KAJIAN TEORI
e. Sirkulasi Ruang Penjualan
Dalam suatu gerakan manusia di dalam ruang akan membentuk pola ruang gerak yang dipengaruhi oleh bentuk kegiatan yang ada, jarak pencapaian maupun bentuk sirkulasi di dalamnya. Bentuk dan skala ruang sirkulasi betapapun harus disesuaikan, dengan gerakan manusia sebagaimana mereka berjalan-jalan, beristirahat dan menikmati pemandangan sepanjang jalan tersebut.
(Francis DK Ching, 1979 : 286, dalam Lastriyono, Putut. 2006 ). Lokasi dan desain kasir dan unit pengemasan adalah hal penting dan tersedia, seringkali hal ini bertindak sebagai pusat kontrol
(Joseph De Chiara, 2001 : 107, dalam Lastriyono, Putut. 2006 ). Adapun standar sirkulasi yaitu :
· Lebar gang untuk pramuniaga 1 ft 8 inchi (50,80 cm) · Gang umum utama minimum 4 ft 6 inchi (137,16 cm) · Gang umum utama rata-rata 5 ft 6 inchi – 7 ft (167,64 cm) · Gang umum utama maksimum 11 ft (335,28 cm) · Gang umum sekunder 3 ft (91,44 cm) – 3 ft 6 inchi (106, 68 cm).
(Joseph De Chiara, 2001 : 108, dalam Lastriyono, Putut. 2006).
7. Tinjauan Tentang Restaurant
a. Pengertian Restaurant
Fungsi dari bangunan restaurant secara umum adalah sebagai tempat yang menyediakan makanan dan minuman untuk dibeli dan dimakan. Masyarakat disini dianggap sebagai konsumen dari objek tersebut. Secara umum, hampir semua restaurant selalu mempunyai elemen-elemen sebagai berikut : entrance area, dining area, kitchen area, dan sering juga ada bars dan coktail lounges. (Motels, Hotels, Restaurant, and Bars, 1960, hal 232).
b. Jenis Restaurant
Restaurant sangat banyak ragamnya tergantung dari permintaan konsumen, besar kecilnya restaurant, harga makanan, dan kondisi-kondisi lainnya. Untuk memudahkan dalam mendesain sebuah restaurant maka diklasifikasikan menjadi beberapa jenis restaurant tertentu. (Lawson, 1973, hal
30, dalam Lastriyono, Putut. 2006 ). Pengklasifikasian jenis-jenis restaurant ini berdasarkan metode dari penyajian masakannya :
Ada 3 unsur yang memegang peranan utama dalam pola tata saji makanan yaitu :
1) Jumlah konsumen / orang
1.1. Restaurant Kecil : Kurang dari 10 orang, Perorangan
1.2. Restaurant Sedang : Antara 10 – 30 orang, Perorangan Kolektif
1.3. Restaurant Besar : Lebih dari 30 orang, Kolektif
2) Cara Penyajian
2.1. Restaurant Tradisional Cara penyajian : Ala Carte : Dilayani sampai di meja / tempat makan sesuai pesanan tiap konsumen
2.2. Restaurant Fast Food Cara penyajian : Self Service
2.3. Restaurant Buffet Lunch Cara penyajian : dihidangkan pada suatu meja saji
3) Menu Masakan
3.1. Set Menu : Menu telah dipesan / diatur lebih dulu sehingga konsumen dapat
memilih dari yang sudah disiapkan.
3.2. Unset Menu : Menu dipilih dan dipesan oleh konsumen sesuai selera masing- masing.
c. Aktifitas dan Fasilitas Restaurant
1) Aktifitas Restaurant
a) Pengelola
Merancang menu yang akan dihidangkan sampai perancangan biaya dan penghitungan administrasi penjualan, dengan tahap sbb; mempersiapkan bahan makanan, memasak makanan, menyajikan, membersihkan makanan dan membuang sampah, menyimpan peralatan, membersihkan keseluruhan.
b) Pengunjung Datang – Duduk – Memesan – Makan dan Minum – Membayar –
Keluar.
c) Barang Bahan Mentah – Barang Jadi – Sampah.
2) Fasilitas Restaurant
a) Service area : gudang, dapur, pantry, counter pelayanan, KM/WC
b) Dining area : meja, kursi, toilet.
d. Sirkulasi
Pola sirkulasi yang dimaksud dalam restaurant adalah :
1) Arah gerak
2) Intensitas gerak
3) Jumlah manusia yang bergerak
4) Unsur yang menentukan dimensi proporsi Dengan pokok-pokok acuan ; mengurangi sirkulasi silang, tujuan terdekat dengan keterpaduan kegiatan seerat mungkin, ada kesamaan dengan sirkulasi pelayanan (langsung, baik dan lancer, serta tidak terganggu dengan sirkulasi silang), pengunjung mudah untuk mrncapai meja makan dari jalan 4) Unsur yang menentukan dimensi proporsi Dengan pokok-pokok acuan ; mengurangi sirkulasi silang, tujuan terdekat dengan keterpaduan kegiatan seerat mungkin, ada kesamaan dengan sirkulasi pelayanan (langsung, baik dan lancer, serta tidak terganggu dengan sirkulasi silang), pengunjung mudah untuk mrncapai meja makan dari jalan
Gambar.27 Besaran dan jarak ergonomik meja makan/restaurant
(Sumber : Human Dimantion,2003)
8. Tinjauan Tentang Bar
1) Pengertian Bar
Bar seringkali disebut juga sebagai pub yang berasal dari singkatan public house, yang merupakan sebutan untuk tempat minum-minum.
