The Study of Utilization Assessment of Broadband Optical Fiber – Based Technology The Feasibility Implementation cases in South Cimahi

Cimahi

Ivany Sarief Universitas Bale Bandung ivansarief@gmail.com ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi mengarah ke layanan broadband. Untuk menghadapi tantangan tersebut, setiap operator harus mampu meningkatkan kualitas layanan baik dari segi kecepatan, kapasitas maupun jangkauan. Upaya peningkatan layanan tersebut dengan mengimplementasikan teknologi yang lebih handal dari segi kecepatan akses maupun kapasitas serta ekspansi jangkauan, salah satunya adalah serat optik. Dimana serat optik ini mampu menyalurkan bandwidth hingga 100 Mbps dengan teknologi berbasis GPON. Dengan adanya implementasi fiber optik ini di harapkan dapat menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pada tesis ini dianalisa secara teknologi dan ekonomi terhadap implementasi Fiber Optik pada jaringan operator existing. Perancangan fiber optik dengan teknologi GPON tersebut menggunakan konfigurasi FTTC. Model analisa yang digunakan berdasarkan prinsip tekno ekonomi, dimana menggunakan perhitungan prediksi jumlah pengguna speedy dan jumlah kepala keluarga di cimahi selatan sampai tahun 2022. Perhitungan tersebut menggunakan aplikasi minitab-15. Perancangan di analisa secara ekonomi dan mengukur kelayakan biaya yang dikeluarkan untuk implementasi tersebut, dengan menggunakan metoda DCF.

Dimana pada tesis ini menggunakan tiga skenario, yaitu : optimis, moderat dan pesimis. Dari simulasi ketiga skenario yang dilakukan diperoleh kesimpulan yaitu NPV terbesar diperoleh berdasarkan skenario optimis dengan pencapaian NPV sebesar Rp. 38.781.820.804, IRR sebesar 18,73% , dan waktu balik modal pada tahun ke 4 dan bulan ke 5 . Dari analisis sensitivitas yang dilakukan diperoleh bahwa faktor tarif dan jumlah pelanggan sangat mempengaruhi pencapaian dan dari analisis resiko pada kondisi terburuk terhadap faktor jumlah pelanggan, diperoleh bahwa kemungkinan nilai NPV akan tetap positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi fiber optik di wilayah Cimahi Selatan adalah layak untuk diimplementasikan. Selanjutnya, penerapan bagi wilayah lain dapat diterapkan dengan menggunakan data demografis dan geografis yang terkait.

Kata kunci : GPON, tekno-ekonomi, Minitab-15, DCF

ABSTRACT

The development of information and telecommunications technology leads to a broadband service. Operators are challenged to improve their quality of service not only in terms of the speed and capacity but also the coverage areas. These services can be improved by implementing reliable technology; and one of these technologies is the use of optical fiber. This optical fiber is capable of delivering bandwidth up to 100 Mbps using GPON-based technology. It is expected that the implementation of this optical fiber meets the needs of customers.

This thesis analyzed technologically and economically the implementation of Fiber Optic on existing operator network . The design of the fiber optic with the GPON technology used FTTC configuration. The Analysis model used was based on the principle of economic techno, which used the calculation prediction of the number of speedy users and the number of families in the south Cimahi until year 2022. The calculation used the Minitab-15 applications. The Design analyzed economically and measured the cost feasibility which incurred for the implementation using the DCF method.

This thesis carried outthree scenarios namely: optimistic, moderate and pessimistic. The results of those three simulation scenarios showed that the greatest NPV was obtained from the optimistic scenario in which the NPV was Rp. 38,781,820,804, IRR was 18.73%, and the return of investment was four years and five months. The results of sensitivity analysis revealed that the achievement of the target was affected by the rate factors and the number of customers.The results of risk analysis when the factor of subscriber number was in the worst conditions showed that the possibility of NPV value remained positive. Therefore, the implementation of optical fiber in South Cimahi was feasible. In addition, this optical fibre in other areas could be implemented based on the related demographic and geographical data.

Keywords: GPON, techno-economic, Minitab-15, PDF

1. PENDAHULUAN

seperti akses internet broadband, on-line TV, blogging , social network

dan interactive Seiring perkembangan teknologi internet

gaming .

dan wireless

Untuk merencanakan pengimplementasian mengubah pola komunikasi pengguna jasa

communication

telah

suatu teknologi diperlukan suatu pertimbangan telekomunikasi untuk selalu terhubung

dalam aspek teknologi juga dalam aspek dan terlayani dimana saja, kapan saja dan

satu jalan untuk menggunakan aplikasi apa saja. Pola

ekonomi.

Salah

mempertimbangkan implementasi teknologi kebutuhan berkomunikasi tersebut dapat

adalah dengan mengikuti kerangka acuan dipenuhi dengan sumber informasi yang

analisis tekno ekonomi yang menyertakan tidak terbatas melalui internet

pertimbangan ekonomi dan teknologi. Dalam mobilitas komunikasi dimana saja melalui

dan

tekno ekonomi juga akan dilakukan analisa teknologi komunikasi wireless yang biasa

pasar, perancangan disebut dengan mobile broadband. Namun

mengenai prediksi

teknologi dan ekonomi. Pada tesis ini seiring dengan perkembangan tersebut,

metoda capacity and coverage pengalaman dan kepuasan pengguna jasa

digunakan

estimation untuk menentukan perancangan telekomunikasi masih belum

teknologi fiber optik dan metode DCF untuk sesuai dengan yang diharapkan dikarenakan

terpenuhi

mengukur kelayakan biaya yang dikeluarkan kecepatan dan layanan yang ada masih

jaringan fiber optik terbatas. Disamping itu jumlah pengguna

untuk implementasi

tersebut.

layanan internet semakin meningkat sejak di Pada tesis ini mencoba melakukan luncurkannya speedy yang menggunakan

kajian analisis mengenai pengimplementasian teknologi ADSL

jaringan fiber optik di Cimahi Selatan, sesuai Subscriber Line) .

(Asymmetric

Digital

dengan program dari PT. Telkom itu sendiri Pada teknologi ADSL jarak berpengaruh

yang akan menghubungkan 85% dari semua pada kecepatan pengiriman data dan pada

ibukota propinsi dan kabupaten di seluruh saat ini penggunaan fiber optic sangat

Indonesia sampai dengan akhir tahun 2014. mendukung saluran telepon digital. Di

Dalam pelaksanaan pemasangan JAKORLAF mana penggunaan fiber optic ini tidak

tersebut, PT.Telkom merekomendasikan dan sesuai dengan sistem ADSL yang masih

menggunakan teknologi GPON.Gigabit Passive menggunakan saluran analog yaitu kabel

Optical Network (GPON) adalah salah satu tembaga, sehingga akan sulit

teknologi dari beberapa teknologi sistem pengiriman sinyal melalui

dalam

komunikasi serat optik. GPON bermula dari Keterbatasan jaringan akses tembaga yang

fiber optic .

passive optical network (PON) yang kemudian di nilai belum cukup dan belum dapat

berevolusi dan berkembang hingga sampai menampung kapasitas bandwidth

yang

tahap sekarang.

pengimplementasian Telkom

besar serta kecepatan tinggi, maka PT.

