Potensi Abu dan Simplisia Pelepah Aren (Arenga pinnata.Merr) sebagai Inhibitor Tirosinase

POTENSI ABU DAN SIMPLISIA PELEPAH AREN (Arenga
pinnata.Merr) SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE

MINA ERVANI SUTERIA LESTARI

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Abu dan
Simplisia Pelepah Aren (Arenga pinnata.Merr) sebagai Inhibitor Tirosinase
adalah bagian dari penelitian Program Kreativitas Mahasiswa dengan judul
Khasiat Limbah Abu Pelepah Aren sebagai Inhibitor Tirosinase dalam Bedak
Dingin. Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, sesuai
dengan Surat Perjanjian Penugasan Program Kreativitas Mahasiswa Nomor :
050/SP2H/KPM/Dit.Litabmas/V/2013, tanggal 13 Mei 2013. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Mina Ervani Suteria Lestari
NIM G84090083

ABSTRAK
MINA ERVANI SUTERIA LESTARI. Potensi Abu dan Simplisia Pelepah Aren
(Arenga pinnata.Merr) sebagai Inhibitor Tirosinase. Dibimbing oleh
SULISTIYANI dan EDY DJAUHARI PURWAKUSUMAH
Abu pelepah aren merupakan hasil samping dari pemanfaatan pohon aren
yang diambil niranya untuk bahan baku industri gula aren. Abu tesebut telah biasa
digunakan oleh kalangan masyarakat sebagai pencerah kulit atau penghambat
pigmentasi kulit. Tirosinase merupakan enzim kunci dalam proses melanogenesis
atau proses pigmentasi kulit. Penelitian ini bertujuan mempelajari aktivitas
inhibisi tirosinase dari ekstrak pelepah aren. Pengujian aktivitas inhibisi tirosinase
menggunakan metode kit assay dan analisis logam menggunakan Atomic
Absorption Spectrophotometer (AAS). Dari hasil pengujian aktivitas tirosinase

diperoleh nilai IC50 sebesar 1458.98 µg/mL untuk ekstrak abu pelarut akuades dan
1960.91 µg/mL untuk ekstrak abu pelarut etanol 96%. Sedangkan ekstrak
simplisia dalam pelarut etanol 96% dan etanol 70% tidak memiliki aktivitas
inhibisi tirosinase (nilai IC50 > 2000 µg/mL ). Analisis logam menunjukan adanya
kandungan logam mineral seperti Al, Mg, Fe, Zn, dan Cu dalam abu pelepah aren
yang diduga memiliki peran dalam proses inhibisi tirosinase.
Kata kunci: Aren, IC50, Logam, Mineral, Tirosinase

ABSTRACT
MINA ERVANI SUTERIA LESTARI. Potential of Sugar Palm Stem (Arenga
pinnata.Merr) as a Tyrosinase Inhibitor. Supervised by SULISTIYANI and EDY
DJAUHARI PURWAKUSUMAH.
Sugar palm stem powder is a byproduct of the use of sugar palm trees that
have been used by some of the society as a skin lightening. Tyrosinase is a key
enzyme in the melanogenesis process or the process of skin pigmentation. This
research studied the tyrosinase inhibition activity for prevention of pigmentation
from sugar palm stem extract. The analyses were performed by kit assay and the
metal content was analysed by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS).
Tyrosinase inhibition activity test showed IC50 of 1458.98 µg/mL for extract with
aquadest solvent and 1960.91 g/mL for extract with ethanol 96%. Whereas for

both simplisia extracts, show no activity for tyrosinase inhibition (IC50 >2000
µg/mL ). Metal analysis shows the presence of the metal content of minerals such
as Al, Mg, Fe, Zn, and Cu . Those minerals may have role in the inhibition of
tyrosinase activity.
Keywords: IC50, Metals, Minerals, Palm, Tyrosinase

POTENSI ABU DAN SIMPLISIA PELEPAH AREN (Arenga
pinnata.Merr) SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE

MINA ERVANI SUTERIA LESTARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biokimia

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2013

Judul Skripsi : Potensi Abu dan Simplisia Pelepah Aren (Arenga pinnata.Merr)
sebagai Inhibitor Tirosinase
Nama
: Mina Ervani Suteria Lestari
NIM
: G84090083

Disetujui oleh

drh Sulistiyani, MSc PhD
Pembimbing I

Drs. Edy Djauhari P, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh


Dr Ir I Made Artika, MSc App
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Alhamdulillahirabilalamin, penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa
ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Penelitian yang memiliki judul Potensi Abu dan Simplisia Pelepah Aren (Arenga
pinnata.Merr) sebagai Inhibitor Tirosinase ini terlaksana atas bantuan dana oleh
pendanaan kompetitif dari Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP)
yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI).
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai Juni 2013.
Terima kasih penulis ucapkan kepada drh Sulistyani, MSc, PhD dan Drs
Edy Djauhari P, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran
serta nasehat. Penulis pun menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Nunuk dan
beserta seluruh staf di Pusat Studi Biofarmaka, Bapak Wawan dan semua pihak
yang telah membantu selama penelitian berlangsung. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu, Bapak, Fitri, Tiwi, Panji, Kasita, Fatia, Bikpala, Soshie,
sahabat dan teman-teman Biokimia 46, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, November 2013
Mina Ervani Suteria Lestari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

METODE

2


Bahan dan Alat

2

Metode

2

HASIL
Rendemen, Kadar Air dan Kadar Abu Pelepah Aren

3
3

Aktivitas Ekstrak Abu dan Simplisia Pelepah Aren sebagai Inhibitor
Tirosinase
3
Kandungan Logam pada Abu Pelepah Aren


5

PEMBAHASAN

5

SIMPULAN

7

DAFTAR PUSTAKA

8

LAMPIRAN

9

RIWAYAT HIDUP


22

DAFTAR TABEL
1 Hasil analisis rendemen ekstrak abu pelepah aren dan analisis
proksimat simplisia pelepah aren.

