HASIL DAN PEMBAHASAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data kualitatif model interaktif, dengan uraian sebagai berikut : 1 Reduksi data, adalah merupakan proses menyeleksi data, menentukan fokus data, menyederhanakan, meringkas, dan menggubah bentuk data. Dala proses ini dilakukan pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik, 2 Papara data, berbagai macam data penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dipaparkan dengan tertata rapi dalam bentuk narasi dan matrik, grafik dan diagram yang sistematis serta mantap dapat memudahkan pemahaman terhadap apa yang telah terjadi sehingga memudahkan penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya, 3 Penarikan kesimpulan, kesimpulan yang mencakup semua perubahan atau ppada penelitiserta tempat siatuasi penelitian dilakukan. Sedangkan Indikator pencapaian merupakan ukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Penetapan indikator dilakukan pada perencanaan pada siklus pertama. Artinya semua harus sepakat di awal tentang indikator pencapaian. Dalam penelitian ini yang menjadi indicator pencapaian adalah “ apabila 80 daru jumlah siswa kelas IV mencapai nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah 6,75

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus, dimana tahapan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dan minat siswa selama pelaksanaan tindakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode make a match. Pelaksanaan siklus 1 pada hari senin dan selasa tanggal 4 dan5 Maret 2013. Sebelum pelaksanaan tindakan, pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP , lembar observasi, soal-soal tes sesuai dengan materi yang diberikan serta metode make a match yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa hal yang ditemukan selama kegiatan pengamatan pada siklus 1 adalah bahwa pelaksanaan pembelajaran belum seperti yang direncanakan dalam rencana pembelajaran, guru masih belum mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan maksimal, metode make a match yang digunakan masih terlihat kaku dan tidak menarik, minat siswa masih belum menunjukkan peningkatan yang maksimal dari kondisi sebelum tindakan, proses pembelajaran masih banyak didomonasi guru, belum banyak siswa yang terlihat mengajukan pertanyaan atau jawaban pertanyaan yang diajukan guru disela-sela pembelajaran. Hasil belajar siswa menunjukkan nilai yang masih dibawah KKM. Pada tahap refleksi peneliti dengan teman sejawat mendiskusikan sehubungan dengan hasil pengamatan sekaligus mendiskusikan kekurangan yang terjadi pada siklus 1, guna untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Peneliti melanjutkan pada siklus II dikarenakan pencapaian pada siklus I belum memenuhi indokator ketercapaian yang telah ditentukan. Tahapan pada siklus II tidak berbeda dengan tahapan pada siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahapan perencanaan peneliti menyiapakkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP , soal-soal yang akan diberikan kepada siswa, lembar observasi, dan materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan untuk kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan tindakan siklus II pada hari Kamis dan Jumat tanggal 7 dan 8 Maret 2013. Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti melaksanakan perbaikan proses pembelajaran pada siklus I. pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan dibantu teman sejawat, dan hasil pengamatan tersebut pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam rencana pembelajaran, guru sudah mampu membangkitkan keaktivan siswa dengan baik di dalam pelajaran. Metode make a match sudah dilaksanakan dengan baik pula sehingga menghasilkan pemahaman yang baik. Siswa sudah terilhat lebih aktif dalam mengajukan pertannyaan, menjawab pertanyaan, melakukan umpan balik, mempersentasikan di depan kelas dengan baik dan tanpa rasa takut. Siswa sudah mulai tertarik dan keaktivan siswa mulai muncul, dimana siswa sudah menunjukan konsentrasi yang baik. Guru sudah tidak lagi mendominasi proses pembelajaran, suasana kelas sudak terlihat hidup dimana masih banyak siswa yang terlihat menjawab pertanyaan yang diajukan guru disela-sela pembelajaran ataupun mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru. Pada tahap refleksi, peneliti bersama dengan teman sejawat yang membantu pengamatan mendiskusikan hasil pengamatan. Adapaun hasil penelitian pada suiklus II telah memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditentukan. Sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. Adapun secara umum hasil pada siklus II menunjukkan bahwa pelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode make a match sudah terlihat menarik dan dapat meningkatkan keaktivan siswa dalam pembelajaran, dimana sudah banyak siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan mereka juga mengajukan pertanyaan sehubungan dengan materi yang telah disampaikan guru. Hasil pengamatan dari seblum tindakan sampai dengan tindakan siklus II apabila ditampilkan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut : Tabel 1.Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan keaktivan siswa dari sebelum dilakukan tindakan sampai dengan tindakan siklus II, yaitu pada waktu sebelum tindakan 24 persen siswa memiliki minat KATEGORI Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah Jumlah Jumlah Kurang sekali 8 32 2 8 Kurang 6 24 7 28 1 4 Sedang 5 20 8 32 52 52 Baik 4 16 4 16 5 20 Baik sekali 8 8 4 16 6 24 yang rendah dan 28 persen siswa memiliki minat yang cukup dan hanya 4 persen siswa yang memiliki minat yang tinggi. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan keaktivan siswa meskipun belum mencapai indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu 16 persen siswa memiliki aktifitas yang rendah, 16 persen siswa memiliki minat yang tinggi, hasil tindakan pada siklus II mengalami peningkatan, dan peningkatan tersebut telah mencapai indikator ketercapaian yang ditentukan sebelumnya yaitu 8 persen siswa memiliki keaktivan yang rendah, 16 persen cukup, dan 24 memiliki keaktivan yang tinggi. Adapun hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode make amatch dampai dengan menggunakan metode make a match. Tabel 2. Hasil evaluasi belajar siswa No Pembelajaran IPS Kondisi Awal Setelah Tindakan Siklus I Siklus II 1 Rata-rata 6,29 6,84 7,47 Dari hasil rekapitulasi tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebelum dilakukan tindakan pencapaian pada kondisi awal hasil belajar belum mencapai KKM, setelah dilakukan tindakan pada siklus I mulai terjadi peningkatan 64 persen siswa yang mencapai KKM, dan pada siklus II menunjukkan 80 persen siswa yang telah mencapai nilai KKM pada siklus II. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa sebelum penggunaan metode make a match sampai dengan penggunaan metode make a match pada siklus II. metode maka a match sebagai metode yang mampu untuk membantu siswa dalam belajar aktif dan dapat membantu siswa melatih keterampilan bertanya, menjawab, serta berani mempersentasikan hasil pekerjaan di depan kelas dan berani memberikan umpan balik dari hasil pekerjaan yang telah disampaikan dalam persentasi. Selain itu juga metode make a match mampu membangkitkan ketertarikan siswa untuk terus belajar, mampu menambah motivasi siswa dalam belajar, siswa tidak merasakan kebosanan dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat membangkitkan kesenangan siswa dalam belajar.

D. KESIMPILAN

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

0 6 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKOYOSO SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 41

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKOYOSO SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 31

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH SISWA KELAS V A SD NEGERI 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 115

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI TULUNGBUYUT KECAMATAN HULU SUNGKAI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

0 4 65

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVB SD NEGERI 2 BUMIHARJO

2 9 80

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GUNUNG PASIR JAYA

5 19 67

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MAKE A MATCH DI KELAS V SD

0 0 13

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

0 8 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD

0 0 8