Dalam

rangka

sendiri sesuai visi misinya Teknologi Broadband maupun memperhatikan meningkatan

kondisi infrastruktur pendukung Broadband membuat

kualitas layanan

untuk

termasuk permasalahan penyelenggaraannya, fiber optik sebagai media transmisinya.

infrastruktur

menggunakan

maka perlu dilakukan kajian untuk mengetahui Maka

prospek Teknologi Broadband di Cimahi operator berusaha mengimplementasikan

dari itu

PT. Telkom sebagai

Selatanagar pengembangan aplikasi teknologi, jaringan akses broadband yang lebih handal

Broadband dapat berjalan dengan optimal, sehingga

efektif, dan efisien serta dapat memenuhi permintaan dan kepuasan pelanggan, karena

mampu

memenuhi kenaikan

kebutuhan masyarakat sesuai dengan trend dengan adanya fiber optic merupakan

perkembangan teknologi. jawaban atas tantangan tersebut. Fiber optic didesain sebagai teknologi

2. Landasan Teori

broadband yang menyediakan bandwidth yang lebar, mempunyai redaman yang rendah, kebal

2.1 Konsep Dasar Sistem Transmisi

terhadap gangguan gelombang elektromagnetik,

Serat Optik

dapat menyalurkan informasi digital dengan Prinsip dasar dari sistem komunikasi serat kecepatan tinggi, ukuran fiber optik kecil,

optik adalah pengiriman sinyal informasi dalam sistem dapat diandalkan dengan lifetime selama

bentuk sinyal cahaya. Pemancar, kabel serat

20 – 30 tahun dan mudah pemeliharaannya. optik dan penerima merupakan komponen dasar Dengan berbagai kelebihan tersebut bertujuan

yang digunakan dalam sistem komunikasi serat untuk meningkatkan interaksi pengguna jasa

optik. Pemancar berfungsi mengubah sinyal telekomunikasi ke jaringan yang pada akhirnya

listrik menjadi sinyal optik, kabel serat optik untuk memenuhi kebutuhan layanan broadband

berfungsi sebagai media transmisi dan penerima berfungsi sebagai media transmisi dan penerima

dengan sinyal yang menjadi sinyal listrik kembali.

kali

dibandingkan

merambat lurus tanpa mengalami pemantulan. Proses pengiriman

informasi

yang

2.2.1.2Serat G.I ( Gradded-Index )

melalui serat optik

menggunakan prinsip

pemantulan sinyal optik yang berupa cahaya Inti serat gradded – index memiliki indeks dengan panjang gelombang tertentu. Secara

bias yang tidak seragam sehingga mengikuti umum, konfigurasi sistem transmisi serat optik

profile tertentu. Tujuan menggunakan indeks ditunjukkan seperti pada gambar 2.1 di bawah

bias seperti ini adalah untuk membuat sinyal ini.

tepi yang lintasannya lebih jauh, mengalami kecepatan yang lebih tinggi daripada sinyal yang merambat melalui tengah, sehingga pada penerimaan sinyal didapatkan sinyal yang datang bersamaan tanpa terjadi keterlambatan.

Gambar 2.3 dibawah ini menunjukkan karakteristik serat optik gradded – index.

Gambar 2.1 Konfigurasi Sistem Transmisi Serat

Optik

Gambar 2.3 : Serat Optik Gradded - Index

Selama perambatannya dalam serat optik, gelombang cahaya akan mengalami redaman di

2.2.2 Berdasarkan

Jumlah Mode yang

sepanjang serat dan pada titik persambungan

Merambat Dalam Serat Optik

serat optik. Oleh karena itu, untuk transmisi jarak jauh diperlukan adanya penguat yang

Jika dilihat dari jumlah mode yang berfungsi untuk memperkuat gelombang cahaya

merambat dalam serat, dikenal dua macam serat yang mengalami redaman.

optik, yaitu :

2.2 Jenis Serat Optik 2.2.2.1.Serat Optik Singlemode ( Monomode )

Serat singlemode merupakan jenis khusus

2.2.1 Berdasarkan Indeks Bias Bahan

serat step – index yang memiliki ukuran inti ( core ) antara 2 – 10 μ m dan perbedaan indeks

2.2.1.1Serat S.I (Step-Index)

bias reaktif antara inti dengan selubung kecil sehingga

sebuah energi cahaya Serat Step – Index memiliki karakteristik

hanya

singlemode yang dapat merambat sepanjang indeks bias inti yang tetap dan juga

serat. Cahaya merambat hanya dalam satu memiliki indeks bias konstan. Karakteristik

mode, yaitu sejajar dengan sumbu serat optik. serat optik Step – Indeks ditunjukkan seperti

Karena hanya ada satu lintasan cahaya gambar

sepanjang serat, maka serat optik singlemode mengalami penyebaran dan penyerapan cahaya lebih sedikit. Oleh karena itu, serat jenis ini memiliki redaman yang sangat kecil dan lebar pita frekuensi besar dan kecepatan tinggi. Dengan

tersebut, serat optik singlemode banyak digunakan untuk aplikasi jarak jauh dan mampu menyalurkan data kapasitas besar dengan bit rate yang tinggi.

kelebihan

2.2.2.2.Serat Optik Multimode

Serat optik multimode merupakan jenis

Gambar 2.2 : Serat Optik Step - Index

serat yang memiliki jumlah mode lebih dari satu Pada serat Step – Index ini, terjadi

yang merambat pada panjang gelombang permasalahan dalam perambatan pulsa optik

sistem. Umumnya, serat dimana sinyal yang merambat akan mengalami

pengoperasian

multimode dengan jumlah mode mulai dari dua pemantulan pada dinding-dinding cladding,

mode sampai dengan ratusan mode, digunakan Perambatan

untuk aplikasi komersial tertentu. Meskipun mengakibatkan terjadinya keterlambatan sinyal

kapasitas pengangkutan datang yang mengalami pemantulan beberapa

tidak

memiliki

informasi yang besar, serat multimode memiliki informasi yang besar, serat multimode memiliki

dekat jarak antara penguat sinyal optik. itu dengan nilai NA ( Numerical Aperture )

2.3.3 Dispersi

yang lebih tinggi dan biasanya jarak sambungan Peristiwa dispersi serat optik disebabkan lebih

oleh melebarnya pulsa yang dipancarkan dan menggunakan sumber cahaya yang lebih murah

pendek, serat

multimode

bisa

merambat sepanjang serat optik. Pulsa yang seperti LED.

melebar akan saling menumpuk, sehingga

2.3 Karakteristik Serat Optik

menjadi tidak bisa dibedakan pada input

penerima. Efek ini dikenal dengan Inter Symbol Numerical Aperture adalah ukuran atau

