Kriteria Efisiensi BMT

Kriteria Efisiensi BMT

At-Taubah, Raharjo, Sejahtera, Banjarsari

Sejahtera

2 90%-99,9%

Sangat Baik

Mawaddah Aisyiyah, Wanita Melati Harapan

Cukup Baik

Rindang Rizky, Surya Buana

5 40%-49,9%

Kurang Baik

Pedagang Pasar Surakarta

6 <40

Buruk

- Sumber: Olah data

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, penulis membuat kriteria efisiensi untuk mempermudah penilaian BMT, yaitu hasil dari analisis menyebutkan bahwa BMT yang sudah mencapai 100% dimasukkan dalam kriteria Sempurna berjumlah 4 BMT, untuk BMT yang hanya mencapai tingkat efisiensi 90%-99,9% dimasukkan dalam kriteria Sangat Baik berjumlah 2 BMT, untuk BMT yang hanya mencapai tingkat efisiensi 70%-89,9% dimasukkan dalam kriteria Baik tidak ada, untuk BMT yang hanya mencapai tingkat efisiensi 50%-69,9% dimasukkan dalam kriteria Cukup Baik berjumlah 2 BMT, untuk BMT yang hanya mencapai tingkat efisiensi 40%-49,9% dimasukkan dalam kriteria Kurang Baik berjumlah 1 BMT. Sedangkan untuk BMT yang tingkat efisiensinya di bawah 40% tidak ada.

Selanjutnya akan dibahas tentang evaluasi mengenai tingkat efisiensi masing-masing BMT, dari hasil data yang diolah tersebut maka

commit to user

Sedangkan BMT yang belum efisien secara teknis atau inefisien ditunjukkan dengan score efisiensi yang belum mencapai 100% dimana penggunaan input untuk menghasilkan output belum maksimal. Hasil pengolahan data ini juga menunjukkan target yang seharusnya dicapai. Target ini terdiri dari 5 objek, yaitu :

i. Variable, merupakan nama-nama variabel input dan output yang digunakan dalam analisis dan sebagai objek yang akan dievaluasi tingkat efisiensinya.

ii. Actual, merupakan nilai dari variabel input dan output yang terjadi secara riil dalam operasional perusahaan.

iii. Target, merupakan nilai yang seharusnya dicapai oleh variabel input dan output untuk mencapai tingkat efisiensi maksimal. iv. To Gain, merupakan presentase nilai yang masih bisa dimaksimalkan oleh variabel input untuk mencapai produktivitas maksimal, sedangkan untuk variabel output merupakan presentase nilai yang belum dicapai.

v. Achieved, bagi variabel input adalah presentase nilai yang sudah dimanfaatkan, sedangkan untuk variabel output merupakan presentase nilai yang sudah dicapai.

Berikut adalah hasil dari olah data, yaitu target yang seharusnya dicapai BMT dan jumlah sumber daya yang efisien untuk mencapai target.

commit to user

Tabel 4.10

Hasil Pengolahan Data BMT At-Taubah Variabel

Tingkat Efisiensi

Actual

Target

To Gain

1750000000.0 1750000000.0 0,0% 100,0% Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai aktual atau nilai pencapaian sebenarnya oleh BMT At-Taubah sama dengan nilai target atau nilai yang seharusnya dicapai oleh BMT At-Taubah. Pada kolom To Gain atau persentase berapa persen nilai aktual yang harus ditambahkan atau dikurangkan untuk mencapai target juga menunjukkan 0% yang berarti tidak ada nilai aktual yang harus ditambahkan ataupun dikurangkan untuk mencapai target. Begitu juga dengan kolom Achieved atau pencapaian aktual terhadap target adalah 100%. Artinya BMT At-Taubah telah mencapai target efisiensinya.

