Sistem Informasi Pengkajian Stok Ikan (Studi Kasus : Ikan Kurisi Nemipterus japonicus, Bloch 1791 di Perairan Selat Sunda yang Didaratkan Di PPP Labuan, Pandeglang, Banten)

(1)

SISTEM INFORMASI PENGKAJIAN STOK IKAN (STUDI

KASUS : IKAN KURISI

Nemipterus japonicus

, Bloch 1791

DI PERAIRAN SELAT SUNDA YANG DIDARATKAN

DI PPP LABUAN, PANDEGLANG, BANTEN)

PRECIA ANITA ANDANSARI

SKRIPSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:

“Sistem Informasi Pengkajian Stok Ikan (Studi Kasus : Ikan Kurisi Nemipterus japonicus, Bloch 1791 di Perairan Selat Sunda yang Didaratkan Di PPP Labuan, Pandeglang, Banten)”

adalah benar merupakan hasil karya sendiri. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2012

Precia Anita A. C24080029


(3)

iii

RINGKASAN

Precia Anita Andansari. C24080029. Sistem Informasi Pengkajian Stok Ikan (Studi Kasus : Ikan Kurisi Nemipterus japonicus, Bloch 1791 di Perairan Selat Sunda yang Didaratkan Di PPP Labuan, Pandeglang, Banten). Di bawah Bimbingan Rahmat kurnia dan Achmad Fahrudin

Pengelolaan perikanan membutuhkan suatu informasi yang mendasar agar pengambilan keputusan dalam pengelolaan efektif dan efisien. Salah satu informasi yang dibutuhkan yaitu mengenai aspek biologi (pengkajian stok ikan). Namun saat ini masih minimnya sistem informasi mengenai perikanan terutama mengenai aspek biologi (pengkajian stok ikan) akan berakibat pada kesalahan dalam perencanaan pengelolaan perikanan (Tangke 2010). Oleh karena itu diperlukannya sistem informasi mengenai aspek biologi (pengkajian stok ikan) untuk dapat mengurangi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu program informasi CIAFISH (Calculation, Information, and Analysis of Fisheries) mengenai pengkajian stok ikan.

Program ini dirancang sebagai aplikasi perangkat lunak (software) berbasis Windows dan desktop yang dikembangkan menggunakan Microsoft Visual Studio

2010 dengan bahasa pemrograman C#, XML sebagai DBMS (Database

Managament System) dan Microsoft Expression Blend 4 sebagai perangkat lunak untuk desain tampilan. Data hasil penelitian Rahayu 2012 yang berjudul kajian stok sumberdaya Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus, Bloch 1791) di Perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan, Pandeglang, Banten) dan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten yang digunakan dalam uji coba program CIAFISH. Program CIAFISH bertujuan untuk mengetahui parameter hubungan panjang berat, sebaran frekuensi panjang, nilai K, L∞, dan t0, mortalitas, laju

eksploitasi dan model surplus produksi (MSY, Fmsy, dan TAC). Untuk pengolahan data hubungan panjang berat menggunakan analisis hubungan panjang berat = , sebaran frekuensi panjang dengan membuat diagram batang dari selang kelas panjang (sumbu x) dan frekuensi panjang (sumbu y), nilai K, L∞. t0 dengan menggunakakan model Ford Walford, mortalitas penangkapan dengan menggunakan estimasi nilai Z model Beverton and Holt, serta surplus produksi dengan menggunakan analisis Schaefer dan Fox.

Tahap dalam pengembangan sistem ini mengikuti siklus pengembangan sistem model Waterfall (Stair & George 2010) yaitu tahap investigasi, analisis, desain, implementasi, uji coba dan perawatan. Tahap investigasi merupakan tahap pengembangan sistem dimana masalah dan peluang diidentifikasi dan dipertimbangkan (Stair & George 2010). Tahap analisis dengan merancang komponen sistem (masukan, proses dan keluaran). Tahap ini dilakukan dengan menyusun algoritma dan diagram alir. Tahap desain terdiri dari sistem masukan, proses, keluaran , tampilan pengguna dan menunjukkan bagaimana komponen saling berhubungan (Stair & George 2010). Tahap implementasi dimana sistem yang telah dirancang diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman. Tahap uji coba dan perawatan dilakukan untuk mengetahui apakah program sudah berjalan dengan baik dan sesuai tidak dengan apa yang diharapkan. Pengujian pada program ini dilakukan


(4)

iv

dengan pengujian kotak hitam (black box). Pengujian kotak hitam didasarkan pada analisis spesifikasi program tanpa mengacu pada internal program. Perawatan dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan proses pemantauan, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan. Program CIAFISH memiliki desain interface terdiri dari lima menu utama yaitu form pertumbuhan, model surplus produksi, bantuan, deskripsi aplikasi dan tentang pengembang.

Hasil uji coba program menunjukkan program CIAFISH memiliki Keunggulan yaitu kemudahan dalam menyimpan dan mengelola data, penulusuran informasi dilakukan dengan cepat dan mudah, tampilan program yang interaktif, informatif serta user friendly. Kekurangannya adalah belum tersedianya sarana untuk mencetak laporan berdasarkan informasi yang ditampilkan ke mesin pencetak

(printer). Pengembangan program CIAFISH sebagai media analisis aspek pengkajian stok ikan yang memberikan informasi secara terpadu dan dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan perikanan. Pengembangan program CIAFISH secara terus menerus sangat diharapkan guna menyempurnakan program ini.


(5)

SISTEM INFORMASI PENGKAJIAN STOK IKAN (STUDI

KASUS : IKAN KURISI

Nemipterus japonicus

, Bloch 1791

DI PERAIRAN SELAT SUNDA YANG DIDARATKAN

DI PPP LABUAN, PANDEGLANG, BANTEN)

PRECIA ANITA ANDANSARI C24080029

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(6)

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Sistem Informasi Pengkajian Stok Ikan (Studi Kasus : Ikan Kurisi Nemipterus japonicus, Bloch 1791 di Perairan Selat Sunda yang Didaratkan Di PPP Labuan, Pandeglang, Banten)

Nama Mahasiswa : Precia Anita Andansari Nomor Induk : C24080029

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan Menyetujui:

Tanggal Lulus : 25 Juli 2012

Mengetahui, Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M. Sc NIP. 19660728 199103 1 002 Pembimbing I,

Dr. Ir. Rahmat Kurnia, M. Si NIP. 19680928 199302 1 001

Pembimbing II,

Dr. Ir. Achmad Fachrudin, M.Si NIP. 1964032 198903 1 003


(7)

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat yang diberikan-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Pengkajian Stok Ikan (Studi Kasus : Ikan Kurisi Nemipterus japonicus, Bloch 1791 di Perairan Selat Sunda yang Didaratkan Di PPP Labuan, Pandeglang, Banten)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Namun demikian, penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.

Bogor, Agustus 2012


(8)

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Rahmat Kurnia, M.Si selaku dosen pembimbing I dan pembimbing akademik yang banyak memberikan bimbingan serta masukan dan arahan selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan hingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi. 2. Dr. Ir. Achmad Fachrudin, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan saran selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Dr. Ir M. Mukhlis Kamal M.Sc dan Ir. Agustinus M. Samosir M.Phil selaku dosen penguji tamu dan Ketua Komisi Pendidikan S1 yang telah memberikan masukan dan saran yang sangat berarti untuk penulis.

4. Seluruh dosen MSP yang telah memberikan ilmu, pengalaman dan saran selama perkuliahan.

5. Seluruh staf Tata Usaha MSP serta seluruh civitas MSP atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

6. Keluarga tercinta; Papah (Sugiyanto), Ibu (Endang Asri B.), Kakak (Krisna) atas doa, kasih sayang, semangat, perhatian, kesabaran dan dukungan baik moril maupun materiil kepada penulis selama ini.

7. Abdul Qifli Sangadji dan Oki Maulana yang telah membimbing dalam pembuatan program CIAFISH.

8. Bapak Masudin Sangadji atas saran dan dukungannya.

9. Teman seperjuangan penelitian tim Labuan: Eni, Doni, Ayu, Ria, Rena, Yuli, Jaun, Rizal, Tilana, Elfrida, Rina, Icha, Rani, Ami, Dila, dan Hilda.

10.Teman-teman MSP 45 : Eni Mega, Rani Nuraisah, Gita Rahmawati dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

11.De Bungsu : Nimas U. Wening M, Indah MP, Dea U.

12.Teman-teman kost Harmoni-2 : Sausan, Ebi, Anggi, Dini, Ai, Tira, Ismi 13.Keluarga Besar HISPAN1C, CENTURY, BEM FPIK Kabinet Penakluk

Samudera dan Kabinet Ekspansi Biru : Asep, Udoh, Aldilla dan Jihan, Ka Topik dan Casti H


(9)

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 25 Februari 1990 dari pasangan Bapak Sugiyanto dan Ibu Endang Asri Bunyani. Penulis merupakan putri kedua dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-Kanak Fajar (1996), SDN Jombang 1 (2002), SMP Negeri 3 Ciputat (2005), SMA Negeri 1 Ciputat (2008). Ditahun 2008 penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada program sarjana Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Semasa di IPB penulis aktif berorganisasi di Century (Center of entrepreneurship for youth) sebagai sekertaris divisi Promotion and Marketing

tahun 2009-2010, BEM-C sebagai sekertaris divisi BEST (2009-2010) dan sekertaris umum (2010-2011). Penulis juga pernah menjadi Asisten Luar Biasa untuk Mata Kuliah Ikhtiologi (2009-2010) dan Metode Penarikan Contoh (2010-2011).

Untuk menyelesaikan sudi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis menyusun skripsi yang berjudul “Sistem Pengkajian Stok Ikan (Studi Kasus : Ikan Kurisi Nemipterus japonicus, Bloch 1791 di Perairan Selat Sunda yang Didaratkan Di PPP Labuan, Pandeglang, Banten)”.