3

2 Hasil analisis rendemen ekstrak abu pelepah aren dan analisis
proksimat simplisia pelepah aren.

4

3 Kandungan logam pada abu pelepah aren

5

DAFTAR LAMPIRAN
1 Diagram alir penelitian


9

2 Hasil analisis rendemen ekstrak abu pelepah aren

10

3 Contoh perhitungan IC50 monofenolase dan difenolase ekstrak simplisia
pelepah aren dalam pelarut akuades

11

4 Contoh perhitungan IC50 monofenolase dan difenolase ekstrak simplisia
pelepah aren dalam pelarut etanol 96%

12

5 Contoh perhitungan IC50 monofenolase dan difenolase ekstrak simplisia
pelepah aren dalam pelarut etanol 96%

13


6 Contoh perhitungan IC50 monofenolase dan difenolase ekstrak simplisia
pelepah aren dalam pelarut etanol 70%

14

7 Contoh perhitungan IC50 monofenolase dan difenolase kontrol asam
kojat

15

8 Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap % inhibisi

16

9 Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap absorbansi

18

10 Analisis statistik IC50 aktivitas inhibisi tirosinase

20

PENDAHULUAN
Tirosinase merupakan enzim bifungsional pada reaksi pembentukan melanin
serta pigmen warna lainnya yang diperoleh dari oksidasi tirosin (Sambasiva et al
2013). Tirosinase merupakan pengoksidasi yang kuat dan tersusun dari beberapa
tipe fenolik seperti klorofenol, metilfenol, difenol, dan naftol. Selain itu tirosinase
merupakan katalisator dalam reaksi enzimatik pencoklatan dalam buah yang rusak
(Chang 2009). Enzim ini memiliki peran dalam pembentukan pigmen warna pada
mamalia akan tetapi pembentukan pigmen warna yang berlebihan dapat memicu
terjadinya melasma,bintik-bintik hitam atau tahi lalat, atau kelainan lainnya yang
cukup menyebabkan masalah bagi manusia. Sejauh ini tirosinase telah diteliti dan
memiliki peran dari neurotoksik dopamin dan neurodegradasi yang berasosiasi
dengan penyakit Parkinson (Zheng et.al 2008). Oleh karena itu, banyak penelitian
yang mengarah pada penghambatan proses melanogenesis. Salahsatunya yaitu
penelitian yang fokus terhadap penghambatan aktivitas tirosinase.
Menurut Batubara et al. (2010) dan Chang (2009) terdapat beberapa jenis
tanaman di Indonesia yang memiliki aktivitas sebagai inihibitor tirosinase
terutama bahan alam yang mengandung senyawa-senyawa seperti kuersentin,
stilbena, resveratrol, dan hidroksistilbena. Salahsatu komponen yang biasa
digunakan sebagai kontrol positif dalam uji inhibisi tirosinase adalah asam kojat.
Asam kojat (5-hidroksi 2-hidroksimetil 4 piranon) merupakan komponen biologi
yang aktif yang dapat dihasilkan dari fungi ataupun sumber karbohidrat lain.
Asam kojat biasa digunakan sebagai antifungi, antiinflamasi ddan antitirosinase,
akan tetapi penggunaannya secara langsung pada manusia memiliki efek yang
berbahaya sehingga tidak disarankan untuk digunakan (Brtko et al. 2004). Selain
senyawa organik, tirosinase pun dapat dihambat aktivitasnya dengan
menggunakan logam mineral seperti Zn2+ , Mg2+ dan Mn2+ (Thakam et al. 2012).
Pada prinsipnya kompleks yang terbentuk dari logam mineral dapat
memperlambat aktivitas tirosinase dalam pembentukan melanin (Han et al. 2006)
Pohon aren (Arenga pinnata.Merr) merupakan tanaman yang umum tumbuh
di daerah tropis dan banyak tersebar di daerah Asia, khususnya Indonesia.
Pemanfaatan bagian pohon aren sejauh ini hanya sebagai bahan konstruksi
ataupun sebagai alat perkakas pertanian karena karakteristik kayunya yang cukup
kuat dan kokoh, sehingga masih sedikit pemanfaatannya dalam bidang kesehatan
ataupun farmasi (Iswanto 2009). Menurut Sangi (2012), tepung pelepah aren telah
banyak digunakan di daerah Tomohon sebagai obat gatal-gatal dan penyembuh
luka bakar. Disamping itu pelepah pohon aren biasa digunakan sebagai kayu
bakar bagi masyarakat pedesaan dan abu sisa pembakaran pelepah tersebut biasa
digunakan oleh masyarakat di daerah Sumedang dan Sukabumi sebagai bahan
pemudar bekas luka, pemutih kulit wajah serta penghilang jerawat (Irawan et al.
2008).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi dari abu serta simplisia
pelepah aren sebagai inhibitor tirosinase. Hasil yang didapatkan diharapkan
menjadi suatu solusi dalam kemajuan bidang kosmetika sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan pencerah kulit. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk
memperkaya informasi di bidang penelitian mengenai daya aktivitas inhibisi

2
tirosinase dari pelepah aren dan sebagai upaya peningkatan nilai komersil dari
aren.
METODE
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah pelepah pohon aren yang digunakan sebagai
bahan baku penelitian diambil dari daerah Sukabumi, yang telah terlepas dari
pohonnya yang berwarna hitam kecoklatan yang kemudian dibakar dengan
menggunakan tungku sehingga diperoleh abu berwarna putih. Sedangkan
simplisia diperoleh dari pelepah kering yang digiling hingga berukuran 100 mesh,
DMSO, etanol 96%, etanol 70%, akuades, bufer fosfat pH 6.5, L-tirosin dan LDOPA sebagai substrat pada uji aktivitas enzim, asam kojat sebagai kontrol
positif dan enzim tirosinase (Sigma, 333 unit/mL), asam nitrat 6 M, larutan
standar Al3+, Mg2+, Zn2+, Cu2+, Fe2+ dan Se2+ sebagai bahan analisis kandungan
logam.
Alat-alat yang digunakan meliputi neraca, pH meter, shaker, labu frezze dry,
vacum freeze dry, spektrofotometer UV-Vis BIOTECH tipe EPOCH yang
digunakan untuk menganalisis nilai absorbansi, multi-well plate, tip, micro pipet,
Absorption Atomic Spectrophotometer untuk menganalisis kandungan logam dan
alat-alat gelas.
Metode
Ekstraksi Abu dan Simplisia Pelepah Aren (AOAC 2005)
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan tiga pelarut yang
berbeda yaitu akuades, etanol 70% dan etanol 96%. Abu dan simplisia pelepah
aren yang ditimbang kemudian ditambah dengan akuades (perbandingan 1 gram
sampel dilarutkan dalam 10 mL pelarut). Lalu diletakan pada shaker selama 24
jam, kemudian disaring. Kemudian residu yang terkumpul dilarutkan kembali
oleh pelarut yang sama. Proses dilakukan sebanyak 3 kali. Maserat yang
terkumpul dilakukan proses freeze dry pada suhu 60°C selama 1 jam hingga
terkumpul ekstrak kering.
Pengukuran Aktivitas Inhibitor Tirosinase ( Batubara et al. 2010)
Ekstrak abu pelepah aren dan ekstrak simpilisia pelepah aren dilarutkan
dalam DMSO hingga konsentrasinya 20 mg/mL, kemudian diencerkan kedalam
bufer fosfat 50 mM (pH 6.5) hingga memperoleh konsentrasi 600 mg/mL. Ekstrak
diuji dengan konsentrasi 31-2000 µL. Asam kojat sebagai kontrol positif juga
diuji pada variasi konsentrasi yang sama dalam pelat-pelat yang telah
ditambahkan 30 µL enzim tirosinase (Sigma, 333 unit/mL dalam bufer fosfat) dan
campuran diinkubasi selama 5 menit. Sebanyak 110 µL substrat L-tirosin 2 mM
untuk pengujian inhibisi pada jalur monofenolase dan L-DOPA 12 mM untuk
pengujian inhibisi pada jalur difenolase, ditambahkan kemudian campuran
tersebut diinkubasi pada suhu 37°C selama 30 menit. Kemudian diukur nilai
absorbansinya dengan menggunakan microplate reader dengan
492 nm.
Perhitungan persen inhibisi = (absorbansi sampel tanpa ekstrak – absorbansi
sampel dengan penambahan ekstrak / absorbansi sampel tanpa ekstrak) x 100%.