commit to user

Tabel 4.11

Hasil Pengolahan Data BMT Pedagang Pasar Surakarta Variabel

Tingkat Efisiensi

Actual

Target

To Gain

0.0% 100.0% Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa BMT Pedagang Pasar Surakarta belummencapai tingkat efisiensi 100%. Beberapa alternatif bagi BMT Pedagang Pasar Surakarta untuk meningkatkan efisiensinya, alternatif pertama adalah dengan mengurangi setiap inputnya sebesar 100%-37,69% = 62,31% dan mempertahankan tingkat outputnya. Alternatif kedua adalah adalah dengan mengacu pada efficient reference set-nya, yaitu BMT At-Taubah dan BMT Raharjo (dapat dilihat pada lampiran 2). Dari Tabel di atas dapat disimpulkan pula bahwa untuk meningkatkan efisiensi BMT Pedagang Pasar Surakarta, modal harus dikurangi 62,3% menjadi Rp. 15.832.854.8, biaya harus dikurangi 62,3% menjadi Rp. 15.980.789.5, jumlah tenaga kerja harus dikurangi 74,1% menjadi 1 orang. Sedangkan untuk outputnya perlu meningkatkan pendapatan sebesar 155,8% menjadi Rp. 32.068.478.1.

commit to user

Tabel 4.12

Hasil Pengolahan Data BMT Mawaddah Aisyiyah Variabel

Tingkat Efisiensi

Actual

Target

To Gain

140700000.0 144754119.0 2.9% 97.2% Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa BMT Mawaddah Aisyiyah belummencapai tingkat efisiensi 100%. Beberapa alternatif bagi BMT Mawaddah Aisyiyah untuk meningkatkan efisiensinya, alternatif pertama adalah dengan mengurangi setiap inputnya sebesar 100%-90,47% = 9,53% dan mempertahankan tingkat outputnya. Alternatif kedua adalah adalah dengan mengacu pada efficient reference set -nya, yaitu BMT Sejahtera (dapat dilihat pada lampiran 2). Dari Tabel di atas dapat disimpulkan pula bahwa untuk meningkatkan efisiensi BMT Mawaddah Aisyiyah, modal harus dikurangi 91,1% menjadi Rp. 7.237.706.0, biaya harus dikurangi 9,5% menjadi Rp. 14.475.411.9, jumlah tenaga kerja harus dikurangi 75.9% menjadi 1 orang. Sedangkan untuk outputnya hanya perlu meningkatkan pembiayaan sebesar 2.9% menjadi Rp. 144.754.119.0.

commit to user

Tabel 4.13

Hasil Pengolahan Data BMT Raharjo

Variabel

Tingkat Efisiensi

Actual

Target

To Gain

1399471900.0 1399471900.0 0,0% 100,0% Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai aktual atau nilai pencapaian sebenarnya oleh BMT Raharjo sama dengan nilai target atau nilai yang seharusnya dicapai oleh BMT Raharjo. Pada kolom To Gain atau persentase berapa persen nilai aktual yang harus ditambahkan atau dikurangkan untuk mencapai target juga menunjukkan 0% yang berarti tidak ada nilai aktual yang harus ditambahkan ataupun dikurangkan untuk mencapai target. Begitu juga dengan kolom Achieved atau pencapaian aktual terhadap target adalah 100%. Artinya BMT Raharjo telah mencapai target efisiensinya.

commit to user

Tabel 4.14

Hasil Pengolahan Data BMT Rindang Rizky Variabel

Tingkat Efisiensi

Actual

Target

To Gain

232803000.0 1305352394.9 460.7% 17.8% Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa BMT Rindang Rizky belummencapai tingkat efisiensi 100%. Beberapa alternatif bagi BMT Rindang Rizky untuk meningkatkan efisiensinya, alternatif pertama adalah dengan mengurangi setiap inputnya sebesar 100%-66,49% = 33,51% dan mempertahankan tingkat outputnya. Alternatif kedua adalah adalah dengan mengacu pada efficient reference set-nya, yaitu BMT Raharjo dan Sejahtera Banjarsari (dapat dilihat pada lampiran 2). Dari Tabel di atas dapat disimpulkan pula bahwa untuk meningkatkan efisiensi BMT Rindang Rizky, modal harus dikurangi 83,1% menjadi Rp. 25.329.420.7, biaya harus dikurangi 33,5% menjadi Rp. 129.299.761.5, jumlah tenaga kerja harus dikurangi 33.5% menjadi 4 orang. Sedangkan untuk outputnya perlu meningkatkan pembiayaan sebesar 460.7% menjadi Rp. 1.305.352.394.9.