2.3.1 Numerical Aperture ( NA )

Interference (ISI). Dispersi sinyal akan besarnya sinus sudut pancaran maksimum dari

membatasi lebar pita (bandwidth) maksimum sumber optik yang merambat pada inti serat

yang dapat dicapai agar masing-masing simbol yang cahayanya masih dapat dipantulkan secara

masih dapat dibedakan. Dalam serat optik total, dimana nilai NA juga dipengaruhi oleh

terdapat dua macam dispersi yaitu : indeks bias core dan cladding. Ilustrasi

2.3.3.1 Dispersi Intermodal

numerical aperture dapat dilihat pada Gambar Dispersi intermodal adalah pelebaran

2.4. pulsa sebagai akibat dari perbedaan delay propagasi antara satu mode dengan mode penjalaran lainnya. Setiap mode menempuh jalur yang berbeda – beda, ada yang merambat sejajar sumbu inti, ada pula yang memantul sepanjang inti, sehingga jarak yang ditempuh oleh tiap mode akan berbeda-beda. Karena kecepatan tiap mode sama, maka tiap mode

Gambar 2.4 : Numrical Aperture

akan mempunyai waktu tempuh yang berbeda.

2.3.3.2 Dispersi Intramodal

Besarnya nilai Numerical Aperture (NA) Dispersi Intramodal sering juga disebut dapat diperoleh dengan rumus :

dispersi kromatik ( Chromatic ). Serat optik

2 NA 2  sin θ

C  n 1  n 2 (2.1)

singlemode mempunyai keuntungan dimana dispersi yang terjadi hanya dispersi Intramodal

dimana : karena yang merambat hanya terdapat satu NA

= Numerical Aperture

mode .

θ = Sudut cahaya yang masuk

2.4 Sumber Optik

dalam serat optik Sumber optik merupakan salah satu n 1 = Indeks bias core

komponen penting dalam sistem komunikasi n 2 = Indeks bias cladding

serat optik. Persyaratan yang harus dimiliki oleh

sumber optik adalah mampu beroperasi pada Redaman

2.3.2 Redaman

gelombang 800 nm – 1650 nm, berukuran kecil karakteristik penting yang harus diperhatikan

dan ringan, usia operasi lama ( ≥ 10 4 ),catu daya mengingat kaitannya dalam menentukan jarak

rendah, respon yang cepat, efisiensi tinggi dan penguat, jenis pemancar dan jenis penerima

daerah emisi yang kecil. Jenis sumber optik optik harus yang harus digunakan. Besarnya

dan sesuai untuk redaman yang terjadi pada sistem komunikasi

yang paling

umum

dipergunakan dalam sistem komunikasi optik serat optik dinyatakan oleh persamaan berikut :

adalah

sumber

cahaya dari bahan

10  P  α semikonduktor yaitu Laser Diode (LD) dan 

log in   dB km / (2.2) L

P Light emiting Diode (LED) . Baik LD dan LED

 out  umumnya terbuat dari bahan-bahan alumunium-

Dimana : gallium-arsenid (GaAlAs) , alumunium-gallium- L

: Panjang serat optik (km) arsenid-phosphide (GaAlAs), atau gallium- P in

: Daya yang masuk ke indium-arsenid-phosphide (GaInAsP) . dalam serat

2.5 Detektor Optik

P out : Daya yang keluar dari Setelah tiba di sisi receiver, cahaya yang serat

dipancarkan dari ujung link serat optik harus Redaman serat biasanya disebabkan oleh

dideteksi dan dikonversikan ke dalam pulsa- adanya penyerapan ( absorpsi ) energi sinyal

pulsa elektronik untuk pemrosesan lebih jauh, oleh bahan, efek penghamburan (scattering)

sehingga informasi yang ditransmisikan dapat dan pengaruh pembengkokan ( bending ) kabel

diterima. Ada dua tipe detektor yaitu Avalanche serat optik. Semakin besar jumlah redaman

Photo Diode ( APD ) dan Positive-Instrinsic- maka akan semakin sedikit cahaya yang dapat

Negative Photo Diode (PIN). APD lebih umum digunakan pada aplikasi long haul, karena Negative Photo Diode (PIN). APD lebih umum digunakan pada aplikasi long haul, karena

sebagai berikut :

dibandingkan Dioda PIN. 1.Multimode atau Singlemode fiber optik APD merupakan sebuah struktur dioda

a. Ukuran dari core semikonduktor mempunyai sebuah daerah dope

b. Profile indeks bias dari core p + , diikuti sebuah daerah dope n. Dioda secara

c. Bandwidth atau dispersi negatif di bias dengan sebuah tegangan sekitar

d. Redaman/atenuasi 100 volt, ketika cahaya dari sebuah fiber datang

e. Numerical aperture pada dioda ini, pasangan hole elektron

2.Sumber optik LED atau laser dioda dibangkitkan. Jika daerah elektrik diterapkan

a. Panjang gelombang emisi cukup kuat, elektron bebas diakselerasi

b. Daya keluaran membangkitkan pasangan hole elektron baru

c. Pola emisi dan proses berkelipatan berlanjut, menghasilkan

3.PIN atau APD

efek avalanche.

a. Responsivitas

b. Panjang gelombang operasi

c. Kecepatan Serat optik banyak digunakan dalam

Transmisi Serat Optik

d. Sensitivitas sistem

Dua analisis yang biasanya digunakan mengirimkan data dengan bandwidth yang

untuk memastikan bahwa sistem komunikasi sangat besar, serat optik juga mempunyai

serat optik yang diinginkan telah terpenuhi beberapa kelebihan, yaitu :

adalah melalui analisis power link budget dan a.Ukuran kecil dan ringan

rise time budget sistem. Pada analisis power link b.Tidak ada pengaruh elektrik

budget, mula-mula menentukan rentang daya c.Tidak terjadi cross talk antar serat optik

(power margin) antara output transmitter optik dalam satu kabel

dan sensitivitas minimum dari receiver d.Kebal terhadap induksi dan interferensi

sehingga sesuai dengan spesifikasi dari BER. e.Kualitas transmisi yang tinggi

Kemudian batas ini dapat dialokasikan ke konektor, sambungan dan rugi-rugi serat,

Selain itu serat optik juga memiliki ditambah beberapa batasan lain yang diperlukan kekurangan, diantaranya adalah :

untuk degradasi atau efek temperatur dari komponen yang dipakai.

a.Bersifat non konduktor, karena serat optik Apabila analisis dengan power link budget tidak bisa dialiri arus listrik, maka tidak

telah memenuhi kriteria maka selanjutnya dapat memberikan catuan perangkat atau

menggunakan analisis rise time budget . repeater

Perhitungan rise time budget merupakan b.Konstruksi serat optik cukup lemah,

metode untuk menentukan keterbatasan akibat sehingga perlu penanganan yang cermat

pengaruh dispersi pada saluran transmisi. pada saat instalasi.

