Motivasi, Terpaan Media dan Kepuasan Khalayak Siaran Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan Walantaka Kota Serang, Banten

MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN
KHALAYAK SIARAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM
KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG, BANTEN

DITHA FITRIALDI PUTRI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Motivasi, Terpaan
Media, dan Kepuasan Khalayak Siaran Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan
Walantaka Kota Serang, Banten adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014
Ditha Fitrialdi Putri
NIM I34100115

ABSTRAK
DITHA FITRIALDI PUTRI. Motivasi, Terpaan Media dan Kepuasan Khalayak
Siaran Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan Walantaka Kota Serang, Banten.
Dibimbing oleh HADIYANTO.
Khalayak dalam memilih media massa khususnya radio komunitas
didasarkan pada motivasi tertentu agar terciptanya kepuasan khalayak yaitu
terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik demografis
dengan motivasi mendengarkan,bagaimana hubungan motivasi mendengarkan dan
kualitas penyiaran dengan terpaan media sertahubungan terpaan media dengan
kepuasan khalayak siaran radio komunitas Jaseng FM.Data yang dikumpulkan
menggunakan metode survai berupa data primer yang diperoleh melalui
kuesioner, observasi langsung, dan wawancara mendalam serta data sekunder

yang diperoleh melalui studi dokumen dan literatur. Responden merupakan
pendengar aktif radio Jaseng FM yang dipilih menggunakan teknik sampel acak
sederhana. Hasil penelitian membuktikan bahwa karakteristik demografis yaitu
usia berhubungan dengan motivasi informasi dan tingkat pendapatan berhubungan
dengan motivasi identitas pribadi dan motivasi integrasi dan interaksi sosial.
Motivasi identitas pribadi berhubungan dengan durasi mendengarkan dan
pemilihan acara siaran. Motivasi hiburan, motivasi integrasi dan interaksi sosial,
kualitas materi siaran dan kualitas penyiar berhubungan dengan durasi
mendengarkan. Terpaan media yaitu durasi mendengarkan berhubungan dengan
kepuasan hiburan, frekuensi mendengarkan berhubungan dengan kepuasan pribadi
dan pemilihan acara siaran berhubungan dengan kepuasan interaksi sosial,
kepuasan pribadi, dan kepuasan hiburan.
Kata kunci: motivasi, terpaan media, kepuasan pendengar

ABSTRACT
DITHA FITRIALDI PUTRI. Motivation, Media Exposure, and Satisfaction of
Jaseng FM Community Radio Audiences Walantaka District of Serang, Banten.
Supervised by HADIYANTO.
Audiences are responsible for choosing media especially community radio
based on the specific motivations to meet their desires and needs to achieve

satisfactionafter listening to community radio. This study aimed to asses the
correlation between demographic characteristics with viewing motivations, the
correlation between motivations and quality broadcastingwith viewing the media
exposure, andthe correlation between media exposure with viewing the satisfction
of Jaseng FM community radio listeners. Data were collected using a survey
method of primary data obtained via questionnaires, direct observation, and indepth interviews. The secondary data obtained through the study of documents
and related literature. Respondents are active listeners Jaseng FM radio selected

using simple random sampling technique. The results of the study explain that age
associated with information motivation and income level associated with personal
identity motivation and integration and social interaction motivation. The personal
identity motivation associated with duration of listening and selection of broadcast
events. The Entertainment motivation, integration and social interaction
motivation, broadcast material and qualification of broadcaster associated with
duration of listening. The media exposure includes duration of listening associated
with the diversion satisfaction, listening frequency associated with personal
satisfaction, and the selection of program associated with social interaction
satisfaction, personal satisfaction, and diversion satisfaction.
Keywords: community radio, motivation, listeners satisfaction


MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN
KHALAYAK SIARAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM
KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG, BANTEN

DITHA FITRIALDI PUTRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi


Nama
NIM

: Motivasi, Terpaan Media dan Kepuasan Khalayak Siaran
Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan Walantaka Kota
Serang, Banten
: Ditha Fitrialdi Putri
: I34100115