2) Fungsi Bar
Adapun fungsi dari Bar adalah :
1) Tempat untuk memuaskan dahaga
2) Tempat berkumpul bersama teman dan kolega
3) Tempat pertemuan
4) Tempat relaksasi
5) Tempat melepaskan kejenuhan sehari-hari
6) Tempat bersenang-senang
7) Tempat berkumpulnya suatu perkumpulan tertentu
3) Perkembangan Bar
Dewasa ini karakteristik dan kategori bar semakin kompleks, seiring dengan semakin kompleksnya masyarakat. Ada bar yang hanya menyediakan minuman saja hanya dengan makanan ringan. Ada juga bar yang juga menawarkan hiburan lainnya. Selain itu ada pula bar yang menggabungkan penyediaan makanan dan minuman. Dan masih ada lagi bar hotel.
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa pelayanan dan penyajian minuman beralkohol sudah semakin beragam. Lokasinya pun tidak manuntut suatu tempat khusus, bar dapat tergabung atau menjadi bagian dari tempat hiburan, tempat rekreasi, maupun tempat-tempat lainnya. Dalam perkembangannya bar sudah tidak lagi hanya menjual minuman melainkan sudah menyediakan hiburan dan kekhususan tersendiri.
4) Jenis-jenis Bar
Terdapat beberapa jenis bar yang diklasifikasikan berdasarkan konsep dan layanan yang ditawarkan, antara lain :
1) Bar yang hanya menyediakan minuman Bar ini hanya menyediakan minuman dengan pendamping berupa makanan kecil seperti kacang, kue kering, dan sebagainya. Biasanya merupakan tempat yang memiliki arti sentimental bagi pelanggannya.
2) Kombinasi Bar dengan hiburan Bar ini selain menyediakan minuman, juga menyediakan hiburan
bagi pengunjungnya, bisa berupa band, permainan seperti billiar dan bagi pengunjungnya, bisa berupa band, permainan seperti billiar dan
Untuk bar yang semacam ini yang harus diperhatikan adalah dalam tata layoutnya akan lebih kompleks, sebab akan terdapat lebih banyak area-area khusus dengan perlakuan khusus pula
3) Kombinasi makanan dan minuman Untuk Bar jenis ini, minuman menjadi sederajat dengan makanan,
makanan bukan sebagai pelengkap. Bar tidak harus terlihat oleh pengunjung, sebab minuman menjadi bagian dari menu makanan utama.
4) Bar yang dioperasikan di Hotel Di hotel pelayanan bar menjadi semakin kompleks dengan beragamnya pelanggan di hotel. Sehingga tidak menutup kemungkinan, dibawah satu atap terdapat beberapa jenis bar dengan tema dan suasana yang berbeda pula. Contohnya seperti lobby bar, cocktail longe, restaurant bar, hingga night club.
5) Layanan minuman udara Ada satu jenis layanan Bar lainnya, yaitu pelayanan bar untuk
pesawat terbang. Adanya batasan-batasan mengenai ruang, waktu, berat dan peralatan menjadikan layanan ini lebih rumit.
9. Tinjauan Tentang Ruang Pertemuan
a. Pengertian Ruang Pertemuan
Ruang pertemuan yaitu suatu ruang, yang menampung kegiatan bertemu untuk bertukar ide, pandangan atau informasi.
b. Bentuk-bentuk Ruang Pertemuan
Berdasarkan kapasitasnya, jenis ruang pertemuan dapat dibedakan menjadi :
1) Ruang Pertemuan Besar (balai sidang, plenary hall) Digunakan untuk pertemuan berskala internasional, nasional, atau regional dengan jumlah peserta besar, kapasitas ruang lebih dari 900 orang.
2) Ruang Pertemuan Sedang (assembly hall) Digunakan untuk kegiatan konvensi corporate event, associate convention dengan jumlah peserta sedang antara 300 – 900 peserta.
3) Ruang Pertemuan Kecil (board meeting) Digunakan untuk kegiatan jenis incentive travel program dan konvensi local atau raker. Kapasitas ruang sekitar 50 hingga 100 peserta.
4) Ruang Audio Visual Berfungsi sebagai ruang pertemuan dengan perlengkapan presentasi yang canggih dengan kapasitas sekitar 100 peserta.
Berdasarkan jenis kegiatan, kapasitas tempat duduk ruang pertemuan dapat di bedakan seperti dalam table berikut : Bentuk Kegiatan
Kapasitas Tempat Duduk Waktu Pelaksanaan Conference
Insidentil Congress/assambly
Hingga 1000 orng/lebih
>80 delegasi, 1000 orang Insidentil Seminar
Insidentil Workshop/lokakarya
30 s/d 200 orang
Insidentil Symposium
30 s/d 35 orang
Insidentil Forum
Tidak ada batasan
Tidak ada batasan
Insidentil
Panel
Insidentil Leeture
Tidak ada batasan
Insidentil Institut
Tidak ada batasan
Insidentil Colloqium
Tidak ada batasan
Tidak ada batasan
Insidentil
Tabel.2 Bentuk Kegiatan Pertemuan, Kapasitas dan Waktu Pelaksanana (Sumber : Yantini, 2002, hal.40, dalam Lastriyono, Putut. 2006)
10. Tinjauan Interior
a. Hubungan Antar Ruang
Ada beberapa bentuk hubungan antar ruang, antara lain :
1) Ruang Didalam Ruang Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan
memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil didalamnya. Kontinuitas visual dan kontinuitas ruang di antara kedua
ruang tersebut dengan mudah mampu di penuhi, tetapi hubungan dengan ruang luar dari ruang yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya yang lebih besar. Misalnya ruang jenazah dalam rumah sakit.
2) Ruang-ruang Yang Saling Berkaitan Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan
terdiri dari dua buah ruang yang kawasannya membentuk volume berkaitan seperti ini, masing- masing ruang mempertahankan identitasnya dan
batasan sebagai ruang. Tetapi hasil konfigurasi kedua ruang yang saling berkaitan akan tergantung pada beberapa penafsiran.
3) Ruang-ruang Yang Bersebelahan
Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing-masing ruang menjadi jelas
terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing-masing simbolisnya.
