 pengeluaran (cash outflow) yang didasarkan IRR 

Tabel 3.12 : Total kebutuhan BW cimahi Redaman Serat Optik G.657

0.28 dB/km

selatan

Downlink ( f )

Uplink ( f )

0.35 dB/km

Jumlah

Sensitivitas Detektor OLT/ONU (Pr) -29 dBm

Jenis Kecepat an

Pengguna

Jumlah

Redaman sambungan/ splice ( s ) 0.05 dB/splice

Redaman Konektor ( c )

0.2 dB/konektor

Redaman Splitter ODN 1: 4 (S P ) 7.5 dB Socialia

Redaman Splitter ONU 1:8 (S P ) 11 dB Jumlah Sambungan/Splice (Ns)

6 buah Load

Jumlah Konektor (Nc)

5 Buah

0.5 dB/km Familia

Redaman Instalasi

6 – 8 dB Executive

Safety Margin (SM)

Tabel 4.1 Data Analisis Kelayakan

4.1.1. Analisis Link Power Budget Tabel 3.13 : Persentase pengguna

layananspeedy Cimahi

Selatan

α tot  L . α serat  N C . α C  N S . α S  S P (4–1)

M =(Pt–Pr)α total -SM

(4-2)

Jenis Layanan

Prediksi jumlah

Perhitugan Link Power Budget

512 Kbps

Jarak yang terjauh dari STO Rajawali untuk 1 Mbps

perencanaan jaringan GPON akses FTTC di 2 Mbps

Wilayah Cimahi Selatan ini adalah Cibeber 3 Mbps

dengan jarak 6,26342 km (Jarak dari STO ke ODC), jarak dari ODC ke ODN 1 km, jarak dari ODN ke ONU 500 m dan jarak dari ONU ke ONT

500 m, sehingga keseluruhan total jarak dari STO sampai dengan ke ONT pelanggan adalah 8,26342 km.

pelanggan

Downstream

= 3,413 x α tot = (8,26342 km x 0,28 dB/km) + (5 x 0,2

α tot = L.α optic + Nc.α c + Ns.α s

+ Sp + RI

n 1 1, 465

dB) + (6 x 0,05 dB) + 7.5 dB + 11 dB + (0,5

10 -3

dB/km x 8,26342 km)

2 π xa

= 26.2455 dB

xnx 1 xs  )

tot

Sehingga :

P r =P t –α tot = 5 dBm – 26,2455 dB

2(3,14) 4,5  x µ m

2, 29565 P r = -21,2455 dBm

1, 465(2 3, 413 10 ) x x  3 1/ 2 

1, 49 µ m

Maka dapat diperoleh P r ≥ sensitivitas receiver

 b

Sehingga untuk perhitungan margin daya adalah

t waveguide   n 2  n 2 

sebagai berikut :

dv 

M = ( Pt – Pr(Sensitivitas)) - α total - SM

8263, 42 M = ( 5 + 29 ) – 21,2455– 6  1, 46 1, 46 3, 413 10 3 t

waveguide 

xx x 1, 2

M = 6,7545 dBm

x 3 10

Uplink

t int ra mod al  t chromatic  t mod al

α tot

= L.α optic + Nc.α c + Ns.α s + Sp + RI

b. t modal = 0, karena menggunakan

tot

= (8,26342 x 0,35) + (5 x 0.2) + (6 x 0,05) + (11 + 7,5) + (0,5 x 8,26342)α

singlemode fibre , maka rise time total sistem (t sys ) yang berlaku yaitu

tot

= 26,8239 dB

t sys  ( t tx  t int er mod al  t mod al  t rx )

Maka dapat diperoleh P r ≥ sensitivitas receiver

Sehingga untuk perhitungan margin daya adalah = [ (0,15) 2 + (4,8258 x 10 -5 ) 2 + sebagai berikut :

(0,11238) 2 +0 0 + (0,2) 2 ] 1/2 = 0,2741 ns Pr = Pt - α tot –6

Dari hasil perhitungan rise time total Pr = 5 – 26,8239-6

system sebesar 0,2741 ns masih dibawah Pr = - 27,8239dBm

maksimum rise time bit rate sinyal NRZ M = ( Pt – Pr(Sessitivitas)) - α total - SM

sebesar 0,2917 ns. Berarti dapat disimpulkan M = ( 5 + 29) – 26,8239– 6

bahwa system memenuhi rise time budget. M = 1,1761 dBm

Nilai M yang diperoleh dari hasil perhitungan Upstream (Panjang Gelombang 1310 nm) uplink ternyata menghasilkan nilai yang masih

Bit rates Upstream (Br) = 1.2 Gbps dengan berada

format NRZ, sebagai berikut :

mengindikasikan bahwa link diatas memenuhi kelayakan link power budget.

