tartar pada tahun 1258 M). Sejak kehancuran kota Baghdad itu, tarekatlah yang menguasai kehidupan umat Islam selama zaman pertengahan sejarah Islam (abad XIII-XVIII M). tak luput juga di negara kita, Indonesia, peranan tarekat sangat signifikan terutama dalam memperkenalkan, menyebarkan dan mengukuhkan posisi

umat Islam 194 di mata umat. Perjalanan perkembangan tarekat dengan segala dinamikanya tidak hanya

berkutat pada kurun klasik, akan tetapi juga merambah dunia Islam sesuai perputaran roda zaman. Abad XIX dan abad XX ragam tradisi sufi muncul dalam rangka merespon imperialisme barat dan disain definisi modernitas Islam yang mengedepankan rasionalitas serta menanggalkan unsure kesufian. Keberlanjutan tradisi sufi dengan pengalaman-pengalaman tarekatnya merupakan basis dan

194 Nurcholis Madjid, Islam Agama Peradaban, (Jakarta : Paramadina, 1995) h. 107-108.

kekuatan penting dalam merespon kekuatan imperial dan membantu sebagai sumber inspirasi organisasional dan intelektual dalam menghadapi tantangan- tantangan moderen terhadap keimanan, sekaligus menjadi kekuatan yang sangat diandalkan di era globalisasi ini dalam usaha penyebaran ajaran Islam melalui dakwah Islam yang santun.

Menurut penulis, meskipun tarekat merupakan pengejawantahan ajaran dan amal tasawuf yang direkayasa secara individual berdasarkan pemahaman dan pengalaman individual pula, namun secara fungsional sangat bermakna bagi penyuburan keimanan. Pola pensucian jiwa yang dikembangkan dalam tarekat, saat ini, tampaknya masih merupakan alternative terbaik untuk membina manusia menjadi manusia paripurna. Apalagi dalam kondisi masyarakat saat ini, yang secara moral telah berada dalam keadaan yang carut marut akibat globalisasi dan dunia modern, semakin menempatkan tarekat menjadi sarana yang sangat dibutuhkan. Namun dalam hal ini bukan berarti seorang salik adalah musuh kemajuan zaman, namun kehidupan dunia saat ini dengan berbagai dinamikanya perlu diimbangi dengan pencapaian tujuan akhirat melalui tarekat ini. Eksistensi tarekat di dunia Islam patut didukung dengan harapan umat memiliki nilai iman yang kokoh dan semangat keberagamaan yang tinggi.

Dalam pada itu, perlu dicatat bahwa dalam perkembangan zaman terdapat tarekat yang karena sudah jauh dari sembernya, baik dalam arti maupun ruang, menyimpang dari jalan lurus yang digariskan pendirinya. Dengan demikian, timbullah apa yang disebut dengan thariqa h mu’tabarah , yang masih dalam jalan lurus dan benar, dan thariqah ghair mu’tabarah , yang telah menyimpang dari jalan yang lurus dan benar. Tarekat dalam bentuk kedua inilah agaknya yang merusak

nama tarekat yang benar. 195