4) Ruang-ruang Dihubungan Oleh Ruang Bersama Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat
dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua
ruang tergantung pada sifat ruang ketiga dimana kedua ruang tersebut menempati satu ruang bersama-sama.
b. Organisasi Ruang
1) Linier Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang
yang berulang mirip dalam hal ukuran, bentuk, dan fungsi. Dapat juga terdiri dari ruang-ruang linier yang diorganisir menurut panjangnya sederetan ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
Kelebihannya
arah sekaligus menggambarkan gerak pemekaran dan pertumbuhan karena karakternya memanjang. Kelemahannya bentuk ruang yang kurang variatif tapi dapat memaksimalkan pencapaian ukuran luas.
berfungsi
sebagai
petunjuk
2) Terpusat
Adalah organisasi bersifat stabil, merupakan komposisi terpusat yang terdiri dari sejumlah ruang-ruang sekunder yang dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan dominan.
Kelebihannya memiliki pusat orientasi dengan efisien dan efektifitas tinggi menciptakan konfigurasi secara geometris, teratur dan simetris. Kelemahannya harus cukup ruang untuk mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di sekitarnya.
3) Radial Organisasi radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan darimana sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya. Sedangkan suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvet yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya, sebuah organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang keluar lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan lainnya. Kelebihannya mudah menyesuaikan kondisi lingkungan, kelemahannya membutuhkan banyak ruang.
4) Cluster
Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan perletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Seringkali penghubungnya berupa sel-sel ruang yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi. Kelebihannya dapat menerima ruang yang berlainan, bentuk, ukuran dan fungsi tetapi berhubungan satu sama lain. Bentuk menyesuaikan fungsi . Kelemahannya tidak ada tempat utama yang terkandung di dalam pola organisasi. Cluster, signifikasi sebuah ruang harus ditegaskan pada ukuran, bentuk, atau orientasi pola.
5) Grid Organisasi grid dalam arsitektur paling sering terbentuk oleh
sistem struktur rangka yang terdiri dari tiang-tiang dan balok-balok di dalam kawasan grid ini, ruang-ruang dapat terbentuk sebagai kejadian- kejadian terpisah atau sebagai pengulangan modul grid. Tanpa melihat disposisinya dalam kawasan, jika ruang-ruang ini dipandang sebagai bentuk-bentuk positif akan menciptakan sel kedua berupa ruang-ruang. Kelebihan:memiliki hubungan bersama walau berbeda dalam hal ukuran, bentuk atau hubungan antar ruang semua diatur atau pola grid 3 dimensi sehingga tidak fleksibel.
c. Komponen Pembentuk Ruang
Komponen utama pembentuk ruang ada tiga, yaitu lantai / flooring, langit-langit / ceiling, dan dinding.
1) Lantai / Flooring
Berdasar terminologi, istilah : “flooring” berasal dari kata Floor ; any material used in laying is a flour ( segala macam bahan yang digunakan sebagai alas ). Sedangkan floor itu sendiri berarti : The surface within a room on walks (permukaan di dalam ruang dan pada umumnya terletak pada bagian bawah atau sebagai alas, dan penggambarannya sebagai denah). Jadi lantai / flooring adalah bidang datar untuk memenuhi aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan di atasnya.
Lantai memiliki beberapa sifat diantaranya : · Dapat membentuk sifat tertentu dengan fungsinya, dimana lantai
dapat membentuk sifat / daerah dalam ruang yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan dari sebagian lantai.
· Dapat bersifat permanen (tidak dapat dirubah) maupun semi permanen (dapat dirubah) Syarat lantai yang baik antara lain :
o Keawetan o Daya tahan tumbuk
o Daya tahan kimia
o Daya tahan aus o Kedap air
o Kelenturan dan kekeyalan o Kuat menahan beban
o Tidak licin dan berisik
o Kedap suara o Bukan penghantar panas
Spesifikasi jenis bahan lantai dan tingkat penyerapan bunyi dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tingkat penyerapan dalam hetzh (hz) Jenis bahan lantai
Mempunyai daya pantul tinggi.
- Marmer/keramik poles
0.02 0.02 0.02 - Beton/lapis dasar(plester)
0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 - Keramik diatas beeton
0.15 0.11 0.10 0.07 0.06 0.07 - Permukaan air/kolam
yang tinggi - Karpet diatas beton
0.02 0.06 0.14 0.37 0.60 0.65 - Karpet diberi lapisan lagi
0.08 0.24 0.56 0.69 0.71 0.73 - Karpet dalam dan luar 0.01 0.05 0.10 0.20 0.45 0.65
ruangan
Tabel. 3 Spesifikasi Jenis Bahan dan tingkat Penyerapan Bunyi
(Sumber : John E. Flyn, etc, 1988; 179-180, dalam Lastriyono, Putut. 2006)
2) Langit-langit / Ceiling
Langit-langit adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup bagian atas, kesan utama adalah adanya tinggi rendah ruang. Berfungsi juga sebagai bidang penempatan lampu, pelet akan AC, sprinkler head, audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau akustik.
Langit-langit dapat menciptakan karakter ruang. Kesan yang ditimbulkan harus sesuai dengan tuntutan yang ingin dicapai, seperti kesan berat, ringan, luas dan sempit dengan cara pemilihan bahan yang tepat serta pola dan warna yang serasi.
Tuntutan ceiling yang harus dipenuhi secara umum diantaranya mudah dipelihara, mampu meredam suara, tahan kelembaban, dan mampu Tuntutan ceiling yang harus dipenuhi secara umum diantaranya mudah dipelihara, mampu meredam suara, tahan kelembaban, dan mampu
1) Fungsi langit-langit
2) Penentuan ketinggian
3) Penentuan bentuk penyelesaian
4) Kontruksi pemasangan
5) Pengaturan cahaya / lampu
6) Penempatan elemen-elemen mekanikal
3) Dinding
Dinding adalah bidang datar vertikal yang membentuk ruang-ruang di dalam bangunan, sebagai penghubung yang mempersatukan langit- langit dengan lantai. Fungsi dinding diantaranya yaitu sebagai penutup dan pembatas ruang (visual ataupun akustik), sebagai unsur dekoratif, sebagai pemikul beban diatasnya, serta melindungi bangunan dari ketidaknyamanan ,bahaya, temperatur panas dan dingin,serangga, kilat, kotor, api, bau, banjir, binatang, bising, hujan, sinar matahari, angin, gempa bumi.
Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur atau hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem struktur yang dipakai dalam perencanaannya
Tuntutan yang harus dipenuhi dinding pada ruangan-ruangan publik antara lain mudah dipelihara, mampu meredam suara, menunjang aspek Tuntutan yang harus dipenuhi dinding pada ruangan-ruangan publik antara lain mudah dipelihara, mampu meredam suara, menunjang aspek
Dalam merencanakan dinding , perlu diperhatikan faktor-faktor meliputi ; fungsi dinding, sifat dinding, kontruksi dinding.
d. Interior System
1) Sistem Pencahayaan
Cahaya memiliki fungsi yang sangat vital, karena menjadi suatu syarat dalam penglihatan manusia. Meski demikian cahaya berlebihan akan memberi dampak kesilauan, sehingga untuk mencapai kesesuaian harus berdasarkan kebutuhan yang dituntut untuk mendapatkan efektifitas dan efisien tinggi.
Ada dua jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan buatan. Untuk pencahayaan alami, cahaya diperoleh langsung dari sinar matahari dengan memberi lubang cahaya atau dengan cara dipantulkan pada bidang sekitarnya. Untuk pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan dengan memanfaatkan energi listrik melalui media lampu sebagai sumber penerangan.
1) Istilah-istilah Dalam Cahaya 1.1.Arus Cahaya, (luminous flux, flow; diukur dengan lumen) adalah
banyaknya cahaya yang dipancarkan kesegala arah oleh sebuah sumber cahaya per satuan waktu (biasanya per detik).
1.2.Intensitas sumber cahaya (Ligh intensity; luminous intensity; diukur dengan candela) adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya kearah tertentu. Sebuah sunber cahaya 1.2.Intensitas sumber cahaya (Ligh intensity; luminous intensity; diukur dengan candela) adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya kearah tertentu. Sebuah sunber cahaya
1.3.Illuminan (Illuminance; diukur dengan lux, lumen/m2) adalh banyaknya arus cahaya yang datang pada 1 unit bidang. 1.4.Luminan ( Luminance; diukur dengan candela/m2) adalah intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan, atau diteruskan oleh suatu unit bidang yang diterangi.
Illuminan (penerangan) yang diperlukan sangat berfariasi tergantung dari rumit tidaknya kerja visual. Semakin rumit kerja visual semakin dibutuhkan iluminasi yang lebih besar.;
Iluminasi Indeks No
Kerja visual
1 Penglihatan biasa
2 Kerja kasar dengan detail besar
3 Kerja umum dengan detail wajar
4 Kerja yang lumayan keras dengan detail kecil
19-22 (studio gambar, menjahit)
5 Kerja keras, lama, detail kecil (perakitan
16-22 barang halus, menjahit dengan tangan)
6 Kerja sangat keras, lama, detail sangat kecil 1300-2000 13-16 (pemotongna batu mulia, tisik halus, mengukur benda-benda yang sangat kecil)
7 Kerja luar biasa keras dengan detail sangat 2000-3000 10 kecil (arloji dan pembuatan instrument)
Tabel.4 Besaran Ilumunasi (Sumber: Prasasto Satwiko, fisika bangunan 1, 2004. hal :93, dalam Lastriyono, Putut. 2006)
Kebutuhan titik lampu pada ruang, dimana dapat dicari dengan menggunakan rumus:
F . UF . LLF
Ket : E = kuat penerangan (lux)
A 2 = luas ruangan (m )
F = arus cahaya tiap lampu (lm) UF = Utilisation Factor/koefisien pemakaian (tabel) LLF = Light Loss Factor/faktor kerugian cahaya Data : - refleksi plafon & dinding (%)
- indeks keruangan
p . l RI =
tb ( p l )
- sistem iluminasi lampu
Kerugian cahaya dipengaruhi 2 faktor; faktor penurunan arus cahaya (depresi) lampu yang disebabkan oleh jenis, kualitas dan perawatan lampu, faktor kebersihan lampu (0,85-0,96)
Dari sistem tersebut dapat kita lihat bahwa cahaya buatan digunakannya sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas orang yang berada di ruangan itu serta sebagai unsur penerang dimalam hari. Sistem pencahayaan buatan tadi adalah berupa energi listrik yang diubah menjadi sinar sehingga dapat menimbulkan cahaya.
2) Contoh Sumber Cahaya 2.1.Lampu Pijar (incandescent)
Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis, filamen (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya (fluks cahaya) yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar input Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis, filamen (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya (fluks cahaya) yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar input
Pengendalian lampu pijar sebagai sumber cahaya umumnya dengan melapisi bola lampu dengan maksud mendifuskan cahaya sehingga diperoleh cahaya.
Gambar.28 Lampu Pijar
: thefreedictionary.com/incandescent lamp ) (Sumber
2.2.Lampu Fluorescent Bentuk lampu ini dapat berupa tabung (tube lamp) maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu lampu pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. Lampu fluorescent generasi terbaru penggunaan listriknya semakin efisien (mencapai
80 lumen per watt) dan distribusi speltralnya (pancaran panjang gelombang cahaya) mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna.
Gambar.29 Lampu fluorescent (Sumber : thefreedictionary.com/ fluorescent lamp)
2.3.Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps) Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara 40 – 60 lm/watt. Dibutuhkan waktu antara
3 – 8 menit (untuk menguapkan merkuri) sebelum menghasilkan cahaya maksimal. Karena itu disebut lampu metal-halida.
