Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pelepah Pohon Aren (Arenga pinnata Merr.)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK PELEPAH POHON
AREN (Arenga pinnata Merr.)

NUR FITRIANI MOKOGINTA

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Pelepah Pohon Aren (Arenga pinnata Merr.) adalah benar karya saya
dengan arahan pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian
Program Kreativitas Mahasiswa dengan judul Khasiat Limbah Abu Pelepah Aren
sebagai Inhibitor Tirosinase dalam Bedak Dingin yang didanai oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014
Nur Fitriani Mokoginta
NIM G84090086

ABSTRAK
NUR FITRIANI MOKOGINTA. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pelepah Pohon
Aren (Arenga pinnata Merr.). Dibimbing oleh SULISTIYANI dan SYAEFUDIN.
Pelepah aren telah dilaporkan mengandung senyawa tanin, namun belum
ada informasi ilmiah mengenai potensinya sebagai antioksidan. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antioksidan ekstrak pelepah aren
(Arenga pinnata Merr.) secara in vitro. Penelitian ini menggunakan pelarut air,
etanol 70% dan etanol 96%. Pelepah aren diekstraksi dengan pelarut air
menggunakan metode perebusan, sedangkan ekstraksi dengan pelarut etanol 70%
dan etanol 96% dilakukan dengan cara maserasi. Senyawa bioaktif dalam ekstrak
ditentukan secara fitokimia. Aktivitas antioksidan ekstrak pelepah aren ditentukan
dengan metode serapan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan kandungan

total fenoliknya diukur secara kolorimetri dengan metode Folin-Ciocalteu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak pelepah aren mengandung senyawa
saponin, tanin dan fenol, serta steroid dan triterpenoid. Analisis aktivitas
antioksidan menunjukkan bahwa baik ekstrak etanol 70% maupun ekstrak etanol
96% pelepah aren berpotensi sebagai antioksidan alami. Aktivitas antioksidan dan
total fenolik yang tertinggi terdapat pada ekstrak etanol 96% (IC50 = 2.57 μgL-1;
3.75 GAE mgg-1).
Kata kunci: antioksidan, DPPH, pelepah aren, fitokimia, fenolik

ABSTRACT
NUR FITRIANI MOKOGINTA. Antioxidant Activity of Stem Sugar Palm
Extract (Arenga Pinnata Merr.). Supervised by SULISTIYANI and
SYAEFUDIN.
Stem sugar palm has been reported to contain tannin compound, however,
there is no scientific information about its potential as antioxidant. Hence, the
objective of this research was to measure the antioxidant activity of stem sugar
palm extract (Arenga pinnata Merr.) in vitro. This research used water, ethanol
70% and ethanol 96% as solvents. The stem sugar palm was extracted in water
solvent by boiling method and by maceration in ethanol 70% and 96% solvents.
Bioactive compounds in the extracts were determined by phytochemical method.

Antioxidant activity of stem sugar palm extracts were determined by 1,1diphenyl-2-picrylhydrazyl radical absorption method (DPPH) and the content of
the total phenolic measured in colometric with Folin-Ciocalteu method. The
result showed that the stem sugar palm extracts contained saponin, tannin and
phenol, and steroids and triterpenoid. Analysis of antioxidant activity showed that
both ethanol 70% and 96% stem sugar palm extracts were potential as natural
antioxidant. The highest antioxidant activity and the total phenolic value were
showed by ethanol 96% extract (IC50 = 2.570 μgL-1; 3.75 GAE mgg-1).
Keywords: Antioxidant, DPPH, stem sugar palm, phytochemical, phenolic

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK PELEPAH POHON
AREN (Arenga pinnata Merr.)

NUR FITRIANI MOKOGINTA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biokimia


DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pelepah Pohon Aren (Arenga
pinnata Merr.)
Nama
: Nur Fitriani Mokoginta
NIM
: G84090086

Disetujui oleh

drh Sulistyani, MSc, PhD
Pembimbing I

Syaefudin, SSi, MSi
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr Ir I Made Artika, MAppSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi : Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pelepah Pohon Aren (Arenga
pinnata Merr.)
:
Nur Fitriani Mokoginta
Nama
: G84090086
NIM

Disetujui oleh

.-


ulistyani, MSc, PhD
Pembimbing I

セャイ

Tanggal Lulus:

セ@

Syaefudin, SSi, MSi
Pembimbing II

I Made Artika, MAppSc
Ketua Departemen

22 JA N 20

Util

hirit


§

PRAKATA
Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia
yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Shalawat
beriring salam senantiasa penulis haturkan kepada Rasulullah SAW sebagai
pembimbing dan teladan seluruh umat manusia. Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Biokimia, Departemen Biokimia FMIPA IPB pada bulan Maret
sampai Juni 2013, dengan judul “Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pelepah Pohon
Aren (Arenga pinnat Merr.)”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada drh
Sulistyani, MSc, PhD dan Syaefudin, SSi, MSi atas bantuan dan bimbinganya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini sebaik mungkin. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi yang telah mendanai penelitian ini hingga selesai, kepada kedua orang
tua dan kak Rahmat atas segala doa dan dukungannya, serta teman-teman
Biokima dan Staf Departemen Biokimia khususnya kak Yafet, kak Shelly, Yayuk
Kartika, Azra Zahra NI, Mina Ervani, Andal Yakinudin, Dessy Amalia,
Waliyudin, Pratiwi Hamsah, Kasita, Kharisma Panji, Novilia Eka dan mba Eli

atas segala bantuan dan saran yang telah diberikan.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis penelitian ini
secara ilmiah masih jauh dari kesempurnaan dan kekurangan dalam
penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun agar karya tulis penelitian selanjutnya menjadi lebih baik.
Penulis berharap karya tulis penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Bogor, Januari 2014
Nur Fitriani Mokoginta

