Kajian Stok Sumberdaya Ikan Kurisi (Nemipterus Japonicus, Bloch 1791) Di Perairan Teluk Banten

KAJIAN STOK SUMBERDAYA IKAN KURISI
(Nemipterus japonicus Bloch, 1791)
DI PERAIRAN TELUK BANTEN

TRI MAHENDRA HIDAYAT

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Stok
Sumberdaya Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus, Bloch 1791) di Perairan Teluk
Banten adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.


Bogor, Mei 2015

Tri Mahendra Hidayat
NIM C24100073

ABSTRAK
TRI MAHENDRA HIDAYAT.
Kajian Stok Sumberdaya Ikan Kurisi
(Nemipterus japonicus, Bloch 1791) di Perairan Teluk Banten. Dibimbing oleh
MENNOFATRIA BOER dan ISDRADJAD SETYOBUDIANDI
Ikan kurisi merupakan salah satu jenis ikan demersal yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Penelitian ini bertujuan mengkaji stok sumberdaya ikan kurisi
berdasarkan aspek biologi reproduksi dan dinamika populasi. Total ikan yang
diambil mencapai 1146 individu selama 12 bulan. Rasio kelamin ikan betina
dengan jantan adalah 1:1,5. Pola pertumbuhan ikan kurisi jantan maupun betina
bersifat allometrik negatif. Puncak musim pemijahan diduga terjadi pada bulan
Januari hingga Agustus. Nilai panjang asimtotik (L∞) ikan kurisi betina, jantan,
dan total berturut-turut 286,50; 287,52; dan 381,10 mm. Nilai Lm untuk ikan kurisi
betina, jantan, dan total adalah 253; 245; dan 252 mm. Laju eksploitasi ikan

kurisi telah melebihi laju eksploitasi optimum sehingga ikan kurisi di Perairan
Teluk Banten diduga mengalami tangkap lebih. Hasil tangkapan maksimum
lestari dan upaya optimum, masing-masing 139 ton per tahun dan 3009 trip per
tahun. Pengelolaan yang dapat dilakukan adalah pengaturan jumlah tangkapan
100 ton per tahun, ukuran mata jaring, dan musim penangkapan.
Kata kunci: ikan kurisi, laju eksploitasi, pertumbuhan, produksi surplus, Teluk
Banten

ABSTRACT
TRI MAHENDRA HIDAYAT. Fish stock assessment of Threadfin Bream
(Nemipterus japonicus, Bloch 1791) resources in Banten Bay. Supervised by
MENNOFATRIA BOER and ISDRADJAD SETYOBUDIANDI
Threadfin bream is one of demersal fish species with a high economic
value. This research aims at examining threadfin bream stock resources based on
reproductive biology and population dynamics aspects. The total numbers of fish
observed were 1146 individuals. Sex ratio of females to males is 1:1,5. The
growth pattern of Threadfin bream was negative allometric for males and females.
Summit spawning season presume to be occured in January until August.
Asymptotic length value (L∞) of threadfin females, males, and total were 286,50;
287,52; and 381,10 mm respectively. The Lm value of females, males, and the

total were 253; 245; and 252 mm respectively. The exploitation rates of
Threadfin bream have exceeded the optimum exploitation rate, so Threadfin
bream in the Banten Bay have been over exploited. The number of MSY and
optimum efforts amount 139 tonnes per year and 3009 trip per year. Management
process that we can conduct is to regulate the fishing effort 100 tonnes per year,
fishing season, and mesh size.
Keywords: Banten Bay, exploitation rate, growth, production model, Threadfin
bream

KAJIAN STOK SUMBERDAYA IKAN KURISI
(Nemipterus japonicus, Bloch 1791)
DI PERAIRAN TELUK BANTEN

TRI MAHENDRA HIDAYAT

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan


DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Kajian Stok Sumberdaya Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus,
Bloch 1791) di Perairan Teluk Banten. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan studi.
2. Beasiswa BUMN dan ASTAGA yang telah memberikan bantuan dana selama
studi.
3. Mahasiswa Departemen MSP 48 yang telah mengumpulkan data 6 spesies

ikan di PPN Karangantu selama kurun waktu 29 September 2013 hingga 29
Agustus 2014 atas izinnya menggunakan data spesies ikan kurisi.
4. Prof Dr Ir Mennofatria Boer, DEA dan Dr Ir Isdradjad Setyobudiandi, MSc
selaku pembimbing skripsi atas bimbingan dan ilmunya dalam penyelesaian
karya ilmiah ini.
5. Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberi saran selama perkuliahan.
6. Inna Puspa Ayu, SPi MSi dan Ali Mashar, SPi MSi selaku Komisi
Pendidikan dan penguji tamu yang telah memberikan arahan dan masukan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Jajaran Dinas Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu, yang telah
memberikan izin dalam pengumpulan data karya ilmiah ini.
8. Keluarga (Ayah, Ibu, dan Kakak) atas doa, kasih sayang, dan semangat
kepada penulis.
9. Teman-teman MSP 47 dan non-MSP yang tidak bisa disebutkan satu per satu
10. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu untuk terselesaikannya karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2015