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat ... 4

2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten ... 5

2.2 Sumberdaya Ikan ... 5

2.3 Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus) ... 6

2.4 Sebaran Frekuensi Panjang ... 8

2.5 Pertumbuhan ... 8

2.6 Hubungan Panjang-Berat ... 9

2.7 Nilai L∞, K, dan t0 ... 9

2.8 Mortalitas dan Laju Eksploitasi ... 10

2.9 Model Surplus Produksi ... 11

2.10 Sistem Informasi Perikanan ... 11

2.11 Sistem Penunjang Keputusan ... 13

2.12 Pengembangan Sistem ... 15

2.13 Microsoft .NET Framework ... 17

2.14 Bahasa Pemrograman C# ... 17

2.15 Basis Data ... 17

2.16 XML ... 18

3. METODOLOGI ... 19

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 19

3.2 Alat dan Bahan ... 19

3.3 Pengumpulan Data ... 19

3.4 Rancangan Penelitian ... 20

3.4.1 Tahap Investigasi ... 20

3.4.2 Tahap Analisa ... 20

3.4.3 Tahap Desain ... 24

3.3.4 Tahap Implementasi ... 24

3.3.5 Tahap Uji Coba dan Perawatan ... 25

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Hasil Pengembangan Sistem ... 26

4.1.1 Tahap Investigasi ... 26


(11)

xi

4.1.3 Tahap Desain ... 30

4.1.4 Tahap Implementasi ... 34

4.1.5 Tahap Uji Coba dan Perawatan ... 34

4.2 CIAFISH (Calculation, Information, and Analysis of Fisheries) ... 35

4.3 Pengkajian Stok Ikan Kurisi ... 49

4.4 Rencana Pengelolaan Perikanan Stok Ikan Kurisi ... 59

5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Analisa sistem ... 21

2. Tahap investigasi dari CIAFISH ... 27

3. Tabel Pertumbuhan ... 33

4. Tabel Model Surplus Produksi ... 33

5. Perbandingan Informasi Hasil Olahan Hubungan Panjang dan ... 50

6 . Perbandingan nilai b di berbagai lokasi ... 52

7. Perbandingan Informasi Hasil Olahan Sebaran Frekuensi Panjang Ikan Kurisi Nemipterus japonicus oleh Rahayu 2012 Menggunakan Ms. Excel dengan CIAFISH ... 53

8. Perbandingan Informasi Hasil Olahan Nilai K, L∞, t0 Ikan Kurisi Nemipterus japonicus oleh Rahayu 2012 Menggunakan FiSAT dan Ms.Excel dengan CIAFISH ... 54

9. Perbandingan Informasi Hasil Olahan Nilai Mortalitas dan Laju Eksploitasi Ikan Kurisi Nemipterus japonicus oleh Rahayu 2012 menggunakan Ms.Excel dengan CIAFISH. ... 55

10. Perbandingan Informasi Hasil Olahan Model Surplus Produksi Ikan Kurisi Nemipterus japonicus oleh Rahayu 2012 menggunakan Ms.Excel dengan CIAFISH. ... 56


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka pemikiran ... 3

2. Ikan Kurisi Nemipterus japonicus ... 7

3. Siklus Pengembangan Sistem dalam Model Waterfall ... 16

4. Skema perancangan sistem analisa dan informasi akan aspek pertumbuhan, laju mortalitas, dan model surplus produksi ... 29

5. Diagram alir input, proses, dan output dari form pertumbuhan dan model surplus produksi ... 30

6. Skema desain menu dengan sub menu sistem ... 32

7. Tampilan Awal Program ... 36

8. Tampilan saat new file ... 37

10. Tampilan Form Pertumbuhan ... 38

11 a. Tampilan form input ... 39

11 b. Tampilan data dari form input yang dimasukkan ke Tabel ... 39

12. Tampilan Untuk Mengubah Data ... 40

13. Tampilan ketika Data di Hapus ... 40

14 a. Tampilan Tabel T ... 41

14 b. Tampilan Informasi Hubungan Panjang Berat ... 42

15a Tampilan Informasi Sebaran Frekuensi Panjang ... 43

15b. Tampilan Informasi nilai K, L∞, t0, mortalitas tangkapan, dan laju eksploitasi ... 43

16. Tampilan Saran Pengelolaan ... 44

17. Tampilan untuk simpan data ... 44

18. Tampilan Form Model Surplus Produksi ... 45

19. Tampilan informasi fmsy, MSY, TAC, R2 ... 46

20. Tampilan Saran Pengelolaan dari Model Surplus Produksi ... 46

21. Tampilan Menu Bantuan ... 47

22. Tampilan Menu Deskripsi Aplikasi ... 47


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Alat dan bahan yang digunakan selama melakukan penelitian ... 67 2. Struktur Basis Data Pertumbuhan dan Model Surplus Produksi ... 68 3. Listing Program CIAFISH ... 69


(15)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai perairan laut seluas 5,8 juta km2 dan mencapai hampir 70 persen dari total luas wilayahnya (KADIN Indonesia 2011). Wilayah laut yang luas ini menyimpan banyak potensi sumber daya perikanan yang merupakan komoditas perikanan laut primadona untuk dimanfatkan. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi dalam hal perikanan tangkap yaitu Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yang terletak di ujung bagian barat Pulau Jawa dan berhadapan langsung dengan Selat Sunda dan Samudera Hindia. Laut Jawa dan Selat Sunda termasuk ke dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Utara Jawa dan Selat Sunda dengan potensi lestari sebesar 847,515 ribu ton pertahun (Rakhmania 2008).

Salah satu Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di Kabupaten Pandeglang yaitu PPP Labuan yang terletak di lokasi strategis dengan daerah-daerah penangkapan ikan yang potensial di perairan Selat Sunda dan Samudera Hindia, serta kedekatannya dengan pasar-pasar penting terutama Daerah Khusus Ibu kota (DKI) Jakarta. Salah satu jenis ikan yang didaratkan di PPP Labuan ialah ikan kurisi dari famili Nemipteridae. Ikan tersebut menempati urutan ketiga terbanyak dari hasil tangkap ikan demersal yang didaratkan di PPP Labuan Banten yaitu sebesar 14 % (Ditjen-Tangkap KKP 2010 in Rahayu 2012).

Pemanfaatan akan potensi sumberdaya laut tersebut harus didasari pada prinsip pengelolaan sumberdaya alam yaitu bagaimana memanfaatkan sumberdaya tersebut dengan memperhatikan kelestariannya agar tetap terjaga sehingga dapat dimanfaatkan secara terus menerus dan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Pengelolaan perikanan membutuhkan suatu analisis dan informasi mendasar, terencana dengan benar dan terstruktur agar pengambilan keputusan dalam pengelolaan tersebut lebih efektif dan efisien.

Menurut Widodo & Suadi 2006 bahwa dalam perumusan program pengelolaan perikanan dibutuhkan suatu informasi salah satunya yaitu informasi mengenai aspek biologi dari setiap perikanan. Aspek biologi perikanan dalam hal ini berkisar tentang ilmu pengkajian stok dari spesies tertentu yang sedang dikaji.


(16)

Aspek biologi sering digunakan dalam penyusunan model pengelolaan perikanan karena dapat menggambarkan karakteristik dari stok ikan.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, namun masih minimnya analisis dan informasi perikanan memungkinkan terjadinya kesalahan dalam perencanaan pengelolaan perikanan. Penulis berinisiatif untuk mengembangkan sebuah sistem informasi yang mendasar mengenai pengkajian stok ikan secara terpadu. Program ini bernama CIAFISH (Calculation, Information, and Analysis of Fisheries). Hasil rancangan ini nantinya akan memudahkan dalam analisis pengkajian stok ikan.

1.2 Perumusan Masalah

Sistem analisis dan informasi yang ada saat ini masih minim dan belum tertata dengan rapi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Tangke 2010 bahwa Tantangan dalam pengembangan usaha perikanan di Indonesia adalah lemahnya sistem basis data dan sistem informasi perikanan yang berpengaruh terhadap akurasi dan ketepatan waktunya, kelemahan ini dapat mengakibatkan salah perencanaan akan berakibat pada kegagalan usaha. Salah satunya yaitu sistem analisis dan informasi akan pengkajian stok ikan yang masih minim dan belum terpadu. Microsoft Excel dan FiSAT merupakan salah satu contoh sistem analisis dan informasi akan pengkajian stok ikan yang umum digunakan. Namun sistem tersebut memiliki kekurangan dalam penggunaannya.

Penggunaan Microsoft Excel mengharuskan pengguna memahami secara baik akan rumus pengkajian stok ikan. Hal ini akan menyulitkan bagi pengguna yang kurang teliti dan tidak begitu memahami akan rumus pengkajian stok ikan. Hal tersebut akan mempengaruhi proses dalam menghasilkan informasi pengkajian stok ikan yang menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam pengelolaan perikanan. Sehingga akan memungkinkan terjadinya kesalahan dalam perencanaan pengelolaan perikanan. Penggunaan FiSAT membutuhkan waktu lama untuk memahami cara penggunaannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem tersebut kurang user friendly. Selain itu belum terpadunya sistem analisis dan informasi pengkajian stok ikan menjadikan tidak efisien dalam memperoleh


(17)

informasi akan pengkajian stok ikan yang menjadi dasar pertimbangan pengelolaan perikanan. Berikut Gambar 1 disajikan kerangka pemikiran dari penelitian ini.

Perencanaan pengelolaan perikanan membutuhkan sistem

analisis dan informasi yang mendasar akan pengkajian stok

ikan

Masih minimnya sistem analisis dan informasi mengenai pengkajian stok ikan secara

terpadu

Diperlukannya sistem analisis dan informasi akan pengkajian stok ikan secara efisien dan

terpadu

1. Pertumbuhan (hubungan panjang dan berat, sebaran frekuensi panjang, nilai K, L∞, t0) 2. Mortalitas

3. Laju eksploitasi 4. Model surplus produksi

instansi terkait

perikanan masyarakat umum akademisi

Sistem yang ada kurang user friendly dan belum terpadu

Gambar 1. Kerangka pemikiran

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem analisis dan informasi biologi yang terpadu akan hubungan panjang berat, sebaran frekuensi panjang, nilai K, L∞, t0, nilai mortalitas, laju eksploitasi dan model surplus


(18)

1.4 Manfaat

Manfaat yang didapat dengan dikembangkannya program CIAFISH

(Calculation, Information, and Analysis of Fisheries) adalah sebagai berikut: a. Memudahkan dalam analisis pengkajian stok ikan

b. Aplikasi ini dapat digunakan oleh instansi terkait perikanan, akademisi, maupun peneliti

c. Informasi dari analisis pengkajian stok ikan tersebut dapat digunakan sebagai dasar penunjang keputusan dalam pengelolaan perikanan


(19)

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi PPP Labuan, Banten

Letak Geografis Provinsi Banten berada antara 5o7'50" – 7o1'11" LS dan 105o1'11" – 106o'7’12" BT, dengan luas wilayah 9.160,70 Km2. Wilayah terluas adalah Kabupaten Pandeglang dengan luas 3.746,90 Km2. Di bagian Utara, wilayah Provinsi Banten berbatasan dengan Laut Jawa. Batas sebelah Barat adalah Selat Sunda, sebelah Timur adalah Samudera Hindia dan batas sebelah Timur adalah Provinsi Jawa Barat. Provinsi Banten dikelilingi oleh laut, oleh karena itu memiliki sumber daya laut yang potensial. Salah satunya yaitu berada di daerah Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten (www.bantenprov.go.id).

