GAMBARAN KELUARGA PENYANDANG DISABILITAS BERAT

A. GAMBARAN KELUARGA PENYANDANG DISABILITAS BERAT

  Keluarga yang dimaksudkan adalah mereka yang mengasuh langsung penyandang disabilitas berat, karena ada beberapa penyandang disabilitas berat tidak diasuh langsung oleh orang tua kandungnya, namun ada yang diasuh oleh saudara, nenek dan bahkan ada orang lain yang mengambil sebagai anak angkatnya akibat diterlantarkan orang tua. Karakteristik penting dari keluarga responden dapat dilihat dari umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Gambar berikut adalah salah satu keluarga dengan penyandan disabilitas berat.

  DISABILITAS BERAT

  Gambar 1 : Keluarga Dengan Penyandang Disabilitas Berat

  Gambar di atas adalah keluarga dengan Disabilitas Berat yang sedang mengasuh anaknya dengan penuh kasih sayang. Nampak di samping tempat tidurnya ada boneka kesayangan anaknya sebagai media hiburan dan pendidikan. Keluarga yang ditemukan di lapangan tidak selalu orang tua kandungnya. Ada diantaraya yang mengasuh PDB adalah saudaranya, neneknya atau ada juga yang diasuh oleh orang lain karena orang tuanya tega meninggalkan atau menelantarkannya. Pada penelitian ini yang dimaksud keluarga adalah mereka yang mengasuh penyandang disabilitas berat dalam kesehariannya. Keluarga yang menjadi responden penelitian adalah keluarga yang mendapatkan bantuan program Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas Berat. Pada pelaksanannya

32 DISABILITAS BERAT 32 DISABILITAS BERAT

  40 orang dan bahkan ada yang mendampingi sampai dengan

  60 orang. Sehingga kebanyakan yang dilakukan masih sebatas urusan administrasi pencairan bantuan. Gambar berikut adalah pendamping lapangan penyandang disabilitas berat.

  Gambar 2 : Pendamping Program Asistensi Sosial Penyandang

  Disabilitas Berat (ASPDB)

  Pendamping seringkali dijadikan media konsultasi oleh keluarga penyandang disabilitas berat dalam semua hal, sehingga seorang pendamping seharusnya dibekali dengan keilmuan dan ketrampilan yang cukup. Diperlukan peningkatan kapasitas pendamping dan penambahan jumlahnya sehingga dengan

  DISABILITAS BERAT DISABILITAS BERAT

  10 keluarga. Gambaran keluarga penyandang disabilitas yang didampingi dapat dilihat dari karakteristiknya berikut ini.

  1. Umur Keluarga

  Salah satu karakteristik keluarga PDB dapat dilihat dari umurnya. Umur keluarga berkaitan erat dengan kemampuan merawat karena ada beberapa orang tua sudah lansia merasa kesulitan merawat PDB yang sudah dewasa.

  Diagram 2 : Umur Keluarga Dengan Penyandang Disabilitas Berat

  Pada umumnya usia keluarga responden masih tergolong usia produktif yaitu 41 s.d 50 tahun sebanyak 33 dan kedua adalah 51 s.d 60 tahun sebanyak 18 . Keluarga yang berusia 70 s.d 80 mengaku mengkhawatirkan anaknya karena nanti siapa yang merawat kalau orang tuanya meninggal dunia. Usia ini sangat besar potensinya untuk dapat dikembangkan dari sisi perekonomian untuk menopang beban keluarga karena biaya hidup keluarga yang mempunyai anggota disabilitas berat lebih tinggi dibanding dengan keluarga biasa. Penyandang disabilitas berat mempunyai kebutuhan khusus yang membutuhkan biaya

34 DISABILITAS BERAT 34 DISABILITAS BERAT

  2. Pendidikan Keluarga

  Selain usia keluarga, karakteristik keluarga yang lain dapat dilihat dari segi pendidikannya. Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pekerjaan, penghasilan dan cara merawat anaknya yang mengalami disabilitas berat. Pendidikan keluarga dapat dilihat sebagai berikut;

  Diagram 3 : Pendidikan Keluarga Penyandang Disabilitas Berat

  Umumnya tingkat pendidikan keluarga PDB adalah Sekolah Dasar yaitu sebanyak 37. Keluarga yang berpendidikan SMP sebanyak 21 dan yang berpendidikan SMA sebanyak 32. Hanya 3 yang berpendidikan sampai perguruan tinggi, yang perlu mendapat perhatian adalah ada 7 yang tidak sekolah. Pendidikan kepala keluarga PDB berkaitan erat dengan pekerjaan dan pennghasilanya serta kemampuan dalam

  DISABILITAS BERAT DISABILITAS BERAT

  3. Pekerjaan

  Pekerjaan keluarga dapat dikelompokkan antara lain; tidak bekerja, dagang, jasa (pijat, kos, menjahit dan ukir), buruh karyawan, pembantu rumah tangga, sopir, petaninelayan dan pensiunan. Pekerjaan keluarga akan mempengaruhi kehidupan PDB dan sebaliknya permasalahan PDB akan mempengaruhi pekerjaan.

  Diagram 4 : Pekerjaan Keluarga Penyandang Disabilitas Berat

  Sebagian besar keluarga PDB adalah buruhkaryawan yaitu sebanyak 44 , bahkan ada yang tidak bekerja sebanyak 11

36 DISABILITAS BERAT

  . Hal ini mempengaruhi kondisi pemenuhan hak PDB. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keluarga penyandang disabilitas berat menghadapi persoalan dalam pembagian peran antara pemenuhan hak PDB dan tuntutan peran ekonomi keluarga. Situasi semacam ini banyak dialami keluarga PDB yang terpaksa mengorbankan pekerjaan demi merawat PDB. Di satu sisi keluarga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, di sisi lain keluarga juga harus merawat PDBsecara rutin. Berrikut adalah salah satu gambar pekerjaan orangtua penyandang disabilitas.

  Gambar 3 : Pekerjaan Keluarga dengan Penyandang Disabilitas

  Berat

  Gambar diaatas adalah pekerjaan orangtua penyandang Disabilitas berat sebagai buruh ukir yang bisa dikerjakan dirumah. Dengan bekerja dirumah diharapkan bisa mengasuh dan merawat anaknya. Seminggu sekali menyetorkan pekerjaan dan memperoleh imbalan sesuai banyaknya kayu yang diukirnya.

  DISABILITAS BERAT

  4. Penghasilan

  Karakteristik keluarga selanjutnya yang terkait dengan pekerjaan adalah upah dan gaji.Perbedaan pendapatan dalam upah dan gaji pada rumah tangga timbul dari perbedaan ciri-ciri para pekerja yang ditentukan dari keterampilan, pelatihan, pendidikan, pengalaman dan lainnya. Selain itu juga ditentukan adanya perbedaan pekerjaan antara lain berbahaya, sulit, gemerlapan dan seterusnya.

  Diagram 5 : Pendapatan Rumah Tangga PDB

  Pendapatan rumah tangga PDBberbeda menurut jumlah anggota rumah tangga dalam angkatan kerja. Semakin banyak anggota rumah tangga yang bekerja semakin besar juga tingkat pendapatannya. Sebagian besar keluarga PDB berpenghasilan Rp.500.000,- sampai dengan Rp.1.000.000,. Penghasilan yang demikian perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan secara ekonomis namun tidak meninggalkan aktivitas dalam merawat PDB.