Disetujui oleh

Ir Hadiyanto, Msi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen


Tanggal Lulus: ________________

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam,
yang masih memberikan nikmat jasmani dan rohani serta waktu yang bermanfaat
bagi penulis sehingga skripsi dengan judul “Motivasi, Terpaan Media dan
Kepuasan Khalayak Siaran Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan Walantaka
Kota Serang, Banten” dapat diselesaikan tanpa hambatan dan masalah yang
berarti. Pujian dan sholawat senantiasa penulis sampaikan kepada Rasulullah
SAW, keluarga beliau, dan para sahabat hingga tabi’in dan pengikutnya hingga
hari akhir.
Terimakasih penulis ucapkan kepadabapak Ir. Hadiyanto, M.Si selaku
dosen pembimbing atas bimbingan, saran, dan curahan waktunya kepada penulis
selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Reivianti Yudha
Lasari dan Ayahanda Ivan Rivaldi selaku orang tua tercinta, Ditho Novrialdi Putra
selaku adik tersayang, Kepompong, Dixtionary, Javanication, Anna, Rizka, Tari,
Venny, Sakinah dan keluarga MAX!! yang telah memberikan doa, dukungan,
kasih sayang, kritik, saran, motivasi, semangat, dan menemani penulis dalam

proses penulisan laporan ini. Kepada seluruh keluarga besar SKPM, terutama
SKPM 47 atas kebersamaannya dan kakak-kakak SKPM 46 atas kesediaannya
berbagi pengalaman dan memberikan saran-saran dalam penulisan skripsi ini.
Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis
mengetahui bahwa karya ini belumlah sempurna, sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

Ditha Fitrialdi Putri

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii

PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Masalah Penelitian
3
Tujuan Penelitian
5
Kegunaan Penelitian
5
PENDEKATAN TEORETIS
7
Tinjauan Pustaka
7
Kerangka Pemikiran
15
Hipotesis Penelitian
17
Definisi Operasional
18

PENDEKATAN LAPANGAN
23
Lokasi dan Waktu
23
Teknik Pengambilan Sampel
23
Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
24
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
24
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
27
Gambaran Umum Kecamatan Walantaka
27
Gambaran Umum Radio Komunitas Jaseng FM
31
KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS PENDENGAR, MOTIVASI
MENDENGARKAN, KUALITAS PENYIARAN DAN TERPAAN MEDIA
RADIO KOMUNITAS JASENG FM
37

Karakteristik Demografis Pendengar
37
Motivasi Mendengarkan Radio Komunitas Jaseng FM
40
Kualitas Penyiaran Radio Komunitas Jaseng FM
43
Terpaan Media Radio Komunitas Jaseng FM
45
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS DENGAN MOTIVASI
MENDENGARKAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM
49
Hubungan Usia dengan Motivasi Mendengarkan
49
Hubungan Jenis Kelamin dengan Motivasi Mendengarkan
50
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Mendengarkan
51
Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Motivasi Mendengarkan
52
Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Motivasi Mendengarkan

53
HUBUNGAN KUALITAS PENYIARAN DENGAN TERPAAN MEDIA
RADIO KOMUNITAS JASENG FM
55
Hubungan Kesesuaian Materi dengan Terpaan Media
55
Hubungan Kualitas Pemancar dengan Terpaan Media
56
Hubungan Kualitas Penyiar dengan Terpaan Media
56
HUBUNGAN MOTIVASI MENDENGARKAN DENGAN TERPAAN MEDIA
RADIO KOMUNITAS JASENG FM
59
Hubungan Motivasi Informasi dengan Terpaan Media
59
Hubungan Motivasi Identitas Pribadi dengan Terpaan Media
60

Hubungan Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial dengan
Terpaan Media
Hubungan Motivasi Hiburan dengan Terpaan Media
HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TERHADAP KEPUASAN
MENDENGARKAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM
Hubungan Frekuensi Mendengarkan dengan Kepuasan Mendengarkan
Hubungan Durasi Mendengarkan dengan Kepuasan Mendengarkan
Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Kepuasan Mendengarkan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

61
62
65
65
66
67
71
71
71
73
77
94

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

8
9
10

11

12

13

14

15

16

17

Jumlah Sarana dan prasarana pendidikan Kecamatan Walantaka
Tahun 2010
Luas daerah, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk menurut
desa/kelurahan Kecamatan Walantaka Tahun 2010
Luas daerah dan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Kecamatan Walantaka Tahun 2010
Jumlah dan persentase penduduk menurut mata pencaharian utama
Kecamatan Walantaka Tahun 2010
Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikandi
Kecamatan Walantaka Tahun 2010
Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik
Demografis di Kecamatan Walantaka Tahun 2014
Jumlah dan persentase responden berdasarkan motivasi
mendengarkan siaran radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan
Walantaka Tahun 2014
Jumlah dan persentase responden berdasarkan kualitas penyiaran
radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka Tahun 2014
Jumlah dan persentase responden berdasarkan terpaan media radio
komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara usia dengan motivasi
mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka
tahun 2014
Hasil uji Chi Square antara jenis kelamin dan motivasi
mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka
tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara tingkat pendidikan dengan motivasi
mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka
tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara tingkat pendapatan dengan motivasi
mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka
tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara kepemilikan media massa dengan
motivasi mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan
Walantaka tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara kesesuaian materi siaran dengan
terpaan media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka
tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara kualitas pemancar dengan terpaan
mediaradio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun
2014
Hasil uji statistik korelasi antara kualitas penyiar dengan terpaan
media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun
2014