3
Hasil persen inhibisi ini digunakan untuk mencari nilai konsentrasi hambat
minimum pada setengah reaksi (IC50 ) yang menjadi parameter nilai hambat
aktivitas tirosinase.
Analisis Kandungan Logam pada Abu Pelepah Aren (AOAC 2005)
Abu pelepah aren ditimbang sebanyak 10 mg, kemudian dilarutkan dalam
asam nitrat 6 M. Setelah itu sampel diuapkan sehingga asam nitrat tidak terdapat
lagi pada campuran sampel. Sampel kemudian diencerkan ke dalam labu ukur 25
mL dengan menggunakan aquabidest lalu diukur nilai absorbansinya dengan
menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Kurva standar dibuat
dengan melakukan hal yang sama pada larutan standar dengan konsentrasi yang
berbeda.
HASIL
Rendemen, Kadar Air dan Kadar Abu Pelepah Aren
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis sampel
yaitu simplisia pelepah aren dan abu pelepah aren. Sampel diekstraksi dengan
metode maserasi dan didapatkan hasil ekstrak sebesar 3.2 gram untuk ekstrak abu
dengan pelarut akuades dan 1.1 gram untuk ekstrak abu dengan pelarut etanol
96%. Nilai rendemen tertinggi dihasilkan oleh sampel dengan pelarut akuades
yaitu sebesar 7.99%. Sedangkan hasil rendemen dari ekstrak simplisia didapatkan
hasil bahwa ekstrak dengan menggunakan pelarut etanol 96% memiliki nilai
rendemen yang tinggi dibandingkan dengan ekstrak simplisia pada pelarut etanol
70%. Hasil analisis proksimat menunjukan bahwa pelepah aren memiliki
kandungan air sebesar 4.74% dan kadar abu sebesar 14.75 % (Tabel 1).
Tabel 1 Hasil Analisis Rendemen Ekstrak Abu Pelepah Aren dan Analisis
Proksimat simplisia Pelepah Aren.
Sampel
Abu Pelepah Aren
Simplisia Pelepah
Aren *

Pelarut
Akuades

Jenis Analisis
Kadar Air
Rendemen (%)
(%)
7.99

Etanol 96%

3.66

Etanol 70%

0.016

Etanol 96%

0.022

4,74

Kadar Abu
(%)

14,75

Keterangan: n=3

Aktivitas Ekstrak Abu dan Simplisia Pelepah Aren sebagai
Inhibitor Tirosinase
Penghambatan aktivitas tirosinase dipaparkan melalui nilai hambat
konsentrasi minimum (IC50) yang diperoleh dari nilai persen inhibisi ekstrak.
Hasil analisis aktivitas inhibisi tirosinase menunjukan hasil bahwa ekstrak abu
pelepah aren memiliki hasil yang positif yaitu dapat menghambat aktivitas
tirosinase terutama pada jalur difenolase. Berdasarkan hasil dari keempat ekstrak
yang diujikan, ekstrak abu dalam pelarut akuades memiliki nilai IC50 yang paling
rendah yaitu sebesar 1458.98 µg/mL dibandingkan dengan ekstrak abu dalam

4
pelarut etanol 96% yang memiliki nilai IC50 sebesar 1960.91 µg/mL, sedangkan
ekstrak simplisia dalam pelarut etanol 96% dan etanol 70% nilai IC50 tidak
mencapai 50% hingga konsentrasi 2000 µg/mL atau dengan kata lain nilai IC50
diatas 2000 µg/mL. Nilai IC50 ditentukan dengan membandingkan dengan kontrol
positif asam kojat yang memiliki nilai IC50 sebesar 74.98 µg/mL untuk jalur
monofenolase dan 380.39 µg/mL untuk jalur difenolase (Tabel 2). Berdasarkan
data tersebut ekstrak abu pelepah aren memiliki aktivitas lebih tinggi
dibandingkan ekstrak simplisia pelepah aren. Artinya ekstrak abu pelepah aren
lebih berpotensi sebagai inhibitor tirosinase dibanding ekstrak simplisia pelepah
aren.
Daya inhibisi yang dihasilkan dari keempat ekstrak memiliki nilai yang
bervariasi. Ekstrak lebih aktif dalam menghambat kerja tirosinase yang diberi
substrat L- DOPA dibandingkan L-Tirosin. Hal ini ditunjukan dengan daya
inhibisi dari ekstrak abu dengan pelarut akuades sebesar 34,17% yang nilainya
tidak berbeda jauh dengan kontrol positif asam kojat yang memiliki daya inhibisi
sebesar 43.07%. Sedangkan aktivitas ekstrak dalam menginhibisi enzim yang
diberi substrat L-Tirosin memiliki persen inhibisi yang cukup jauh dibanding
kontrol asam kojat (Gambar 1).
Tabel 2 Nilai IC50 Inhibitor Tirosinase pada Ekstrak Abu dan Ekstrak Simplisia
Pelepah Aren
Jenis Sampel