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

1

METODE

2

Bahan dan Alat


2

Prosedur Penelitian

2

HASIL

4

Kandungan Ekstrak Pelepah Aren

4

Pengujian Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH

5

Total Fenolik


5

PEMBAHASAN

6

Kandungan Ekstrak Pelepah Aren

6

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pelepah Aren

7

Kandungan Fenol dalam Ekstrak Pelepah Aren

8

SIMPULAN


9

DAFTAR PUSTAKA

9

LAMPIRAN

12

RIWAYAT HIDUP

18

DAFTAR TABEL
1 Hasil rendemen ekstrak pelepah aren
2 Hasil analisis fitokimia pelepah aren
3 Aktivitas antioksidan pada ekstrak pelepah aren dan standar α-tokoferol
berdasarkan nilai IC50

4
5
5

DAFTAR GAMBAR
1 Pohon aren (Arenga pinnata Merr.)
2 Kurva korelasi antara nilai total fenolik dan IC50

2
6

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Diagram alir penelitian
Contoh perhitungan rendemen
Gambar fitokimia ekstrak pelepah aren
Kurva standar asam galat
Contoh perhitungan total fenolik
Contoh perhitungan Aktivitas antioksidan
Hubungan % inhibisi antioksidan dengan konsentrasi
Analisis statistik aktivitas antioksidan (IC50) ekstrak pelepah aren
Analisis statistik kandungan total fenol ekstrak pelepah aren
Analisis statistik korelasi antara IC50 dan total fenolik

12
12
12
13
13
14
15
16
16
17

PENDAHULUAN
Perubahan gaya hidup masyarakat dewasa ini seringkali menjadi faktor
penyebab munculnya beragam penyakit. Sebagian besar penyakit yang
ditimbulkan merupakan akibat dari aktivitas dan terbentuknya radikal bebas
secara berlebihan. Berbagai penelitian ilmiah mengungkapkan bahwa radikal
bebas memiliki efek yang negatif bagi kesehatan tubuh apabila jumlahnya terlalu
banyak karena dapat merusak berbagai jaringan tubuh, sel, DNA dan enzim-enzim
tertentu (Supiyanti 2010; Panjaitan et al. 2011). Gaya hidup yang tidak sehat
seperti konsumsi makanan instan dan minuman beralkohol, merokok, terpapar
bahan-bahan kimia dan radiasi sinar matahari dapat meningkatkan produksi
radikal bebas di dalam tubuh. Akibatnya radikal bebas merusak jaringan normal
sehingga sistem kekebalan tubuh menurun dan tubuh mudah terserang penyakit.
Tubuh membutuhkan antioksidan untuk menjaga keseimbangan radikal
bebas agar tidak mengakibatkan munculnya berbagai penyakit degeneratif dan
penuaan dini. Antioksidan telah dikenal memiliki kemampuan meredam radikal
bebas dengan cara memberikan atom hidrogennya sehingga dapat merubah radikal
bebas menjadi non radikal. Selain itu, antioksidan juga dapat menurunkan
reaktivitas radikal bebas sehingga tidak terjadi reaksi dengan molekul lain
(Chanwitheesuk et al. 2004). Secara alami, tubuh memproduksi antioksidan untuk
melindungi tubuh dari kerusakan yang dapat terjadi akibat kelebihan radikal
bebas. Akan tetapi dalam keadaan tertentu tubuh tidak mampu menyeimbangkan
radikal bebas di dalam tubuh (Jain et al. 2004). Oleh karena itu, dibutuhkan
antioksidan tambahan dari luar baik itu antioksidan alami atau pun antioksidan
buatan.
Umumnya penggunaan antioksidan alami lebih sering dimanfaatkan oleh
masyarakat karena mudah diperoleh dan memiliki efek samping yang lebih kecil
dibandingkan antioksidan buatan. Antioksidan alami dapat diisolasi dari tanaman
jika mengandung senyawa yang dapat menangkal radikal bebas seperti flavonoid
dan fenolik (Gupta dan Sharma 2006). Salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai antioksidan alami adalah pelepah tanaman aren (Gambar 1).
Tanaman aren atau yang dikenal dengan sebutan enau merupakan sumber daya
hayati yang diduga memiliki kemampuan antioksidan dan mudah ditemukan di
seluruh wilayah Indonesia. Tanaman ini telah banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat seperti pada tepung pelepahnya dimanfaatkan sebagai obat tradisional
penghilang gatal dan bekas luka pada kulit, serta penggunaan abu pelepahnya
sebagai kosmetik tradisional (Sangi et al. 2012).
Berdasarkan informasi Sangi et al. (2012), tepung pelepah aren
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu tanin. Senyawa tersebut
merupakan golongan senyawa polifenol yang dapat berperan sebagai antioksidan
(Gupta dan Sharma 2006). Namun sejauh ini belum ada penelitian yang terkait
dengan potensi antioksidan dari pelepah aren. Oleh karena itu, dilakukan
penelitian yang bertujuan menguji aktivitas antioksidan ekstrak pelepah aren
secara in vitro. Penelitian ini juga diharapkan memberikan informasi mengenai
kandungan senyawa dan manfaat pelepah aren sebagai antioksidan alami. Selain
itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dunia
kesehatan di masa mendatang.

2

Gambar 1 Pohon Aren (Arenga pinnata Merr.)
(Sumber: Efendi 2009)

METODE
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelepah aren,
akuades, etanol 70%, etanol 96%, kertas saring, 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH), senyawa α-tokoferol, asam galat, pereaksi Follin Ciocalteu 10%,
pereaksi Meyer, pereaksi Wagner, pereaksi Dragendroff, pereaksi asam
Liebermann-Burchard, Na2CO3 7.5%, dan FeCl3 1% bb/v.
Alat yang digunakan adalah oven Eyela NDO-700, rotary evaporator Eyela
OSB-2100, shaker, dan spektofotometer UV-VIS Genesys 10w thermo scientific.