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan berada di sebelah Utara Kabupaten Pandeglang, dan terletak di Desa Teluk, Kecamatan Labuan (Anonymous 2000 in Rakhmania 2008). Volume produksi hasil tangkapan didaratkan di PPP Labuan pada tahun 2005 adalah 2.150,2 ton yang merupakan produksi PPP terbesar dibanding PPP-PPP lainnya di Kabupaten Pandeglang; yaitu sekitar 71,4% dari jumlah volume produksi hasil tangkapan Kabupaten Pandeglang. Nilai produksi PPP ini juga tertinggi diantara PPP-PPP lainnya pada tahun yang sama yaitu sebesar Rp 13.336,8 juta atau sekitar 82,3% dari jumlah nilai produksi hasil tangkapan kabupaten ini (Rakhmania 2008).

2.2 Sumberdaya Ikan

Sumberdaya adalah sesuatu yang berguna dan bernilai pada kondisi kita menemukannya. Secara umum sumberdaya alam dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu (1) sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dengan contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara), (2) sumberdaya alam mengalir dengan contohnya adalah energi matahari dan gelombang laut, dan (3) sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan contohnya adalah hutan dan ikan (Randal 1987 in Ruslan 2005).

Ikan termasuk kelompok ketiga sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Sifat kelompok ini apabila telah dipanen masih akan tumbuh


(20)

kembali dalam waktu dan dengan kecepatan tertentu. Sifatnya dapat diperbaharui. Tetapi juga punya batas, apabila eksploitasi melebihi batas maksimum, maka perkembangan dan pertumbuhan akan terganggu dan akan mengakibatkan kepunahan. Jadi dalam usaha eksploitasi diperlukan manajemen yang bijaksana (Muzakir 2008).

Potensi sumberdaya perikanan terdiri dari sumberdaya perikanan tangkap, budidaya pantai (tambak), budidaya laut, dan bioteknologi kelautan (Dahuri 2001

in Tangke 2010). Potensi perikanan laut sesungguhnya merupakan asset yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia namun masih belum banyak yang digarap secara optimal karena informasinya belum ditempatkan dalam suatu sistem basis data yang terpadu sehingga menyulitkan dalam pencariannya (Tangke 2010).

Salah satu sifat sumberdaya ikan adalah sangat dinamis yang dapat berubah dengan cepat sesuai dengan ruang dan waktu dan dengan kondisi lautan yang sangat luas, maka untuk pengelolaan sumberdaya ikan diperlukan informasi yang lebih spesifik baik secara temporal maupun secara spasial. Masih banyak informasi mengenai sumberdaya perikanan yang belum tersedia misalnya dimana ikan berada, kapan, jenis apa saja, berapa banyak, daerah mana yang belum dimanfaatkan, bagaimana pengaruh kondisi oseanografi terhadap sumberdaya dan sebagainya (Tangke 2010).

2.3 Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus)

Klasifikasi ikan kurisi menurut FAO (2001) in Rahayu (2012) adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata Super kelas : Osteichthyes Kelas : Actinopterygii Sub Kelas : Actinopterygii Super ordo : Acanthopterygii

Ordo : Perciformes


(21)

Family : Nemipteridae Genus : Nemipterus

Spesies : Nemipterus japonicus (Bloch 1791) Nama Internasional : Japanese threadfine bream

Nama Indonesia : Kurisi

Ciri-ciri umum ikan kurisi menurut Russel 1990 in Fitriyanti 2000 antara lain sirip dada sangat panjang yaitu 1,0-1,3 kali panjang kepala dan hampir mencapai sirip dubur, sirip perut cukup panjang dan hampir mencapai anus. Sirip ekor menyerupai garpu dengan bagian cuping sirip ekor lebih panjang dari bagian bawah dan membentuk filamen yang cukup panjang. Terdapat 4-5 gigi taring yang kecil pada bagian anterior rahang atas. Warna ikan pada bagian atas merah muda dan keperakan dibawahnya, bagian atas kepala di belakang mata berwarna keemasan, serta mempunyai 11-12 garis berwarna kuning di sepanjang tubuh yang dimulai dari belakang kepala sampai dasar sirip ekor. Berikut Gambar 2 disajikan gambar ikan kurisi (Nemipterus japonicus).

Gambar 2. Ikan Kurisi Nemipterus japonicus

Sumber : www.fishbase.org

Ikan kurisi merupakan ikan demersal, namun ada juga yang hidup di dasar dan kolom air pada saat matahari terbenam. Ikan kurisi merupakan hewan karnivora. Makanan ikan ini terdiri dari ikan kecil, crustacea, molusca (terutama cephalopoda), polychaeta dan echinodermata (De Bruin et al. In Fitriyanti 2000). Berdasarkan penelitian yang terdahulu dapat diketahui bahwa pola pertumbuhan ikan kurisi adalah alometrik negatif dengan b = 2.664 (Raeisi et al. 2012). Untuk


(22)

ukuran pertama kali matang gonad ikan kurisi Nemipterus japonicus menurut Kizhakudan (2008) sebesar 141 mm.

2.4 Sebaran Frekuensi Panjang

Metode pendugaan pertumbuhan berdasarkan data frekuensi panjang sering digunakan jika metode lain seperti metode penentuan umur tidak dapat dilakukan (Sparre and Venema 1999). Menurut Pauly 1983 in Sinaga 2010 bahwa hasil dari pengukuran panjang ikan yang dijadikan contoh dan analisa dengan benar dapat menduga parameter pertumbuhan yang digunakan dalam pendugaan stok spesies tunggal. Parameter pertumbuhan tersebut diantaranya kelompok ukuran ikan yang penentuannya didasarkan pada frekuensi panjang individu dalam suatu spesies dengan kelompok umur yang sama akan bervariasi mengikuti sebaran normal (Effendie 2005) dan untuk melihat komposisi tangkapan.

Setelah komposisi umur diketahui melalui analisis frekuensi panjang, maka parameter pertumbuhan, mortalitas penangkapan dan laju eksplotasi dapat ditentukan dengan metode-metode estimasi yang sesuai (Syakila 2009). Boer 1996 bahwa penggunaan histogram frekuensi panjang sering dianggap teknik yang paling sederhana diterapkan untuk mengetahui tingkatan stok ikan, tetapi yang perlu dicatat bahwa struktur data panjang sangat bervariasi tergantung letaknya baik secara geografis, habitat, maupun tingkah laku. Selain itu dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan seperti perbedaan lokasi pengambilan ikan contoh, keterwakilan ikan contoh yang diambil dan kemungkinan tekanan penangkapan yang tinggi terhadap ikan (Syakila 2009)

2.5 Pertumbuhan

Pertumbuhan suatu individu merupakan pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu (Effendie 2005). Sedangkan menurut Affandi 2002 bahwa pengertian pertumbuhan populasi merupakan proses perubahan jumlah individu atau biomasa pada periode waktu tertentu. Secara umum pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal pada umumnya faktor yang sukar dikontrol diantaranya yaitu keturunan (genetik), jenis


(23)

kelamin, umur, parasit dan penyakit. Namun faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya makanan dan suhu perairan (Effendie 2005).

Pentingnya pendugaan pertumbuhan dalam dinamika populasi yaitu laju pertumbuhan mempengaruhi kapan ikan pertama kali bertelur (kematangan), rekruitment, komposisi umur stok dan mortalitas (Aziz 1989). Effendie 2005 mengatakan pola pertumbuhan ikan terdiri atas isometrik dan allometrik. Isometrik adalah pertumbuhan pada ikan yang terjadi terus menerus dimana penambahan berat proporsional terhadap perubahan panjang. Sedangkan allometrik adalah pertambahan berat tidak proposional terhadap perubahan panjang.

2.6 Hubungan Panjang-Berat

Analisis hubungan panjang dengan berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam yang selanjutnya akan berguna bagi kegiatan pengelolaan perikanan (Ricker 1975 in Effendie 2005). Dari pola pertumbuhan akan dihasilkan nilai regresi antara panjang dengan berat serta akan didapatkan nilai a dan b. Apabila nilai b=3 disebut pola pertumbuhan isometrik yaitu pertumbuhan panjang dengan berat sebanding. Ketika b <3 ditafsirkan bahwa pertambahan beratnya tidak secepat pertambahan panjang (pola pertumbuhan allometrik negatif) dan sebaliknya b> 3 ditafsirkan bahwa pertambahan beratnya lebih cepat dibandingkan pertambahan panjangnya yang disebut pola pertumbuhan allometrik positif (Effendie 2005). Raesi et al. 2012 mengatakan bahwa nilai b dapat menggambarkan bentuk tubuh.

2.7 Nilai L∞, K, dan t0

Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy 1938 in Aziz 1989 adalah satu dari kebanyakan model yang digunakan secara luas untuk menduga panjang atau berat ikan pada titik waktu mendatang. Model ini menjelaskan perubahan panjang (Lt) sepanjang waktu sebagai suatu fungsi dari panjang maksimum (L∞) dan koefisien pertumbuhan (K). Metode Ford Walford dapat digunakan untuk menduga panjang maksimum (L∞) ikan dan koefisien pertumbuhan (K) dari


(24)

persamaan Von Bartalanffy (Aziz 1989). L∞ yaitu nilai rata-rata panjang ikan yang sangat tua. Koefisien pertumbuhan (K) didefinisikan sebagai parameter yang menyatakan kecepatan kurva pertumbuhan dalam mencapai panjang asimtotiknya (L∞) dari pola pertumbuhan ikan. Jadi semakin tinggi nilai koefisien pertumbuhan, maka ikan semakin cepat mencapai panjang asimtotik dan beberapa spesies kebanyakan diantaranya berumur pendek. Sebaliknya ikan yang memiliki nilai koefisien pertumbuhan rendah maka umurnya semakin tinggi karena lama untuk mencapai nilai panjang asimtotiknya (Spare & Venema 1999).