Monofenolase

Ekstrak Abu Pelepah:
Pelarut Akuades
Pelarut Etanol 96%
Ekstrak Simplisia Pelepah:
Pelarut Etanol 96%
Pelarut Etanol 70%
Asam Kojat
(Kontrol Positif)

IC50 (µg/mL)
Difenolase

-

1458.98
1960.91

-

-

74.94

380.39

Daya Inhibisi (%)

Keterangan: (-) persen inhibisi tidak mencapai 50% pada konsentrasi 2000 µg/mL ; n=2
80,00

70.73y

60,00
40,00

34.17a

20,00 11.86x

43.07a
30.83a
15.19x

26.54a
15.84x

22.12a
8.30x

0,00
Kontrol
Ekstrak
Ekstrak
Ekstrak abu Ekstrak abu
simplisia Asam Kojat
dalam pelarut dalam pelarut simplisia
akuades
etanol 96% dalam pelarut dalam pelarut
etanol 96% etanol 70%

Gambar 1 Persentase Daya Inhibisi Ekstrak pada Jalur Monofenolase dan
Difenolase. Keterangan: Monofenolase
Difenolase
a,b p>0.05 uji statistik dilakukan pada analisis inihibisi jalur monofenolase
x,y p>0.05 uji statistik dilakukan pada analisis inihibisi jalur difenolase

5

Kandungan Logam pada Abu Pelepah Aren
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, abu pelepah aren
mengandung logam alumunium, magnesium, seng, tembaga dan besi. Akan tetapi
abu menunjukan hasil yang negatif untuk kandungan selenium. Kandungan logam
tertinggi yang terdapat pada abu pelepah aren adalah aluminium sebesar 344.557
mg/Kg bobot sampel. Logam berikutnya yang memiliki kandungan yang cukup
tinggi yaitu magnesium sebesar 82.6 mg/Kg bobot sampel (Tabel 3). Hasil yang
diperoleh secara teori dapat berhubungan dengan aktivitas inhibisi dari tirosinase,
karena logam yang terkandung dalam pelepah aren seperti magnesium, zink dan
alumunium memiliki peran dalam penghambatan aktivitas tirosinase.
Tabel 3 Kandungan Logam pada Abu Pelepah Aren
Sampel
Abu Pelepah Aren

Kandungan Logam (mg/Kg)
Mg
82.60

Zn
6.10

Cu
3.77

Fe
26.76

Al
344.56

Se
-

Keterangan: (-) konsentrasi logam yang didapatkan < 0,002 artinya logam tidak terdeteksi

PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hasil rendemen yang didapat, pelarut yang efektif untuk
mengumpulkan ektrak terbanyak adalah pelarut akuades dibandingkan sampel
yang diekstraksi oleh pelarut etanol 96%. Hasil ini didukung dengan nilai
rendemen sampel yang menggunakan pelarut akuades lebih tinggi persen
rendemennya dibandingkan dengan sampel dalam pelarut etanol 96% (Tabel 1).
Selain itu berdasarkan hasil uji aktivitas enzim, ekstrak yang didapat dari pelarut
akuades lebih memiliki daya inhibisi yang besar terhadap tirosinase dibandingkan
dengan ekstrak pelarut etanol 96%. Hal ini menunjukan bahwa komponenkomponen aktif yang berperan dalam proses inhibisi tirosinase lebih banyak
terekstrak pada pelarut akuades. Efektivitas dari penggunaan pelarut dalam proses
ekstraksi ini didukung oleh tingkat kepolaran dari suatu pelarut yang berhubungan
dengan sifat dari jenis komponen yang akan diekstrak. Dari hasil yang didapatkan
akuades lebih baik digunakan sebagai pelarut dan komponen yang diekstrak
memiliki karakter yang polar sehingga lebih cocok dengan pelarut akuades.
Kadar air yang dianalisis bertujuan dalam mengetahui sifat fisis dari
sampel yang diteliti sehingga dapat diperkirakan suhu atau temperatur yang cocok
untuk penyimpanan serta pengeringannya (Arifin 2009). Nilai kadar air dari
simplisia pelepah aren menunjukan hasil yang kecil (Tabel 1) sehingga peluang
untuk terjadinya kontaminasi terhadap sediaan simplisia pelepah aren akan sangat
kecil kemungkinannya. Kadar abu menunjukan residu dari bahan-bahan anorganik
yang tersisa dari suatu sampel yang telah mengalami pembakaran dan biasanya
erat kaitannya dengan mineral dari suatu sampel (Arifin 2009). Dari hasil analisis,
simplisisa pelepah aren memiliki nilai sebesar 14.75% maka komponen anorganik
dari simplisia berkisar 14.75% dari bobot keseluruhan.