commit to user

Tabel 4.15

Hasil Pengolahan Data BMT Sejahtera

Variabel

Tingkat Efisiensi

Actual

Target

To Gain

300000000.0 300000000.0 0,0% 100,0% Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai aktual atau nilai pencapaian sebenarnya oleh BMT Sejahtera sama dengan nilai target atau nilai yang seharusnya dicapai oleh BMT Sejahtera. Pada kolom To Gain atau persentase berapa persen nilai aktual yang harus ditambahkan atau dikurangkan untuk mencapai target juga menunjukkan 0% yang berarti tidak ada nilai aktual yang harus ditambahkan ataupun dikurangkan untuk mencapai target. Begitu juga dengan kolom Achieved atau pencapaian aktual terhadap target adalah 100%. Artinya BMT Sejahtera telah mencapai target efisiensinya.

commit to user

Tabel 4.16

Hasil Pengolahan Data BMT Sejahtera Banjarsari Variabel

Tingkat Efisiensi

Actual

Target

To Gain

1171112092.0 1171112092.0 0,0% 100,0% Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai aktual atau nilai pencapaian sebenarnya oleh BMT Sejahtera Banjarsari sama dengan nilai target atau nilai yang seharusnya dicapai oleh BMT Sejahtera Banjarsari. Pada kolom To Gain atau persentase berapa persen nilai aktual yang harus ditambahkan atau dikurangkan untuk mencapai target juga menunjukkan 0% yang berarti tidak ada nilai aktual yang harus ditambahkan ataupun dikurangkan untuk mencapai target. Begitu juga dengan kolom Achieved atau pencapaian aktual terhadap target adalah 100%. Artinya BMT Sejahtera Banjarsari telah mencapai target efisiensinya.

commit to user

Tabel 4.17

Hasil Pengolahan Data BMT Surya Buana Variabel

Tingkat Efisiensi

Actual

Target

To Gain

245000000.0 559231737.4 128.3% 43.8% Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa BMT Surya Buana belummencapai tingkat efisiensi 100%. Beberapa alternatif bagi BMT Surya Buana untuk meningkatkan efisiensinya, alternatif pertama adalah dengan mengurangi setiap inputnya sebesar 100%-66,90% = 33,1% dan mempertahankan tingkat outputnya. Alternatif kedua adalah adalah dengan mengacu pada efficient reference set -nya, yaitu BMT Raharjo dan Sejahtera Banjarsari (dapat dilihat pada lampiran 2). Dari Tabel di atas dapat disimpulkan pula bahwa untuk meningkatkan efisiensi BMT Surya Buana, modal harus dikurangi 33,1% menjadi Rp. 10.034.396.2, biaya harus dikurangi 33,1% menjadi Rp. 40.137.584.8, jumlah tenaga kerja harus dikurangi 59.9% menjadi 1 orang. Sedangkan untuk outputnya perlu meningkatkan pembiayaan sebesar 128.3% menjadi Rp. 559.231.737.4.

commit to user

Tabel 4.18

Hasil Pengolahan Data BMT Wanita Melati Harapan Variabel

Tingkat Efisiensi

Actual

Target

To Gain

1105764950.0 1209662446.5 9.4% 91.4% Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa BMT Wanita Melati Harapan belummencapai tingkat efisiensi 100%. Beberapa alternatif bagi BMT Wanita Melati Harapan untuk meningkatkan efisiensinya, alternatif pertama adalah dengan mengurangi setiap inputnya sebesar 100%-97,46% = 2,54% dan mempertahankan tingkat outputnya. Alternatif kedua adalah adalah dengan mengacu pada efficient reference set-nya, yaitu BMT Raharjo dan Sejahtera Banjarsari (dapat dilihat pada lampiran 2). Dari Tabel di atas dapat disimpulkan pula bahwa untuk meningkatkan efisiensi BMT Wanita Melati Harapan, modal harus dikurangi 93,8% menjadi Rp. 25.040.869.9, biaya harus dikurangi 2,5% menjadi Rp. 149.102.719.5, jumlah tenaga kerja harus dikurangi 2.5% menjadi 3 orang. Sedangkan untuk outputnya hanya perlu meningkatkan pembiayaan sebesar 9.4% menjadi Rp. 1.209.662.446.5.

commit to user

Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini, digunakan uji One Sample T Test dengan menggunakan bantuan software SPSS 17. Data efisiensi hasil olahan DEA kemudian di uji One Sample T Test yang kemudian didapat hasil uji yang ditunjukkan seperti pada tabel IV.18 berikut.