2.8 Mortalitas dan Laju Eksploitasi

Laju mortalitas total (Z) adalah penjumlahan laju mortalitas alami (M) dan laju mortalitas penagkapan (F). Mortalitas alami yaitu mortalitas yang terjadi karena berbagai sebab selain penangkapan seperti pemangsaan, penyakit, stres pemijahan, kelaparan dan usia tua (Sparre & Venema 1999).

Nilai laju mortalitas alami berkaitan dengan nilai parameter pertumbuhan Von Bartalanffy yaitu K dan L∞. Ikan yang pertumbuhannya cepat (nilai k tinggi)

mempunyai nilai “M” tinggi dan sebaliknya. Nilai “M” berkaitan dengan L∞

karena pemangsa ikan besar lebih sedikit dari ikan kecil. Sedangkan mortalitas penangkapan yaitu mortalitas yang terjadi akibat adanya aktivitas penangkapan.

Tingginya laju mortalitas penangkapan dan menurunnya laju mortalitas alami juga dapat menunjukkan dugaan terjadi growth overfishing yaitu sedikitnya jumlah ikan tua di alam (Sparre dan Venema 1999).

Laju eksploitasi (E) merupakan jumlah ikan yang ditangkap dibandingkan dengan jumlah total ikan yang mati karena semua faktor baik alami maupun penangkapan (Pauly 1984 in Sinaga 2010). Menurut Pauly 1984 in Sinaga 2010 bahwa menduga stok yang dieksploitasi optimum, laju eksploitasi (E) sama dengan 0.5. Semakin tinggi tingkat eksploitasi di suatu daerah maka mortalitas penangkapannya semakin besar (Lelono 2007 in Syakila 2009).


(25)

2.9 Model Surplus Produksi

Pengkajian stok mencakup suatu estimasi tentang jumlah atau kelimpahan (abundance) dari sumberdaya. Selain itu, mencakup pula pendugaan terhadap laju penurunan sumberdaya yang diakibatkan oleh penangkapan serta sebab-sebab lainnya, dan mengenai berbagai tingkat laju penangkapan atau tingkat kelimpahan stok yang dapat menjaga dirinya dalam jangka panjang (Widodo & Suadi 2006).

Pada prinsipnya kelestarian sumberdaya akan terjamin jika jumlah volume

ikan yang ditangkap sama dengan jumlah ikan akibat pertumbuhan populasi. Konsep ini kemudian berkembang menjadi model pengelolaan perikanan tangkap yang disebut model surplus produksi. Hal tersebut bertujuan untuk induk-induk berkembang biak secara alamiah (Susilo 2009).

Model surplus produksi merupakan model-model stok tunggal yang dikarakteristikkan tidak memerlukan data struktur umur namun menggunakan hasil tangkapan dan upaya penangkapan (Aziz 1989). Tujuan penggunaan model surplus produksi untuk meningkatkan upaya optimum ( effort MSY atau fmsy),

yaitu upaya yang menghasilkan suatu hasil tangkapan yang maksimum lestari tanpa mempengaruhi stok secara jangka panjang atau yang sering disebut Maximum Sustainable Yield/MSY serta jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB/TAC) (Sinaga 2011). Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB/TAC) adalah 80% dari potensi maksimum lestarinya (MSY) (Susilo 2009).

2.10 Sistem Informasi Perikanan

Sistem dapat didefinisikan sebagai kesatuan elemen yang saling terkait (Rochim 2002). Elemen-elemen tersebut saling berhubungan dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input/masukan serta menghasilkan output/keluaran dalam proses yang terjadi (O’Brien 2008). Komponen-komponen atau fungsi dasar dari sistem menurut O’Brien 2008 diantaranya : input/masukan, proses, output/keluaran.

Informasi memiliki arti data yang telah diolah/terorganisir sehingga memiliki arti dan nilai bagi penerima informasi (Stair 1992). Informasi


(26)

merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya dan menggambarkan suatu kejadian nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi adalah data yang merupakan bentuk yang masih mentah (belum dapat bercerita banyak) sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model. Data tersebut akan ditangkap sebagai input/masukan (Andayati 2010). Pengertian dari sistem dan informasi dapat digabungkan menjadi sekelompok elemen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input/masukan berupa data serta menghasilkan output/masukan berupa informasi dalam proses transformasi yang teratur. Komponen sistem informasi menurut Stair 1992 dalam bukunya Principle of Information Systems a Managerial Approach diantaranya :

hardware/perangkat keras, software/perangkat lunak, database, jaringan, prosedur dan manusia.

Sistem informasi perikanan Indonesia pada dasarnya berfungsi sebagai infrastruktur informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan berbagai permasalahan dan juga mengakomodir semua tujuan yang diharapkan. Sistem ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berbasis multimedia kepada penggunanya (Tangke 2010).

Pembentukan sistem informsi perikanan memerlukan informasi perikanan. Informasi perikanan yang diperlukan dikelompokkan dalam informasi perikanan tangkap dan informasi perikanan budidaya. Informasi perikanan tangkap yang diperlukan meliputi: (1) distribusi spasial dan temporal jenis-jenis sumberdaya perikanan, (2) potensi lestari setiap jenis sumberdaya perikanan, (3) persyaratan ekologis bagi kehidupan dan pertumbuhan setiap jenis sumberdaya perikanan, (4) trophodynamics (transfer energi dan materi antar trophic level) dalam suatu ekosistem perairan dimana sumberdaya perikanan yang dikelola hidup, (5) dinamika populasi sumberdaya perikanan, (6) sejarah hidup dari sumberdaya perikanan, (7) kualitas perairan dimana sumberdaya hidup, dan (8) tingkat penangkapan/pemanfaatan terhadap sumberdaya perikanan, dalam bentuk upaya tangkap secara berkala, (9) Jumlah armada penangkapan ikan dari berbagai ukuran baik yang artisanal maupun modern secara spasial dan temporal serta


(27)

jumlah nelayan yang memang benar-benar melakukan kegiatan sebagai nelayan (Soselisa 2001 in Tangke 2010).

Tantangan dalam pengembangan usaha perikanan di Indonesia adalah lemahnya sistem basis data dan sistem informasi perikanan yang berpengaruh terhadap akurasi dan ketepatan waktunya, kelemahan ini dapat mengakibatkan salah perencanaan akan berakibat pada kegagalan usaha. Namun pada masa sekarang dimana sumberdaya tersebut telah dimanfaatkan dan keadaan lingkungan yang semakin memburuk ketepatan data dan timingnya menjadi sangat menentukan. Tantangan lain adalah kualitas sumberdaya manusia, karena untuk membangun suatu sistem informasi dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu menguasai teknologi sistem informasi serta mengoperasikannya (Tangke 2010).

Salah satu permasalahan pembangunan perikanan Indonesia adalah keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan rujukan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Ketersediaan data dan informasi perikanan yang akurat hingga saat ini masih dipandang sebagai hal yang tidak begitu penting dan mendesak dalam pembangunan perikanan nasional. Hingga saat ini, belum ada lembaga yang menangani penyediaan data dan informasi secara menyeluruh, melainkan masih dilakukan oleh masing-masing instansi sesuai dengan kebutuhan. Akibatnya sering terjadi perbedaan data dan informasi perikanan (Tangke 2010).

2.11 Sistem Penunjang Keputusan

Sistem penunjang keputusan (SPK) atau Decision Support System adalah sistem yang bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi, serta mengarahkan pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik dan berbasis fakta (Kusumadewi & Hermaduanti 2008). SPK yang baik harus mampu menggali informasi dari

database, melakukan analisis, serta memberikan interprestasi dalam bentuk yang mudah dipahami dengan format yang mudah untuk digunakan (user friendly).

Menurut Turban 2001 in Trisnawarman & Erlysa 2007 tujuan dari pembuatan sistem penunjang keputusan yaitu:


(28)

a. Membantu membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang sepenuhnya terstruktur dan tidak terstruktur

b. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya. Komputer dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah yang terstruktur. Untuk masalah yang tidak terstruktur, pengguna bertanggung jawab untuk menerapkan penilaian, dan melakukan analisis. Komputer dan manajer bekerja sama sebagai tim pemecahan masalah

Suatu sistem penunjang keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem sesuai yang pernyataan oleh Ekasari dan Husnul 2007, yaitu:

a. Subsistem Manajemen Basis Data

Sumber data untuk SPK (Sistem penunjang keputusan) berasal dari luar dan dari dalam (basis data), terutama untuk proses pengambilan keputusan pada level manajemen puncak. Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen basis data SPK adalah:

 Mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstraksi data

 Menambahkan sumber data secara cepat dan mudah

 Menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan

 Mengelola berbagai variasi data. b. Subsistem Manajemen Basis Model

Model-model yang banyak digunakan dalam proses pengambilan keputusan dibagi dalam dua jenis, yaitu:

 Model matematika, yang mempresentasikan sistem secara simbolik dengan menggunakan rumus-rumus atau abstrak, selanjutnya akan dijabarkan dalam operasi matriks, algoritma iteratif dan model-model keputusan matematika lainnya.

 Model informasi, yang mempresentasikan sistem dalam format grafik atau tabel. Model informasi akan mendeskripsikan apa dan bagaimana objek secara rinci (bentuk tabel atau daftar), merepresentasikan


(29)

hubungan antar objek (bentuk grafis), menunjukkan urutan tugas atau proses yang dilakukan objek (peta proses operasi atau diagram alur) c. Subsistem Penyelenggara Dialog

Komponen dialog suatu SPK (Sistem Penunjang Keputusan) adalah sarana antarmuka/interface antara pemakai dengan SPK (Sistem Penunjang Keputusan). Komponen dialog menyajikan output/keluaran SPK (Sistem penunjang keputusan) pada pemakai dan mengumpulkan input/masukan ke dalam SPK (Sistem Penunjang Keputusan). Beberapa jenis gaya dialog, diantaranya:

 Dialog tanya jawab: sistem bertanya pemakai menjawab, seterusnya hingga sistem menghasilkan jawaban yang diperlukan untuk mendukung keputusan.