Prosedur Penelitian
Preparasi Sampel
Pelepah pohon aren yang digunakan adalah pelepah yang sudah berusia tua
yang ditandai dengan terlepasnya pelepah dari pohon dan berwarna coklat
kehitaman. Pelepah tersebut dipotong dengan ukuran 2 cm. Kemudian pelepah
digiling menjadi serbuk dengan ukuran 20 mesh sampai 60 mesh.
Ekstraksi Pelepah Aren
Ekstraksi dengan pelarut Air (modifikasi dari Harjadi 1993). Serbuk
pelepah aren berukuran 20-60 mesh sebanyak 80 g ditambahkan air dengan
perbandingan 1:10. Ekstraksi dengan air panas dilakukan pada temperatur 100 oC
selama kurang lebih 1 jam. Selanjutnya ekstrak air disaring dan filtratnya
dikeringkan dengan menggunakan rotary vaccum evaporator pada suhu 50°C80°C hingga diperoleh ekstrak kasar kering.
Ektraksi dengan Pelarut Etanol 70% dan Etanol 96% (BPOM 2005).
Sebanyak 40 g simplisia pelepah aren ditambahkan pelarut etanol kemudian
dimasukan ke dalam maserator, direndam selama 6 jam sambil sesekali diaduk

3
dan didiamkan selama 24 jam. Maserat dipisahkan dan proses diulang 2 kali
dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Perbandingan sampel dan pelarut
yang digunakan dalam maserasi adalah 1:10 (b:v). Filtrat yang diperoleh
dipekatkan dengan rotavapor pada suhu 50 °C - 80 °C. Kemudian hasil pemekatan
dihitung rendemennya dan disimpan dalam lemari es pada suhu 4 °C.
Uji Fitokimia (Modifikasi Harbone 1987)
Uji Alkaloid. Sebanyak 50 mg ekstrak ditambahkan 3 mL kloroform dan
3 tetes amoniak. Fraksi kloroform dipisahkan dan diasamkan dengan 10 tetes
H2SO4 2 M. Fraksi asam diambil kemudian ditambahkan pereaksi Meyer, Wagner,
Dragendroff. Senyawa alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih oleh
pereaksi Meyer, endapan coklat oleh pereaksi Wagner, dan endapan merah oleh
pereaksi Dragendroff. Sebagai kontrol positifnya digunakan daun tapak dara
(Catharantus roseus).
Uji Steroid/triterpenoid. Sebanyak 50 mg ekstrak ditambah asam asetat
anhidrida sampai terendam dalam tabung reaksi dan dipanaskan selama 5 menit.
Setelah dipanaskan, campuran ekstrak didinginkan, kemudian ditambahkan
satu tetes H2SO4 pekat melalui sisi tabung. Warna hijau yang terbentuk
menandakan adanya steroid dan warna merah menandakan adanya triterpenoid.
Sebagai kontrol positif digunakan daun som jawa (Talinum paniculatum (Jacq).
Gaertn).
Uji Flavonoid. Sebanyak 50 mg ekstrak ditambahkan metanol 30%
sampai terendam dan dipanaskan selama 5 menit. Setelah dipanaskan, ekstrak
disaring sehingga diperoleh filtratnya. Filtrat ekstrak kemudian ditambahkan satu
tetes NaOH 10%. Warna merah pada filtrat menandakan adanya flavonoid.
Sebagai kontrol positifnya digunakan buah harendong (Melastoma affine D. Don).
Uji Saponin (Uji Busa). Sebanyak 50 mg ekstrak dimasukan dalam gelas
piala kemudian ditambahkan 50 ml air panas dan didihkan selama 5 menit, setelah
itu disaring dan filtratnya digunakan untuk pengujian. Uji saponin dilakukan
dengan pengocokan 10 mL filtrat dalam tabung reaksi tertutup selama 10 detik
kemudian dibiarkan selama 10 menit. Terbentuknya busa ketika larutan dikocok
menandakan adanya saponin. Sebagai kontrol positif digunakan biji buah klerak
(Sapindus rarak).
Uji Tanin dan Fenol. Sebanyak 102 mg ekstrak ditambahkan 2 mL air
kemudian dididihkan selama beberapa menit. Lalu disaring dan filtratnya
ditambah 1 tetes FeCl3 1% (bb/v). Warna biru tua atau hitam kehijauan
menunjukkan adanya tanin. Sebagai pembanding digunakan daun teh (Camelia
sinensis).
Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pelepah Aren dengan Metode
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH)
Pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dilakukan
berdasarkan metode yang dikembangkan dari Aqil et al. (2006). Sebanyak 25 mg
sampel ekstrak dilarutkan dalam 25 ml etanol (stok 1000 μgL-1) dan diencerkan
dalam 10 ml etanol menjadi beberapa konsentrasi: 25, 50, 75 dan 200 μgL-1.
Setiap larutan konsentrasi diambil sebanyak 1 ml dan di tambahkan 1 ml DPPH (4
mg/100 mL dalam etanol). Kemudian dihomogenisasikan dan diinkubasi selama
30 menit pada suhu ruang di tempat gelap. Setelah itu, diukur absorbansinya pada

4
panjang gelombang 517 nm. Kontrol positif yang digunakan adalah α-tokoferol
pada berbagai konsentrasi ( 1, 2.5, 5, 7.5, dan 10 μgL-1) dan kontrol negatifnya
yaitu larutan DPPH dengan etanol sebagai blanko. Nilai absorbansi yang
diperoleh digunakan untuk mendapatkan persamaan regresi Y = a + b ln x dan
nilai IC50. Adapun aktivitas persen penangkapan radikal DPPH (%) dihitung
dengan rumus :
% inhibisi =
x 100%
Keterangan:
A0 = absorbansi kontrol negatif/absorbansi larutan DPPH tanpa sampel
A = absorbansi sampel
Pengukuran Total Fenolik (Javanmardi et al. 2003)
Sebanyak 0.2 ml ekstrak pelepah aren dengan konsentrasi 500 μgL-1, 2.5 ml
reagen Folin-Ciocalteu 10% dan 2 ml Na2CO3 7.5% dicampurkan dan diinkubasi
selama 15 menit pada suhu 45°C. Absorban larutan diukur menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 765 nm. Total fenolik ekstrak pelepah
aren diekspresikan sebagai miligram (mg) asam galat ekuivalen per gram bobot
ekstrak kering (GAE mgg-1 ekstrak pelepah aren). Sebagai standar digunakan
asam galat pada berbagai konsentrasi (0, 20, 40, 60, 80, 100 μgL-1).