Tujuannya adalah untuk menganalisis apakah c.Karakteristik tranmisi dapat berubah bila

unjuk kerja sistem secara keseluruhan telah terjadi tekanan dari luar yang berlebihan.

tercapai dan mampu memenuhi bite rate d.Mahal bila digunakan untuk aplikasi yang

transmisi yang diinginkan. membutuhkan bandwidth sempit dan jarak

2.7.1 Perhitungan

Daya Sinyal (Power

yang dekat.

Budget )

2.7 Parameter Unjuk

budget merupakan perhitungan

Menganalisis Link

Transmisi

keadaan sebenarnya yang harus dilakukan

Serat Optik

dalam menentukan beberapa masukan untuk Dalam perancangan suatu perencanaan

sistem parameter yang akan digunakan dalam sistem transmisi serat optik diperlukan suatu

aplikasi FTTC. Beberapa pertimbangan yang pengujian terhadap hasil perencanaan tersebut,

diperlukan dalam perhitungan ini antaranya hal

besaran sinyal optik dan noise. Faktor ini sangat direncanakan tersebut layak untuk diterapkan di

ini diperlukan

penting untuk dihitung agar jaringan serat optik lapangan. Adapun syarat-syarat yang diperlukan

benar-benar telah sesuai dengan spesifikasi untuk menganalisis link transmisi serat optik,

standar seperti yang direkomendasikan dari ITU yaitu :

dan IEEE.

1.Jarak transmisi yang diinginkan Linkpowerbudget dihitung sebagai syarat 2.Data rate atau bandwidth dari kanal

agar link yang kita rancang dayanya melebihi 3.Bit Error Rate (BER)

batas ambang dari daya yang dibutuhkan. Untuk Untuk memenuhi syarat-syarat ini, maka

menghitung Link power budget dapat dihitung karakteristik

dengan rumus:

α total  L α serat  N C α C  N S . α S  S p ( 2. 3 )

= panjang link (serat optik dalam

Km)

Bentuk persamaan untuk perhitungan margin

= Dispersi material ( ps / daya adalah :

nm.Km ) n 2 = Indeks Bias selubung

M   P t  P r   α total  SM

c = kecepatan rambat cahaya 3 x

Dimana :

2 π xa

xnx 1  2 x  S 

Pt = Daya keluaran sumber optik

(dBm) Pr

= Sensitivitas daya maksimum

a = Jari-jari inti detektor ( dBm)

= Indeks bias inti SM

= Safety margin, berkisar 6-8 d

α tot = Redaman Total sistem (dB) L

= Panjang serat optik ( Km) Dalam kaitannya dengan bit rate sistem, α c = Redaman Konektor (dB/buah)

rise time budget sistem dapat dirumuskan α

= Redaman sambungan (dB/sambungan)

sebagai berikut :

t ≤ 0,7 / BR, untuk format pengkodean NRZ α

sys

serat

= Redaman serat optik ( dB/ Km)

Ns = Jumlah sambungan Nc

= Jumlah konektor t sys ≤ 0,35 / BR, untuk format pengkodean RZ Sp

= Redaman Splitter (dB)

Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai lebih dari nol, margin daya adalah daya

untuk menjamin sistem dapat dilalui bit rate yang masih tersisa dari power transmit setelah

yang ditransmisikan maka t sys ≤t r dikurangi

pentransmisian, pengurangan dengan nilai

2.7.3 Perhitungan

Jumlah Splice dan

safety margin dan pengurangan dengan nilai

Konektor

sensitifitas receiver.

2.7.2 Rise Time Budget

Jumlahsplice( sambungan kabel ) yang diperlukan

sepanjanglink transmisi dapat Perhitungan rise time budget merupakan

diperoleh berdasarkan persamaan: metode untuk menentukan keterbatasan akibat pengaruh dispersi pada saluran transmisi.

L sist

Tujuannya adalah untuk menganalisis apakah

unjuk kerja sistem secara keseluruhan telah

tercapai dan mampu memenuhi bit rate transmisi yang diinginkan. Rise Time Budget

Dimana :

dinyatakan dengan persamaam :

L sist

: Panjang link transmisi

t total   t tx  t int ra mod al  t int mod er al  t rx  ( 2.5)

L f : Panjang maksimum serat optik

yang dapat digelar per gulungannya ( 3 km / roll )

Dimana : Untuk tiap penguat membutuhkan dua buah sambungan atau splice dan dua buah konektor

t tx = rise time transmitter ( ns ) untuk terhubung dengan terminal utama. Splice t rx

= rise time receiver ( ns ) juga digunakan untuk penyambungan antar

t int er mod al = bernilai nol (untuk serat optik

kabel serat optik.

single mode )

2.8 Prinsip Dasar GPON

t int ra mod al =t material +t waveguide

t material = δ λ .. LD m

Prisip kerja dari GPON yaitu ketika data

atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi

 v b 

untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat

 mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri δ akan memberikan data – data dan sinyal yang

waveguide

dv

= Lebar spektral (nm) diinginkan oleh user. Pada prinsipnya, Passive Optical Network adalah sistem point-to- = Lebar spektral (nm) diinginkan oleh user. Pada prinsipnya, Passive Optical Network adalah sistem point-to-

To The Curb ).

(splitter fiber) serat optik tunggal.Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division Multiplexing ) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan DS3. ONT mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan data di 3 mode power. Pada mode 1, ONT akan mentransmisikan pada kisaran daya output yang normal. Pada mode 2 dan 3 ONT akan mentransmisikan 3 – 6 dB lebih rendah daripada mode 1 yang mengizinkan OLT untuk

Gambar 2-5 Arsitektur FTTC.

memerintahkan ONT menurunkan dayanya

2.8.1 PerancanganKonfigurasi Jaringan

apabila OLT mendeteksi sinyal dari ONT

GPON

terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan memberi GPON adalah teknologi FTTx yang bisa perintah ONT untuk menaikkan daya jika

mengirimkan services hingga ke premise terdeteksi sinyal dari ONT terlalu lemah.

pelanggan

kabel fiber optik. Konfigurasi jaringan baru teknologi GPON

memakai

Tabel 2-1 : Standar dari Teknologi

akan dibuat berdasarkan rekomendasi ITU-T

G.984.1 (2003), sebagai berikut : Standardization

GPON Karakteristik

GPON

ITU-T G.984

Frame

ATM / GEM

Speed Upstream

1.2 G / 2.4 G

Speed Downstream

1.2 G / 2.4 G

Service

Data,Voice,Video

Transmission Distance

10 Km / 20 Km

Number of Branches

Wavelength Up

1310 nm

Wavelength Down

Persyaratan teknik perangkat yaitu mampu

Gambar 2-6 : Duplex GPON system:

menyalurkan atau membawa multilayanan

OLT-only duplex

(voice, data, video) dalam satu platform

system.

teknologi berbasis Passive Optical Network Konfigurasi ini memerlukan siaga dingin (PON) pada lingkungan jaringan masa depan

sirkuit cadangan pada sisi OLT, dan ini berarti (NGN).