 Dialog perintah: adalah perintah untuk menjalankan fungsi-fungsi SPK (Sistem Penunjang Keputusan).

 Dialog menu: pemakai memilih salah satu dari beberapa menu yang disediakan.

 Dialog form masukan/keluaran: sistem menyediakan form input

(masukan) untuk pemakai memasukkan data atau perintah dan form

output (keluaran) sebagai bentuk tanggapan dari sistem.

2.12 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Salah satu siklus pengembangan sistem yaitu systems development life cycle (SDLC) dengan salah satu model yang sering digunakan dalam mengembangkan sistem yaitu model Waterfall. Model Waterfall adalah sebuah metode pengembangan software yang bersifat sekuensial dan sangat populer untuk membangun atau mengembangkan sebuah software. Model

Waterfall ini terbagi menjadi 5 tahapan yang terdiri dari tahap investigasi, analisis, desain, implementasi, uji coba dan perawatan (Stair & George 2010). Model Waterfall tidak dapat dilaksanakan sebelum tahapan sebelumnya selesai,


(30)

sehingga harus dilaksanakan secara berurutan (Jumadi dan Widiadi 2009). Berikut disajikan Gambar 3 siklus pengembangan sistem model waterfall.

Gambar 3. Siklus Pengembangan Sistem dalam Model Waterfall

Sumber : Stair & George 2010

Tahap investigasi yaitu tahap pengembangan sistem di mana masalah dan peluang diidentifikasi dan dipertimbangkan. Tahap ini biasanya menjawab pertanyaan dari “permasalahan apa yang ada dan apa solusinya”. Tahap analisis yaitu pengembangan sistem yang menentukan apa yang harus dilakukan sistem informasi untuk memecahkan masalah dengan mempelajari sistem dan proses yang ada untuk mengidentifikasi kelemahan, kekuatan dan peluang untuk diperbaiki. Tahap desain terdiri dari sistem input, output, dan tampilan pengguna; spesifik perangkat keras, lunak, database, telekomunikasi, dan komponen prosedur; dan menunjukkan bagaimana komponen saling berhubungan (Stair & George 2010). Tahap uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah program sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui cacat dan penyebabnya dari program tersebut sedini mungkin (Jangra et al. 2011). Tahap perawatan dilakukan ketika sistem informasi

Tahap Investigasi

Tahap Desain

Tahap Uji Coba dan Perawatan Tahap Analisis


(31)

sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan proses pemantauan, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008).

2.13 Microsoft .NET Framework

Microsoft .NET Framework merupakan komponen yang dapat ditambahkan ke sistem operasi Microsoft Windows atau telah terintegrasi ke dalam Windows. Kerangka kerja ini menyediakan sejumlah besar solusi-solusi program untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum suatu program baru, dan mengatur eksekusi program-program yang ditulis secara khusus untuk framework ini (Nugraha 2009).

Sekumpulan bahasa yang mendukung pengembangan aplikasi dengan .NET framework pada .NET framework telah ter-embed beberapa bahasa official yang dikembangkan oleh Microsoft seperti C#, VB, J#, Managed C++, dan juga Jscript.NET. Visual Studio .NET yang bukan merupakan bagian dari .NET Framework, akan tetapi hanya berupa IDE (Integrated Development Environment) yang membantu pengembang agar lebih mudah mengembangkan aplikasi (Abror 2011).

2.14 Bahasa Pemrograman C#

C# (dibaca: C sharp) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang berorientasi objek yang dikembangkan oleh Microsoft. Bahasa pemrograman ini dibuat berbasiskan bahasa C++ yang telah dipengaruhi oleh aspek-aspek ataupun fitur bahasa yang terdapat pada bahasa-bahasa pemrograman lainnya seperti Java, Delphi, Visual Basic, dan lain-lain) dengan beberapa penyederhanaan (Abror 2011).

2.15 Basis Data

Database atau basis datamerupakan himpunan kelompok data yang saling berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa agar tidak terjadi duplikasi yang tidak perlu, sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat


(32)

dan mudah untuk menghasilkan informasi. Sistem atau perangkat lunak yang secara khusus dibuat untuk memudahkan pemakai dalam mengelola basis data disebut Database Management System (DBMS) (Sutedjo 2002 in Andayati 2010). Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti MS. Access, MS. SQL, XML dan masih banyak lagi.

2.16 XML

XML (extensible Markup Language) semacam database manajemen sistem (DBMS) (Kumar et al. 2010). XML dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C), dengan tujuan utamanya adalah untuk mengatasi sejumlah keterbatasan yang terdapat pada Hyper Text Markup Language (HTML). HTML hanya digunakan untuk mendiskripsikan web pages. Tetapi XML adalah language

yang digunakan untuk mendiskripsikan dan memanipulasi struktur dokumen, serta menawarkan beberapa mekanisme untuk memanipulasi informasi yang bebas

platform (Dweib 2009).

XML berkonsentrasi pada struktur informasi, tetapi tidak berkonsentrasi untuk menampilkan dokumen informasi (Widodo 2003). Keuntungan menggunakan XML yaitu akses multi-user, pertukaran data dan dapat diintegrasikan dengan database lain (Dweib 2009).


(33)

3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Model dan Simulasi, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan September 2011 hingga Juli 2012. Adapun perincian jadwal pelaksanaan yaitu tahap investigasi (September – Oktober 2011), analisis (November 2011), desain (Desember 2011-Januari 2012), implementasi (Januari – April 2012) dan uji coba dan perawatan (Mei – Juli 2012).

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras yang digunakan berupa laptop. Perangkat lunak yang digunakan dalam aplikasi sistem informasi ini adalah :

 Windows 7, sebagai sistem operasi

 Microsoft Visual Studio 2010 sebagai tool pengkodean

 Notepad dan Microsoft Excel 2007, sebagai program basis data; dan

 Microsoft Expresion Blend 4 sebagai tool desain

3.3 Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk simulasi program yaitu data dan informasi pengamatan pengkajian stok ikan kurisi yang tertangkap di perairan Selat Sunda dan didaratkan di PPP Labuan Banten oleh Rahayu (2012). Data yang diambil berupa waktu sampling, panjang, berat dan jenis kelamin selama 8 bulan (Maret 2011- Oktober 2011). Data tersebut sebagai uji coba dalam proses hubungan panjang berat, sebaran frekuensi panjang, nilai K, L∞, t0, mortalitas dan laju

eksploitasi.

Pengumpulan data dan informasi lainnya yaitu data sekunder berupa upaya penangkapan (effort) dan produksi hasil tangkap (catch) ikan kurisi yang di daratkan di Kabupaten Pandeglang selama 10 tahun (2000-2009) dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten. Data tersebut sebagai uji coba dalam


(34)

proses pendugaan nilai Fmsy, MSY, TAC untuk model Schaefer dan Fox. Kemudian akan dibandingkan informasi pengkajian stok ikan kurisi olahan Rahayu 2012 dengan program CIAFISH.

3.4 Rancangan Penelitian

Penelitian ini untuk mengembangkan sistem analisis dan informasi mengenai pengkajian stok ikan sebagai penunjang keputusan dalam pengelolaan perikanan. Model waterfall menjadi acuan dalam pengembangan sistem ini yaitu dengan lima tahap (Gambar 3) :

3.4.1 Tahap Investigasi

Tahap pengembangan sistem di mana masalah dan peluang diidentifikasi dan dipertimbangkan. Tahap ini biasanya menjawab pertanyaan dari “permasalahan apa yang ada dan apa solusinya” (Stair & George 2010). Selain itu, untuk menentukan ruang lingkup sistem yang akan dibuat sehingga memberikan manfaat bagi penggunanya. Oleh karena itu sebelum dirancang perlu diketahui apa yang menjadi kebutuhan para pengguna.

3.4.2 Tahap Analisa

Tahap perancangan sistem menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang menerangkan secara luas bagaimana setiap komponen perancangan sistem (output, input dan proses) akan dirancang. Berikut disajikan perancangan program pada Tabel 1.


(35)

Tabel 1. Analisa sistem

MASUKAN PROSES KELUARAN

Pertumbuhan

Hubungan

Panjang-Berat

Panjang

 Berat

 Jenis Kelamin

 Meregresikan dengan sumbu x = panjang dan sumbu y = berat

=aL

= +

Atau

 log = log . ( )

2log . ( . )

. (log )2( log )2  = log W− .

log

 2 = .

 Jika b <3 maka pola pertumbuhan

alometrik negatif

 Jikan b > 3 maka pola pertumbuhan

alometrik positif

 Jika b = 3 maka pola pertumbuhan isometri

 R2

Sebaran Frekuensi

Panjang

Panjang

 Berat

 Jenis Kelamin

 Menentukan batas bawah kelas dan batas kelas atas di setiap selang kelas. Batas atas didapatkan dengan menambahkan lebar kelas pada limit bawah kelas

 Menentukan frekuensi bagi masing-masing kelas

 Membuat grafik batang dengan x= selang kelas panjang dan y= frekuensi

 Diagram sebaran frekuensi panjang


(36)

Tabel 1. Analisa sistem (Lanjutan)

MASUKAN PROSES KELUARAN

Parameter Pertumbuhan (L∞, K dan t0)

Panjang  = a+bx

 Mencari = − .

2( )2

 Mencari a= −

 Mencari = 1−

 Mencari = −

 Mencari Log (-t0) = 0,3922 –0,2752 (Log L∞ ) – 1,038 (Log K)

 Nilai L∞

 Nilai K

 Nilai t0

Laju Mortalitas Penangkapan

 Koefisien

pertumbuhan (K)

 Panjang maks (L∞)

 Panjang rata-rata ikan yang tertangkap (L’’)

 Batas bawah dari interval kelas pertama

 Suhu (T)

 Menentukan mortalitas total dengan menggunakan rumus estimasi nilai Z model Beverton & Holt:

= ′′′′

dengan ;

′′= (

� ∗( 1+ 2) 2 �

 Menentukan mortalitas alami dengan menggunakan rumus empiris Pauly :

l ( ) =−0,0152−0,279l +0,6543 +0,4634 ( )

 Menentukan mortalitas penangkapan dengan rumus:

= −

Nilai mortalitas


(37)

Tabel 1. Analisa sistem (Lanjutan)

MASUKAN PROSES KELUARAN

Laju Eksploitasi Nilai mortalitas penangkapan (F)

 Nilai mortalitas total (Z)

E= F Nilai laju

eksploitasi

Model Surplus Produksi

 Upaya (effort)

 Hasil tangkap

(Catch)

Schaefer

 Mencari CPUE dari perhitungan �

 Meregresikan dengan variabel x adalah Effort dan y adalah CPUE kemudian didapat nilai a dan b

 mencari Fmsy=− 2

 mencari MSY= - 2 4

 mencari TAC dari 80 % dari MSY

 2 = .