28
29
30
30
31
37

41
43
46

49

50

51

52

53

55

56

57

18

19

20

21

22
23

24

25

Hasil uji statistik korelasi antara motivasi informasi dengan terpaan
media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun
2014
Hasil uji statistik korelasi antara motivasi identitas pribadi dengan
terpaan media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka
tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara motivasi integrasi dan interaksi
sosial dengan terpaan media radio komunitas Jaseng FM di
Kecamatan Walantaka tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara motivasi hiburan dengan terpaan
media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun
2014
Jumlah dan persentase responden berdasarkan kepuasan
mendengarkan siaran radio komunitas Jaseng FM tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara frekuensi mendengarkan dengan
kepuasan mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan
Walantaka tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara durasi mendengarkan dengan
kepuasan mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan
Walantaka tahun 2014
Hasil uji statistik korelasi antara pemilihan acara siaran dengan
kepuasan mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan
Walantaka tahun 2014

59

60

61

62
65

66

67

68

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Uses and gratifications model
Kerangka pemikiran
Logo radio komunitas Jaseng FM
Matriks program siaran radio komunitas Jaseng FM

13
17
33
35

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Sketsa Kecamatan Walantaka
Kerangka sampling responden
Hasil uji Rank Spearman dan Chi Square
Dokumentasi

77
79
81
93

1

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Radio menjadi media penyiaran yang sering digunakan oleh berbagai
lapisan masyarakat untuk mendapatkan informasi karena radio dapat mencapai
sasarannya secara langsung, mudah, dan tidak mengalami proses yang
kompleks.Radio menjadi penyebar informasi pada khalayak yang paling strategis
dan sangat memberikan pengaruh pada khalayak khususnya pendengar radio
publik seperti Radio Republik Indonesia (RRI).
Radio Republik Indonesia diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Publik
yaitu lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh
negara. Sifat radio publik yang independent, netral, tidak komersial, dan memiliki
fungsi dalam memberikan layanan kepada masyarakat, pada kenyataannya belum
dirasakan serta masih diabaikan oleh khalayak yang lebih memilih media lain
untuk hiburan semata. Wikan (2011) dari SPS (Serikat Perusahaan Pers) dalam
seminar literasi media dalam Hendrawati (2013) komposisi pendengar radio setiap
tahun semakin menurun, pada tahun 2008 pendengar radio mencapai angka 41,7
% dan semakin menurun hingga mencapai angka 30,6 % pada tahun 2010. Radio
publik belum sepenuhnya berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
pendengarnya. Radio publik lebih digunakan untuk kepentingan pemerintahan,
pejabat dan membahas hal-hal umum mengenai pemerintahan dan tidak mengatasi
permasalahan yang ada di dalam masyarakat khususnya masyarakat pedesaan. Hal
tersebut menjadikan adanya perkembangan baru dan media alternatif untuk radio
publik dan radio swasta yaitu radio komunitas yang diselenggarakan oleh
Lembaga Penyiaran Komunitas.
Radio komunitas dikenal secara formal pada tahun 2002 melalui UndangUndang Penyiaran Nomor 32. Pasal 13 ayat dua Undang-Undang Penyiaran
Nomor 32 tahun 2002 menyebutkan bahwa jasa penyiaran radio diselenggarakan
oleh Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga Penyiaran
Komunitas dan Lembaga Penyiaran Berlangganan. Indonesia sebagai negara
kepulauan yang mayoritas masyarakatnya tinggal di pedesaan lebih efektif
menggunakan media yang memang memberikan kontribusi lebih seperti radio
komunitas yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Komunitas, karena
tidak hanya memberikan informasi melainkan mengikutsertakan masyarakat
dalam manajemen dan produksi radio komunitas hingga penyusunan program
siaran.
Keunggulan media radio yang memiliki jangkauan lebih luas, biaya
pengelolaan yang lebih murah, dan kemudahan dalam pengelolaan serta
penggunaan teknologi penyiarannya bila dibandingkan dengan media penyiaran
televisi, menjadi salah satu alasan mengapa warga pedesaan hingga saat ini masih
mengembangkan penyiaran radio berbasis “dari, oleh, untuk dan tentang” warga
atau komunitas. Melalui ragam acara yang dikembangkan radio komunitas,
pengetahuan warga diharapkan bisa lebih ditingkatkan sejalan dengan perubahan
perilakunya kearah yang lebih baik. Selain itu, radio komunitas juga bisa