bila salah satu jaringan mengalami gangguan Beberapa persyaratan dari system GPON,

atau kerusakan, maka jaringan yang ke dua diantaranya :

dapat dijadikan sebagai cadangan atau backup.

a. Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps downstream dan 1.244 Gbps

Bandwidth yang ditawarkan lebih unggul upstream dengan menggunakan single

hingga 2.488 Gbps (downstream) kepada fiber, sistem G-PON harus sesuai dengan

kehilangan bandwidth . ITU-T G.984.x series (G.984.1/2/3/4).

pelanggan

tanpa

Konfigurasi network GPON terbagi menjadi

b. Modul GPON dapat diekspansi, yang tiga bagian yaitu, Optical Line Terminal memungkinkan terbentuknya

(OLT), Optical Distribution Network (ODN), perangkat yang fleksible.

sistem

dan

Optical Network Transmination /Unit

c. Sistem arsitektur GPON harus dalam (ONT/ONU). Perangkat Interior ODN terdiri satu rak yang terintegrasi untuk semua

dari kabel fiber optic, splices, konektor, dan layanan. Semua layanan dikontrol oleh

splitter . Splices adalah penyambung satu kabel sebuah NMS

fiber optic dengan yang lain secara permanen

d. Arsitektur internal backplane perangkat yang berbentuk alat. ONU memberikan GPON harus berbasis arsitektur IP.

interface antara pelanggan dengan jaringan Kemampuan switching bersifat non-

optik. Sinyal optik yang dihantarkan melalui blocked matrix .

ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang digunakan untuk service pengguna. ONU

Arsitektur Broadband dengan media diletakan di outdoor cabinet atau di curb untuk transmisi kabel fixed line yang akan dirancang

melayani pelanggan. ONU disambungkan ini

dengan Adaptation Unit yang memberikan direkomendasikan PT. Telkom, dengan jaringan

mengikuti teknologi

GPON

yang

fungsi penyesuaian antara pengguna dan ONU. Gambar di bawah ini menjelaskan komponen fungsi penyesuaian antara pengguna dan ONU. Gambar di bawah ini menjelaskan komponen

GPON, di antaranya yaitu :

2.8.3.1 Sumber Cahaya

Sumber cahaya yang digunakan untuk memancarkan cahaya yang membawa informasi merupakan hasil pengubahan sinyal listrik menjadi sinyal optik. Sumber cahaya yang digunakan dalam teknologi GPON adalah Injection Laser Diode (ILD).

Gambar 2-7 : Komponen Utama

2.8.3.2 Serat Optik

Arsitektur GPON akses Jenis serat optik yang digunakan dalam FTTC

GPON yang diaplikasikan untuk komunikasi jarak jauh harus memiliki kemampuan untuk

2.8.2 Perencanaan Jaringan Serat

Optik

membawa banyak sinyal dengan laju bit yang

tinggi. Dari dua jenis serat optik yang ada yaitu Dengan mempertimbangkan kemampuan

Dengan Konfigurasi

FTTC.

single mode dan multimode, yang digunakan dalam memenuhi layanan yang di tawarkan

sebagai media transmisi teknologi GPON sekaligus menciptakan kehandalan yang tinggi,

adalah jenis single mode, hal ini dikarenakan maka topologi jaringan serat optik yang dipilih

daerah kerja panjang gelombang single mode untuk di implementasikan dalam perencanaan

lebih tinggi daripada daerah kerja panjang akses layanan FTTC ini adalah berbentuk ring.

gelombang multimode. Sehingga serat optik Pemilihan jalur ( rute ) serat optik ini

jenis ini lebih sesuai digunakan pada transmisi merupakan salah satu komponen yang harus

memerlukan transmisi dipertimbangkan dengan baik, karena hal ini

jarak jauh

yang

kecepatan tinggi dan rugi – rugi yang kecil. akan berhubungan dengan panjang kabel yang

dibutuhkan, jumlah sambungan kabel ( splice )

2.8.3.3 Optical Line Termination (OLT)

yang akan dibutuhkan

jaringan FTTC ini pemilihan jenis kabel serat optik serta jumlah

menggunakan OLT sesuai dengan standard powertransmit yang dibutuhkan hingga perlu

ITU-T G.984 yang direkomendasikan oleh PT. atau tidaknya komponen penguat pada jaringan

Telkom. Dengan mempertimbangkan nilai serat optik, agar sinyal informasi dapat sampai

optical transmit power (Ptx) yang sebaiknya pada penerima dengan baik. Untuk itu jalur dari

bernilai besar, karena akan mempengaruhi kabel serat optik yang akan di implementasikan

terhadap link power budget dan juga di sarankan untuk mengikuti jalan yang

memperhitungkan nilai lebar spektral (), rise menghubungkan masing-masing wilayah yang

time dan fall time yang bernilai relative kecil ingin dilewati oleh serat optik. Jalur ini dipilih

karena akan berpengaruh terhadap nilai rise karena memiliki beberapa keuntungan di

time budget .nya. OLT di pasang di Central antaranya :

Office dengan format modulasi NRZ.

1. Memudahkan survey dilapangan

Optical Network Terminal (ONT)

2. Memudahkan instalasi serat optik

Optikal Network Terminal (ONT) berada

3. Memudahkan

di sisi pelanggan dari sistem jaringan. Optimate ( maintenance ) serat optik

pemeliharaan

1000NT (ONT) mempunyai tugas utama yaitu Kabel serat optik untuk perencanaan ini

dipergunakan untuk mentransmisikan suara, digunakan Single Mode dibuat berdasarkan data dan video yang melewati jaringan Gigabit- rekomendasi ITU-T G.652, karena kabel ini

capable Passive Optikal Network (GPON) merupakan fiber glass tunggal yang dapat

kepada para pelanggan dan OLT. mengantarkan data sampai 10 mikrometer,

memiliki satu jenis transmisi yang dapat mengantarkan data berkapasitas besar dengan kecepatan tinggi untuk jarak jauh, dan membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spectrum yang lebih kecil. Kemampuan kabel

Gambar 2-8 : Optical Network Terminal

jenis single mode dalam mengantarkan

(ONT)

transmisi adalah 50 kali lebih cepat dari kabel jenis multimode, karena memiliki core yang

2.8.3.5 ONU ( Optical Network Unit )

lebih kecil sehingga dapat menghilangkan

menyediakan interface setiap distorsi dan pulsa cahaya yang tumpang

ONU

antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal tindih.

optik yang ditransmisikan melalui ODN di

2.8.3 Komponen GPON ubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang

diperlukan untuk service pelanggan. Pada diperlukan untuk service pelanggan. Pada

sehingga terhubung kembali secara baik. Alat Gambaran ONU (1) secara umum :

sambung splicer ini harus memiliki keakuratan tinggi sehingga pada saat penyambungan

