Pengaruh Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja (Survey Managing Director Of Capital & Information Technology Pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung)

(1)

PUSAT BANDUNG)

The influence of Leadership and Physical Work Environment on Labor

Productitivity ( Survey Division Managing Director of Human Capital & Information

Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung )

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Kelulusan Strata I

Program Studi Manajemen Fakultas EkonomiUniversitas Komputer

Indonesia

Disusun Oleh:

Lukman Hidayat 21210860

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

vi

Kata Pengantar ...iii

Daftar Isi ...vi

Daftar Tabel ...vii

Daftar Gambar ...viii

Daftar Lampiran ...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah...12

1.2.1 Identifikasi Masalah...12

1.2.2 Rumusan Masalah...12

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian...13

1.3.1 Maksud Penelitian...13

1.3.2 Tujuan Penelitian...13

1.4 Kegunaan Penelitian...14

1.4.1 Kegunaan Praktis...14

1.4.2 Kegunaan Akademis...14


(3)

vi

2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan ...16

2.1.1.2 Gaya Kepemimpinan ...17

2.1.1.3 Jenis Kepemimpinan ………20

2.1.1.4 Ciri-Ciri Kepemimpinan ………..21

2.1.2 Lingkungan Kerja Fisik ...22

2.1.2.1 Faktor Lingkungan Kerja Fisik ...23

2.1.3 Produktivitas Kerja ……...25

2.1.3.1 Pengertian Produktivitas...25

2.1.3.2 Upaya Peningkatan Produktivitas ... 26

2.1.4 Hubungan Antar Variabel...27

2.1.4.1 Hubungan Kepemimpinan dengan Produktivita Kerja……….27

2.1.4.2 Hubungan Lingkungan Kerja Fisik dengan Produktivita Kerja……….27

2.1.5 Penelitian Terdahulu……….28

2.2 Kerangka Pemikiran...30


(4)

vi

3.2.1 Desain Penelitian...33

3.2.2 Operasional Variabel...37

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data...43

3.2.3.1 Sumber Data...43

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data...44

3.2.3.3 Teknik Pengumpulan Data...46

3.2.4 Uji Validitas...47

3.2.5 Uji Realibilitas...50

3.2.6 Uji MSI...52

3.2.7 Rancangan Analisis Deskriptif...53

3.2.7.1 Rancangan Analisis ……….57

3.2.7.2 Statistik Uji ……….57

3.2.7.3 Analisis Kuantitatif ……….58

3.2.7.4 Analisis Regresi Linier ………59

3.2.7.5 Pengujian Hipotesis...62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum Perusahaan………..64


(5)

vi

4.2.4 Indentifikasi Responden Berdasarkan Pendidikkan………. 76

4.3 Uji Validitas Dan Reliabilitas………..77

4.3.1 Uji Validitas………..77

4.3.2 Uji Reliabilitas………..79

4.4 Analisis Deskriptif Data Penelitian………80

4.4.1 Variabel kepemimpinan (X1)………..81

4.4.2 Variabel lingkungan kerja fisik (X2)………....95

4.4.3 Variabel produktivitas kerja (Y)………..101

4.5 Analisis Kuantitatif……….107

4.6 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)………..112

4.6.1 Pengujian Hipotesis kepemimpinan Terhadap produktivitas kerja..112

4.6.2 Pengujian Hipotesis lingkungan kerja fisik Terhadap produktivitas kerja………114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesempilan………..117

5.2 Saran………118

DAFTAR PUSTAKA


(6)

vi vii


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirohim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik tehadap Produktivitas Kerja”. Penulisan ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang pada jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Tanpa saran, dukungan, bantuan, serta bimbingan tidak mungkin skripsi ini terwujud. Terutama pada Oman Sukirman SE., MM selaku dosen Pembimbing yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Penulis Ucapkan kepada

1. Dr. Ir. Soeryanto Soegoto Selaku Rektor Unikom selaku Rerktor UNIKOM yang memberi fasilitas pada penulis.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic Selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNIKOM Terima kasih telah meberikan penulis kesempatan dalam menyelesaikan Skrpsi.


(8)

iii

4. Prof. Dr Hj. Umi Narimawati Dra., SE., M.Si selaku Penguji I pada saat sidang akhir.

5. Tustorini Handayani SE., M.Si selaku penguji II pada saat sidang akhir 6. Lita Wulantika, S.E., M.Si Selaku Dosen Wali MN-3 yang telah

membimbing saya dari pertama sampai sekarang.

7. Seluruh Dosen Ekonomi Universitas Komputer Indonesia 8. Seluruh Staf Administrasi Universitas Komputer Indonesia 9. Orang Tua Yang Selalu Memberikan Dukungan

10. Keluarga D’Park Family yang selalu memberi semangat

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang diberikan oleh semua pihak sehingga bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat membantu pihak-pihak yang membutuhkannya.