2
dijadikan alat kampanye pendidikan yang efektif sebagai upayadalam
mewujudkanmasyarakat yang cerdas, terorganisir, toleran, terbuka dan
demokratis. Seperti halnya yang dikatakan oleh Rachmiatie (2007).
“…Radio komunitas ternyata sangat tepat untuk kondisi indonesia. Pertama,
menumbuhkan partisipasi yang merupakan kekuatan bagi komunitas untuk
membuka pintu perubahan kehidupan komunitas. Kedua, melayani
informasi di segala sektor kehidupan komunitas. Ketiga, mempromosikan
dan merefleksikan budaya, karakter dan identitas lokal/komunitasnya.
Keempat, meningkatkan akses untuk penyebaran informasi secara lisan.
Kelima, merupakan tanggung jawab sosial atas kebutuhan komunitasnya.
Keenam, berperan penting dalam memberikan kekuatan bagi kaum yang
terpinggirkan dan para grass root.”

Jaseng FM merupakan salah satu anggota Jaringan Radio Komunitas
Indonesia (JRKI) dan satu dari delapan radio komunitas anggota Jaringan Radio
Komunitas Banten (JRKB). Nama radio dengan filosofi Jawa Serang dan
memiliki budaya sosial dengan dialek bahasa Jawa Serang ini telah melekat di hati
para pendengar khususnya warga Kecamatan WalantakaKota Serang Banten.
Jaseng FM didirikan untuk menyebarkan pesan-pesan agama, pendidikan, sosial,
budaya, ekonomi, pemerintahan daerah maupun pusat serta berperan serta dalam
meningkatkan integritas warga Walantaka Serang, Banten.
Jaseng FM memiliki visi yaitu “Terciptanya Radio Komunitas yang
berkualitas, dan berbudaya sehingga mampu menjadi radio yang berdaya dan
tercerahkan yang berdasarkan pada nilai-nilai universal kemanusiaan dan
keagamaan”1. Selaras dengan tujuan lembaga penyiaran komunitas dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002
Pasal 21 Ayat 2 yaitu mendidik dan memajukan masyarakat dalam mencapai
kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara yang meliputi budaya,
pendidikan, dan Informasi yang menggambarkan identitas bangsa, programprogram yang disajikan Radio Komunitas Jaseng FM sangat mencerminkan
identitas masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat Kecamatan
Walantaka.
Penyajian program siaran yang berbasiskan “dari, oleh, untuk dan tentang”
warga, serta siaran lokal dalam rangka menyampaikan suatu pesan lokal, sangat
dibutuhkan agar radio komunitas di era globalisasi ini tetap berperan sebagai
media komunitas dengan muatan lokal dan tetap menjadi pilihan utama dari
sekian banyaknya media siaran. Walaupun kebutuhan dan motivasi pendengar
mendengarkan radio komunitas berbeda-beda, keberadaan Jaseng FM sangat
berpengaruh dan menjadi tujuan utama pendengar dalam memenuhi kebutuhan
dalam memperoleh berbagai informasi hingga saat ini. Hal tersebut membuktikan
juga bahwa teknologi penyiaran radio merupakan teknologi informasi yang
potensial untuk dikembangkan di tingkat warga atau pedesaan.
Pada dasarnya, penggunaan media komunitas seperti radio
komunitasmerupakan salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan
dimana situasi pemuasan kebutuhan akan tercapai dari efek serta penggunaan
media tersebut (Rakhmat, 2002). Keberlanjutan radio komunitas juga bergantung
pada kesetiaan pendengarnya yang selalu mendengarkan serta memberikan
1

http://jasengfm.blogspot.com/search?updated-max=2010-08-19T14:19:00%2B07:00&maxresults=3&start=3&by-date=false

3
masukan mengenai kualitas penyiaran agar radio komunitas tetap berkontribusi
dalam mengedepankan pesan lokal dan memenuhi kebutuhan pendengar. Dari hal
tersebut menarik untuk dikaji mengenai bagaimana motivasi, kualitas penyiaran
radio dan terpaan media dengan kepuasan khalayak siaran radio komunitas Jaseng
FM. Penelitian mengenai motivasi, terpaan media dan kepuasan khalayak siaran
radio komunitas telah dilakukan oleh beberapa pakar atau ahli maupun
mahasiswa. Namun, dapat dikatakan bahwa penelitian yang memfokuskan kajian
terhadap hubungan karakteristik pendengar, motivasi, dan kualitas siaran dengan
terpaan media serta hubungan terpaan media dengan kepuasan khalayak masih
jarang dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian pertama di radio komunitas
Jaseng FM. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengkaji bagaimana
motivasi, terpaan media dan kepuasan khalayak siaran radio komunitas Jaseng FM
hingga radio komunitas ini masih menjadi media penyiaran yang berpotensi untuk
menyebarkan informasi lokal kepada komunitas pendengar dan masyarakat
Kecamatan Walantaka Kota Serang, Banten.

Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, Radio publik belum sepenuhnya mengatasi
permasalahan dan memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat
pedesaan. Radio publik hanya sekedar memberikan informasi, berbeda halnya
dengan radio komunitas yang tidak hanya menyediakan informasi saja tetapi juga
mengikutsertakan masyarakat dalam manajemen dan produksi radio komunitas
hingga penyusunan program siaran. Namun, kenyataannya penyelenggaraan
beberapa radio komunitas belum sepenuhnya menjalankan fungsinya sebagai
radio komunitas.
Tripambudi (2011) menyatakan penelitian di lima radio diantaranya radio
Balai Budaya Minomartani Sleman, Radio Cemara Lima Yogyakarta, radio Swara
Desa Kulon Progo, Radio Swadiora Kota Bantul dan Radio Informasi Pertanian
(Intan) Gunung Kidul belum efektif dalam penyebarluasan informasi lokal yang
memang benar-benar dibutuhkan komunitas serta yang menjadi ciri khas
komunitas. Sumber daya manusia yang mengelola radio-radio tersebut juga
kinerjanya masih belum maksimal sehingga beberapa dari kelima radio
tersebutmasih bersifat komersial.
Berbeda dengan penelitian Herawati et al. (2005) di radio komunitas Balai
Budaya Minomartani FM pengelolaan informasi lokal yang memang benar-benar
dibutuhkan komunitas serta yang menjadi ciri khas komunitas telah maksimal
dikelola baik secara kualitas radioyaitu teknis, isi, dan manfaat program. Hal
tersebut karena radio ini telah secara partisipatif dikelola oleh komunitas itu
sendiri, namun perhatian masyarakat khususnya intensitas pendengar terhadap
program radio tersebut masih kurang maksimal. Penelitian ini menunjukkan
hubungan yang lemah antara faktor program radio yang telah dikelola oleh warga
sekitar atau komunitas sekitar radio dengan penggunaan media atau terpaan media
oleh pendengar. Intensitas pendengar pada radio ini masih rendah sehingga

4
masyarakat belum merasakan manfaat dari program-program acara radio
komunitas tersebut.
Pada radio komunitas Suara Kencana, kepuasan pendengar termasuk dalam
kepuasan hiburan. Sebagian besar warga memanfaatkan siaran sebagai media
hiburan saja untuk menghilangkan rasa kebosanan. Walaupun dukungan dan
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan radio komunitas tergolong sedang
cenderung tinggi. Kepuasan hiburan tersebut tidak mampu merangsang dialog
atau menciptakan forum bagi warga untuk menciptakan berbagai pendapat dan
opini di udara, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi radio komunitas untuk
memenuhi kebutuhan warganya masih belum tercapai. (Pratiwi, 2008).
Hal ini merupakan permasalahan yang mendasar bagi penyelenggaraan
radio komunitas, karena pada dasarnya setiap komunitas memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda namun penyelenggaraan radio komunitas tetap dengan prinsip yang
sama yaitu "dari, oleh, untuk dan tentang" warga atau komunitas. Radio
komunitas berperan sebagai sarana pemberi informasi di tingkat komunitas.
Berdasarkan terpaan media komunitas diharapkan radio komunitas mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat pendengar karena saat ini pendengar sangat
selektif dalam memilih acara siaran yang sesuai dengan motivasi mereka saat
mendengar siaran radio komunitas, namun terpaan media komunikasi seperti radio
ini juga memiliki beberapa kelemahan yang berkaitan dengan kualitas
siaran.Diperlukan suatu upaya analisis terkait hal-hal yang berhubungan dengan
kepuasan pendengar radio komunitas khususnya di radio komunitas Jaseng FM,
sehingga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan karakteristik demografis pendengar dengan motivasi
mendengarkan pendengar radio komunitas Jaseng FM?
2. Bagaimana hubungan motivasi pendengar dengan terpaan radio komunitas
Jaseng FM?
3. Bagaimana hubungan kualitas penyiaran dengan terpaan radio komunitas
Jaseng FM?
4. Bagaimana hubungan terpaan radio komunitas dengan kepuasan mendengarkan
khalayak siaran radio komunitas Jaseng FM?