 Aplikasi di perumahan, kantor, atau (splicing) bisa mendekati sempurna, karena pada building (HRB) dan curbs

proses terjadinya pengelasan media kaca terjadi  Dapat di manage secara lokal dan

proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu remote melalui OMCI sesuai dengan

media yang tersambung dengan utuh tanpa G.984.4

adanya celah karena memiliki karakter media  Menggunakan fiber optik single

senyawa yang sama. mode bidirectional untuk 1310 nm

yang

memiliki

Penyambungan bisa saja tidak utuh, karena (upstream)

tidak mengikuti prosedur penyambungan yang (downstream)

benar. Bila hal ini terjadi maka proses  Dapat mendukung λ 1550 nm untuk

penyambungan harus diulangi lagi, hingga RF video

yg sekecil-kecilnya Sedangkan ONU (2) secara aplikasi :

mendekati

redaman

(dibawah 0.2 dB)

 Minimum 1 optical port

2.9 Teori Forecasting

 FC/PC atau FC/APC dan SC/PC atau SC/APC

forecasting merupakan teori  Bandwidth : downstream 2.5 Gbps peramalan pasar atau pengguna. Forecasting

Teori

dan upstream 1.25 Gps adopsi pasar yang tepat sangat penting dalam perencanaan

sumber daya,  Interface ke jaringan pelanggan investasi, pendapatan, pemasaran dan penjualan yang

 Minimum 12 Ethernet port 10/100 Base-T atau minimum 24 POTS

optimal. Peramalan broadband dapat dilakukan dengan menggunakan empat metoda yaitu :

melalui H.248/SIP port – RJ11  Minimum 12 RF video port coaxial Metode Linear, Metode Kuandratik, Metode

Eksponensial dan Metode Kurva S. Perhitungan (optional) peramalan dengan menggunakan Aplikasi  Minimum 24 VDSL2 port MINITAB versi-15 ini akan memberikan nilai :  Minimum 4 E1 (optional)

 Rectifier & Battery untuk MDU

1. MAPE (Mean Absolute Percentage

2.8.3.6 ODC

( Optical Distribution

Error ) adalah nilai absolute dari

persentase kesalahan ODC (Optical Distribution Cabinet)

Cabinet ) / Rumah Kabinet

adalah jaringan optik antara perangkat OLT

 PE t

( 2.9 ) adalah terletak di rumah kabel, ODC

sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini

MAPE 1  t 

menyediakan sarana transmisi optik dari OLT

2. MAD (Mean Absolute Deviation) yaitu terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi

nilai rata-rata kesalahan absolute ini menggunakan komponen optik pasif. ODC

menyediakan peralatan transmisi optik antara

OLT dan ONT. MAD  i  1 ( 2.10 )

2.8.3.7 N Flex Manage

3. MSD(Mean Squared Deviation ) yaitu memonitor dari layanan GPON. Flex Manage

Flex Manage adalah suatu software untuk

nilai rata-rata dari deviasi kesalahan, merupakan solusi dari management jaringan

yang diperoleh dari setiap grafiknya

dari FlexLight yang dirancang berdasarkan N 2 

system yang berbasiskan web. Flexmanage MSD  i  1 ( 2.11 ) dioperasikanuntuk mensetting jaringan atau

mengoperasikan jaringan guna menghindari Dari ketiga tingkat ketepatan peramalan downtime (dapat untuk menanggulangi ataupun

tersebut akan diambil nilai yang terkecil, menghindari downtime. Dari Flex Manage

karena semakin kecil nilai yang dihasilkan dari dapat diketahui alarm apa yang aktif, sistem

MAPE, MAD danMSD akan menunjukkan reporting, ataupun kegagalan jaringan GPON.

semakin tinggi nilai ketepatan ramalannya.

2.8.3.8 Splicer

2.10 Teori Tekno Ekonomi

Alat sambung Serat Optik dikenal dengan Pengambilan keputusan investasi dalam sebutan fusion splicer yaitu suatu alat yang

suatu bisnis, perlu dipertimbangkan melalui digunakan untuk menyambung core serat optik

evaluasi berdasarkan ukuran-ukuran yang jelas. yang berbasis kaca yang mengimplementasikan

Kriteria yang digunakan untuk mengukur daya listrik yang sudah dirubah menjadi sebuah

rencana investasi akan menggunakan metoda media sinar berbentuk sinar laser yang

Discounted CashFlow (DCF), yaitu terdiri dari :

1. Net Present Value (NPV) Nilai IRR dapat dihitung dengan mencari

2. Internal Rate Return (IRR) tingkat bunga (discounted rate) yang akan

3. Payback Period (PBP) menghasilan NPV sama dengan nol. IRR dapat

sebagai berikut : NPV digunakan

2.10.1 NPV

dirumuskan

CF

( 2.13 ) penilaian kepada pemasukan (cash inflow) dan

untuk

memberikan

 1  pengeluaran (cash outflow) yang didasarkan IRR 

pada nilai sekarang. Dari estimasicash flow

Di mana :

selama umur investasi dengan suku bunga

= aliran cash per tahun tertentu, dapat dihitung nilai NPV dengan

CF t

pada periode t menggunakan

rumus

berikut

C 0 = investasi awal pada

CF tahun ke nol NPV 

 = jumlah tahun

= tahun ke-t

2.10.3 PBP

Di mana :

PBP

adalah

suatu periode yang

lama modal yang CF t

menunjukan

berapa

= aliran cash pertahun pada ditanamkan dalam proyek tersebut dapat periode t

kembali. Dirumuskan sebagai berikut :

( 2.14 ) i

PBP = C 0 /C

= suku bunga

Dimana :

PBP

= payback period

C 0 = investasi awal pada

C 0 = biaya investasi yang tahun ke nol

diperlukan n

C = annual cash flo t

= jumlah tahun

= tahun ke t

3 Model Sistem Perancangan Jaringan

Kriteria kelayakan investasi berdasarkan

Fiber Optik Dengan Menggunakan

nilai NPV adalah sebagai berikut :

Konfigurasi FTTC

1. NPV > 0 (positif); berarti proyek

tersebut dapat menciptakan arus masuk Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kas dengan prosentase lebih besar

penelitian, data-data yang dibanding biaya peluang modal yang

strukturkerja

diperlukan, metode pengumpulan data serta ditanamkan.

hasilyang diharapkan.