Gambar.30 Lampu HID (Sumber : : thefreedictionary.com/ HID lamp)
Keuntungan dan kerugian dalam pemakaian ketiga jenis lampu diatas, dapat dilihat pad tabel dibawah ini :
Jenis Lampu
Keuntungan
Kerugian
- Ukuran filamen kecil, - Lumen per watt (efikasi) maka sumber cahaya dapat
rendah dianggap sebagai titik - Umur pendek (750 – 1000 sehingga
jam), makin rendah watt cahaya mudah.
pengaturan
makin pendek umurnya - Perlengkapan
sangat - Untuk negara tropis, sederhana
panas dari lampu akan ditangani
menambah beban AC
Lampu Pijar
sederhana pula - Warna cenderung hangat - Pemakaian sangat luwes
(kemerahan), secara dan biaya awal rendah
psikologis akan mambuat - Tidak terpengaruh oleh
suasana ruang kurang suhu dan kelembaban
dengan sangat
bagus - Efikasi (lumen per watt) - Output
cahaya
terpengaruh oleh suhu - Awet (umur panjang),
tinggi
dan kelembaban
hingga
jam - Tidak mudah mengatur
(dengan asumsi lama
intensitas cahayanya
penyalaan 3 jam setiap
dengan dimmer penyalaan). Makin sering - Warna
keputihan
dihidup matikan, umur
cenderung tidak alami,
terutama untuk warna - Bentuk
makin pendek
lampu
kulit
memanjang menerangi - Kecerobohan pemasangan area lebih luas
balas sering menimbulkan - Untuk penerangan yang
bunyi dengung yang
mengganggu dan
Florescent
bayangan,
melelahkan flourescent lebih baik - Menimbulkan
cahaya yang bergetar
pada arus bolak-balik - Warna cahaya
lampu pijar
yang
(ac), sedangkan pada
cenderung putih-dingin
lampu flourescent arus
menguntungkan
untuk
searah (dc) efek ini tidak
daerah tropis lembab
tampak karena secara psikologis - Efisiensi lampu akan akan
menyejukkan
meningkat bila suhu
ruangan.
dipertahankan tidak lebih o dari 40 C.
- Kecuali lampu mercury - Biaya awal sangat tinggi (yang kualitas cahayanya - Seperti halnya dengan
Lampu HID
lebih baik dari lampu
lampu flourescent, lampu
pijar), efikasi lampu HID
HID butuh balas yang HID butuh balas yang
dapat mengeluarkan suara dibandingkan lampu pijar
lebih
tinggi
mengganggu dan fluorescent
- Lampu membutuhkan - Lebih awet dari lampu
waktu sekitar 8 menit pijar dan kadang-kadang
untuk bersinar secara lebih
flourescent juga - Beberapa dapat - Pendistribusian
mengeluarkan cahaya lebih mudah daripada
cahaya
ungu-ultra yang lampu fluorescent
membahayakan kesehatan - Biaya operasional sangat - Lampu HID hanya cocok rendah
untuk ruangan, dengan - Tidak seperti lampu
ketinggian langit-langit flourescent, lampu HID
sedang (3-5 m) hingga tidak terpengaruh oleh
tinggi (>5 m). variasi
suhu
dan
kelembaban lingkungannya.
Tabel.5 Keuntungan dan Kerugian Dari Ketiga Jenis Lampu ( Sumber : Prasasto Satwiko, 2004 : 70-71, dalam Lastriyono, Putut. 2006 )
3) Tipe Lampu Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pencahayaan,
dipakai beberapa type lampu sebagai berikut : 3.1.Flood Light, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan sebesar
100 o – 180 3.2.Spot Light, lampu dengan hasil cahaya yang memencar, sehingga
tidak banyak menimbulkan bayangan. 3.3.Special Flood Light, lampu dengan sudut kasus kurang dari 100 o
3.4.Reflector Spotlight, merupakan reflektor yang sederhana dan mudah menyesuaikan dengan sudut pencahayaan dan pengoperasian.
3.5.Sealed Beam Lamp, lampu dengan reflektor bervariasi
3.6.Lens Spotlight, terdiri dari lensa sederhana dengan atau tanpa reflector. 3.7.Profile Spotlight, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan yang kuat dan dapat disesuaikan silhuette yang dikehendaki 3.8.Effects Spotlight, untuk menghasilkan proyeksi yang sama dengan obyeknya 3.9.Bifocal Spotlight, efek spotlight yang dilengkapi dengan dua saklar atau lebih, sehingga dapat digunakan sebagai lampu dengan sudut pencahayaan yang kuat dan lemah serta kombinasinya.
4) Sistem Penerangan Berdasarkan pendistribusian cahaya terdapat 5 sistem penerangan (iluminasi) yang masing-masing berbeda sifat, karakter dan pengaruh distribusi cahayanya. Lima sistem tersebut meliputi :
a) Sistem pencahayaan langsung ( direct lighting ) Sistem iluminasi ini 90% hingga 100% cahaya mengarah langsung ke obyek yang diterangi. Oleh karena itu sistem ini mengakibatkan ; penyinaran efektif, menimbulkan kontras dan bayangan, terjadi silau, baik langsung dari sumber cahaya maupun akibat cahaya pantulan.
b) Sistem pencahayaan setengah langsung ( semi direct lighting )
Pada sistem iluminasi ini, 60% sampai 90% cahaya mengarah pada obyek yang diterangi dan cahaya selebihnya menerangi langit-langit dan dinding yang juga memantulkan cahaya karena obyek tersebut.
c) Sistem iluminasi difus ( general diffuse lighting ) Sistem iluminasi difus jika 40% sampai 60% cahaya
diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit dan dinding, yang juga memantulkan cahaya kearah obyek tersebut.
d) Sistem pencahyaan setengah tak langsung ( semi indirect lighting ) Pada prinsipnya sistem ini merupakan kebalikan dari sistem setengah langsung. Sistem setengah tak langsung 60% hingga 90% cahaya diarahkan pada langit-langit dan dinding, sisanya diarahkan langsung ke obyek. Karena sebagian besar cahaya mengenai bidang kerja, berasal dari pantulan langit-langit dan dinding. Maka dapat dikatakan cahaya yang datang berasal dari segala arah, sehingga bayangan relatif tidak tampak dan silau dapat diperkecil.
e) Sistem iluminasi tidak langsung ( indirect lighting ) Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya diarahkan ke
langit-langit dan dinding. Oleh karena keseluruhan cahaya yang menyinari obyek pada bidang kerja merupakan cahaya pantulan segala arah dari langit-langit dan dinding, maka mengakibatkan: penyinaran tidak efektif, tidak ada kontras dan relatif tidak menimbulkan bayangan, tidak menyilaukan.