5
Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian umum
pada penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh terpaan radio
komunitas terhadap kepuasan khalayak siaran radio komunitas Jaseng FM.
Adapun tujuan-tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis
hubungan
karakteristik
demografisdengan
motivasi
mendengarkan pendengar radio komunitas Jaseng FM
2. Menganalisis hubungan motivasi mendengarkan dengan terpaan radio
komunitas Jaseng FM
3. Menganalisis hubungan kualitas penyiaran dengan terpaan radio komunitas
Jaseng FM
4. Menganalisis hubungan terpaan radio komunitas dengan kepuasan khalayak
siaran radio komunitas Jaseng FM

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai
pihak, antara lain:
1. Instansi terkait
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan perbaikan bagi
radio komunitas Jaseng FM Banten dalam meningkatkan kualitas isi program
siaran radio sehingga radio komunitas Jaseng FM dapat menjadi radio
komunitas yang semakin dikenal oleh masyarakat, panutan radio komunitas
lainnya dan memiliki manfaat besar bagi negara Indonesia.
2. Masyarakat umum
Masyarakat umum terutama masyarakat pendengar radio komunitas Jaseng FM
dapat mengetahui sejauh mana siaran radio komunitas dapat memenuhi
kebutuhan dan kepuasan mereka sebagai pendengar sehingga diharapkan
mampu meningkatkan minat masyarakat untuk mendengarkan program siaran
radio komunitas, juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat
Kecamatan Walantaka dan untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai
berbagai informasi publik.
3. Para peneliti
Bagi para peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai salah satu bahan referensi
bagi penelitian berikutnya dengan topik sejenis. Peneliti selanjutnya juga
diharapkan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dalam penelitian
ini.

6

7

PENDEKATAN TEORETIS

Tinjauan Pustaka

Radio Komunitas
Perdebatan dalam merevisi Undang-Undang Penyiaran Nomor 24 tahun
1997 merupakan awal mula “komunitas” sebagai pilihan dari sejumlah
penyebutan lain untuk radio yang berbasis sangat lokal dan non profit (Masduki,
2004). Awal mula radio komunitas di Indonesia adalah di era rezim orde baru
dimana radio tersebut disebut radio gelap ataupun radio ilegal. Komersialisasipun
terjadi hingga radio menjadi alat propaganda dan hanya dikendalikan oleh
penguasa yang menjadikan pendengar sebagai sumber keuntungan dan sebagai
objek atau komoditasnya (Effendy, 2007).
Badan-badan radio siaran di Indonesia terbentuk setelah didirikannya
Batavia Radio Vereniging (BRV) pada tanggal 16 Juni 1925, seperti
Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung dan
Medan, Solosche Radio Vereniging (SRV) di Surakarta, Mataramse Vereniging
voor Radio Omroep (MAVRO) di Yogyakarta serta Vereniging voor Radio
Luisteraars (VORI) di Bandung. Kehadiran NIROM yang mendapat Bantuan dari
pemerintahan Hindia Belanda menunjukkan komersialisasi yang sangat tinggi,
karena mereka lebih bersifat mencari keuntungan dan membantu penjajah Belanda
atas pribumi pada tahun 1908 hingga 1928 (Effendy, 2007). Pada akhirnya pendiri
radio baik radio publik dan juga para pendiri radio komunitas, bekerja sama
dengan berbagai pihak yang sepaham atau mendukung keberadaannya terus
melanjutkan berbagai upaya untuk memperjuangkan aktivitas mereka hingga
akhirnya diakui secara hukum UU penyiaran nomor 32 tahun 2002 disetujui oleh
pemerintahan Indonesia (Jurriens, 2003).
Radio komunitas di belahan dunia lainnya seperti di Afrika, dikembangkan
untuk dijadikan alat demokrasi setelah jatuhnya rezim apartheid. Lalu, di Amerika
lebih menitikberatkan pada komersialisasi media informasi seperti radio dan
televisi. Menurut Hunteman (1995) bila penyiaran tetap dikontrol oleh perusahaan
yang memang mengedepankan komersial dalam penyiarannya, maka
pemrograman siaran akan bersifat bias terhadap resiko isu-isu kontroversial dan
urusan publik. Hal tersebut yang menjadikan beberapa radio komunitas dibeli oleh
radio komersil sehingga tidak ada berita lokal yang memberitakan mengenai isu
kota kecil dan masalah lokal yang mencerminkan langsung wilayah geografis
pendengar.
Menurut Shun (2000) di Taiwan pada akhir tahun 1995 radio ilegal atau
dapat disebut juga radio bawah tanah dilegalkan menjadi radio komunitas.
Sebelumnya radio bawah tanah ini menjadi media warga dalam mendapatkan hak
asasi dalam kebebasan akses dan partisipasi di media dan meyakinkan mereka
mendapatkan hak bebas dalam berkomunikasi. Sama halnya dengan radio
komunitas di Amerika, pendominasian yang dilakukan oleh radio Kuomintang
menjadikan komersialisasi atas media informasi di Taiwan sangat meningkat.