6
Hasil penelitian inhibisi tirosinase menunjukan bahwa ekstrak abu dengan
pelarut akuades memiliki nilai IC50 yang paling rendah dibanding ketiga ekstrak
lainnya (Tabel 2). Hasil ini sama seperti dengan yang dilaporkan oleh Thakam et
al. (2012) bahwa ekstrak curcumin yang memiliki nilai IC50 sebesar 31.25 µg/mL
lebih tinggi aktivitas inhibisinya dibanding dengan ekstrak curcumin yang
memiliki nilai IC50 sebesar 56.47 µg/mL. Begitupula dengan hasil yang diperoleh
dari penelitian ini ekstrak abu dengan nilai IC50 sebesar 1458.92 µg/mL memiliki
aktivitas inhibisi terbesar dibandingkan ekstrak lainnya yaitu berkisar 34.17 %
(Gambar 1). Nilai ini tidak terlalu jauh apabila dibandingkan dengan kontrol
positif asam kojat yang memiliki daya inhibisi sebesar 43.2% dengan nilai IC50
sebesar 789.06 µg/mL. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh Lopolisa
(2010) bahwa aktivitas inhibisi tirosinase dari ekstrak X. granatum memiliki nilai
hambat yang tidak jauh berbeda dengan kontrol positit asam kojat yaitu sebesar
20.88 µg/mL dan 20.69 µg/mL. Menurut Batubara et al. (2010), nilai IC50 yang
efektif dalam menghambat kerja tirosinase yaitu ekstrak dengan nilai IC50 diantara
2000 – 31,25 µg/mL. Keempat sampel menunjukan hasil yang baik dalam proses
penghambatan tirosinase dengan substrat L-DOPA (difenolase) dalam membentuk
dopakuinon kecuali pada ekstrak simplisia dengan pelarut etanol 70%, nilai IC50
yang didapatkan berada diatas 2000 µg/mL. Akan tetapi semua ekstrak
menunjukan hasil yang negatif dalam penghambatan tirosinase dalam membentuk
dopakuinon dengan substrat L-Tirosin, artinya ekstrak tidak mampu menghambat
enzim mengubah L-Tirosin menjadi dopakuinon.
Berdasarkan pada data yang diperoleh, rata-rata ekstrak memiliki nilai
inhibisi yang besar pada jalur difenolase dibandingkan jalur monofenolase, artinya
ekstrak yang diujikan mengandung komponen yang dapat menghambat tirosinase
untuk berikatan dengan substrat L-DOPA dibandingkan dengan L-Tirosin. Pada
jalur melanogenesis, tirosin akan diubah menjadi dopakuinon dengan bantuan
tirosinase dan substrat L-Tirosine. Pada saat terbentuk dopakuinon, tirosine pun
akan membentuk L-DOPA yang mana nantinya akan menjadi substrat tirosinase
kembali untuk membentuk dopakuinon dan dopakrom (autooksidasi) (Chang
2009).
Hasil analisis kandungan logam menunjukan bahwa alumunium
merupakan logam yang kandungannya paling tinggi pada abu pelepah aren
sebesar 344.557 mg/Kg bobot sampel. Alumunium yang terkandung dalam abu
tersebut diduga memiliki peran dalam aktivitas inhibisi tirosinase karena ekstrak
abu pelepah aren lebih tinggi aktivitasnya dibandingkan ekstrak dari simplisia.
Hal ini sejalan dengan yang dilaporkan oleh Kapoor et al. (2010) bahwa
aluminium dalam bentuk silika dan apabila berikatan dengan silika dapat
menghambat aktivitas dari tirosin fosfatase. Adanya kompleks aluminum dalam
suatu inhibitor enzim dapat menyebabkan kinerja dari enzim tersebut menjadi
terhambat atau melambat. Hal ini disebabkan oleh kompleks alumunium akan
berikatan dengan ligan atau mengganggu kestabilan dari enzim tersebut sehingga
aktivitasnya akan menurun. Alumunium dalam bentuk alumina telah banyak
diteliti dan dapat menghambat kinerja dari beberapa enzim salahsatu contohnya
adalah aktivitas dari NADP-isositrat dehidrogenase (Mushino & Murakami 2004).
Menurut Gheibi, Shabory & Haghbeen (2006), dijelaskan bahwa logam
tembaga (copper) memiliki aktivitas yang besar dalam penghambatan aktivitas
tirosinase dengan membuat aktivitas enzim tersebut melemah dan rusak. Karena

7
pada dasarnya ion logam ini akan membentuk ikatan ligan dengan tirosinase
sehingga menyebabkan kinerja dari tirosinase ini melemah (Han 2007). Hal ini
sejalan dengan hasil yang diteliti bahwa ekstrak abu yang memiliki kandungan
logam-logam tersebut mampu menghambat aktivitas dari tirosinase. Logamlogam yang terkandung dalam abu pelepah aren berpotensi sebagai inhibitor
tirosinase dalam bentuk kompleksnya seperti ion Zn 2+ dan Mg 2+ , yang menurut
Thakam et al. (2011) & Han (2006), memiliki aktivitas sebagai penghambat kerja
tirosinase dalam proses melanogenesis. Selain itu ion Cu2+ dapat menginhibisi LDOPA dalam proses melanogenesis (Gheibi, Shaboury & Haghbeen 2006).
Tirosinase pada saat proses pigmentasi berlangsung akan mengalami
perubahan bentuk apabila ada gangguan dari beberapa ion logam sehingga tidak
dapat membentuk produk yang dihasilkan. Logam mineral telah lama dikenal
penggunaanya dalam bidang kosmetika dan banyak produk kecantikan yang
menggunakan logam mineral sebagai bahan dasar produksi. Para produsen produk
kecantikan telah banyak menggunakan logam mineral sebagai inhibitor tirosinase
(Thakam et al. 2012). Logam mineral yang biasa digunakan dalam industri
kosmetik antara lain: silika, mika, alumina, zink dan magnesium (ISCC 2009).
SIMPULAN
Ekstrak abu dan serbuk pelepah aren berpotensi sebagai inhibitor
tirosinase dengan nilai IC50 1458.98 µg/mL untuk ekstrak abu pelarut akuades dan
1960.91 µg/mL untuk ekstrak abu pelarut etanol 96%. Analisis logam
menunjukan bahwa abu memiliki kandungan logam mineral alumunium,
magnesium, zink, cupro dan ferro. Logam alumunium merupakan logam
terbanyak yang dikandung pada abu dengan nilai sebesar 344.557 mg/Kg bobot
sampel. Logam-logam tersebut diduga memiliki peranan penting dalam proses
inhibisi enzim. Analisis rendemen ekstraksi menunjukan bahwa abu pelepah aren
baik dilarutkan dalam akuades karena memiliki nilai rendemen serta aktivitas
yang tinggi dibandingkan dengan pelarut etanol 96%.

DAFTAR PUSTAKA
[AOAC] The association of official analytical chemist. 2006. Official methods of
analysis. Ed 18. Washington DC: Association of Official Analytical Chemist.
Arifin M. 2009. Analisis mikroskopis dan kandungan mineral semanggi air
Marsilea crenata Presl. (Marsileaceae). [Skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian
Bogor
Batubara I, Darusman LK, Mitsunaga T, Rahminiwati M, Djauhari E. 2010.
Potency of indonesia medicinal plants as tyrosinase inhibitor and antioxidant
agent. J.Biol.Sci 10:138-144.
Brtko j, Rondahl L, Fickova M, Hudecova D, Eybl V, Uher M. 2004. Kojic acid
and its derivatives: history and present state of art. Cent Eur J Publ Health
12:S16-S18.
Chang TS. 2009. An updated review of tyrosinase inhibitors. Int. J. Mol. Sci,
10:2440-2475.