9  0,5833 ns

4.1.2. Analisis Rise Time Budget

1, 2 10 x

Downstream (Panjang Gelombang 1490 nm) Selanjutnya untuk menentukan komponen Bit rates downstream (Br) = 2,488 Gbps dengan

rise time total ( t sys ) dihitung sebagai berikut : format NRZ, sebagai berikut :

a. t chromatic   σλ  xDxL m = 1 nm x

0,0035 ns/nm.Km x 8,26342 Km

2, 4 10 x

= 0,0289 ns

T  0, 2917 ns

Agar hasil transmisi dapat diterima dengan

2 π xa baik, degradasi waktu total transmisi dari suatu 1/2 V  xnx

1  2 xs  

hubungan digital tidak boleh melebihi 70% dari

periode bit NRZ

(non-return-to-zero).

 2 3,14  x µ 4, 5 V m  x 1, 465 2 3, 413 10 x x  3 1/ 2

Selanjutnya untuk menentukan komponen rise

1, 31 µ m

time total (t sys ) dihitung sebagai berikut :

 v b 

a. t  ( σλ ) xDxL = 1 nm x

t waveguide   n 2  n 2 

dv  0,0136

chromatic

ns/nm.Km

8,26342 Km = 0,11238 ns

8263, 42 t waveguide   

8       1, 46 1, 46    x x 6 3, 413 10    3 x x    1, 2

x 3 10

= 4,8258 x 10 -5 ns

b. t modal = 0 , karena

menggunakan

singlemode fibre Maka a rise time total sistem ( t sys ) yang berlaku laku yaitu :

t sys       t tx    t int er mod al    t t m mod al    t rx   

t sys      

 0,2    4,8258 10 x    5    0, 0,0289    0 2 0,15                                   

= 0,25176 ns

Gambar 4.1 : Konfig figurasi FTTC dengan Teknologi GPON di Cim Cimahi Selatan

Rise Time Budget Rise Time Budget

4.3 Analisis Ekonomi i

Tabel 4.3Asum Asumsi Umum im

e T is

KETERANGAN R

Prediksi Jalur Perencanaan Jalur Perencanaan m)

3%-5% P PER

Valas Tahun 2012

Discount Rate

Rata-rata Bunga Bank

Inflation Rate

Prediksi Makro

Perhitungan hari libur

Grafik

4.1:Rise Time Bud udget Jaringan

Waktu Efektif

10 Bulan

selama1 tahun

FTTC di Cimahi S hi Selatan

4.3.1 Perhitungan Pen endapatan (Revenue)

4.1.3. Perhitungan Jumlah lah Sambungan (Splice) dan Konekto ktor

Tabel 4.4 Daftar Tarif L if Layanan Speedy Telkom

Tabel 4-2 Jumlah Sambungan Se Serat Optik dan

Jenis Paket

Kecepatan

Harga rga/Bln Keterangan

Konektor

Paket Speedy

Keterangan

Jarak

Ju Jumlah

195,000 19 Unlimited Kuota 3 Gb

(km)

Splice S

Konektor

Paket Speedy

CBBR – LWGJ 7,73154

295,000 29 Unlimited Kuota 3 Gb LWGJ – UTM

UTM – MLG 4,98051

46 2 Buah

Paket Speedy

1 Mbps

64 645,000 Share s.d 10 User

Familia

MLG – CBRM 3,69518

37 2 Buah

CBRM - STO 1,61207

29 2 Buah

Paket Speedy

2 Mbps

995,000 99 Share s.d 20 User

Executive Paket Speedy

Biz

3 Mbps

1,69 ,695,000 Share s.d 30 User

4.2 Konfigurasi Jaringan F FTTC dengan Teknologi GPON

Sumber : PT. Telkom

Tabel 4.5 : Prosentase Jum mlah Pengguna Tabel 4.8 : Asumsi B i Biaya Investasi Broadband