HASIL
Kandungan Ekstrak Pelepah Aren
Rendemen ekstrak diperoleh dari hasil pembagian bobot ekstrak dan bobot
sampel terkoreksi. Hasil perhitungan rendemen yang diperoleh menunjukkan
seberapa banyak senyawa bioaktif pelepah aren yang terekstrak pada pelarut
sehingga dapat dianalisis lanjut. Berdasarkan hasil pengujian rendemen pada
Tabel 1 diketahui bahwa ketiga ekstrak memiliki rendemen yang kecil. Ekstrak
etanol 96% memiliki persentase rendemen yang paling tinggi, yaitu sebesar
0.022% sedangkan rendemen terkecil diperoleh dari ekstrak air, yaitu 0.002%.
Berdasarkan hasil analisis fitokimia dapat diketahui bahwa ketiga ekstrak
tidak mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid. Senyawa steroid dan
triterpenoid ditemukan dalam semua ekstrak yang diujikan, senyawa saponin
hanya ditemukan pada ekstrak air dan ekstrak etanol 96%, serta senyawa tanin dan
fenol hanya ditemukan pada ekstrak etanol 70% dan ekstrak etanol 96% (Tabel 2).

Tabel 1 Hasil rendemen ekstrak pelepah aren
Sampel

Pelarut

Kadar air
(%)

Bobot Sampel
(gram)

Bobot Ekstrak
(gram)

Rendemen
(%)

Pelepah Aren

Air
Etanol 70%
Etanol 96%

4.74

160
80
80

0.3
1.2
1.7

0.002
0.016
0.022

5
Tabel 2 Hasil analisis fitokimia pelepah aren
Jenis Uji

Air

Etanol 70%

Etanol 96%

Alkaloid

-

-

-

+ (Tapak dara)

Saponin

+

-

+

+ (Biji klerak)

Flavonoid

-

-

-

+ (Buah harendong)

Tanin dan Fenol

-

+

+

+ (Teh)

Steroid dan Triterpenoid

+

+

+

+ (Daun som jawa)

Pembanding

Pengujian Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
Aktivitas antioksidan pelepah aren diketahui dari nilai IC50 yaitu
konsentrasi sampel yang mampu memberikan persen penangkapan radikal bebas
sebanyak 50% dengan kontrol melalui persamaan garis (Rosiyana 2012). Hasil
pengujian nilai IC50 rata-rata ekstrak etanol 96% sebesar 2.570 μgL-1 dan ekstrak
etanol 70% sebesar 3.999 μgL-1 (Tabel 3). Jika dibandingkan dengan kontrol
positifnya yaitu α-tokoferol yang memiliki nilai IC50 sebesar 3.389 μgL-1, nilai
IC50 rata-rata ekstrak etanol 96% lebih kecil dari α-tokoferol dan nilai IC50 ekstrak
etanol 70% lebih besar dari nilai IC50 α-tokoferol. Artinya ekstrak etanol 96%
adalah yang terbaik karena dapat menangkal 50% radikal bebas pada konsentrasi
lebih kecil yaitu 2.570 μgL-1 dibandingkan dengan etanol 70%.
Tabel 3 Aktivitas antioksidan pada ekstrak pelepah aren dan standar α-tokoferol
berdasarkan nilai IC50
Sampel
α-Tokoferol

Ekstrak etanol 96%

Ekstrak etanol 70%

Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3

IC50 (μgL-1)
3.39
3.35
3.42
2.57
2.44
2.69
4.45
4.74
2.81

IC50 rataan (μgL-1)
3.39 ± 0.03

2.57 ± 0.12

3.99 ± 1.04

Total Fenolik
Berdasarkan data absorbansi dari pengukuran total fenolik diperoleh
persamaan garis yaitu y = 0.0704x – 0.0509 dengan r2 sebesar 98.83%. Persamaan
tersebut digunakan untuk menghitung total fenolik pelepah aren. Hasil pengujian
total fenolik pelepah aren dengan pelarut yang berbeda menunjukkan perbedaan
kuantitas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa total fenolik ekstrak etanol
70% memiliki kandungan fenol sebesar 3.533 GAE mgg-1 dan ekstrak etanol 96%
memiliki kandungan fenol sebesar 3.749 GAE mgg-1. Berdasarkan hasil tersebut
dapat diketahui bahwa ekstrak terbaik adalah ekstrak etanol 96% karena memiliki
kandungan fenol lebih tinggi dibandingkan ekstrak etanol 70% (Lampiran 5).