8
Gheibi N, Shaboury A, Haghbeen K. 2006. Substrate contrues the copper and
nickel ions impacts on themushroom tyrosinase activities. Bull.Korean
Chem.Soc 27(5): 642-648.
Han HY, Zou HC, Jeon JY, Wang YJ, Xu WA, Yang JM, Park YD. 2007. The
inhibition kinetics and thermodinamic changes of tyrosinase via the zinc ion.
Biochimica et Biophysica Acta 1774(2007): 822-827.
Hashiguchi H, Takahashi H. 1977. Inhibition of two copper containig enzymes,
tyrosinase and dopamine β-hydroxylase, by l-mimosine. Molecular
Pharmacology 13(2):362-367.
Irawan B, Rahmayani E, Iskandar J. 2008. Studi variasi, pemanfaatan,
pengolahan dan pengelolaan aren di desa rancakalong kecamatan rancakalong,
kabupaten sumedang, jawa barat. [Karya Tulis]. Bandung(ID): Universitas
Padjajaran.
[ISCC] Indian Cosmetic Chemistry. 2009. News update: mineral make-up. Vol 01.
New Delhi: ISCC.
Iswanto AH. 2009.
Aren (Arenga pinnata). [Karya Tulis]. Medan(ID):
Universitas Sumatera Utara.
Kapoor S, Girish TS, Mandal SS, Gopal B, Bhattacharyya AS. 2010. Inhibition of
a protein tyrosinase phosphatase using mesoporous oxides. J. Phys Chem B.
114 (9): 311.17-21.
Lopolisa CP. 2010. Penapisan senyawa penciri inhibitor tirosinase pada batang
Xylocarpus granatum. [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor
Murakami K, yoshino M. 2004. Alumunium decreases the glutathione
regeneration by the inhibition of nadp-isocitrate dehydrogenase in mitocondria.
J. Cell Bioch. 93(6): 1267-1271.
Sambasiva RKRS, Tripathy NK, Srinivasa RD, Prakasham RS. 2013. Production,
characterization, catalytic and inhibitory activation of tyrosinase. Res.J.Biotech.
8(1): 83-95.
Sangi MS, Momuat LI, Kamaunang M. 2012. Uji toksisitas dan skrinning
fitokimia tepung gabah pelepah aren (Arenga pinnata). Jurnal Ilmiah
Sains.12(2): 127-134.
Thakam A, Saewanm N, Kittigowittang K, Jimtaisong A. 2012. Antioxidant and
antityrosinase activities of metal complexes of curcuma petiolata extract for
cosmetics applications. 1st mae Fah Luang University International Conference
2012: 1-10.

9
Lampiran 1 Diagram Alir Penelitian

Pelepah Pohon Aren

- Dijemur dengan sinar matahari

-

- Digiling

Dibakar
dengan
menggunakan tungku

Abu Pelepah Aren

Simplisia 100 mesh

- Ekstrak dengan akuades, etanol 70% dan etanol
96%
- Freeze dry

Ekstrak
Abu
dan
Simplisisa Pelepah Aren

Uji Aktivitas
Inhibitor Tirosinase

Nilai IC50

Nilai % Inihibisi

Uji Kandungan Logam
Pelepah Aren dengan AAS

10
Lampiran 2 Rendemen Ekstrak Abu Pelepah Aren
Sampel

Pelarut

Akuades
Abu Pelepah
Aren
Etanol
96%

% Rendemen =
=
= 7.992 %

Ulangan

Bobot
sampel (g)

Bobot
ekstrak (g)

Rendemen
(%)

1

40.052

3.201

7.992

2

40.070

3.211

8.014

3

40.081

3.200

7.984

1

30.050

1.101

3.664

2

30.070

1.100

3.658

3

30.070

1.100

3.658



Ratarata
(%)

SD

7.996

0.015

3.660

0.003

11

Lampiran 3 Contoh Perhitungan IC50 monofenolase dan difenolase Ekstrak Abu Pelepah Aren dalam Pelarut Akuades
Konsentrasi

Abs.
Monofenolase1

Abs.
Monofenolase2

% Inihibisi
Monofenolase1

% Inhibisi
Monofenolase2

Abs.
Difenolase1

Abs.
Difenolase2

% Inihibisi
Difenolase1

% Inhibisi
Difenolase2

Rata-rata
% Inhibisi
Monofenolase

Rata-rata
% Inhibisi
Difenolase

2000

0.489

0.558

27.015

22.715

0.835

0.835

54.372

54.372

24.865

54.372

1000

0.626

0.550

6.567

23.823

0.871

1.083

52.404

40.820

15.195

46.612

500

0.659

0.568

1.642

21.330

0.947

1.242

48.251

32.131

11.486

40.191

250

0.634

0.570

5.373

21.053

1.276

1.273

30.273

30.437

13.213

30.355

125

0.669

0.592

0.149

18.006

1.374

1.240

24.918

32.240

9.077

28.579

62,5

0.658

0.638

1.791

11.634

1.401

1.401

23.443

23.443

6.713

23.443

31,25

0.658

0.699

1.791

3.186

1.544

1.544

15.628

15.628

2.488

15.628

Blanko

0.670

0.722

-

-

1.830

1.830

-

-

0,000

16.362

% Inihbisi =
=
= 35.139 %



Perhitungan IC50 (didapatkan dari
persamaan garis kurva inhibisi) :
Y = 8,974ln(x) - 15,38
50 = 8,974ln(x) - 15,38
X = 1458.98 µg/mL

11

12
12

Lampiran 4 Contoh Perhitungan IC50 monofenolase dan difenolase Ekstrak Abu Pelepah Aren Pelarut Etanol 96%
Konsentrasi

Abs.
Monofenolase1

Abs.
Monofenolase2

% Inhibisi
Monofenolase1

% Inhibisi
Monofenolase2

Abs.
Difenolase1

Abs.
Difenolase2

% Inihibisi
Difenolase1

% Inhibisi
Difenolase2

Rata-rata
% Inhibisi
Monofenolase

Rata-rata
% Inhibisi
Difenolase

2000
1000
500
250
125
62,5
31,25

0,56
0,555
0,561
0,592
0,573
0,616
0,630

0,431
0,533
0,507
0,615
0,581
0,557
0,556

15,789
16,541
15,639
10,977
13,835
7,368
5,263

34,697
19,242
23,182
6,818
11,970
15,606
15,758

0,816
0,873
1,466
1,289
1,242
1,445
1,5

0,816
0,873
1,451
1,519
1,617
1,445
1,627

55,066
51,927
19,273
29,020
31,608
20,430
17,401

56,962
53,956
23,470
19,884
14,715
23,787
14,188

25,243
17,892
19,410
8,898
12,902
11,487
10,510

56,014
52,942
21,372
24,452
23,162
22,108
15,794

% Inihbisi =
=
= 34.697%

Perhitungan IC50 (didapatkan dari
persamaan garis kurva inhibisi) :
Y = 9.3021 ln(x) – 20.526
50 = 9.3021 ln(x) – 20.526
X = 1962.02 µg/mL