Fox

 mengoperasikan Ln untuk �

 meregresikan dengan variabel x adalah Effort dan y adalah hasil operasi Ln CPUE

kemudian didapat nilai a dan b

 mencari Fmsy=−1

 mencari = . −1

 mencari TAC dari 80 % dari MSY

 2 = .

Nilai dan grafik dari :

 MSY

 Fmsy

 TAC

 R2

Schaefer dan fox


(38)

3.4.3 Tahap Desain

Rincian desain terdiri dari sistem input, output, dan tampilan pengguna; spesifik perangkat keras, lunak, database dan komponen prosedur; dan menunjukkan bagaimana komponen saling berhubungan (Stair & George 2010).

3.4.3.1 Desain Tampilan

Pembuatan desain tampilan adalah merancang tampilan atau output hasil eksekusi program dari rancangan sistem yang telah dikembangkan. Pembuatan desain tampilan dibuat dengan tampilan menarik, mudah digunakan dan sesuai kebutuhan sistem. Secara umum desain tampilan terdiri dari desain tampilan masukan (input) dan keluaran (informasi/output).

Desain masukan bertujuan dalam penyediaan masukan data yang kemudian untuk diolah menjadi suatu informasi yang berguna. Desain keluaran bertujuan untuk menampilkan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Komponen masukan dan keluaran pada program CIAFISH dapat terlihat pada Tabel 1.

3.3.3.2Desain Basis Data

Pembuatan desain basis data menggunakan alat penyimpanan data XML. Langkah pembuatan database yaitu menentukkan kebutuhan data, menjelaskan data, dan memasukkan data.

3.3.4 Tahap Implementasi

Program dirancang menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 dengan menggunakan bahasa pemrograman C#, Notepad sebagai perangkat lunak pengolah basis data dan Microsoft Expression Blend 4 sebagai perangkat lunak desain.


(39)

3.3.5 Tahap Uji Coba dan Perawatan

Tahap pengembangan sistem untuk meyakinkan bahwa sistem tersebut sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengujian program dengan uji black box. Data hasil pengamatan pengkajian stok ikan oleh Rahayu (2012) di Labuan Banten serta data sekunder dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten merupakan data yang digunakan dalam uji coba program. Pengujian ini berguna untuk mengetahui keakuratan program dalam memproses data menjadi sebuah informasi.


(40)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengembangan Sistem

Sistem analisa dan informasi akan pengkajian stok ikan ini bernama CIAFISH (Calculation, Information, and Analysis of Fisheries). Program CIAFISH dirancang sebagai aplikasi perangkat lunak (software) berbasis Windows dan desktop. Program CIAFISH bertujuan untuk mengetahui parameter hubungan panjang berat, sebaran frekuensi panjang, nilai K, L∞, dan t0, nilai

mortalitas, laju eksploitasi dan model surplus produksi.

4.1.1 Tahap Investigasi

Tahap pengembangan sistem di mana masalah dan peluang diidentifikasi dan dipertimbangkan (Stair & George 2010). Selain itu, untuk menentukan ruang lingkup sistem yang akan dibuat sehingga memberikan manfaat bagi penggunanya. Keluaran dari tahap investigasi yaitu dengan membandingkan sistem yang ada sekarang dengan sistem yang akan dikembangkan. Sistem yang ada sekarang dan umum digunakan dalam menganalisis atau mengolah data pengkajian stok ikan yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel dan program FiSAT. Namun terdapat kelemahan dalam penggunaan sistem tersebut. Penggunaan Microsoft Excel mengharuskan pengguna memahami secara baik akan rumus pengkajian stok ikan. Hal ini akan menyulitkan bagi pengguna yang kurang teliti dan tidak begitu memahami akan rumus pengkajian stok ikan. Hal tersebut akan mempengaruhi proses dalam menghasilkan informasi pengkajian stok ikan yang menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam pengelolaan perikanan. Sehingga akan memungkinkan terjadinya kesalahan dalam perencanaan pengelolaan perikanan. Penggunaan FiSAT membutuhkan waktu lama untuk memahami cara penggunaannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem tersebut kurang user friendly. Selain itu belum terpadunya sistem analisis dan informasi pengkajian stok ikan menjadikan tidak efisien dalam memperoleh informasi akan pengkajian stok ikan yang menjadi dasar pertimbangan pengelolaan perikanan.


(41)

Tahap investigasi akan kebutuhan sistem ini dilakukan dengan studi pustaka dan menanyakan langsung ke kalangan akademisi tentang informasi-informasi apa saja yang diperlukan dalam pengelolaaan suatu sumberdaya perikanan. Program CIAFISH (Calculation, Information, and Analysis of Fisheries) merupakan suatu sistem yang dirancang untuk dapat menghasilkan informasi akan pengkajian stok dari sumberdaya perikanan. Informasi tersebut berupa parameter hubungan panjang berat, sebaran frekuensi panjang, nilai K, L∞, dan t0, nilai mortalitas, laju eksploitasi sumberdaya perikananan dan model

surplus produksi (MSY, Fmsy, TAC, R2 baik model schaefer maupun fox). Pertumbuhan, mortalitas, laju eksploitasi dan ukuran stok adalah faktor utama yang mempengaruhi hasil tangkapan dan bahan pertimbangan penting dalam menentukan cara pengelolaan (Boer 2010). Pada Tabel 3 disajikan hasil analisa kebutuhan pengguna dari program CIAFISH (Calculation, Information, and Analysis of Fisheries).

Tabel 2. Tahap investigasi dari CIAFISH

Pelaku Sistem Kebutuhan Pengguna (user)

Akademisi, peneliti dan instansi terkait perikanan

Pertumbuhan

 Hubungan Panjang Berat

 Sebaran Frekuensi Panjang

 Parameter Pertumbuhan (K, L∞ dan t0)  R2

Nilai mortalitas

 Nilai mortalitas total (Z), penangkapan (F), alami (M) Laju eksploitasi

 Nilai laju eksploitasi Model Surplus Produksi MSY, Fmsy, TAC, R2

Analisis hubungan panjang dengan berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam yang selanjutnya akan berguna bagi kegiatan


(42)

pengelolaan perikanan (Ricker 1975 in Effendie 2005). Analisis hubungan panjang berat menggunakan rumus = × . Sebaran frekuensi panjang berguna dalam penentuan kelompok umur ikan maka setelah itu parameter pertumbuhan, mortalitas penangkapan dan laju eksplotasi dapat ditentukan dengan metode-metode estimasi yang sesuai (Syakila 2009). Nilai K, L∞, dan t0 didapat

dari persamaan Von Bertalanffy. Model ini menjelaskan perubahan panjang (Lt) sepanjang waktu sebagai suatu fungsi dari panjang maksimum (L∞) dan koefisien pertumbuhan (K).

Metode Ford Walford dapat digunakan untuk menduga panjang maksimum (L∞) ikan dan koefisien pertumbuhan (K) dari persamaan Von Bartalanffy (Aziz 1989). Ikan yang pertumbuhannya cepat (nilai K tinggi) mempunyai nilai mortalitas alami (M) tinggi dan sebaliknya. Sedangkan mortalitas penangkapan yaitu mortalitas yang terjadi akibat adanya aktivitas penangkapan (Sparre and Venema 1999). Laju eksplotasi (E) merupakan jumlah ikan yang ditangkap dibandingkan dengan jumlah total ikan yang mati karena semua faktor baik alami maupun penangkapan (Pauly 1984 in Sinaga 2010).

Data hasil tangkapan dan upaya penangkapan yang bersifat time series

kemudian dianalisis untuk mengetahui upaya (fmsy) yang menghasilkan suatu hasil

tangkapan yang maksimum lestari tanpa mempengaruhi stok secara jangka panjang (Maximum Sustainable Yield/MSY) serta jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB/TAC) . Model ini disebut model surplus produksi yaitu model Schaefer dan Fox.

4.1.2 Tahap Analisis

Tahap pengembangan sistem yang menentukan apa yang harus dilakukan sistem informasi untuk memecahkan masalah dengan mempelajari sistem dan proses yang ada (Stair & George 2010). Hasil utama dari tahap ini yaitu perancangan secara rinci masukan (input), pengolahan (proses), dan informasi keluaran (output) sesuai dari ruang lingkup yang dibuat. Tahap ini dilakukan dengan menyusun algoritma dan diagram alir. Berikut Gambar 4 disajikan skema perancangan sistem analisa dan informasi akan aspek pertumbuhan, mortalitas, laju eksploitasi dan model surplus produksi.