Tri Mahendra Hidayat

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerangka Pemikiran
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
viii
viii
1
1
1
2
2
2
2
3
4
11
11
22

26
26
26
27
30
44

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
5

Penentuan TKG secara morfologi Cassie (1956 in Effendie 2002)
Rasio kelamin ikan kurisi berdasarkan waktu pengambilan contoh
Parameter pertumbuhan ikan kurisi betina, jantan, dan total
Mortalitas dan laju eksploitasi ikan kurisi di Perairan Teluk Banten
Hasil tangkapan (ton) dan upaya tangkapan (trip) ikan kurisi

Parameter pertumbuhan ikan kurisi beberapa hasil penelitian

6
11
20
21
22
25

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

11
12
13
14
15
16
17
18
19

Kerangka pemikiran
Daerah penangkapan ikan kurisi di Perairan Teluk Banten
Ikan kurisi (Nemipterus japonicus)
Hubungan panjang dan bobot ikan kurisi betina
Hubungan panjang dan bobot ikan kurisi jantan
Hubungan panjang dan bobot ikan kurisi total
Hubungan panjang dan bobot ikan kurisi betina setiap bulan pengamatan
Hubungan panjang dan bobot ikan kurisi jantan setiap bulan pengamatan
Frekuensi tingkat kematangan gonad ikan kurisi betina berdasarkan
waktu pengamatan

Frekuensi tingkat kematangan gonad ikan kurisi jantan berdasarkan
waktu pengamatan
Indeks kematangan gonad ikan kurisi betina dan jantan
Faktor kondisi ikan kurisi betina dan jantan
Pergeseran modus frekuensi panjang ikan kurisi betina
Pergeseran modus frekuensi panjang ikan kurisi jantan
Pergeseran modus frekuensi panjang ikan kurisi total
Kurva pertumbuhan Von Bertalanffy ikan kurisi betina
Kurva pertumbuhan Von Bertalanffy ikan kurisi jantan
Kurva pertumbuhan Von Bertalanffy ikan kurisi total
Model produksi surplus pendekatan model Fox

1
3
4
12
12
12
13
14
15
15
16
16
17
18
19
20
20
21
22

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Klasifikasi ikan kurisi (Nemipterus japonicus)
Kuisioner nelayan PPN Karangantu
Proses penentuan laju mortalitas total (Z)
Uji Chi-square terhadap rasio kelamin ikan kurisi
Hubungan panjang dan bobot ikan kurisi
Hubungan panjang dan bobot ikan kurisi setiap bulan pengamatan

30
30
32
34
34
35

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Data TKG ikan kurisi betina dan jantan
Data IKG ikan kurisi betina dan jantan
Data faktor kondisi ikan kurisi betina dan jantan
Sebaran frekuensi panjang ikan kurisi betina, jantan, dan total
Sebaran kelompok umur ikan kurisi betina, jantan, dan total
Pendugaan pertumbuhan dengan persamaan plot Ford Walford
Mortalitas ikan kurisi betina
Mortalitas ikan kurisi jantan
Mortalitas ikan kurisi total
Ukuran pertama kali matang gonad ikan kurisi betina
Ukuran pertama kali matang gonad ikan kurisi jantan
Ukuran pertama kali matang gonad ikan kurisi total
Standarisasi alat tangkap ikan kurisi
Model produksi surplus ikan kurisi