5) Metode Peletakan Sumber Cahaya Ditinjau dari sistem perletakannya, perletakan sumber cahaya dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain :
a) Cornice, adalah suatu sistem pencahayaan umum, yang pemasangannya pada dinding bagian atas atau pertemuan antara a) Cornice, adalah suatu sistem pencahayaan umum, yang pemasangannya pada dinding bagian atas atau pertemuan antara
b) Recessed in ceiling, adalah suatu sumber pencahayaan yang difungsikan sebagai penerangan pada panel, built in dan sebagainya, yang pemasangannya pada ceiling. Sumber cahaya dihasilkan dari incandescen lamp.
c) Attached to ceiling, adalah penempatan lampu pada permukaan ceiling sebagai penerangan umum.
d) Hanging lighting adalah penempatan lampu dengan cara digantung berfungsi sbagai penerangan umum.
e) Luminous ceiling adalah penempatan lampu yang ditutup dengan screeb jernih dan sumber cahaya dari flourescent lamp.
f) Soffit adalah suatu pencahayaan yang dipakai sebagai penerangan pada lekukan dinding yang penerangannya dari flourescent lamp.
g) Cove lighting merupakan suatu pencahayaan yang dipakai sebagai efek, sumber cahaya dipasang pada dinding yang diarahkan ke permukaan ceiling.
h) Valance lighting adalah suatu pencahayaan yang pemasangannya pada dinding yang penyinarannya diarahkan ke permukaan ceiling
secara langsung. Sumber cahaya jenis flourescent lamp yang disembunyikan dibalik frame.
i) Wall bracket lighting adalah suatu pencahayaan yang dipasang pada dinding dengan memakai lampu cahaya atau dekorasi.
6) Metode Peletakan Penyangga Sumber Cahaya
Jaringan elektrikal dan penyangga fisik untuk sumber cahaya serta alat pembantu elektrikal, apabila dikehendaki, dapat disediakan dari penempatan pencahayaan. Penempatan dapat dibagi menjadi 4 kategori berdasarkan penyangganya.
a) Resessed Housings Recessed housings menempel di atas ceiling, sama sekali tersembunyi dari pandangan, serta memiliki lobang / celah pada bidang ceiling guna memberi jalan cahaya supaya dapat dilewati semi recessed housing menempel sebagian di atas ceiling dengan tampak sisa dari bawah. Beberapa recessed housings didesain menempel pada dinding, lantai atau tanah.
b) Surface Mounted Housing Surface mounted housing menempel pada permukaan dinding, wadah yang tipis dan lantai. Apabila ceiling atau dinding memungkinkan, junction box tertanam pada permukaan bantalan / ganjal, membuat permukaan terlihat lebih bersih namun sebaliknya junction box dapat menempel berlawanan dengan permukaan ceiling atau dinding. Dalam letak kedua penempatan dipakai untuk sebagian atau seluruh junction box.
c) Pendant Mounted Housing Pendant mounted housing juga dapat digunakan pada recessed atau surface mounted junction box terletak pada ceiling untuk menyediakan hubungan elektrikal, tetapi pencahayaan terpisah dari permukaan ceiling oleh anting, seperti rantai atau c) Pendant Mounted Housing Pendant mounted housing juga dapat digunakan pada recessed atau surface mounted junction box terletak pada ceiling untuk menyediakan hubungan elektrikal, tetapi pencahayaan terpisah dari permukaan ceiling oleh anting, seperti rantai atau
d) Track Mounted Track mounted sering digunakan dimana permukaan dan objek yang diterangi seringkali atau kadang-kadang diganti, ditambahkan atau dihilangkan. Keuntungan track mounted adalah fleksibel.
(Gary Gordon James L. Nuckolls, 1995, hal 171 – 175, dalam Lastriyono, Putut. 2006 ).
2) Sistem Penghawaan
suatu ruang perlu memperhitungkan berbagai hal diantaranya memberi kenyamanan bagi pemakai sesuai dengan thermal comfort, sesuai dengan tuntutan ruang dan aktifitas yang berlangsung, serta memenuhi standard kenyamanan dalam ruangan.
Dalam perancangan
penghawaan
1) Syarat kenyamanan penghawaan dalam ruangan yaitu :
a) Temperatur udara 18 o – 26 C
b) Pergerakan udara 0,1 – 0,15 m/detik
c) Kelembaban relatif 50 % - 55 %
d) Kebutuhan udara bersih 0,85 m 3 per orang
2) Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya ada dua macam yaitu :
a) Penghawaan alami Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam (natural). Disebut dengan Passive Building System, karena menggunakan a) Penghawaan alami Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam (natural). Disebut dengan Passive Building System, karena menggunakan
Untuk menggunakan sistem penghawaan alami di dalam suatu ruangan, maka harus diperhatikan ventilasi silang, yang merupakan ventilasi horizontal yang terbuka dari dua arah yang berhadapan. Untuk itu perlu direncanakan secara cermat dan baik agar penghawaan alami yang dipergunakan ini sesuai dengan kebutuhan.
b) Penghawaan buatan Yaitu penghawaan yang dibuat dengan campur tangan
manusia. Disebut dengan Active Building System, karena menggunakan alat bantu (komponen teknologi) dalam mengkondisikan udara yang diingini.
3) Media penghawaan buatan antara lain :
a) Air Conditioning ( AC ) Penggunaan air conditioning bertujuan agar supaya temperatur, kelembaban dan distribusi udara dalam ruangan dapat dipertahankan pada tingkat keadaan yang diinginkan.
