Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data kualitatif model interaktif, dengan uraian sebagai berikut :
1 Reduksi data, adalah merupakan proses menyeleksi data, menentukan fokus data, menyederhanakan, meringkas, dan menggubah bentuk data. Dala proses
ini dilakukan pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik, 2 Papara data, berbagai
macam data penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dipaparkan dengan tertata rapi dalam bentuk narasi dan matrik, grafik dan diagram yang
sistematis serta mantap dapat memudahkan pemahaman terhadap apa yang telah terjadi sehingga memudahkan penarikan kesimpulan atau menentukan
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya, 3 Penarikan kesimpulan, kesimpulan yang mencakup semua perubahan atau ppada penelitiserta tempat
siatuasi penelitian dilakukan. Sedangkan Indikator pencapaian merupakan ukuran tingkat
keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Penetapan indikator dilakukan pada perencanaan pada siklus pertama. Artinya semua harus sepakat
di awal tentang indikator pencapaian. Dalam penelitian ini yang menjadi indicator pencapaian adalah “ apabila 80 daru jumlah siswa kelas IV
mencapai nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah 6,75
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus, dimana tahapan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dan minat siswa selama pelaksanaan tindakan yaitu pembelajaran
dengan menggunakan metode make a match. Pelaksanaan siklus 1 pada hari senin dan selasa tanggal 4 dan5 Maret
2013. Sebelum pelaksanaan tindakan, pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP , lembar observasi,
soal-soal tes sesuai dengan materi yang diberikan serta metode make a match
yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa hal yang ditemukan selama kegiatan pengamatan pada siklus 1 adalah bahwa
pelaksanaan pembelajaran belum seperti yang direncanakan dalam rencana pembelajaran, guru masih belum mampu membangkitkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran dengan maksimal, metode make a match yang digunakan masih terlihat kaku dan tidak menarik, minat siswa masih belum menunjukkan
peningkatan yang maksimal dari kondisi sebelum tindakan, proses pembelajaran masih banyak didomonasi guru, belum banyak siswa yang
terlihat mengajukan pertanyaan atau jawaban pertanyaan yang diajukan guru disela-sela pembelajaran. Hasil belajar siswa menunjukkan nilai yang masih
dibawah KKM. Pada tahap refleksi peneliti dengan teman sejawat mendiskusikan
sehubungan dengan
hasil pengamatan
sekaligus mendiskusikan kekurangan yang terjadi pada siklus 1, guna untuk menentukan
langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Peneliti melanjutkan pada siklus II dikarenakan pencapaian pada
siklus I belum memenuhi indokator ketercapaian yang telah ditentukan. Tahapan pada siklus II tidak berbeda dengan tahapan pada siklus I, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahapan perencanaan peneliti menyiapakkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP
, soal-soal yang akan diberikan kepada siswa, lembar observasi, dan materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan untuk kegiatan belajar mengajar.
Pelaksanaan tindakan siklus II pada hari Kamis dan Jumat tanggal 7 dan 8 Maret 2013. Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti melaksanakan perbaikan
proses pembelajaran pada siklus I. pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan dibantu teman sejawat, dan hasil pengamatan tersebut pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam rencana pembelajaran, guru sudah mampu membangkitkan keaktivan siswa dengan baik di dalam
pelajaran. Metode make a match sudah dilaksanakan dengan baik pula sehingga menghasilkan pemahaman yang baik. Siswa sudah terilhat lebih aktif
dalam mengajukan pertannyaan, menjawab pertanyaan, melakukan umpan balik, mempersentasikan di depan kelas dengan baik dan tanpa rasa takut.
Siswa sudah mulai tertarik dan keaktivan siswa mulai muncul, dimana siswa sudah menunjukan konsentrasi yang baik. Guru sudah tidak lagi mendominasi
proses pembelajaran, suasana kelas sudak terlihat hidup dimana masih banyak siswa yang terlihat menjawab pertanyaan yang diajukan guru disela-sela
pembelajaran ataupun mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru. Pada tahap refleksi, peneliti bersama dengan teman sejawat yang membantu
pengamatan mendiskusikan hasil pengamatan. Adapaun hasil penelitian pada suiklus II telah memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditentukan.
Sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. Adapun secara umum hasil pada siklus II menunjukkan bahwa pelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
metode make a match sudah terlihat menarik dan dapat meningkatkan keaktivan siswa dalam pembelajaran, dimana sudah banyak siswa yang
menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan mereka juga mengajukan pertanyaan sehubungan dengan materi yang telah disampaikan guru.
Hasil pengamatan dari seblum tindakan sampai dengan tindakan siklus II apabila ditampilkan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut :
Tabel 1.Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan keaktivan siswa dari sebelum dilakukan tindakan sampai dengan tindakan
siklus II, yaitu pada waktu sebelum tindakan 24 persen siswa memiliki minat KATEGORI
Sebelum Tindakan Siklus I
Siklus II Jumlah
Jumlah Jumlah
Kurang sekali 8
32 2
8 Kurang
6 24
7 28
1 4
Sedang 5
20 8
32 52
52 Baik
4 16
4 16
5 20
Baik sekali 8
8 4
16 6
24
yang rendah dan 28 persen siswa memiliki minat yang cukup dan hanya 4 persen siswa yang memiliki minat yang tinggi. Setelah dilakukan tindakan
pada siklus I, terjadi peningkatan keaktivan siswa meskipun belum mencapai indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu 16 persen siswa memiliki
aktifitas yang rendah, 16 persen siswa memiliki minat yang tinggi, hasil tindakan pada siklus II mengalami peningkatan, dan peningkatan tersebut
telah mencapai indikator ketercapaian yang ditentukan sebelumnya yaitu 8 persen siswa memiliki keaktivan yang rendah, 16 persen cukup, dan 24
memiliki keaktivan yang tinggi. Adapun hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode make
amatch dampai dengan menggunakan metode make a match.
Tabel 2. Hasil evaluasi belajar siswa
No Pembelajaran
IPS Kondisi Awal
Setelah Tindakan Siklus I
Siklus II 1
Rata-rata 6,29
6,84 7,47
Dari hasil rekapitulasi tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebelum dilakukan tindakan pencapaian pada kondisi awal hasil belajar belum
mencapai KKM, setelah dilakukan tindakan pada siklus I mulai terjadi peningkatan 64 persen siswa yang mencapai KKM, dan pada siklus II
menunjukkan 80 persen siswa yang telah mencapai nilai KKM pada siklus II. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa sebelum penggunaan metode make a match sampai dengan penggunaan metode make a match pada siklus II. metode maka a match
sebagai metode yang mampu untuk membantu siswa dalam belajar aktif dan dapat membantu siswa melatih keterampilan bertanya, menjawab, serta berani
mempersentasikan hasil pekerjaan di depan kelas dan berani memberikan umpan balik dari hasil pekerjaan yang telah disampaikan dalam persentasi.
Selain itu juga metode make a match mampu membangkitkan ketertarikan siswa untuk terus belajar, mampu menambah motivasi siswa dalam belajar,
siswa tidak merasakan kebosanan dalam pembelajaran, meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat membangkitkan kesenangan siswa dalam belajar.
D. KESIMPILAN