36
36
37
37
38
39
40
40
41
41
42
42
43
43

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Banten merupakan
salah satu tempat pendaratan ikan yang berpotensi di daerah Banten. PPN
Karangantu, Banten merupakan tempat pendaratan ikan-ikan yang ditangkap di
Perairan Teluk Banten dan sekitarnya. Nelayan yang menangkap ikan di perairan
Teluk Banten memiliki hasil tangkapan ikan dengan jumlah bervariasi setiap
waktu.
Salah satu ikan yang terdapat di Perairan Teluk Banten adalah ikan kurisi
(Nemipterus japonicus). Ikan kurisi merupakan salah satu ikan ekonomis penting
yang ditangkap di Teluk Banten dan dijual dalam bentuk segar dengan harga Rp
10.000 hingga 15.000/kg. Jenis alat tangkap ikan kurisi yang digunakan adalah
alat tangkap dogol, jaring insang, pancing, jaring rampus, bagan, dan sero (DKP
Karangantu 2015).
Keberadaan ikan kurisi sebagai ikan ekonomis penting dan tingginya
permintaan pasar mendorong para pelaku usaha perikanan mengeksploitasi tanpa
mempertimbangkan keberlanjutan ikan tersebut. Eksploitasi ikan kurisi di Teluk
Banten dilakukan setiap hari sepanjang tahun. Kegiatan penangkapan ikan kurisi
yang dilakukan terus-menerus dapat mempengaruhi kondisi stok sumberdaya ikan
kurisi di Perairan Teluk Banten. Menurut DKP Banten (2010), produksi ikan
kurisi tahun 2000 hingga 2010 berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan.
Berdasarkan fakta tersebut dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi stok ikan
kurisi yang ditangkap di perairan Teluk Banten, bahkan apabila tidak dilakukan
upaya pengelolaan akan berakibat pada kepunahan.
Kondisi stok sumberdaya ikan kurisi di Perairan Teluk Banten sudah
dalam kondisi tangkap lebih (Oktaviyani 2013). Hal yang menjadi indikator
terjadinya tangkap lebih terhadap ikan kurisi, yaitu ukuran ikan yang tertangkap
semakin kecil.
Hal inilah yang mendorong perlunya suatu pengelolaan
sumberdaya ikan kurisi yang sesuai melalui kajian stok berdasarkan aspek
dinamika populasi. Aspek dinamika populasi yang dimaksud meliputi parameter
pertumbuhan, mortalitas dan laju eksploitasi, kelompok umur, dan biologi
reproduksi. Kajian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi aktual
kondisi sumberdaya ikan kurisi, sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan secara
lestari dan berkelanjutan.

Kerangka Pemikiran
Sumberdaya ikan kurisi merupakan salah satu ikan demersal yang
memiliki nilai ekonomis penting, sehingga tingkat eksploitasi terhadap ikan kurisi
tinggi. Menurut DKP Banten (2010), produksi ikan kurisi mengalami penurunan
dari tahun 2008 hingga 2010 sebesar 294 ton. Fakta tersebut mengindikasikan
eksploitasi ikan kurisi tergolong tangkap lebih (overfishing). Keadaan tangkap
lebih ikan kurisi dapat mempengaruhi regenerasi dari populasi ikan kurisi.

2
Informasi mengenai aspek dinamika populasi diperlukan untuk dapat
melakukan pengelolaan yang tepat sehingga dampak negatif pemanfaatan
sumberdaya ikan kurisi dapat diantisipasi. Aspek dinamika populasi yang
dimaksud meliputi parameter biologi reproduksi, mortalitas alami, mortalitas
tangkapan, dan laju eksploitasi.
Berdasarkan informasi tersebut dapat
menghasilkan bentuk pengelolaan yang menjadi dasar pemanfaatan ikan kurisi
secara berkelanjutan.
Sumberdaya ikan kurisi
Biologi reproduksi
Permintaan pasar tinggi
Mortalitas alami
Eksploitasi tidak terkendali

Mortalitas tangkapan

Dinamika populasi

Laju eksploitasi

Pengelolaan sumberdaya ikan kurisi secara berkelanjutan
Gambar 1 Diagram alir kerangka pemikiran

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi mengenai stok sumberdaya
ikan kurisi terutama aspek biologi reproduksi dan aspek dinamika populasi.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi aktual mengenai
kondisi stok sumberdaya ikan kurisi di perairan Teluk Banten dan dijadikan
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan
kurisi tetap lestari.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2013 hingga Agustus 2014
di PPN Karangantu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten (Gambar 2).
Pengambilan contoh dilakukan sebanyak 12 kali dengan selang waktu kurang

3
lebih satu bulan. Analisis ikan contoh dilakukan di Laboratorium Biologi
Perikanan, Bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan, Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.