Air Conditioning ( AC ) memiliki beberapa jenis, antara lain :
a.1) Window Unit, yaitu AC yang digunakan pada ruang-ruang kecil dimana sistem mekanisnya terdapat dalam suatu unit kompak.
a.2) Split Unit yaitu AC yang digunakan untuk satu atau beberapa ruang. Sedangkan kelengkapan untuk evaporator terpisah
pada tiap ruang.
a.3) Central AC, yaitu AC yang digunakan untuk ruang luas dan perlengkapan keseluruhannya terletak di luar ruangan
kemudian didistribusikan ke ruang-ruang melalui ducting dan berakhir dengan aliran diffuser.
b) Exhaust Fan
c) Inhaust Fan
d) Fan ; Ceiling Fan, Standing Fan, dll
3) Sistem Akustik
Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi yang sifatnya mengganggu.. Kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik yang spesifik.
Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat tiga faktor yang harus diperhatikan yaitu bunyi langsung, bunyi pantul dan bunyi serap.
a) Bunyi langsung yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara, yang berjalan langsung mencapai pendengaran.
b) Bunyi pantul yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu mengenai bidang pantul.
c) Bunyi serap yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material absorbsi.
Di bawah ini merupakan batas kemampuan menghadapi beban gangguan bunyi :
a) Bunyi 30 – 60 db terus menerus mengganggu selaput telinga dan mengarah kegelisahan psikis.
b) Bunyi 65 – 90 db terus menerus mengganggu selaput telinga dan mengarah kegelisahan psikis (bingung, nervous, peka, letih dan sebagainya).
c) Bunyi 90 – 130 db merusak selaput telinga dan keadaan jiwa sampai tuli.
Dalam ruang terdapat bunyi yang mempengaruhi tingkat kebisingan, Setiap jenis ruang memiliki perbedaan tingkat kebisingan yang diperbolehkan, dapat dilihat dalam table di bawah ini :
Rumah tinggal Ruang tidur, rumah pribadi 25 Ruang tidur, flat
30 Ruang tidur, hotel
35 Ruang keluarga
40 Komersial
Kantor pribadi 35-45 Bank
40-50 Ruang Konferensi
40-45 Kantor umum, took
40-55 Restoran
40-60 Kafentaria
50-60 Industri
Bengkel presisi 40-60 Bengkel berat
60-90 Laboratorium
40-50 Pendidikan
Ruang kuliah, ruang kelas 30-40 Ruang belajar privat
20-35 Perpustakaan
35-45 Kesehatan
Rumah sakit, ruang inap umum 25-35 Rumah sakit, ruang inap privat
20-25 Ruang operasi
25-30 Auditorium
Hall konser 25-35
Gereja 35-40 Ruang siding, ruang konferensi
40-45 Studio rekaman
20-25 Studio radio
20-30 Teater drama
30-40
Tabel.6 Tingkat Kebisingan Dalam Beberapa Ruang
( sumber :Prasato Satwiko, 2004 :129, dalam Lastriyono, Putut. 2006 )
e. Furniture
Dalam perancangan furniture ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
1) Ergonomik Memiliki nilai keamanan dan kenyamanan sehingga manusia yang
menggunakan atau melakukan kegiatan terhadap furniture tersebut tidak mengalami cidera
2) Fungsional Memiliki fungsi atau tujuan tertentu untuk setiap furniture dan selain memiliki bentuk yang sangat stylist namun juga dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
3) Estetika Memiliki unsur keindahan sehingga meningkatkan nilai dari
furniture itu sendiri. Karena keindahan menjadi daya tarik tersendiri untuk sebuah furniture.
4) Material Unsur material sangat mendukung terciptanya sebuah furniture yang indah, kuat juga menyokong struktur atau dekat kaitannya dengan tehnik. Sehingga pemilihan material yang tepat dapat membuat sebuah furniture lebih indah dan memiliki daya tahan yang cukup panjang.
f. Sistem Keamanan
1) Keamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Kebakaran ialah reaksi kimia ( reaksi oksidasi ) yang berlangsung cepat dan memancarkan panas sinar. Prinsip pemadaman kebakaran yaitu :
a. Membatasi bahan bakar ( starvation ), mengurangi hingga habis, mengambil atau memindahkan
b. Mengurangi konsentrasi oksigen ( oxygen dilution ), dilakukan dengan cara mengurangi, memisahkan atau menghilangkan oksigen dari lokasi kebakaran
c. Mendinginkan ( cooling ), tujuannya mendinginkan adalah menurunkan panas, akibatnya suhu benda terbakar turun sampai
titik nyala.
d. Pemadaman tuntas, memadamkan sampai tuntas tanpa sisa.
Untuk mengatasi kebakaran perlu adanya sarana pemadam kebaran / alat yang dipersiapkan untuk mengatasi adanya kebakaran. Sarana pemadam kebakaran dibedakan menjadi 3 tipe :
a. Alat Pemadam Api Ringan ( APAR / Portabel Fire Extinguisher ) Alat pemadam yang dapat dibawa dan mampu dipakai oleh
satu orang. Dipakai untuk memadamkan kebakaran kecil atau awal dari suatu kebakaran. Melihat manfaatnya yang penting diharapkan setiap orang/ khususnya yang menempati fasilitas public diharapkan bisa menggunakannya.
b. Pemadam Api Bergerak b. Pemadam Api Bergerak
yang dipasang secara tetap disuatu bangunan/lingkungan.
2) Keamanan Terhadap Ancaman Kejahatan Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia (pencurian)
diterapkan dengan sekuriti, CCTV (Close Circuit Television) dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).
g. Konsepsi Bentuk dan Warna
Bentuk cenderung mendominasi persepsi manusia karena dengan bentuk dapat lebih memahami rasa ruang. Bentuk-bentuk yang lebih mudah dipahami adalah bentuk-bentuk tetap dengan jumlah susunan yang tidak terlalu banyak. Kandinsky membagi bentuk menjadi dua:
1) Bentuk Regular (Geometric), Bentuk geometri dalam desain memiliki rasa yang spesifik, seperti
kebaikan, kekuatan untuk menyenangkan dan mengarah ke rasa Ketuhanan. Dengan demikian geometri disetujui sebagai bentuk dari arsitektur religius. Le Corbusier (1987) mengatakan bahwa : “Geometry is our greatest creation and we are enthralled by it ”.