(1)

Lampiran 3. Listing Program CIAFISH

(lanjutan)

double SY_kuadratfox2 = 0;

SY_kuadratfox1=(Convert.ToDouble(1) / (listDataMSP.Count() - (Convert.ToDouble(1)))); SY_kuadratfox2 =

Jumlah_LnCPUETotal_dikuadratkan()/listDataMSP.Count() ;

SY_KuadratFox =

SY_kuadratfox1*(Jumlah_LnCPUEKuadrat()-SY_kuadratfox2) ;

return SY_KuadratFox; }

public double SYFox() {

double SYFox = 0;

SYFox = Math.Sqrt(SY_KuadratFox()); return SYFox;

}

public double SXYFox() {

double SXYFox = 0;

SXYFox = (Convert.ToDouble(1) / (C - (Convert.ToDouble(1)))) *

(Jumlah_EffortX_dikali_LnCPUEY() -

(((Convert.ToDouble(1)) / C) * (JumlahEffortTotal() * Jumlah_LnCPUE_TotalY())));

return SXYFox; }

public double Rkorelasi_Fox() {

double Rkorelasi_Fox = 0;

Rkorelasi_Fox = SXYFox() / (SX() * SYFox()); return Rkorelasi_Fox;

}

public double R2Fox() {

double R2Fox = 0;

R2Fox = (Math.Pow(Rkorelasi_Fox(), 2))*100; return R2Fox;

}

//Grafik Hubungan C/f dengan F SCHAEFER public void Grafik_Schafer1(int Fmax) {

//grafik 1

Y_CperF = new double[Fmax]; //double[] X_F = new double [nilaiMax]; for (int i = 0; i < Fmax; i++)

{

//X_F[i] = i;

Y_CperF[i] = ASPSchafer() + (BSPSchefer() * i); }

}

////Grafik Hubungan C dengan F SCHAEFER public void Grafik_Schafer2(int Fmax) {

Y_Cshaefer = new double[Fmax]; for (int i = 0; i < Fmax; i++) {

//X_Fschaefer[i] = i;

Y_Cshaefer[i] = (ASPSchafer() * i) + (BSPSchefer() * (Math.Pow(i, 2)));

} }

//// Grafik Hubungan Ln C/F dengan F FOX// public void Grafik_Fox1(int Fmax) {

for (int i = 0; i < Fmax; i++) {

//X_F1fox[i] = i;

Y_LnCperF[i] = ASP_Fox() + (BSP_Fox() * i); }

}

// Grafik Hubungan C dengan F FOX public void Grafik_Fox2(int Fmax) {

Y_Cfox = new double[Fmax]; for (int i = 1; i < Fmax; i++) {

Y_Cfox[i] = i;

Y_Cfox[i] = Math.Exp((ASP_Fox() + (BSP_Fox() * i)));

} }

public void LoadChart(int Fmax) {

//grafik Schafer1

//double[] Y_CperF = new double[1000]; //double[] X_F = new double[nilaiMax]; List<KeyValuePair<int, double>> nilaischaefer1 = new List<KeyValuePair<int, double>>();

for (int i = 0; i < Fmax; i++) {

nilaischaefer1.Add(new KeyValuePair<int, double>(i, Y_CperF[i]));

}

// grafik Schafer2

List<KeyValuePair<int, double>> nilaischaefer2 = new List<KeyValuePair<int, double>>();

for (int i = 0; i < Fmax; i++) {

nilaischaefer2.Add(new KeyValuePair<int, double>(i, Y_Cshaefer[i]));

}

List<KeyValuePair<int, double>> nilaifox1 = new List<KeyValuePair<int, double>>();

for (int i = 0; i < Fmax; i++) {

nilaifox1.Add(new KeyValuePair<int, double>(i, Y_LnCperF[i]));

}

List<KeyValuePair<int, double>> nilaifox2 = new List<KeyValuePair<int, double>>();

for (int i = 1; i < Fmax; i++) {

nilaifox2.Add(new KeyValuePair<int, double>(i, Y_Cfox[i]));


(2)

91

Lampiran 3. Listing Program CIAFISH

(lanjutan)

ChartSchaefer1.DataContext = nilaischaefer1; ChartSchaefer2.DataContext = nilaischaefer2; ChartFox1.DataContext = nilaifox1; ChartFox2.DataContext = nilaifox2;

}

private void btnprosessurplus_Click(object sender, RoutedEventArgs e)

{

ProsesAll();

textBoxFmsy.Text = FmsySchafer().ToString("N0"); textBoxMSY.Text = MsySchafer().ToString("N4"); textBoxTAC.Text = TacSchafer().ToString("N4"); textBoxFmsyFOX.Text = Fmsy_Fox().ToString("N0"); textBoxMSYFOX.Text = MSY_Fox().ToString("N4"); textBoxTACFOX.Text = TAC_Fox().ToString("N4"); textBoxRKuadrat.Text = R_Kuadrat().ToString("N4"); textBoxRKuadratFox.Text = R2Fox().ToString("N4");

public int Count { get; set; }

private void btnDeleteRow_Click(object sender, RoutedEventArgs e)

{

if (MessageBox.Show("Yakin data akan dihapus?", "Delete", MessageBoxButton.YesNo) ==

MessageBoxResult.Yes) {

foreach (TrackMSP item in MyDataGrid.SelectedItems) {

DataAll.listDataMSP.Remove(item); }

MyDataGrid.ItemsSource = DataAll.listDataMSP; MyDataGrid.SelectedIndex = -1;

} else { } }

private void MyDataGrid_SelectionChanged_1(object sender, SelectionChangedEventArgs e)

{

foreach (TrackMSP item in MyDataGrid.SelectedItems) {

txtIDTemp.Text = item.ID.ToString(); txtTahuntemp.Text = item.Tahun; txtCatchtemp.Text = item.Catch.ToString(CultureInfo.InvariantCulture); txtEfforttemp.Text = item.Effort.ToString(CultureInfo.InvariantCulture); } }

private void btnSaveUpdate_Click_1(object sender, RoutedEventArgs e)

{

foreach (TrackMSP item in DataAll.listDataMSP) {

if (item.ID == int.Parse(txtIDTemp.Text))

{

item.Tahun = txtTahuntemp.Text;

item.Catch = double.Parse(txtCatchtemp.Text); item.Effort = double.Parse(txtEfforttemp.Text); }

}

MyDataGrid.ItemsSource = DataAll.listDataMSP;

}

private void btnrefreshsurplus_Click(object sender, RoutedEventArgs e)

{

LoadDataMSP(); }

private void btnTambah_Click_1(object sender, RoutedEventArgs e)

{

if (status == true) {

txPeneliti.IsEnabled = false; txtIkan.IsEnabled = false; textboxFmax.IsEnabled = false; status = false;

}

int TempJumlah = JumlahData + 1; LoadDataMSP();

}

private void textboxFmax_TextChanged(object sender, TextChangedEventArgs e)

{ } } }

7. Xaml PageDeskripsi

<Page x:Class="Skripsi.Page.PageDeskripsi" xmlns="http://schemas.microsoft.com/winfx/2006/xaml/pres entation" xmlns:x="http://schemas.microsoft.com/winfx/2006/xaml" xmlns:mc="http://schemas.openxmlformats.org/markup-compatibility/2006" xmlns:d="http://schemas.microsoft.com/expression/blend/20 08" mc:Ignorable="d" d:DesignHeight="650" d:DesignWidth="1050" Title="Page1"> <Grid>

<TextBlock TextAlignment="Justify" TextWraPPPng="Wrap" Height="307"

HorizontalAlignment="Left" Margin="12,189,0,0" Name="textBlock1"

Text="Program ini merupakan sebuah sistem analisis dan informasi akan aspek pertumbuhan (hubungan panjang berat, sebaran frekuensi panjang, nilai K, L∞, dan t0), nilai mortalitas penangkapan dan laju eksploitasi sumberdaya perikananan dari pengukuran panjang dan berat sehingga tingkat eksploitasi suatu sumberdaya perikanan dapat diketahui. Selain itu, sistem ini menganalisis data sekunder tahunan dari hasil dan upaya tangkapan untuk memberikan informasi mengenai upaya optimum (fmsy), Maximum Sustainable Yield/MSY serta jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB/TAC) baik melalui model Schaefer maupun Fox. Analisis dan informasi mengenai model surplus produksi berguna untuk mendukung mengenai hasil analisis tingkat eksploitasi suatu sumberdaya perikanan dari pengukuran panjang dan berat. Program sistem analisa dan informasi akan aspek pertumbuhan, laju


(3)

Lampiran 3. Listing Program CIAFISH

(lanjutan)

mortalitas, dan dinamika stok ikan akan memberikan informasi mendasar yang menjadi salah satu aspek dalam penunjang penetapan strategi pengelolaan perikanan. " VerticalAlignment="Top" Width="1008" FontSize="20" />

<TextBlock Height="56" Margin="248,68,0,0" TextWraPPPng="Wrap" FontSize="24"

TextAlignment="Center" HorizontalAlignment="Left" VerticalAlignment="Top" Foreground="#FF3DBEE0" FontFamily="High Tower Text"><Run Language="id-id" Text="CIAFISH"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="(Calculate, Information and Analysis of

Fisheries)"/></TextBlock> </Grid>

</Page>

8. Xaml PageBantuan <Page xmlns="http://schemas.microsoft.com/winfx/200 6/xaml/presentation" xmlns:x="http://schemas.microsoft.com/winfx/20 06/xaml" xmlns:mc="http://schemas.openxmlformats.org/markup-compatibility/2006" xmlns:d="http://schemas.microsoft.com/expression/blend/20 08" x:Class="Skripsi.Page.PageBantuan" Title="Page" FlowDirection="LeftToRight" Width="1020" Height="800" WindowWidth="640" WindowHeight="480"> <Grid x:Name="LayoutRoot"> <TextBlock Height="74" Margin="40,24,43,0" TextWraPPPng="Wrap" VerticalAlignment="Top" TextAlignment="Center" FontSize="18.667"><Run Language="id-id"

Text="PANDUAN PENGGUNAAN "/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="CIAFISH"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="(Calculation, Information and Analysis of Fisheries)"/></TextBlock>

<Label Height="109.5" HorizontalAlignment="Left" Margin="40,120,0,0" Name="label1" VerticalAlignment="Top" Width="203"> <Label.Background> <ImageBrush ImageSource="/Skripsi;component/Images/tampilan%20aw al1.png" /> </Label.Background> </Label>

<Label Height="123" HorizontalAlignment="Left" Margin="42,249,0,0" Name="label2" VerticalAlignment="Top" Width="200"> <Label.Background> <ImageBrush ImageSource="/Skripsi;component/Images/form%20pertum buhan.png" /> </Label.Background> </Label> <TextBlock Margin="274,120,0,557" TextWraPPPng="Wrap" HorizontalAlignment="Left" Width="234"><Run Language="id-id" Text="Tampilan awal saat program dijalankan."/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="Terdapat 5 menu

:"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Form pertumbuhan"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Form model surplus produksi"/><LineBreak/><Run

Language="id-id" Text="- Bantuan"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Deskripsi

aplikasi"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Tentang pengembang"/><LineBreak/><Run Language="id-id"/></TextBlock>

<TextBlock Margin="274,243,18,0" TextWraPPPng="Wrap" Height="148"

VerticalAlignment="Top"><Run Language="id-id" Text="Form Perumbuhan :"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Masukkan Nama peneliti, ikan, batas minimum kelas, selang kelas dan lama

penelitian"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Masukkan data waktu, panjang, berat, jenis kelamin dan TKG lalu klik "/><Run FontStyle="Italic" Language="id-id" Text="button"/><Run Language="id-id" Text="