2. NPV = 0 ; proyek kemungkinan dapat

3.1. Rancangan Penelitian

diterima karena arus masuk kas sama Rancangan penelitian merupakan dengan peluang modal yang ditanamkan

langkah-langkah kerja penelitian, dimulai dari

3. NPV < 0 (negatif) ; proyek tersebut tidak awal penelitian sampai didapatkan tujuan layak untuk di implementasikan

akhir dari penelitian tersebut. Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi :

Tabel 2.2 : Variasi Nilai NPV

1. Tahap dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui study

dokumentasi melalui studi literatur yang dilakukan untuk mencari bahan-bahan referensi yang dapat digunakan dalam penelitian ini, dari jurnal-jurnal, laporan-laporan, materi training, internet yang berkaitan dengan

Teknologi Broadband dan analisa investasinya. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang didapat dari Metode IRR adalah salah satu metode

2.10.2 IRR

BPS tentang Geografi dan Demografi untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat

yang ada di Wilayah Kota Cimahi. investasi adalah suatu tingkat bunga dimana

Sedangkan untuk melakukan peramalan seluruh arus kas bersih setelah dikalikan dengan

DemandBroadband dari tahun discounted factor atau telah dibuat nilai

2013sampai dengan 2022 digunakan sekarangnya (present value), yang nilainya

data dari hasil penelitian sebelumnya sama dengan biaya investasi.

yang terkait dengan pengguna Speedy yang terkait dengan pengguna Speedy

2. Tahap pemrosesan

optik (Fiber Optic) di wilayah Kota Cimahi permintaan layanan Broadband dari

data,

jumlah

pada dasarnya adalah nilai investasi dan kondisi peramalan permintaan Broadband yang

daya beli masyarakat yang berada di wilayah didasarkan pada pengguna Speedy tahun

tersebut. PT. Telkom selaku operator tentunya – tahun sebelumnya yaitu untuk tahun

lebih berpihak pada investasi yang kecil untuk 2007 sampai dengan

mendapatkan keuntungan yang lebih besar, yang ada di wilayah Kota Cimahi dan

tahun 2012,

sedangkan masyarakat/penduduk di wilayah jaringan Broadband

Kota Cimahi dibatasi oleh kemampuan daya merupakan perhitungan

yangdiperlukan

belinya ARPU (Average Revenue Per User). total bandwidth yang

berdasarkan

Untuk mengetahui prospek teknologi ini penduduk di wilayah tersebut.

dibutuhkan

apakah dapat atau tidak diimplementasikan di

3. Tahap analisa data, data hasil analisa wilayah Kota Cimahi, sebagai pengganti perencanaan jaringan didapatkan dari

teknologi yang sudah ada sebelumnya yaitu jumlah kebutuhan perangkat . Hasil

ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line), kebutuhan tersebut dibuatkan CAPEX

maka diperlukan sekenario untuk melihat dan OPEX sebagai anggaran biaya.

keterkaitan permasalahan tersebut dengan Pendapatan Telkom, diperoleh dengan

pendekatan analisis Tekno menggunakan dua parameter yaitu dari

menggunakan

Ekonomi, untuk menganalisis implementasi data banyaknya pelanggan dan ARPU

teknologi Broadband Fiber Optic yang akan yang

digunakan terhadap nilai ekonomis dari pendapatan.

teknologi tersebut. Berikut

4. Analisa Investasi, dengan menggunakan gambaran model tekno ekonomi yang akan di pengeluaran yang berupa CAPEX dan

jelaskan pada kajian tesis ini : OPEX, kemudian akan di bandingkan dengan

payback period, internal rateof return dan net present value untuk mengetahui apakah

investasi

tersebutlayak

dilakukan. Berikut flow chart langkah-langkah kerja penelitian :

Gambar 3.2 : Model Tekno Ekonomi

3.2.1 Prediksi Pasar

Prediksi pasar atau demand forcasting menjadi hal yang sangat penting dalam perencanaan strategi dan implementasi suatu teknologi. Hal tersebut menjadi penentu seberapa banyak peralatan yang dibutuhkan untuk pengadaan teknologi yang berdampak ke faktor biaya yang meliputi CAPEX dan OPEX. Keluaran prediksi tersebut berupa prediksi jumlah pelanggan. Dalam tesis ini dilakukan prediksi pasar dengan diagram sebagai berikut :

Gambar 3-1 : Diagram Alir Penelitian

3.2 Model Tekno Ekonomi

Tabel

Pertumbuhan Pelanggan speedy di Cimahi untuk 10 tahun yang akan datang

QUADRATIK EXPONENSIAL KURVA S

Gambar 3.3 : Model Prediksi Pasar

4.774.463 186.094 Berdasarkan data historis pelanggan

3.2.1.1 Penetrasi Teknologi

9.050.551 186.350 speedy di kota Cimahi diketahui bahwa jumlah

17.156.375 186.449 pelanggan speedy dimulai tahun 2007 dengan

32.521.909 186.487 total pelanggan sebanyak 6.043user, kemudian

61.649.069 pada tahun 2008 menjadi 15.786user, tahun 186.502 2009 bertambah menjadi 34.200 jumlah ini

116.862.996 186.508 kemudian meningkat menjadi dua kali lipat di

tahun 2010 menjadi sebanyak 70.207user, tahun

2012 bertambah lagi sebanyak 120.813 user dan

pada tahun 2012 menjadi 135.747. 39492575 Dilihat dari trend pertumbuhan tersebut

terlihat bahwa pertumbuhan pelanggan pertahun

Grafik 3.1 : Model Linier

cukup besar karena dapat mencapai ±100%, tetapi jika dibandingkan dengan potensi jumlah Trend Analysis Plot for C1

Yt = -36161 + 28560* t Linear Trend Model

penduddukIndonesia, pertumbuhan pelanggan

Actual 400000 Variable

tersebut masih kecil.

Fits Forecasts

Untuk mendapatkan gambaran tentang

MAD MAPE Accuracy Measures MSD 118460231 9455 54

pertumbuhan pelanggan speedy tersebut, pada

1 C 200000

tesis ini dilakukan

perhitungan

dengan

menggunakan aplikasi minitabversi-15dimana

hasil perhitungan tersebut akan menghasilkan empat 0 kurva yaitu Linier, Kuadratik,

Eksponensial dan Kurva-S,dari ke empat kurva

I ndex

tersebut akan memberikan nilai MAPE, MAD,

Grafik 3.2 : Model Kuadratik

dan MSD. Dengan data historis jumlah pelanggan speedy di Cimahi sebagai referensi.

Trend Analysis Plot for C1

Quadratic Trend Model

Tabel 3.1 : Jumlah Pelanggan Speedy di Yt = -10374 + 9220* t + 2763* t* * 2

Forecasts Fits Cimahi Actual

MAPE Accuracy Measures 23

70961805 Tahun 6817 Jml Pelanggan

I ndex

Grafik 3.3 : Model ekspo sponensial

CUST. SPEEDY CIMAHI CUST. SPEEDY CIMAHI Trend Analysis Plot for C1 Growth Curve Model C1 SELATAN SELATAN

Yt = 4204.06 * (1.8956* * t) 120000000

Variable Actual

MAPE Accuracy Measures 16886 22 MAD 80,000

2 4 6 8 10 12 14 1 16 JML PELANGGAN SPEEDY CIMAHI SELATAN JML PELANGGAN SPEEDY CIMAHI SELATAN

I ndex

Grafik 3.4 : Model Ku Kurva-S Grafik 3.5 : Predik ediksi Pelanggan di Cimahi Selatan

Trend Analysis Plot for C1 S-Curve Trend Model Yt = (10* * 6) / (5.36160 + 405.576* (0.38756 7561* * t))

3.2.1.2 Churn Rate

Berdasarkan

data ta history customer

Variable Actual

Forecasts Fits

operation center Telkom m pada tahun 2010 churn p

Curv e Parameters

rate nya sebesar 25%. P . Pada tesis ini untuk

Asy m. Rate Asy mptote

I ntercept

0 menentukan churn rate te nya mengasumsikan

C 1 100000

Accuracy Measures

3947 4 dengan tiga skenario, yaitu yaitu : skenario Optimis

MAD MAPE

di 14%, skenario Modera erat di 18% dan skenario Pesimis di 25%.