6

IC50

Berdasarkan analisis data statistik secara bivarian, total fenolik dan
aktivitas antioksidan memiliki korelasi yang berbanding terbalik artinya semakin
kecil nilai IC50 maka semakin besar nilai total fenolnya (Gambar 2). Hal ini
ditunjukkan oleh koefisien total fenolik dan IC50 yang bernilai negatif pada
analisis statistik yaitu -0.724. Korelasi tersebut bersifat signifikan secara statistika
karena nilai p-value sebesar 0.028 berada di bawah 0.05 (Lampiran 8).
6
5
4
3
2
1
0

a
b
Total Fenol
3,53

3,75

Gambar 2 Kurva korelasi antara nilai total fenolik dan IC50 (n = 3)
Keterangan: a) ekstrak etanol 70% dan b) ekstrak etanol 96%

PEMBAHASAN
Kandungan Ekstrak Pelepah Aren
Pelepah aren memiliki senyawa bioaktif seperti tanin dan fenolik yang
berperan sebagai antioksidan alami. Senyawa bioaktif ini dapat diidentifikasi
melalui beberapa tahapan penting di antaranya ekstraksi, fitokimia, dan
pengukuran fenolik secara kualitatif. Ekstraksi pelepah aren dilakukan dengan
menggunakan pelarut air, etanol 70%, dan etanol 96%. Ekstraksi dengan pelarut
etanol 70% dan etanol 96% dilakukan dengan metode maserasi yaitu perendeman
pada suhu ruang karena sifatnya yang volatil atau mudah menguap. Jika ekstraksi
dilakukan pada pelarut volatil dengan suhu tinggi dapat menyebabkan hasil
ekstraksi kurang maksimal (Eleanore 2013). Sementara itu, ekstraksi dengan
pelarut air dilakukan dengan metode perebusan pada suhu tinggi yaitu 100 0C
selama 15 menit agar hasil ekstraksi maksimal. Pemanasan pelepah aren akan
mengakibatkan terjadinya pelunakan komponen matrik pelepah sehingga senyawa
bioaktif dalam pelepah aren akan keluar dan terlarut dalam pelarut air.
Rendemen hasil ekstraksi menghasilkan nilai yang berbeda-beda.
Berdasarkan pengukuran rendemen ketiga ekstrak memiliki rendemen dengan
ekstrak terbaik pada ekstrak etanol 96% yaitu sebesar 0.022%. Hal ini
menunjukkan bahwa komponen bioaktif pelepah aren yang terekstrak lebih
banyak menggunakan pelarut etanol 96% dibandingkan pelarut etanol 70% dan
air. Adapun nilai presentasi rendemen yang kecil pada ekstrak air dapat
disebabkan oleh proses dan lamanya pemanasan atau perebusan. Menurut
Sihombing (2007), pemanasan dapat mengurangi jumlah rendemen ekstrak
pelepah aren yang larut air akibat penguapan dan lama perebusan. Oleh karena itu,
ekstrak air memiliki rendemen yang lebih kecil dibandingkan daya ekstrak etanol
70% dan etanol 96%.

7
Tahapan selanjutnya dalam penelitian ini adalah analisis komponen kimia
pada ekstrak pelepah aren. Analisis fitokimia dilakukan secara kualitatif untuk
mengidentifikasi senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak pelepah aren
seperti senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, fenol, steroid dan triterpenoid.
Perbedaan jenis pelarut yang digunakan dalam ekstraksi akan memberikan
pengaruh yang berbeda pada hasil uji fitokimia karena pada setiap pelarut
memiliki tingkat kepekatan yang berbeda dalam identifikasi zat bioaktif pada
sampel pelepah aren (Anwariyah 2011; Egwaikhide dan Gimba 2007).
Hasil fitokimia secara umum menunjukkan ekstrak pelepah aren
mengandung senyawa saponin, tanin dan fenol, serta steroid dan triterpenoid. Hal
ini menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung dalam ekstrak pelepah aren
bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar seperti air dan etanol (Javanmardi
et al. 2003). Namun, pada ekstrak etanol 70% senyawa saponin tidak ditemukan.
Diduga hal ini karena kandungan senyawa saponin yang terekstrak sedikit dalam
pelarut etanol 70% sehingga pada pengujiaan tidak dapat diidentifikasi. Selain itu,
senyawa tanin dan fenol tidak ditemukan pada ekstrak air karena sifat fisik
senyawa tanin dan fenol yang kurang tahan panas dan mudah menguap selama
perebusan (Molyneux 2003). Hal ini juga telah dibuktikan dalam penelitian
Grafianita (2011) bahwa senyawa fenol dalam sampel menjadi berkurang akibat
pemanasan dan kadar fenolnya menurun seiring lamanya waktu pemanasan. Oleh
karena itu, senyawa tanin dan fenol tidak dapat diidentifikasi dalam analisis
fitokimia karena diduga telah terdegradasi atau menguap.
Senyawa fitokimia dalam ekstrak pelepah aren seperti tanin dan triterpenoid
juga ditemukan dalam ekstrak tepung gabah pelepah aren dari penelitian Sangi et
al. (2012). Dalam penelitian tersebut, ekstraksi tepung hanya menggunakan
pelarut etanol. Pengujian fitokimia ekstrak etanol tepung gabah pelepah aren juga
menemukan adanya senyawa alkaloid. Namun senyawa alkaloid dalam penelitian
ini tidak ditemukan pada ekstrak simplisia pelepah aren.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pelepah Aren
Analisis aktivitias antioksidan ekstrak pelepah aren diukur dengan metode
DPPH. Radikal bebas DPPH merupakan radikal sintetik yang bersifat peka
terhadap cahaya, oksigen, dan pH namun stabil pada suhu ruang dan larut dalam
pelarut polar seperti metanol dan etanol (Molyneux 2003). Uji antioksidan dengan
metode peredaman DPPH ini dilakukan lebih lanjut dengan mengukur sejauh
mana reaksi peredaman DPPH berlangsung. Pengukuran dilakukan secara
spektrofotometri dengan mengukur serapan dari sampel yang telah direaksikan
dengan larutan DPPH pada panjang gelombang 517 nm dan hasilnya
diinterpretasikan dengan nilai inhibitor concentration (IC50) (Yuhernita dan
Juniarti 2011).
Adapun pembanding yang digunakan dalam penelitian ini adalah αtokoferol yang merupakan karateristik utama dari vitamin E. Vitamin ini
merupakan antioksidan larut lemak yang baik untuk kesehatan tubuh manusia
karena berperan melindungi fosfolipid dalam membran dari degradasi oksidatif
terhadap radikal bebas. Vitamin E atau α tokoferol memiliki kemampuan untuk
mengurangi radikal bebas menjadi metabolit yang tidak berbahaya dengan
memberikan gugus hidrogennya. Donor ion hidrogen ini mampu merubah radikal