13

Lampiran 5 Contoh Perhitungan IC50 monofenolase dan difenolase Ekstrak Simplisia Pelepah Aren dalam Pelarut Etanol 96%
Konsentrasi

Absorbansi
Monofenolase1

Absorbansi
Monofenolase2

% Inihibisi
Monofenolase1

% Inhibisi
Monofenolase2

Absorbansi
Difenolase1

Absorbansi
Difenolase2

% Inihibisi
Difenolase1

% Inhibisi
Difenolase2

Rata-rata %
Inhibisi
Monofenolase

Rata-rata
% Inhibisi
Difenolase

2000

0,341

0,45

50,000

32,432

0,639

0,838

64,242

53,106

41,216

58,674

1000

0,583

0,602

14,516

9,610

1,245

1,335

30,330

25,294

12,063

27,812

500

0,509

0,561

25,367

15,766

1,345

1,414

24,734

20,873

20,566

22,804

250

0,57

0,623

16,422

6,456

1,325

1,143

25,853

36,038

11,439

30,946

125

0,613

0,61

10,117

8,408

1,426

1,545

20,201

13,542

9,263

16,872

62,5

0,642

0,645

5,865

3,153

1,387

1,521

22,384

14,885

4,509

18,635

31,25

0,534

0,653

21,701

1,952

1,608

1,607

10,017

10,073

11,826

10,045

Blanko

0,682

0,666

-

-

1,787

1,787

-

-

-

-

% Inihbisi =
=
= 50%

Perhitungan IC50 (didapatkan dari
persamaan garis kurva inhibisi) :
Y = 8.768 ln(x) – 21.872
50 = 8.768 ln(x) – 21.872
X = 3629.66 µg/mL

13

14
14

Lampiran 6 Contoh Perhitungan IC50 Monofenolase dan Difenolase Simplisia Pelepah Aren dalam Pelarut Etanol 70%
Abs
Konsentrasi Monofenolase1

Abs
Monofenolase2

% Inihibisi
Monofenolase1

% Inhibisi
Monofenolase2

Absorbansi
Difenolase1

Absorbansi
Difenolase2

% Inihibisi
Difenolase1

% Inhibisi
Difenolase2

Rata-rata %
Inhibisi
Monofenolase

Rata-rata %
Inhibisi
Difenolase

2000

0,512

0,486

18,859

23,465

1,118

0,496

36,872

71,993

21,162

54,433

1000

0,596

0,609

5,547

4,094

1,637

1,323

7,566

25,296

4,821

16,431

500

0,605

0,545

4,120

14,173

1,65

1,19

6,832

32,806

9,147

19,819

250

0,564

0,526

10,618

17,165

1,548

0,913

12,592

48,447

13,892

30,519

125

0,618

0,618

2,060

2,677

1,697

1,463

4,178

17,391

2,369

10,785

62,5

0,62

0,593

1,743

6,614

1,626

1,482

8,187

16,318

4,179

12,253

31,25

0,625

0,609

0,951

4,094

1,729

1,437

2,372

18,859

2,523

10,615

Blanko

0,631

0,635

-

-

1,771

1,771

-

-

-

-

% Inihbisi =
=
= 18.859%

Perhitungan IC50 (didapatkan dari
persamaan garis kurva inhibisi) :
Y = 7.669 ln(x) – 20.222
50 = 7.669 ln (x) – 20.222
X = 9476.82 µg/mL

15

Lampiran 7 Contoh Perhitungan IC50 Monofenolase dan Difenolase Kontrol Asam Kojat

Konsentrasi

Abs
Monofenolase1

Abs
Monofenolase2

% Inihibisi
Monofenolase1

% Inhibisi
Monofenolase2

Abs
Difenolase1

Abs
Difenolase2

% Inihibisi
Difenolase1

% Inhibisi
Difenolase2

Rata-rata %
Inhibisi
Monofenolase

Rata-rata %
Inhibisi
Difenolase

2000

0,015

0,003

97,671

99,520

0,338

0,363

81,749

79,293

98,595

80,521

1000

0,013

0,015

97,981

97,600

0,576

0,543

68,898

69,025

97,791

68,962

500

0,06

0,041

90,683

93,440

0,853

0,873

53,942

50,200

92,062

52,071

250

0,096

0,288

85,093

53,920

1,155

1,12

37,635

36,110

69,507

36,872

125

0,267

0,283

58,540

54,720

1,269

1,367

31,479

22,019

56,630

26,749

62,5

0,18

0,471

72,050

24,640

1,202

1,515

35,097

13,577

48,345

24,337

31,25

0,350

0,508

45,652

18,720

1,599

1,573

13,661

10,268

32,186

11,965

Blanko

0,644

0,625

-

-

1,852

1,753

-

-

-

-

% Inihbisi =
=
= 98.595%

Perhitungan IC50 (didapatkan dari
persamaan garis kurva inhibisi) :
Y = 16.5 ln(x) – 48.038
50 = 16.5 ln(x) – 48.038
X = 380.58 µg/mL

15

16

Lampiran 8 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak terhadap % Inhibisi
Abu dalam Akuades
60,000
50,000
y = 8,9746ln(x) - 15,384
R² = 0,9816

% Inhibisi

40,000

Monofenolase
Difenolase

30,000
20,000
y = 4,457ln(x) - 12,747
R² = 0,8783

10,000
0,000
0

1000

2000

3000

Konsentrasi (µg/mL)

Abu dalam Etanol 96%
60,000

% Inhibisi

50,000
y = 9,3021ln(x) - 20,526
R² = 0,7211

40,000

Monofenolase
Difenolase

30,000
20,000
y = 3,2727ln(x) - 2,878
R² = 0,6973

10,000
0,000
0

500

1000

1500

2000

2500

Konsentrasi (µg/mL)

Simplisia dalam Etanol 96%
70,000
60,000

y = 8,7682ln(x) - 21,872
R² = 0,6915

% Inhibisi

50,000

Monofenolase
Difenolase

40,000
30,000
20,000
y = 5,9037ln(x) - 16,757
R² = 0,5282

10,000
0,000
0

500

1000

1500

2000

Konsentrasi (µg/mL)

