Angkatan '42
3. Angkatan '42
a. Latar Belakang Lahirnya Angkatan 42 Lahirnya Angkatan '42 bersamaan dengan adanya Perang Pasifik. Perang
Pasifik meletus pada tanggal 7 Desember 1941 yang diawali dengan adanya serangan Jepang ke pangkalan Angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour. Dalam waktu singkat Jepang telah berhasil menguasai Pasifik dan kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Jepang mengumandangkan kemerdekaan bagi bangsa-bangsa Timur termasuk Indonesia. Rakyat Indonesia menyambut dengan penuh antusias. Namun, dalam kenyataannya setelah Jepang berhasil menguasai Indonesia, segera mengeluarkan pernyataan adanya larangan semua kegiatan baik di bidang politik maupun budaya. Sebagai gantinya, pemerintah pendudukan Jepang mendirikan perkumpulan atau gerakan Tiga A, kemudian Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dan kemudian menjadi Jawa Hokokai.
Majalah dan surat kabar dilarang terbit. Alasannya, bahwa segala tenaga perlu digunakan secara efektif. Kondisi yang demikian itu sangat menggetarkan pikiran dan jiwa sebagian seniman Jepang. Namun demikian, kegiatan seni dan budaya yang merupakan ekspresi kehidupan manusia pada zamannya tetap tumbuh dan berkembang. sehingga di masa pendudukan Jepang ini pun juga muncul tokoh-tokoh sastrawan dengan karya-karyanya.
Masa pendudukan Jepang diwarnai dengan kehidupan yang memilukan dan penuh perjuangan. Hal tersebut memengaruhi hasil karya para sastrawan angkatan '42. Karya sastra mengandung cita-cita, menimbulkan semangat cinta tanah air, mengobarkan semangat juang, dan menganjurkan semangat kerja.
Masa pendudukan Jepang mengantar bangsa Indonesia untuk keluar dari belenggu penjajahan asing. Setelah 3,5 tahun Jepang berhasil mengeksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia, akhirnya harus menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Kondisi inilah yang kemudian mengantarkan bangsa Indonesia menuju pintu gerbang kemerdekaan dan lahirlah Angkatan '45
b. Karakteristik Sastra Angkatan 42 Lahirnya Angkatan '42 adalah pada masa pendudukan Jepang, oleh karena
itu, karya sastranya memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Karya sastra kebanyakan berisi tentang kehidupan masyarakat; (2) Para seniman banyak yang menggunakan simbol-simbol untuk menghindarkan diri dari sensor Jepang; (3) Karya sastra tidak boleh menyangkut politik pemerintahan Jepang, melainkan
140 Sejarah SMA/MA Kelas XI Bahasa 140 Sejarah SMA/MA Kelas XI Bahasa
c. Tokoh-Tokoh Sastra Angkatan 42 Tokoh-tokoh sastra pada masa pendudukan Jepang, di antaranya adalah:
1) Usmar Ismail Hasil karyanya antara lain: (1) Puntung Berasap, kumpulan sajak; (2) Pancaran Cinta dan Gema Tanah Air, cerpen; (3) Sedih dan Gembira, drama.
2) Rosihan Anwar Rosihan Anwar lahir di Padang tahun 1922. Ia seorang wartawan, dan terkenal sebagai pengarang sajak dan cerpen. Sajak-sajaknya melukiskan perasaan dan semangat pemuda, sedangkan cerpennya melukiskan kekalutan jiwa pemuda karena keraguan janji-janji Jepang.
Hasil karyanya antara lain: (1) Radio Masyarakat, cerpen; (2) Radio Kecil, roman; (3) Bajak laut di Malaka.
3) Amal Hamzah Amal Hamzah lahir di Binjai pada tahun 1922. Ia adalah adik Amir Hamzah, sajak-sajaknya terpengaruh oleh kakaknya. Hasil karyanya antara lain: (1) Pembebasan Pertama, kumpulan sajak; (2) Melaut Berciku, sajak; (3) Buku dan Penulis, kritik roman dan drama.
4) Abu Hanifah atau El Manik Abu Hanifah lahir di Padang tahun 1906. Ia kakak dari Usmar Ismail. Hasil karyanya antara lain: (1) Taufan di Atas Asia, merupakan kumpulan drama zaman Jepang dan dibukukan pada tahun 1949, yang terdiri atas empat drama, yaitu Taufan di Atas Angin, Intelek Istimewa, Dewi Rini, dan Insan Kamil; (2) Rogaya; (3) Mambang Laut; (4) Dokter Rimbu, roman.
Kecakapan Vokasional Berkaitan dengan karya sastra Angkatan 20, Pujangga Baru, dan Angkatan
42, pilih salah satu dan buatlah ringkasannya! Selanjutnya, presentasikan di depan kelas secara bergantian!
Perkembangan Kebudayaan Masyarakat Nusantara di Bawah Penjajahan Asing
Kecakapan Vokasional Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Mengapa Angkatan Balai Pustaka sering disebut Angkatan Siti
Nurbaya? Bagaimana menurutmu adanya pendapat tersebut?
2. Bagaimanakah karakteristik Angkatan Balai Pustaka? Sebutkan tokoh- tokohnya!
3. Kemukakan latar belakang lahirnya Pujangga Baru!
4. Bagaimanakah konsepsi Sutan Takdir Alisyahbana mengenai kebuda- yaan Indonesia?
5. Sebutkan 3 tokoh Angkatan ‘42 dan hasil karyanya!
Refleksi Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda telah dapat mengerti dan
memahami tentang hal-hal berikut ini!
1. Perkembangan bahasa Indonesia.
2. Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional secara kronologis.
3. Perkembangan karya sastra Indonesia:
a. Sastra Balai Pustaka
b. Sastra Pujangga Baru
c. Sastra Angkatan ‘42 Bila Anda belum memahami benar, ulangilah dengan membacanya sekali lagi atau tanyakan langsung kepada gurumu, sebelum Anda melangkah ke bab selanjutnya!
Rangkuman
1. Munculnya organisasi pergerakan nasional memiliki andil yang besar dalam penggunaan nama Indonesia dan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Demikian juga tampilnya tokoh-tokoh sastrawan di alam perjuangan turut memperkuat penggunaan nama Indonesia dan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
2. Pada masa Pergerakan Nasional mulai tahun 1920-an sampai dengan 1942 muncul tiga angkatan dalam karya sastra, yakni Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, dan Angkatan ‘42. Masing-masing angkatan memiliki karakteristik, tokoh, dan karyanya sendiri. Semua bermuara pada tujuan yang sama, yakni berjuang untuk mencapai ke- merdekaan Indonesia lewat karya sastra.
142 Sejarah SMA/MA Kelas XI Bahasa
Perkembangan Kebudayaan Masyarakat Nusantara di Bawah Penjajahan Asing
143
Peta Konsep
Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia, Identitas Bangsa
Dikelom- pokkan atas
Indonesia dan Bahasa Indonesia
Perkembangan Karya Sastra
Dibagi atas tahap