Gambar 2 Daerah penangkapan ikan kurisi (Nemipterus japonicus) di Perairan
Teluk Banten

Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan metode Penarikan Contoh
Acak Sederhana (PCAS) pada ikan kurisi di sekitar perairan Teluk Banten. Ikan
kurisi yang dianalisis merujuk pada klasifikasi Saanin (1984) (Lampiran 1). Data
yang dikumpulkan meliputi panjang total, bobot basah, jenis kelamin, tingkat
kematangan gonad, produksi dan upaya penangkapan ikan kurisi (Oktaviyani
2013). Ikan contoh yang diambil diukur panjang total ikan dimulai dari ujung
mulut (a) ikan hingga ujung ekor terakhir (b) menggunakan penggaris dengan
ketelitian 1 mm.
Pengukuran panjang total ikan kurisi (Nemipterus japonicus) disajikan
pada Gambar 3. Penimbangan bobot basah total tubuh ikan menggunakan
timbangan dengan ketelitian 10 gram. Setiap pengambilan contoh terdapat 40
hingga 135 individu ikan yang dianalisis. Ikan tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam cool box untuk menganalisis jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad
(TKG) di Laboratorium.
Jenis kelamin ikan ditentukan dengan pengamatan gonad secara morfologi
setelah ikan dibedah. Penentuan TKG secara morfologi mengacu pada Cassie
(1956) in Effendie (2002). Data lainnya yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi produksi hasil tangkapan dan upaya penangkapan ikan kurisi serta
wawancara kepada para nelayan yang menangkap ikan kurisi di Perairan Teluk

4
Banten dengan menggunakan kuesioner sebagai data pendukung untuk
mengetahui kegiatan penangkapan ikan kurisi (Lampiran 2).

Gambar 3 Panjang total (a ke b) ikan kurisi (Nemipterus japonicus)

Analisis Data
Rasio kelamin
Rasio kelamin digunakan untuk mengetahui perbandingan jenis kelamin
ikan yang ada di Perairan. Nilai rasio kelamin ini diamati karena perbedaan
tingkah laku, jenis kelamin, kondisi lingkungan, dan penangkapan. Menurut
Effendie (2002), analisis untuk mengetahui keseimbangan rasio kelamin ikan
jantan dan ikan betina dirumuskan sebagai berikut:
P (%) =

(1)

P adalah rasio kelamin (jantan atau betina), n adalah jumlah jenis ikan betina atau
jantan, dan N adalah jumlah total individu ikan betina dan jantan contoh
(individu).
Rasio antara ikan jantan dan betina dalam suatu populasi, kemudian diuji
kembali menggunakan uji khi-kuadrat (Chi-square).
Pengujian tersebut
digunakan untuk mengetahui keseimbangan hubungan antara populasi betina
dengan populasi jantan dalam suatu populasi. Menurut Steel & Torrie (1993), uji
Chi square adalah:

2



(o - )

(2)

adalah nilai statistik Chi-square untuk peubah acak yang sebaran penarikan
contoh mengikuti sebaran Chi-square, oi adalah sebaran ikan ikan betina dan
jantan yang diamati, dan ei adalah frekuensi harapan ikan betina dan jantan.

5
Hubungan panjang bobot
Model pertumbuhan diasumsikan mengikuti pola hukum kubik. Dua
parameter yang dijadikan analisis adalah panjang dan bobot. Menurut Effendie
(2002), hubungan parameter panjang dan bobot ditentukan dengan persamaan:
W= aLb

(3)

W adalah bobot (gram), L adalah panjang total (mm), a dan b adalah koefisien
pertumbuhan bobot. Nilai a dan b diduga dari bentuk linear persamaan (3), yaitu:
(4)
parameter penduga a dan b diperoleh dengan analisis regresi linear sederhana
dengan log W sebagai y dan log L sebagai x, sehingga diperoleh persamaan:
(5)
sebagai model observasi, dan
(6)
sebagai model dugaan.
Konstanta

dan b0 diduga dengan:


dan

- ∑



̅- ̅.

- (∑



(7)

)

(8)

sedangkan a dan b diperoleh melalui hubungan b=

dan a=

.

bentuk hubungan antara panjang dan bobot dapat dilihat dari nilai konstanta b
dengan hipotesis:
1. H0 : b = 3, memiliki hubungan isometrik (pola pertumbuhan panjang sama
dengan pola pertumbuhan bobot)
2. H1 : b ≠ 3, memiliki hubungan allometrik, yaitu:
a) Bila b > 3, allometrik positif (pertambahan bobot lebih dominan)
b) Bila b < 3, allometrik negatif (pertambahan panjang lebih dominan)
hipotesis tersebut kemudian diuji menggunakan uji statistik sebagai berikut:
t

tun

|

-3

|

(9)

6
adalah galat baku dugaan b yang diduga dengan:


- (∑

(10)

)

Nilai t tun dibandingkan dengan nilai ttabel pada selang kepercayaan 95%.
Nilai t tun >tt l , maka tolak hipotesis nol (H0),dan pola pertumbuhan ikan kurisi
adalah allometrik. Nilai thitung