2500

17
Simplisia dalam Etanol 70%
60,000

% Inihibisi

50,000

y = 7,6691ln(x) - 20,222
R² = 0,5238

40,000
30,000

Monofenolase
Difenolase

20,000
y = 3,2965ln(x) - 9,9029
R² = 0,4955

10,000
0,000
0

500

1000

1500

2000

2500

Konsentrasi (µg/mL)

Kontrol Positif Asam Kojat
120,000

y = 17,186ln(x) - 24,162
R² = 0,9573

% Inhibisi

100,000
80,000
60,000
40,000

Monofenolase
Difenolase

y = 16,5ln(x) - 48,038
R² = 0,9697

20,000
0,000
0

500

1000

1500

2000

Konsentrasi (µg/mL)

2500

18
Lampiran 9 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak terhadap Absorbansi

Absorbansi (A)

Abu dalam Akuades
1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0

y = -0,164ln(x) + 2,1115
R² = 0,9816
Monofenolase
Difenolase
y = -0,031ln(x) + 0,7833
R² = 0,8883
0

500

1000

1500

2000

2500

Konsentrasi

Absorbansi (A)

Abu dalam Etanol 96%
1,800
1,600
1,400
1,200
1,000
0,800
0,600
0,400
0,200
0,000

y = -0,173ln(x) + 2,2394
R² = 0,7215
monofenolase
Difenolase

y = -0,022ln(x) + 0,6816
R² = 0,6987
0

500

1000

1500

2000

2500

Konsentrasi

Absorbansi (A)

Simplisia dalam Etanol 96%
1,800
1,600
1,400
1,200
1,000
0,800
0,600
0,400
0,200
0,000

y = -0,157ln(x) + 2,1779
R² = 0,6915

Monofenolase
Difenolase
y = -0,04ln(x) + 0,7866
R² = 0,5264
0

500

1000

1500

Konsentrasi

2000

2500

19

Absorbansi (A)

Simplisia dalam Etanol 70%
1,80
1,60
1,40
1,20
1,00
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00

y = -0,021ln(x) + 0,6956
R² = 0,4951
Monofenolase
Difenolase
y = -0,136ln(x) + 2,1291
R² = 0,5238
0

500

1000

1500

2000

2500

Konsentrasi

Absorbansi (A)

Kontrol Positif Asam Kojat
1,800
1,600
1,400
1,200
1,000
0,800
0,600
0,400
0,200
0,000
-0,200 0

y = -0,297ln(x) + 2,6632
R² = 0,9692
Monofenolase
Difenolase

y = -0,109ln(x) + 0,7846
R² = 0,9571
500

1000 1500
konsentrasi

2000

2500

20
Lampiran 10 Analisis Statistik ANOVA dan IC50 Aktivitas Inhibisi Tirosinase
a) Monofenolase
IC50

Between Groups
Within Groups
Total

Sum of Squares
3515520.362
2293273.777

df
4
5

5808794.139

Perlakuan
Kontrol Asam Kojat

Mean Square
878880.090
458654.755

F
1.916

9

Uji Duncan IC50
Subset for alpha = 0.05
N
1
2
2
524.6400

Akuades Abu
EtOH 96% Abu
EtOH 96% Simplisia
EtOH 70% Simplisia

2
2
2
2

1512.6400
1627.5000
1767.8550

1512.6400
1627.5000
1767.8550
2357.3750

.137

.281

Sig.

Daya Inihibisi

Between Groups
Within Groups
Total

Sum of
Squares
3028.791

df
4

Mean Square
757.198

363.386

5

72.677

3392.177

9

Uji Duncan Daya Inhibisi
Perlakuan
N
EtOH 70%
Simplisia
EtOH 96%
Simplisia
EtOH 96% Abu

Subset for alpha = 0.05
1
2
2
22.1225
2

26.5410

2

30.8350

Akuades Abu

2

34.1685

Kontrol Asam Kojat

2

Sig.

70.7300
.230

1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2,000.

F
10.419

Sig.
.012

Sig.
.246

21
b) Difenolase
IC50
Sum of Squares
2552501.739
2114539.318

Between Groups
Within Groups
Total

df
4
5

4667041.056

Mean Square
638125.435
422907.864

F
1.509

Sig.
.327

F
1.018

Sig.
.479

9

Uji Duncan IC50
Perlakuan
N
Kontrol Asam Kojat
Akuades Abu
EtOH 96% Abu
EtOH 96% Simplisia
EtOH 70% Simplisia
Sig.

2
2
2
2
2

Subset for alpha
= 0.05
1
783.5750
1512.6400
1627.5000
1767.8550
2357.3750
.069

Daya Inhibisi

Between Groups
Within Groups
Total

Sum of Squares
6388129.660
7844733.859

df

1.423E7

4
5
9

Uji Duncan Daya Inhibisi
Perlakuan
N
EtOH 70% Simplisia
EtOH 96% Simplisia
EtOH 96% Abu
Akuades Abu
Kontrol Asam Kojat
Sig.

2
2
2
2
2

Subset for alpha
= 0.05
1
22.1250
26.5400
30.8350
34.1650
2026.5350
.182

Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2,000.

Mean Square
1597032.415
1568946.772

22

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 22 Juni 1991 di Sukabumi dari Ayahanda
Budiarto dan Ibunda Ratna Dewi Aisyah, sebagai anak tunggal. Penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Mardi Yuana
Sukabumi pada tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan di Departemen
Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor melalui jalur masuk Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SMPTN)
pada tahun 2009.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi Pramuka Institut
Pertanian Bogor 2009-2011 dan di Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga
Mahasiswa sebagai Sahabat Kominfo di Kementerian Komunikasi dan Informasi
2012/2013. Selain itu penulis banyak mengikuti kepanitiaan yaitu IDEA (2009
dan 2010), ISEE ( 2009 dan 2010), Pesta Sains (2011 dan 2012), Journalistic Fair
(2012).
Penulis melaksanakan praktik lapang di PT. Saraswanti Indo Genetech pada
tahun 2012 dengan judul “Validasi Metode Analisis Lindane pada Matriks
Gandum dengan Metode Kromatografi Gas” dan penulis pun lolos seleksi
mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa tingkat IPB. Selain itu penulis
pernah menjadi pengajar bimbingan belajar di Alumni dan juga menjadi asisten
praktikum di Departemen Biokimia pada tahun 2011-2013.