&quot;Tambah&quot; untuk memasukkan kedalam suatu daftar dan menambahkan data

berikutnya."/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Untuk menghapus data yang terdapat pada tabel dengan klik "/><Run FontStyle="Italic" Language="id-id" Text="button"/><Run Language="id-id" Text=" &quot;hapus&quot; di baris data yang akan

dihapus"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Untuk mengubah data yang terdapat pada tabel dengan memilih data yang akan diubah lalu secara otomoatis form ubah yang terdapat dsebalah kanan tabel akan menyediakan data yang akan di ubah. setelah data di ubah lalu klik "/><Run FontStyle="Italic" Language="id-id" Text="buton "/><Run Language="id-id"

Text="&quot;save&quot;"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Untuk memproses data yang telah di input dengan klik "/><Run FontStyle="Italic" Language="id-id" Text="button"/><Run Language="id-id" Text=" &quot;Proses&quot;"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Klik save dibagian kiri atas program untuk menyimpan data dan informasi yang dihasilkan"/><LineBreak/><Run Language="id-id"/></TextBlock> <TextBlock HorizontalAlignment="Right" Margin="0,130,8,219" TextWraPPPng="Wrap" Width="120"/> <TextBlock Margin="274,391,18,259.667" TextWraPPPng="Wrap"><Run Language="id-id" Text="Form Model Surplus Produksi

:"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Masukkan Nama peneliti, ikan dan upaya

Maksimum"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Masukkan data tahun, "/><Run FontStyle="Italic" Language="id-id" Text="catch,"/><Run Language="id-id" Text="dan "/><Run FontStyle="Italic" Language="id-id" Text="effort "/><Run Language="id-id" Text="lalu klik "/><Run FontStyle="Italic" Language="id-id" Text="button"/><Run Language="id-id" Text=" &quot;Tambah&quot; untuk memasukkan kedalam suatu daftar dan menambahkan data

berikutnya."/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Untuk menghapus data yang terdapat pada tabel dengan klik "/><Run FontStyle="Italic" Language="id-id" Text="button"/><Run Language="id-id" Text=" &quot;hapus&quot; di baris data yang akan

dihapus"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Untuk mengubah data yang terdapat pada tabel dengan memilih data yang akan diubah lalu secara otomoatis form ubah yang terdapat dsebalah kanan tabel akan menyediakan data yang akan di ubah. setelah data di ubah lalu klik "/><Run FontStyle="Italic" Language="id-id" Text="buton "/><Run Language="id-id"

Text="&quot;save&quot;"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Untuk memproses data yang telah di input dengan klik "/><Run FontStyle="Italic" Language="id-id" Text="button"/><Run Language="id-id" Text=" &quot;Proses&quot;"/><LineBreak/><Run Language="id-id" Text="- Klik save dibagian kiri atas


(4)

93

Lampiran 3. Listing Program CIAFISH

(lanjutan)

program untuk menyimpan data dan informasi yang dihasilkan"/></TextBlock>

<Label Height="138" HorizontalAlignment="Left" Margin="42,391,0,0" Name="label3"

VerticalAlignment="Top" Width="201"> <Label.Background>

<ImageBrush

ImageSource="/Skripsi;component/Images/form%20msp.pn g" />

</Label.Background> </Label>

</Grid> </Page>

9. Xaml PageTentang

<Page x:Class="Skripsi.Page.PageTentang"

xmlns="http://schemas.microsoft.com/winfx/2006/xaml/pres entation"

xmlns:x="http://schemas.microsoft.com/winfx/2006/xaml" xmlns:mc="http://schemas.openxmlformats.org/markup-compatibility/2006"

xmlns:d="http://schemas.microsoft.com/expression/blend/20 08"

mc:Ignorable="d"

d:DesignHeight="500" d:DesignWidth="500" Title="Page2">

<Grid>

<Grid.ColumnDefinitions> <ColumnDefinition/>

<ColumnDefinition Width="0*"/> </Grid.ColumnDefinitions>

<Label Content="Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan&#xd;&#xa;Bidang Kajian Biomatematika, Biostatistika dan

Bioinformatika&#xd;&#xa;Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan&#xd;&#xa;Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan&#xd;&#xa;Institut Pertanian Bogor" HorizontalAlignment="Left" Margin="102,12,0,385" Name="label1" FontSize="13" Width="375" /> <Label Content="" Height="82"

HorizontalAlignment="Left" Margin="12,20,0,0" Name="label6" VerticalAlignment="Top" Width="84"> <Label.Background>

<ImageBrush

ImageSource="/Skripsi;component/Images/LOGO_IPB.GIF " />

</Label.Background> </Label>

<TextBlock Margin="102,0,0,170" TextWraPPPng="Wrap" TextAlignment="Left" FontWeight="Bold" HorizontalAlignment="Left" VerticalAlignment="Bottom" AllowDrop="False" Background="#FFA5DCDC" Height="91"

Width="292"><TextBlock.BindingGroup><BindingGroup /></TextBlock.BindingGroup><Run Text="Jika ada kritik atau saran, silahkan menghubungi :"/><LineBreak/><Run Text="Precia Anita Andansari "/><LineBreak/><Run Text="precia250290@gmail.com "/><LineBreak/><Run Text="precia_cherry_aja@yahoo.com

"/><LineBreak/><Run

Text="08388370892"/></TextBlock>

<TextBlock Height="44" Margin="49,172,58,0" TextWraPPPng="Wrap" VerticalAlignment="Top" FontSize="16" TextAlignment="Center"><Run FontFamily="High Tower Text" Language="id-id" Text="CIAFISH"/><LineBreak/><Run FontFamily="High Tower Text" Language="id-id" Text="(Calculate, Information and Analysis of Fisheries)"/></TextBlock> </Grid>


(5)

iii

RINGKASAN

Precia Anita Andansari. C24080029. Sistem Informasi Pengkajian Stok Ikan

(Studi Kasus : Ikan Kurisi

Nemipterus japonicus

, Bloch 1791 di Perairan Selat

Sunda yang Didaratkan Di PPP Labuan, Pandeglang, Banten). Di bawah

Bimbingan Rahmat kurnia dan Achmad Fahrudin

Pengelolaan perikanan membutuhkan suatu informasi yang mendasar agar

pengambilan keputusan dalam pengelolaan efektif dan efisien. Salah satu informasi

yang dibutuhkan yaitu mengenai aspek biologi (pengkajian stok ikan). Namun saat

ini masih minimnya sistem informasi mengenai perikanan terutama mengenai aspek

biologi (pengkajian stok ikan) akan berakibat pada kesalahan dalam perencanaan

pengelolaan perikanan (Tangke 2010). Oleh karena itu diperlukannya sistem

informasi mengenai aspek biologi (

pengkajian stok ikan)

untuk dapat mengurangi

masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu program

informasi CIAFISH (Calculation, Information, and Analysis of Fisheries) mengenai

pengkajian stok ikan.

Program ini dirancang sebagai aplikasi perangkat lunak (software) berbasis

Windows dan desktop yang dikembangkan menggunakan

Microsoft Visual Studio

2010 dengan

bahasa pemrograman C#, XML sebagai DBMS (Database

Managament System) dan Microsoft Expression Blend 4 sebagai perangkat lunak

untuk desain tampilan. Data hasil penelitian Rahayu 2012 yang berjudul kajian stok

sumberdaya Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus, Bloch 1791) di Perairan Selat

Sunda yang didaratkan di PPP Labuan, Pandeglang, Banten) dan data dari Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten yang digunakan dalam uji coba program

CIAFISH. Program CIAFISH bertujuan untuk mengetahui parameter hubungan

panjang berat, sebaran frekuensi panjang, nilai K, L∞, dan t

0,

mortalitas, laju

eksploitasi dan model surplus produksi (MSY, Fmsy, dan TAC). Untuk pengolahan

data hubungan panjang berat menggunakan analisis hubungan panjang berat

=

, sebaran frekuensi panjang dengan membuat diagram batang dari selang

kelas panjang (sumbu x) dan frekuensi panjang (sumbu y), nilai K, L∞. t0 d

engan

menggunakakan

model

Ford

Walford,

mortalitas

penangkapan

dengan

menggunakan estimasi nilai Z model Beverton and Holt, serta surplus produksi

dengan menggunakan analisis Schaefer dan Fox.

Tahap dalam pengembangan sistem ini mengikuti siklus pengembangan

sistem model Waterfall

(Stair & George 2010) yaitu tahap investigasi, analisis,

desain, implementasi, uji coba dan perawatan. Tahap investigasi merupakan tahap

pengembangan sistem dimana masalah dan peluang diidentifikasi dan

dipertimbangkan (Stair & George 2010). Tahap analisis dengan merancang

komponen sistem (masukan, proses dan keluaran). Tahap ini dilakukan dengan

menyusun algoritma dan diagram alir. Tahap desain terdiri dari sistem masukan,

proses, keluaran , tampilan pengguna dan menunjukkan bagaimana komponen saling

berhubungan (Stair & George 2010). Tahap implementasi dimana sistem yang telah

dirancang diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman. Tahap uji coba dan

perawatan dilakukan untuk mengetahui apakah program sudah berjalan dengan baik

dan sesuai tidak dengan apa yang diharapkan. Pengujian pada program ini dilakukan


(6)

iv

dengan pengujian kotak hitam (black box). Pengujian kotak hitam didasarkan pada

analisis spesifikasi program tanpa mengacu pada internal program.

Perawatan

dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan

proses pemantauan, evaluasi dan

perubahan (perbaikan) bila diperlukan. Program

CIAFISH memiliki desain

interface

terdiri dari lima menu utama yaitu form

pertumbuhan, model surplus produksi, bantuan, deskripsi aplikasi dan tentang

pengembang.

Hasil uji coba program menunjukkan program CIAFISH memiliki

Keunggulan yaitu kemudahan dalam menyimpan dan mengelola data, penulusuran

informasi dilakukan dengan cepat dan mudah, tampilan program yang interaktif,

informatif serta

user friendly. Kekurangannya adalah belum tersedianya sarana

untuk mencetak laporan berdasarkan informasi yang ditampilkan ke mesin pencetak

(printer). Pengembangan program CIAFISH sebagai media analisis aspek

pengkajian stok ikan yang memberikan informasi secara terpadu dan dapat dijadikan

acuan dalam pengelolaan perikanan.

Pengembangan p

rogram CIAFISH

secara terus