Perangkat

Paket Speedy

Jml Pemakai

Item

Quantity Q Satuan Total ($)

1 1 3.000 3.000 Paket Speedy Familia

Paket Speedy Socialia

384 Kbps ps

Paket Speedy Load

512 Kbps ps

1 GPON OLT

275 56.650 Paket Speedy

1 Mbps ps

2 GPON ONU

86.460 86 100 8.646.000 Executive

3 GPON ONT/NT

15 15 10 150 Paket Speedy Biz

2 Mbps ps

4 DropCable

3 Mbps ps

PatchCord

Grafik 4.2 : Pengguna speedy edy berdasarkan

5 Splice Fiber Optic

jenis layanan

6 ODC PatchCord

10 Pengguna Speedy Berd 864.600 erdasarkan

7 Socket

30 Jenis Layanan 5.187.900 nan

8 GPON Conector

9 GPON Splitter (1x4)

Speedy Biz

10 GPON Splitter (1x8)

Speedy Executive

11 Twisted Pair Cable Cat6 UTP

432,80km 43 5 2.164 20,000

Speedy Familia

12 Kabel Tembaga

13 Fiber Optic (FO) :

1 3 1 4 1 5 6 1 1 7 1 8 1 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 1 1 2 2 Jasa 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 14 Pemasangan

Fiber Optic (FO) 15 Jasa Testing &

Tabel 4.7 : Arus Pendapatan u Biaya n untuk 3 (Tiga)

Pendukung Spare jumlah

Tahun Optimis

Mode oderat

Total Investasi

Alibaba.com

4.3.3 Komponen OPEX EX

Komponen Biaya OP OPEX

Besarnya Asumsi

3% dari Net 2019

Operasi dan Pera erawatan

8% dari Net

Biaya Sewa Uplin plink

2% dari Net 2022

Biaya Perizinan n

Biaya Sales dan n

4.3.2 Komponen CAPEX

Biaya Administra strasi &

8% dari

5 Umum

Revenue 10% dari

Biaya Karyawan an

6 Revenue

5. Kesimpulan Dan Saran

optik di cimahi selatan sebesar 375 km.

5.1 Kesimpulan

7. Berdasarkan

perhitungan dengan menggunakan metode Discounted Cash

1. Dengan

Flow (DCF) yang terdiri dari : NPV, pelanggan berdasarkan data Telkom

NPV Optimis = 38.781.820.804 pelangganSpeedy di Cimahi sampai

NPV Moderat = 27.771.470.771 tahun 2022 sebanyak

NPV Pesimis = 8.382.551.002 sedangkan untuk cimahi selatan pada

= 18,73% tahun pertama adalah sebesar 78.648

IRR Optimis

IRR Moderat = 16,90% pelanggan dan pada akhir tahun ke 9

= 13,53% adalah sebesar 86.460 pelanggan

IRR Pesimis

Dilihat dari hasil perhitungan PBP, dengan

pengembalikan investasi dapat dilakukan Kebutuhan kapasitas BW untuk

dalam jangkan waktu 4 – 5 tahun. cimahi selatan sampai tahun 2022

8. Dari perhitungan ekonomi tersebut, sebesar 215.938 Mbps, menggunakan

diperoleh bahwa NPV skenarioOptimis teknologi GPON dengan standar

dan Moderat lebih besar dari skenario ITU-T G.984.

Pesimis, sehingga skenario Optimis

2. Jarak kabel

maupun moderat akan menjadi pilihan pemetaan

berdasarkan

hasil

operator untuk mengimplementasikan google maaps dengan mengambil

dengan

menggunakan

Fiber Optik dengankomfigurasi jaringan start point perancangan di mulai dari

FTTC.

STO Rajawali sampai ke tiap

9. Dari hasil analisis sensitivitas, diperoleh pelanggan di masing-masing wilayah

bahwa komponen jumlah pelanggan yang ada di kecamatan cimahi

mempengaruhi perhitungan selatan yaitu sebesar 25,14585 km.

sangat

ekonomi. Hal tersebut dikarenakan

3. Jumlah splice 215 dan konektor dari jumlah pelanggan berkaitan dengan terminal end to end 10 buah di

revenue.

10. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terminal

tambah jumlah

konektor

dari

diperoleh bahwa implementasi jaringan pelanggan

ONU/Curb

ke

NT

ini layak untuk sedangkan

diimplementasikan. sebanyak 580 buah di jadikan

kelebihan

konektor

sebagai cadangan.

5.2 Saran

4. Berdasarkan konfigurasi sistem yang dirancang,

Kajian ini bisa dikembangkan lagi untuk performansi sebagai berikut :

diperoleh

data

cimahi keseluruan dan daerah lainnya.  Hasil perhitungan Link Power

Budget di dapatkan Downstream

Daftar Pustaka

P r = -21,2455 dBm maka di

1. http://www.cimahikota.go.id peroleh

2. http://www.cisco.com/web/solutions/sp/ receiver.margin daya M = 6,7545 vni/vni_mobile_forecase_highlight/inde dBm,sedangkan untuk Uplink P r

sensitivitas

x.html

3. Vanstron, lawrance K, Hognes Ray daya M = 1,1761 dBm.  Rise L.2004. Technology Forcasting for

= -27,8239 dBm dengan margin

telecomunications, Telektronik 4. Downstream (panjang gelombang

4. Anang Prasetyo 2011 Analisa Tekno – 1490 nm) T r = 0,2917 ns Ekonomi Implementasi LTE Release 8 sedangkan rise time total sebesar dengan Metoda Capacity And Coverage 0,2741 ns. Sedangkan untuk

Dan Metoda DCF upstream (panjang gelombang

Estimation

(Discounted Cash Flow) Di Wilayah 1310 nm) T r = 0,5833 ns hasil Jabodetabek, Program Pasca Sarjana perhitungan rise

Institut Teknologi Telkom sebesar 0,25176 ns

time total

5. Astrid

Harera

Royani HSB,2012

5. Komponen

Modernisasi Jaringan Akses Tembaga implementasi fiber optik ini sebesar Dengan Fiber Optik Sampai Dengan Ke $US 15.091.484 Pelanggan, Fakultas Teknik Universitas

CAPEX

dalam

6. Panjang kabel yang di butuhkan

Sumatera Utara

untuk implementasi jaringan fiber

6. Iwan Gustopo Utomo, 2010 Analisa

19. ITU, “Optical Fibres Cables and Implementasi Jaringan Akses FTTx

Systems”. ITU – T Manual 2009 Untuk Mendukung Layanan Triple Play Bagi Pelanggan PT Telekomunikasi Indonesia, TBK, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia

7. Zanger, Henry, Zanger. Cynthia, Canada 1991 “Fiber Optics Communication and Other

Applications”

Macmillan

Publishing Company, a division of Macmillan, Inc.

8. “The Basics Of Fiber Optic Cable (Single-mode

multi

mode)”, http://www.arcelect.com/fiberca ble.html .

PT.Telkom.

10. Keiser, Gerd 1991, Optical Fiber Communications, New York : McGraw- Hill

11. Wikipedia Indonesia,

2010, Serat

Optik, Ensiklopedia Bebas 22 Desember

2010,

http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik

12. Bandung, 18 September 2004 “Dasar Sistem

Komunikasi

Optik”, PT

TELKOM RisTI (R & D Center), http://free- pdfebooks.com/?s=dasar+telekomunikas i+modern.

13. Powers, John, “Fiber Optic Systems”, Second Edition, Singapore, 1999

14. Palais, J.C.,

“Fiber

Optic

Communications”,PrenticeHallInternatio nal,

Inc., Second Edition, London, United Kingdom, 1988

15. Agus Salim, D , “ Perencanaan Jaringan Serat Optik DWDM PT Bakrie Tbk, link Bogor-Bandung”, TA FT.UI. Depok, 2008

16. Wicaksono, Prima., ” Perancangan dispersion compensating fiber pada fiber singel mode dengan panjang gelombang 1550 nm” TA. ITTelkom.

Bandung,

2009

17. Muhamad Ramadhan, “ Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH)

Menggunakan

Teknologi

Gigabit Passive

Optical

Network

(GPON) di

Perumahan

Setraduta

Bandung, TA IT.Telkom Bandung

18. Fitriani,” ANALISISPERFORMAN SI TEKNOLOGI GPON UNTUK LAYANAN BROADBAND STUDI KASUS

TELKOM

RDC

BANDUNG”,IT

TELKOM,

Bandung, 2008