8
Pemerintahan juga membatasi format siaran dimana hanya ada beberapa tipe
program siaran yang bertujuan untuk menahan opini pluralistik dan mendapatkan
tujuan keuntungan mereka sendiri. Tahun 1993 dan 1994 terlihat klimaks dari
pengembangan stasiun bawah tanah atau stasiun radio ilegal, beberapa radio ilegal
berkompetisi melalui penyiaran udara Taiwan. Hingga akhirnya radio bawah
tanah tesebut dilegalkan dan menjadi radio komunitas yaitu salah satu media yang
dimiliki Taiwan yang programnya meliputi kebutuhan komunitas atau daerahdaerah Taiwan dan untuk mengatasi masalah di struktur penyiaran yang
dimonopoli oleh radio Kuomintang Taiwan. Selain itu radio komunitas atau radio
bawah tanah ini juga bertujuan untuk mengikis komersialisasi yang ada agar nilainilai alternatif tetap terjaga.
Lembaga penyiaran komunitas di Indonesia berbasiskan “dari, oleh, untuk
dan tentang warga atau komunitas”, hal tersebut menjadikan lembaga penyiaran
komunitas lebih efektif dalam melayani kebutuhan pendengarnya yang mengelola
secara langsung lembaga penyiaran tersebut. Lembaga penyiaran komunitas
merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan
oleh komunitas tertentu, bersifat independent dan tidak komersial, dengan daya
pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan
komunitas (Rachmiatie, 2007). Menurut hasil riset Combine Resources Instituion
(CRI) pada tahun 2002 dalam Rachmiatie (2007), tipologi radio komunitas
khususnya di Indonesia terdiri dari empat bentuk, yaitu :
1. Community Based (Radio berbasis komunitas)
Radio yang didirikan oleh komunitas yang menempati wilayah geografis
tertentu sehingga basisnya adalah komunitas yang menempati suatu daerah
dengan batas-batas tertentu, seperti Kecamatan, kelurahan, dan desa.
2. Issue/Sector Based (Radio berbasis masalah/sektor tertentu)
Radio yang didirikan oleh komunitas yang terikat oleh kepentingan dan minat
yang sama sehingga basisnya adalah komunitas yang terkait oleh kepentingan
yang sama dan terorganisasi seperti komunitas petani, buruh, dan nelayan.
3. Personal Initiative Based (Radio berbasis inisiatif pribadi)
Radio yang didirikan oleh perorangan karena hobi atau memiliki tujuan
lainnya, seperti hiburan, informasi, dan tetap mengacu pada kepentingan warga
komunitas.
4. Campus Based (Radio berbasis kampus)
Radio yang didirikan oleh warga kampus perguruan tinggi dengan berbagai
tujuan, termasuk sebagai sarana laboratorium dan sarana belajar mahasiswa.

Peran dan Fungsi Radio komunitas
Peran dan fungsi yang dijalankan media komunitas tidak hanya sebagai
media penyalur kebutuhan para pendengar atau komunitasnya saja, melainkan
pendengar atau komunitasnya juga perlu merasakan manfaat yang diperoleh dari
keterlibatan mereka pada saat mendengarkan radio komunitas maupun pada saat
mengelola secara langsung penyiaran radio komunitas. Radio komunitas
merupakan salah satu bentuk dari Lembaga Penyiaran Komunitas. Ghazali (2004)
dalam Rachmiatie (2007) menyatakan kegunaan dan fungsi media komunitas.
Adapun hasilnya adalah:

9
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Merepresentasikan dan mendukung budaya dan identitas lokal
Menciptakan program pertukaran opini secara bebas di media
Menyediakan program yang variatif
Merangsang demokrasi dan dialog
Mendukung pembangunan dan perubahan sosial
Mempromosikan masyarakat madani
Mendorong hadirnya pemerintahan yang baik (good governance)
Merangsang partisipasi melalui penebaran informasi dan inovasi
Menyediakan kesempatan bersuara bagi yang tidak memiliki kesempatan
Berfungsi menghubungkan komunikasi di komunitas (community telephone
service)
11. Memberi kontribusi pada variasi kepemilikan penyiaran
12. Menyediakan SDM bagi industri penyiaran