8
peroksil (hasil peroksida lipid) menjadi radikal tokoferol yang kurang reaktif,
sehingga tidak mampu merusak rantai asam lemak (Sareharto 2010). Oleh karena
itu, α-tokoferol dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran aktivitas
antioksidan dengan metode DPPH.
Hanani et al. (2005) menginformasikan bahwa suatu bahan yang memiliki
aktivitas antioksidan adalah jika memiliki nilai IC50 kurang dari 200 μgL-1.
Berdasarkan literatur tersebut, hasil analisis aktivitas antioksidan diketahui bahwa
baik ekstrak etanol 70% maupun ekstrak etanol 96% memiliki kemampuan
antioksidan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IC50 yang kecil dari kedua ekstrak
yaitu 3.999 μgL-1 pada ekstrak etanol 70% dan 2.570 μgL-1 pada ekstak etanol
96%. Nilai IC50 pada ekstrak etanol 96% menunjukkan aktivitas antioksidan yang
lebih tinggi dibandingkan ekstrak etanol 70% dan kontrol positifnya α-tokoferol
(IC50 = 3.389 μgL-1). Hasil analisis statistika aktivitas antioksidan ekstrak etanol
70% dan ekstrak etanol 96% adalah berbeda nyata artinya perbedaan jenis pelarut
atau konsentrasi pelarut yang digunakan berpengaruh nyata terhadap aktivitas
antioksidan ekstrak pelepah aren (Lampiran 8).
Hasil penelitian Alfarabi (2010), melaporkan bahwa nilai IC50 ekstrak
etanol 70% (85.82 μgL-1) daun sirih lebih tinggi dibandingkan dengan nilai IC50
α-tokoferol (2.12 μgL-1). Jika dibandingkan dengan hasil penelitian ini terdapat
persamaan bahwa ekstrak etanol 70% juga memiliki nilai IC50 yang lebih tinggi
dibandingkan dengan α-tokoferol. Selain itu, dapat diketahui bahwa nilai IC50 αtokoferol dalam penelitian ini memiliki nilai yang tidak berbeda jauh dengan nilai
IC50 α-tokoferol pada penelitian Alfarabi dan memiliki aktivitas antioksidan yang
kuat karena nilai IC50 nya kurang dari 200 μgL-1.
Kandungan Fenol dalam Ekstrak Pelepah Aren
Analisis total fenolik dalam ekstrak pelepah aren ditentukan berdasarkan
kemampuan senyawa fenolik dalam ekstrak yang bereaksi dengan asam
fosfomolibdat-fosfotungstat dalam reagen Folin-Ciocalteu (kuning) mengalami
perubahan warna menjadi warna biru (Suryanto dan Wehantouw 2009).
Berdasarkan hasil pengujian total fenolik, kandungan fenol tertinggi terdapat
dalam ekstrak etanol 96%. Hal ini sebanding dengan aktivitas antioksidan ekstrak
etanol 96% yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol 70% dan
kontrol positifnya α-tokoferol. Menurut Maisuthisakul et al. (2007), senyawa
fenolik memiliki gugus hidroksil yang mampu menghambat reaktivitas dari
radikal bebas sehingga semakin tinggi kadar fenolik, maka semakin kecil nilai
IC50 atau aktivitas antioksidannya semakin besar. Hasil analisis statistika
kandungan fenol dalam ekstrak pelepah aren menunjukkan adanya perbedaan
secara nyata antara ekstrak etanol 70% dan ekstrak etanol 96% artinya perbedaan
pelarut yang digunakan berpengaruh terhadap kuantitas senyawa fenol.
Pengaruh kadar senyawa fenol dalam aktivitas antioksidan telah dilaporkan
oleh Ismail et al. (2012) yang menyatakan bahwa biji pinang yaki dengan nilai
total fenolik sebesar 85.92 GAE mgg-1 memiliki aktivitas antioksidan yang lebih
besar dibandingkan kulit buah pinang yaki yang memiliki nilai total fenol sebesar
3.16 GAE mgg-1. Selain itu, penelitian Dewi (2012) melaporkan kandungan
fenolik daun salam yang tinggi didukung dengan nilai IC50 yang rendah
dibandingkan kandungan fenolik dan nilai IC50 dari daun jati belanda.

9

SIMPULAN
Ekstrak etanol 70% maupun ekstrak etanol 96% pelepah aren berpotensi
sebagai antioksidan alami. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya senyawa
metabolit sekunder dalam ekstrak pelepah aren seperti saponin, steroid dan
triterpeonoid, serta tanin dan fenol. Selain itu, diketahui bahwa total fenolik GAE
dan aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada ekstrak etanol 96%.

DAFTAR PUSTAKA
Alfarabi M. 2010. Kajian antidiabetogenik ekstrak daun sirih merah (Piper
crocatum) in vitro [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Anwariyah S. 2011. Kandungan fenol, komponen fitokimia dan aktivitas
antioksidan lamun (Cymodocea rotundata) [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Aqil F, Ahmad I, Mehmood Z. 2006. Antioxidant and free radical scavenging
properties of twelve traditionally used Indian medicinal plants. Turk J Biol.
30:177-183.
[BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2005.
Gerakan Nasional Minum Temulawak. Jakarta: BPOM RI.
Chanwitheesuk A, Teerawutgulrag A, Rakariyatham N. 2004. Screening of
antioxidant activity and antioxidant compounds of some edible plants of
Thailand. J Food Chem 92:491-497
Dewi R. 2012. Aktivitas antioksidan dan sitotoksis metabolit sekunder daun salam
(Syzygium polyanthum Wight.) dan daun jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Egwaikhide PA, Gimba CE. 2007. Analysis of the phytochemical content and
anti-microbial activity of plectranthus glandulosis whole plant. Middle-East
J Scie Res. 2(3-4):135-138.
Eleanore Y. 2013. Analisis fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak daun
sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) menggunakan metode DPPH
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Gravianita. 2011. Kadar kurkuminoid, total fenol dan aktivitas antioksidan
simplisia temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) pada berbagai teknik
pengeringan [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret
Hanani E, Mun’im A, Sekarini R. 2005. Identifikasi senyawa antioksidan dalam
spons Callyspongia sp dari kepulauan seribu. Ilmu Kefarmasian. 2(3):127133.
Harborne. 1987. Metode Fitokimia. Kosasih Padmawinata, penerjemah. Bandung:
Penerbit ITB.