Tabel 4.19 Uji One Sample T Test

One-Sample Statistics

Mean

Std. Deviation

Std. Error

One-Sample Test

Test Value = 0

df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper EFISIENSI

Sumber: Hasil Olah Data (SPSS)

Dari Tabel 4.19, menunjukkan hasil t hitung (11, 329) > t tabel (8;0,025)

adalah 2,262, maka Ho diterima. Jadi dalam penelitian ini BMT di Kota Surakarta secara keseluruhan belum memiliki tingkat skala efisiensi yang baik.

Berikut akan dibahas tentang ketidakefisienan variabel yang terjadi pada BMT Kota Surakarta.

Tabel 4.20 Target Capaian Input dan Output BMT

INPUT

OUTPUT

PEMBIAYAAN No

Nama BMT

Achieved To Gain Achieved To Gain Achieved 1 Pedagang Pasar Surakarta

0,0% 100% 2 Mawaddah Aisyiyah

3 Rindang Rizky

4 Surya Buana

5 Wanita Melati Harapan 97,46%

93,8%

6,2%

2,5%

97,5%

2,5%

97,5%

0,0%

100%

9,4% 91,4%

commit to user

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat diketahui BMT yang belum efisien dengan capaian yang sudah dicapai serta target yang harus dicapai oleh masing-masing BMT. Tabel tersebut menunujukkan variabel dengan tingkat ketidakefisienan masing- masing. Dari data yang ada terlihat yang paling membuat tidak efisien adalah pada variabel inputnya, dari ke 5 BMT menunjukkan variabel inputnya paling rendah capaiannya atau paling membuat tidak efisien. BMT Pedagang Pasar Surakarta yang membuat paling tidak efisien terdapat pada variabel input tenaga kerja, BMT Surya Buana yang membuat paling tidak efisien juga terdapat pada variabel input tenaga kerja BMT Mawaddah Aisyiyah, BMT Rindang Rizky dan BMT Wanita Melati Harapan yang membuat paling tidak efisien terdapat pada variabel inputmodal.

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat pula diketahui dari setiap variabel , BMT manakah yang variabelnya paling kecil capaiannya di antara BMT yang lain, yaitu untuk variabel input modal adalah BMT Wanita Melati Harapan, untuk variabel input biaya adalah BMT Pedagang Pasar Surakarta, untuk variabel input tenaga kerja adalah BMT Mawaddah Aisyiyah, sedangkan untuk variabel output pendapatan adalah BMT Pedagang Pasar Surakarta dan untuk variabel output pembiayaan adalah BMT Rindang Rizky.

Selanjutnya agar memudahkan penilaian efisiensi setiap variabel seluruh BMT, akan dibahas kriteria peringkat efisiensi seluruh BMT.

commit to user

Tabel 4.21 Kriteria Efisiensi Variabel Input Modal

No. FREKUENSI EFISIENSI

At-Taubah, Raharjo, Sejahtera, Sejahtera Banjarsari

2 90%-99,9%

Sangat Baik

Cukup Baik

Surya Buana

5 <50%

Kurang Baik

Wanita Melati Harapan, Mawaddah Aisyiyah, Rindang Rizky, Pedagang Pasar Surakarta

6 <40

Buruk

- Sumber: Olah data

Berdasarkan hasil analisis tabel 4.21, dapat diketahui bahwa BMT yang mempunyai variabel input modal berkriteria sempurna adalah BMT At-Taubah, BMT Raharjo, BMT Sejahtera, BMT Sejahtera Banjarsari. Untuk variabel input modal berkriteria cukup baik adalah BMT Surya Buana. Sedangkan untuk variabel input modal berkriteria kurang baik adalah BMT Wanita Melati Harapan, BMT Mawaddah Aisyiyah, BMT Rindang Rizky, BMT Pedagang Pasar Surakarta. Berdasarkan uji menggunakan One Sample T Test didapat hasil bahwa pada variabel input modal menunjukkan rata-rata tingkat efisiensi sebesar 59,52%, sehingga secara keseluruhan variabel modal pada BMT di Kota Surakarta belum memiliki tingkat skala efisien yang baik.

commit to user