2 4 6 8 10 12 14 4 16 3.2.1.3 Data Populasi lasi Potensial

I ndex

Data populasi yang ng digunakan diperoleh dari Biro Pusat Statisti tistik (BPS) yaitu data

Tabel 3.3 : Prediksi Jumlah Pe Pelanggan

Kependudukanjumlah kep kepala keluarga (KK) di

Speedy di cimahi se i selatan

cimahi selatan dari tahun un 2008-2012. Dari data kepala

tersebut, ters maka akan memprediksi jumlah kepa epala keluarga di cimahi

keluarga

Jml Pelan langgan Speedy

selatan dari tahun 2013-20 -2022.

Tahun Kurva - S

Cimah ahi Selatan

46% 4 Tabel 3.4 : Data sen sensus KK di cimahi

selatan p n per Kelurahan

JUMLAH KK

CIBEBER

CIBEUREUM

LEUWIGAJAH 12044

MELONG

UTAMA

TOTAL

Trend Kepa epala Keluarga & Trend Speedy Tabel 3.6 : Forcasting KK di ci i cimahi selatan

Trend Trend

FORCASTING JML JML KK DI

il a i N 40,000

KEC CIMAHI SEL ELATAN

Grafik 3.7 : Trend nd pengguna speeedy

terhadap Kepala Ke Keluarga

Trend Speedy Terh Terhadap Trend Kepala Ke Keluarga Di Cim imahi Selatan

GRAFI K TREND KEPALA KELUARGA DI KEC. CI Linear Trend Model

C. CI MAHI SELATAN

d y 90,000 85,000

Yt = 50191 + 4965* t

ee 80,000

Actual Variable

Fits

a S 70,000

1 3 1 5 7 7 1 1 1 9 1 K Trend MAD 2756 g 0 0 0 0 0 2

Accuracy Measures

d Trend n nd Kepala Keluarga di Cimahi re

Grafik 3.8 : Perba bandingan Trend KK Grafik 3.6 : Trend pertumbuha uhan per KK di

Year

&Speedy

cimahi selatan

3.2.2 Perencanaan n

Jaringan Fiber

3.2.1.4 Jumlah Pelanggan

dalam menentukan

Tabel 3.7 : Perbandingan pertu rtumbuhan KK

perencanaan jaringan fibe iber optik :

&Speedy di cimahi s hi selatan

Prediksi

Luas

TAHUN Data Forcasting

Data Forcasting

Dimensioning Ja g Jaringan 2016

Gambar 3.4 : Perenc ncanaan Jaringan

Fiber Optik

3.2.2.1 Prediksi Trafi afik

Besar trafik dapat at diperkirakan dengan 2022

melakukan prediksi trafik fik berdasarkan prediksi pelanggan pada masing-m g-masing jenis user dan kelas layanan. Dari m i masing-masing kelas layanan dilakukan prediks iksi trafik.

3.2.2.2 Luas Geografi afis

Secara geografis kota kota Cimahi yang terdiri dari 3 (tiga) kecamata atan, dan salah satu kecamatannya yaitu C Cimahi Selatan yang terdiri dari 5 (lima) wil wilayah, yaitu Cibeber, Luewigajah, Utama, Me elong dan Cibeureum, dapat dikatakan sebagai ai daerah yang memiliki potensi

penggunaan layanan internet penggunaan layanan internet

dikarenakan Cimahi Selatan merupakan daerah kawasan Cybercitydimana terdiri dari berbagai kegiatan diantaranya : bisnis, pendidikan, perumahan dan pelayanan umum. Karena itu cimahi selatan dipilih sebagai model dalam perancangan jaringan serat optik dalam tesis ini dan juga untuk perancangan jaringan yang lebih besar lagi.

Gambar 3.7 : Topologi Serat Optik di Cimahi Selatan

Tabel 3.9

Jarak Kabel Serat Optik Di wilayah Cimahi Selatan

LINK STO ke Total

ODC

Panjang End to End

Kabel (Km)

1 CBBR - LWGJ 7.73154

Gambar 3.5 : Peta Cimahi, sumber

2 LWGJ - UTM 7.12655

data base kota cimahi

3 UTM - MLG 4.98051

Tabel 3.8 : Luas Wilayah Cimahi

4 MLG - CBRM 3.69518

No Kecamatan

5 CBRM - STO 1.61207 1 Cimahi Utara

Luas (Km2)

2 Cimahi Tengah

TOTAL 25.14585 3 Cimahi Selatan

Tabel 3.10 : Layanan speedy Telkom

Paket Speedy

Kecepatan

Paket Speedy Socialia

384 Kbps

Paket Speedy Load

512 Kbps

Paket Speedy Familia

1 Mbps

Paket Speedy Executive

2 Mbps

3 Mbps Untuk menentukan kebutuhan trafik

Paket Speedy Biz

dengan jumlah pelanggan tertentu, diperlukan

Gambar 3.6 : Peta perencanaan jaringan

pengelompokan jenis layanan dan user .

serat optik

diperlukan untuk

cimahi selatan

menentukan prediksi trafik yang dihasilkan dari masing-masing jenis user.

ini untuk menentukan kebutuhan trafik pada jaringan. Jenis user pada tesis ini dikelompokkan dari jenis pekerjaannya berdasarkan data pada lampiran-1. Dengan mengasumsikan dari jenis layanan speedy yang ada, dapat

Jenis user

dibuat

pengelompokan user berdasarkan jenis variabel X 1 ,X 2 ,X 3 ,X 4 dan X 5 .

Tabel 3.11 : Assumsi Kelompok

3.2.2 Perhitungan Ekonomi Penggunaspeedy

Jenis Layanan

Pengguna (user)

Dimana : 1.Variabel X 1 terdiri dari : Kelompok

Gambar 3.8 : Perhitungan Ekonomi

tidak bekerja, dan lain-lain 2.Variabel X 2 terdiri dari : Pertanian

4. Analisis Kelayakan Perencanaan

3.Variabel X 3 terdiri dari : Kelompok

Jaringan FTTC Dengan Teknologi

pegawai di pemerintahan, diantaranya PNS,TNI,Polri dan

GPON

karyawan

4.1.Analisis Perancangan Jaringan FTTC

BUMN berjumlah.

4.Variabel X 4 terdiri dari : Kelompok karyawan

profesi, berjumlah 46%. 5.Variabel X Optical Transmit Power

5 dBm bidang

5 terdiri dari : Kelompok

(OLT/ONU)—(P t )

Redaman Serat Optik G.652 kesehatan

industri, wiraswasta,

bidang