10
Harjadi W. 1993. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Ed-11. Achmadi S,
penerjemah; Jakarta:Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry.
Ismail J, Runtuwene MRJ, Fatimah F. Penentuan total fenolik dan uji aktivitas
antioksidan pada biji dan kulit buah pinang yaki (Areca vestiaria Giseke). J
Ilmiah Sains 12(2): 84-88
Javanmardi J, Stushnoff C, Locke E, Vivanco JM. 2003. Antioxidant activity and
total phenolic content of Iranian Ocimum accessions. J Food Chem 83:547550.
Jain K, Katarina S, Guruprasad K.N. 2004. Effect of UV-B radiation on
antioxidant enymes and its modulation by bensoquinone and α-tocopherol in
cucumber cotyledons. Current Sci 87(1):87-90.
Maisuthisakul P, Suttajit M, Pongsawatmanit R. 2007. Assessment of phenolic
content and free radical-scavenging capacity of some Thai indigenous plants.
Food Chemistry. 100:1409-1418.
Medica. 2009. Manfaat pembudidayaan aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr),
tanaman perkebunan multiguna yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi
tinggi. Di dalam: Rivaie AA, editorial. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan, hal 27.
Molyneux P. 2003. The use of the stable free radical dyphenylpicrylhydrazil
(DPPH) for estimating antioxidant activity. J Sci and Technol. 26:211-219.
Panjaitan TD, Prasetyo B, Limantara L. 2011. Peranan karetenoid alami dalam
menangkal radikal bebas di dalam tubuh. Ma Chung Res Cent 79-86.
Prabawati SY, Setiawan AF, Agustina AF. 2012. Sintesis senyawa 1,4-Bis [(2hidroksi-3-metoksi-5-formaldehid-fenil)-metil] piperazin dari bahan dasar
vanilin dan uji aktivitasnya sebagai zat antioksidan. Kaunia 8(1):30-43
Rafi M, Widyastuti N, Suradikusumah E, Darusman LK. 2012. Antioxidant
activity, fenolic concentration and total flavonoid of six Indonesia herbs. J
Trad Med 18(1):29-34
Rosiyana AN. 2012. Aktivitas antioksidan dan penghambatan α-Glukosidase dan
nanopartikel ekstrak kulit mahoni (Swietenie macrophylla King) [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sangi MS, Momuat LI, Kumaunang M. 2012. Uji toksisitas dan skrining fitokimia
tepung gabah pelepah aren (Arenga pinnata). J Ilmiah Sains 12(2):127-134
Sareharto TP. 2010. Kadar vitamin E rendah sebagai faktor risiko peningkatan
bilirubin serum pada neonatus [tesis]. Semarang (ID): Ilmu Kesehatan Anak,
Universitas Diponegoro.
Sihombing PA. 2007. Aplikasi ekstrak kunyit (Curcuma domestica) sebagai
bahan pengawet mie basah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Suryanto E, Wehantouw F. 2009. Aktivitas penangkapan radikal bebas dari
ekstrak fenolik daun sukun (Artacarpus atilis F.). Chem Prog 2(1):1-7.
Supiyanti W, Wulansari ED, Kusmita L. 2010. Test of antioxidant activity and

11
determination of total anthocyanin content in rind of mangosteen (Garcinia
Mangostana L). Obat Tradisional 15(2):64-70.
Efendi DS. 2009. Aren, sumber energi alternatif. Warta 31(2):1-3.
Yuhernita, Juniarti. 2011. Analisis senyawa metabolit sekunder dari ekstrak
metanol daun surian yang berpotensi sebagai antioksidan. Makara Sains
15(1):48-52.
Zeuthen P, Sørensen LB. 2003. Food Preservation Techniques. CRC Press,
Cambridge England.

12
LAMPIRAN
Lampiran 1 Diagram alir penelitian
Preparasi sampel
Ekstraksi
(Akuades, etanol 70% dan
etanol 96%)

Analisis Sampel

Analisis Antioksidan
dengan metode DPPH

Analisis
Fitokimia

Pengukuran
total fenolik

Lampiran 2 Contoh perhitungan rendemen
% Rendemen =
=

-

= 0.002%
Lampiran 3 Gambar fitokimia ekstrak pelepah aren
Jenis Uji
Alkaloid :
- Meyer

- Wagner

- Dragendorf

Saponin

Air

Etanol 70%

Etanol 96%

Pembanding

13

Flavonoid

Tanin dan Fenol

Steroid dan
Triterpenoid

Lampiran 4 Kurva standar asam galat
Kurva standar asam galat
0,400

Absorban

0,300
0,200

y = 0,0704x - 0,0509
R² = 0,9883

0,100
0,000
0 (Blanko)

20

40

60

80

[asam galat] μgL-1

Lampiran 5 Contoh perhitungan total fenolik
1. Total fenolik ekstrak
Persamaan kurva standar asam galat : y = 0,0704 x – 0,0509
Absorbansi rata-rata = 0,0704 x – 0,0509 (total fenolik)
0,260 = 0,0704 x – 0,0509 (total fenolik)
Total fenolik =
= 4.4169 mgL-1 x faktor pengenceran
= 4.4169 mgL-1 x 4
= 17.665 mL-1