2) Bentuk Lengkung Tidak Beraturan (Biomorphic) Bentuk-bentuk biomorphic menimbulkan rasa dinamis, tidak stabil dan kadang-kadang aneh dalam kondisi tertentu, tapi bentuk biomorphic ini terlihat hidup, terutama dalam keelastisitasannya.
( Dimensi Interior Vol. 3 No. 2 Desember 2005 : 169 )
Warna adalah bentuk cahaya atau radiasi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dari cahaya matahari yang berwarna putih murni. Atau warna adalah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang ).. Warna dapat membawa pesan psikologi seseorang, entah perasaan takut, ragu-ragu, berani, tenang dan sebagainya. Warna juga sering difungsikan sebagai alat untuk merekayasa suatu sehingga tampak luas atau sempit. Warna juga dipengaruhi oleh cahaya, baik cahaya alami ataupun cahaya buatan. Warna mempengaruhi bentuk, ukuran, berat dan suhu Pembagian warna lebih dikenal dengan lingkaran warna ( color ring ). Pada pembagian warna terdapat 12 warna dasar yang terbagi atas warna – warna primer, sekunder dan tersier.
a. Primer Warna primer adalah warna dasar yang tidak dapat diperoleh dari
campuran warna – warna lain. Warna primer terdiri atas warna merah, biru dan kuning.
b. Sekunder Warna sekunder adalah warna yang diperoleh dengan mencampurkan dua warna primer.
c. Tersier Warna tersier adalah warna yang diperoleh dengan mencampur warna sekunder dan warna di sebelahnya pada lingkaran warna atau warna percampuran satu warna primer dengan salah satu warna sekunder.
Definisi jenis warna ada tiga, yaitu : Definisi jenis warna ada tiga, yaitu :
b. Value, warna sebagai pengungkapan gelap dan terang, dalam keadaan ini warna selalu dengan keadaan gelap dan terang.
c. Saturation, warna sebagai suhu, dalam hal ini warna selalu berhubungan dengan aspek psikologis yang diterima oleh seseorang apakah itu terasa
dingin atau sebaliknya. Di samping itu secara psikologis warna memiliki pengaruh terhadap perasaan manusia seperti dijelaskan oleh warna-warna berikut ini :
o Merah Berani, penuh semangat, agresif, memicu emosi, dan menarik
perhatian. Secara positif, warna merah mengandung arti cinta, gairah, berani, kuat, agresif, merdeka, kebebasan, dan hangat. Negatifnya adalah punya arti bahaya, perang, darah, anarki, dan tekanan.
o Kuning Menciptakan perasaan optimis, percaya diri, pengakuan diri, akrab,
dan lebih kreatif. Kuning juga dapat merugikan kita karena menyampaikan pesan perasaan ketakutan, kerapuhan secara emosi, depresi, kegelisahan, dan keputusasaan. Pilihan warna kuning yang tepat dan penggunaan yang sesuai akan mengangkat semangat kita dan lebih percaya diri.
o Hijau Berarti kesehatan, keseimbangan, rileks, dan kemudaan. Unsur
negatif warna ini di antaranya memberi kesan pencemburu, licik, terasa jenuh, serta dapat melemahkan pikiran dan fisik. Di dalam sejarah
China, warna hijau adalah warna perempuan. Lain dengan budaya muslim, yang menganggap warna hijau adalah warna yang suci. Warna untuk perdamaian juga hijau.
o Biru Melambangkan intelektualitas, kepercayaan, ketenangan, keadilan,
pengabdian, seorang pemikir, konsistensi, dan dingin. Selain itu, dapat memicu rasa depresi dan ragu-ragu. Biru gelap akan membantu berpikir tajam, tampil jernih, dan ringan. Biru muda akan menenangkan dan menolong berkonsentrasi dengan tenang. Terlampau banyak biru akan menimbulkan rasa terlalu dingin, tidak akrab, dan tak punya emosi atau ambisi.
o Ungu Memberi efek spiritual, kemewahan, keaslian, dan kebenaran. Ungu mampu menunjang kegiatan bermeditasi dan berkontemplasi.
Kemerosotan dan mutu yang jelek adalah sifat-sifat negatif warna ini. o Putih
Warna murni, suci, steril, bersih, sempurna, jujur, sederhana, baik, dan netral. Warna putih melambangkan malaikat dan tim medis. Warna ini juga bisa berarti kematian karena berkonotasi kehampaan, hantu, dan kain kafan.
o Abu-abu Bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, dan seimbang. Warna abu-
abu juga mengandung arti lamban, kuno, lemah, kehabisan energi, dan kotor. Karena warnanya tergolong netral atau seimbang, warna ini abu juga mengandung arti lamban, kuno, lemah, kehabisan energi, dan kotor. Karena warnanya tergolong netral atau seimbang, warna ini
o Hitam Berkesan elit, elegan, memesona, kuat, agung, teguh, dan rendah hati. Kesan negatifnya adalah hampa, sedih, ancaman, penindasan, putus asa, dosa, kematian, atau bisa juga penyakit. Tak seperti putih yang memantulkan warna, hitam menyerap segala warna. Dengan hitam, segala energi yang datang akan diserap. Walau mampu memesona dan berkarakter kuat, tapi banyak orang yang takut akan "gelap". Warna hitam berkonotasi gelap. ( ideaonline.com/psikologiwarna ) Penggunaan warna untuk penataan ruang dalam sebuah bangunan tidak
terlepas dari fungsi bangunan serta fungsi ruangan di dalamnya. Tujuan pewarnaan interior tidak hanya terbatas hanya sekedar menyenangkan mata saja.