Selain itu, berkaitan dengan peranan serta fungsi radio komunitas Estrada (2009)
dalam Nurmayanti (2011) menyatakan bahwa fungsi radio komunitas antara lain:
1. Mencerminkan dan mendukung identitas, karakter, dan budaya lokal
Radio komunitas menyediakan program yang khusus disesuaikan dengan
identitas dan karakter dari komunitas tersebut. Program sangat tergantung
materi lokal
2. Menciptakan berbagai pendapat dan opini di udara
Radio komunitas melalui keterbukaannya terhadap partisipasi segala sektor
dan masyarakat di suatu komunitas serta menciptakan berbagai pendapat dan
opini di udara.
3. Mendorong dialog terbuka dan proses demokratis
Radio komunitas menyediakan satu landasan yang independen untuk
menyelenggarakan diskusi interaktif tentang masalah-masalah dan keputusankeputusan yang penting bagi komunitas.
4. Mendukung pembangunan dan perubahan sosial
Radio komunitas memberikan landasan yang sempurna untuk berlangsungnya
diskusi internal dan untuk mencapai persepsi bersama mengenai situasinya.
Undang-Undang Penyiaran Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002 Pasal
21, 22, 23, dan 24 menguraikan bahwa Lembaga Penyiaran Komunitas merupakan
lembaga yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas
tertentu dan memiliki tujuan dalam mendidik dan memajukan masyarakat dalam
mencapai kesejahteraan dengan melaksanakan program acara yang meliputi
budaya, pendidikan, dan informasi yang menggambarkan identitas bangsa.
Peraturan Pemerintah tersebut menjadikan landasan bagi penyelenggaraan radio
Komunitas agar penerapan fungsi serta perannya tetap bermanfaat bagi seluruh
pihak yang terlibat juga memperkuat nilai dan mengoptimalkan potensi daerah
serta sumber daya manusia untuk kepentingan nasional.

Karakteristik Pendengar
Karakteristik khalayak khususnya pendengar radio merupakan faktor utama
yang dapat menyebabkan terjadinya suatu aktivitas khalayak dalam

10
mendengarkan radio itu sendiri. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan merupakan faktor
karakteristik khalayak yang dapat memepengaruhi perilaku mendengar khalayak.
Menurut Yani (1998) karakteristik petani dalam mendengarkan siaran radio yang
meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan nonformal, tingkat pendidikan
informal, frekuensi ke kota dan frekuensi mengunjungi penyuluh
pertanianberhubungan dengan motivasi dan perilaku petani dalam mendengarkan
siaran radio (P

Dokumen yang terkait

Acara Talk Show Dokter Pintar Di Radio Suara Medan FM Terhadap Kepuasan Khalayak

0 31 116

EFEKTIVITAS PROGRAM SIARAN RADIO SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI (Studi Pada Program Siaran "Kata Kota Kita" di Radio Andalus FM Malang)

0 31 3

MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN RADIO KOMUNITAS (Studi Kasus pada Radio Komunitas Pass 107.9 FM Kelurahan Tulungrejo Kecamatan Bumiaji)

0 6 26

Sikap teologis pengurus MUI Kota Serang Banten terhadap agama-agama

0 11 85

Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah di Yogyakarta

5 16 163

KEPUASAN KHALAYAK TERHADAP SIARAN BERITA INFORMASI DAN MUSIK ANDA (BIMA) DI RADIO KOMUNITAS SPIRITUAL KEPUASAN KHALAYAK TERHADAP SIARAN BERITA INFORMASI DAN MUSIK ANDA (BIMA) DI RADIO KOMUNITAS SPIRITUAL HINDU YOGADHIPARAMAGUHYA FM (Studi Kuantitatif Kep

0 3 17

PENDAHULUAN KEPUASAN KHALAYAK TERHADAP SIARAN BERITA INFORMASI DAN MUSIK ANDA (BIMA) DI RADIO KOMUNITAS SPIRITUAL HINDU YOGADHIPARAMAGUHYA FM (Studi Kuantitatif Kepuasan Pendengar di Banjar Tengah, Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar-B

1 2 51

PENUTUP KEPUASAN KHALAYAK TERHADAP SIARAN BERITA INFORMASI DAN MUSIK ANDA (BIMA) DI RADIO KOMUNITAS SPIRITUAL HINDU YOGADHIPARAMAGUHYA FM (Studi Kuantitatif Kepuasan Pendengar di Banjar Tengah, Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar-Bali

0 4 25

PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM SIARAN RESEPSI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Persepsi Khalayak Terhadap Program Siaran Resepsi Pernikahan Pengantin Jawa dalam Radio Komunitas Budaya Jawa DIVA FM di Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen)

0 2 18

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI STRATEGI KONVERGENSI PADA RADIO DI KOTA SERANG BANTEN (Studi Deskriptif Penggunaan Media Sosial Pada Radio Xchannel 103.2 FM di Kota Serang Banten) - FISIP Untirta Repository

0 0 145