100

14
2. Total fenolik GAE
Total fenolik GAE (C) = c (V/m)
Keterangan:
c = konsentrasi total fenolik dari kurva standar
V = volume ekstrak
m = berat ekstrak
Diketahui: c = 17.665 mgL-1, V = 10 ml = 0.01 L, m = 0.050 g
Total fenolik GAE (C) = 17.665 mgL-1 (0.01 L/0.050 g)
= 3.533 mgg-1

Lampiran 6 Contoh perhitungan aktivitas antioksidan
1. % Inhibisi
% inhibisi =

x 100%

=

x 100% = 3.152 %

2. IC50
Y= 22.82x –

27.408

(% inhibisi) = 22.82x – 27.408 (IC50)
IC50 =

=

= 3.3921 μgL-1

15
Lampiran 7 Hubungan % inhibisi antioksidan dengan konsentrasi
α-Tokoferol ulangan 1

α-Tokoferol ulangn 2

50
0
1

2,5

5

7,5

10

-50

50
0
1

% Penghambatan

% Penghambatan

50
0
2,5

5

7,5

10

-50

50
0

y = 13,406x + 17,224
R² = 0,9378
100

200

% Penghambatan

% Penghambatan

50

75

40
20
0
75

100

200

% Penghambatan

Etanol 70% ulangan 3
y = 15,637x + 6,1004
R² = 0,8299

100
50
0
25

50

75

100

200

50
0
25

% Penghambatan

% Penghambatan

y = 11,834x - 2,722
R² = 0,9252

50

100

50

75

100

200

Etanol 70% ulangan 2

80

25

75

y = 13,919x + 12,521
R² = 0,9643

100

Etanol 70% ulangan 1
60

50

Etanol 96% ulangan 3

100

50

10

y = 12,911x + 16,778
R² = 0,9724

Etanol 96% ulangan 2

25

7,5

100

25

0

5

Etanol 96% ulangan 1

y = 23,24x - 29,512
R² = 0,9683

1

2,5

-50

α-Tokoferol ulangan 3
100

y = 23,125x - 27,569
R² = 0,9776

100

y = 22,82x - 27,408
R² = 0,9648

% Penghambatan

% Penghambatan

100

200

80

y = 12x - 6,8462
R² = 0,8605

60
40
20
0
25

50

75

100

200

16
Lampiran 8 Analisis statistika aktivitas antioksidan (IC50) ekstrak pelepah aren
ANOVA
IC50
Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups

3,286

2

1,643

Within Groups

2,209

6

,368

Total

5,495

8

F

Sig.

4,463

,065

IC50
a

Duncan

Perlakuan

Subset for alpha = 0.05
N

1

2

EtOH 96% simplisia

3

2,5702

tokoferol

3

3,6167

EtOH 70% simplisia

3

3,6167
3,9999

Sig.

,079

,469

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Lampiran 9 Analisis statistika kandungan total fenol ekstrak pelepah aren
ANOVA
Total_fenol
Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups

,071

2

,036

Within Groups

,010

6

,002

Total

,082

8

F
20,447

Total fenol
a

Duncan

Perlakuan

Subset for alpha = 0.05
N

1

EtOH 70% simplisia

3

3,532955

tokoferol

3

EtOH 96% simplisia

3

Sig.

2

3

3,616667
3,748864
1,000

1,000

1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Sig.
,002

17
Lampiran 10 Analisis statistik korelasi antara IC50 dan total fenolik
Descriptive Statistics
Mean

Std. Deviation

N

Perlakuan

3,00

1,464

15

IC50

3,3956

,82876

9

Total_fenol

3,632828

,1009532

9

Correlations
Perlakuan
Perlakuan

Pearson Correlation

IC50
1

,200

-,359

,605

,343

15

6

6

,200

1

-,724*

Sig. (2-tailed)
N
IC50

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Total_fenol

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Total_fenol

,605

,028

6

6

6

-,359

*

1

-,724

,343

,028

6

6

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

6

18

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pomalaa, Sulawesi Tenggara pada tanggal 05 April
1991 dari Bapak Harsono Mokoginta dan Ibu Misnawati Syahrir. Penulis adalah
anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis lulus dari SMAN 01 Pomalaa pada tahun
2009 dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk di Departemen
Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor (IPB) melalui jalur beasiswa utusan daerah (BUD).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Community of
Research and Education in Biochemistry (CREBS) sebagai anggota divisi
metabolisme (tahun 2011-2012) dan sebagai bendahara (tahun 2012-2013), Ikatan
Kekeluargaan Mahasiswa Indonesia Sulawesi Selatan (IKAMI Sulsel), dan Ikatan
Kekeluargaan Pelajar Mahasiswa Sulawesi Tenggara (IKPM Sultra), serta aktif
dalam berbagai kepanitiaan seperti Lomba Karya Ilmiah Populer (LKIP) tahun
2010-2011 sebagai sekertaris kegiatan, Workshop Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) di Laboratorium (2011), dan Masa Perkenalan Departemen (MPD)
tahun 2011. Penulis juga pernah menjadi Asisten Praktikum Biokimia Umum
(2011-2013) dan asisten praktikum Instrumen Biokimia (2013). Selain itu, penulis
juga pernah melaksanakan praktek lapang selama bulan Juli-Agustus tahun 2012
di Pusat Studi Biofarmaka Bogor dengan judul laporan ilmiah Validasi Metode
Analisis Logam Timbal (Pb) dalam Tanaman Kunyit (Curcuma domestica)
dengan Spektrofotometer Serapan Atom. Tahun 2013, penulis pernah
mendapatkan dana Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P)
dari Dikti dengan judul Khasiat Limbah Pelepah Pohon Aren (Arenga pinnata
Merr.) sebagai Inhibitor Enzim Tirosinase dalam Bedak Dingin Anti Jerawat.