Akhir kata semoga Allah SWT.Membalas semua kebaikan dan jasa yang telah penulis terima, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, 5 Desember 2014


(9)

(10)

i

Lukman HIdayat NIM. 21210860

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Skripsi pada Febuari 2015

Menyetujui, Pembimbing

Oman Sukirman, SE., MM NIP. 4127.34.02.046

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen

Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si NIP. 4127.70.019 NIP. 4127.34.02.006


(11)

(12)

ABSTRAK

Lukman Hidayat, “Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja ( Survey Pada Divisi Managing Director Of Capital & Information Technolog PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor

Pusat Bandung) dibawah bimbingan Oman Sukirman SE., MM

Masalah Produktivitas Kerja karyawan harus menjadi perhatian bagi seluruh manajer atau pimpinan organisasi, karena hal ini akan berpengaruh terhadap efektif kerja organisasi tersebut dimasa yang akan datang. faktor lain yang juga dapat mempengaruhi semangat produktivitas kerja adalah lingkungan kerja, Kondisi lingkungan kerja yang baik ditandai oleh penerangan yang cukup dan dipancarkan secara merata serta jauh dari kebisingan yang mengganggu konsentrasi kerja. perusahaan harus memperhatikan lingkungan kerja fisik karyawannya supaya karyawan merasa senang, konsentrasi, dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

penelitian ini bertujuan untuk mengentahui pengaruh kepemimpinan dan lingkungna kerja fisik terhadap produktivitas kerja pada PT. Kereta Api Indonesia Kantor Pusat Bandung. Sample penelitian ini berjumlah 52 orang kariyawan dan Metode pengumpulan daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Lapangan (Field Research), yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan sekunder.

Penelitian ini menggunakan alanisis linier. Hasil analisis relibilitas diperoleh 0.889 untuk kepemimpinan 0.779 untuk lingkungna kerja fisik dan 0.765 untuk produktivitas kerja, hasil uju t menunjukan hasil yang positif dan signifikan, dengna demikian dapat d simpulkan bawha Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik secara simultan berpengaruh positif terhadap Produktivitas Kerja.


(13)

ABSTACT

Lukman Hidayat, “the indluence of leadership and Physical Work Environment on Labor Produvtivit ( Survey Pada Divisi Managing Director Of Capital & Information Technolog PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung

guided by Oman Sukirman SE., MM

Work Productivity problem employee should be a concern for all managers or the head of the organization, as this would affect the effective work of the organization future. other factors which can also affect spirit of labor productivity is the work environment, Working conditions are well marked by adequate lighting and emitted evenly and away from the noise that interfere with concentration at work. companies should pay attention to physical work environment employees so that employees feel happy, concentration, and comfortable in carrying out the work so as to increase productivity.

The aim of this study for investagate influence leadership and physical work environment on work productivity at PT. Kereta Api Indonesia Bandung Head Office. Sample of this research totaling 52 people kariyawan and methods of data collection used in this study is a research field (Field Research), which is done by hold direct observation in the institution became the object to obtain primary and secondary data. This study uses a linear alanisis. The results of the reliability analysis acquired 0889 for leadership 0779 to lingkungna physical work and 0765 for labor productivity, t test results results showed a positive and significant, thus therefore can conclude that Leadership and Physical Work Environment simultaneously positive effect of the Work Productivity.


(14)

Nama Lengkap : Lukman Hidayat Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang 18-02-1992

Alamat : Jl.Jatinangor KM 21 No 91, Sumedang Jenis Kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan

1. (2004) Lulus SDN Neglasari Jatinangor 2. (2007) Lulus SMP Ma’arif Jatinangor 3. (2010) Lulus SMA Al-Ma’soem Jatinangor 4. Sekarang masih menempuh Setara Satu (S1)


(15)

manado ISSN-2303-1174

Faustio Cardoso, 2003. Manajemen sumber daya manusisa. Yogyakarta; andi Hasibuan,2002. manajemen sumber daya manusia. Jakarta; PT.Bumi Aksara Maulizar, Said Musnadi dan Mukhlis Yunus, 2012. Pengaruh Kepemimpina

Transasional dan Transformasional Terhadap Keinerja Kariawan Pada Bank Syariah Cabang Banda. ISSN-2301-0199

Margareta E. Harimisa, 2013. Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pengaruhnya Terhadap Produtivitas Kerja Pegawai Di kantor Camat Sario. ISSN-2303-1174

Sri Ramadhani, Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Semangat Kerja Kariawan Pada PT. Lembah karet Padang

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif CV Alfabeta Bandung.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Bandung CV Alfabeta.

Suwatno dan Donni, 2014. Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung; CV Alfabeta

Teguh Ariefiantoro, Susanto, 2012 Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja Kariawan (Studi kasus karyawan pada bagian produksi PT. sango Ceramic Indonesia) ISSN-1410-9859

Umi Narimawati, 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta; Agung Media

Umi Narimawati, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi, Bandung ; Agung Media

Wilson Gustiawan, 2012. Budaya Organisasi Dan Lingkungan kerja Serta Pengaruhnya terhadap Produktivitas Kerja ISSN-1691-2617


(16)

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan bisnis yang pesat menuntut setiap perusahaan, instansi, atau organisasi, untuk terus maju dan mampu meningkatkan daya saing dengan kompetitor- kompetitor yang ada. Untuk mewujudkan tujuan tersebut sebuah perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berbakat, berkualitas, mau bekerjasama dalam tim dan mempunyai semangat kerja yang tinggi.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam suatu organisasi didalam mencapai sasarannya. Dalam hal ini faktor manusia (man power) adalah semua orang yang terlibat dalam perusahaan tersebut, baik yang berkedudukan sebagai pimpinan ataupun sebagai bawahan. Kedua unsur ini harus mampu bekerja sama serta berkomunikasi secara aktif. Untuk menjalankan semua itu sebuah organisasi memerlukan kepemimpinan dan lingkungan kerja yang mendukung untuk dapat memberikan produktivitasa kerja yang tinggi kepada karyawannya.

Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung. Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban umat manusia.


(18)

Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good leader).

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu organisasi adalah dengan memperhatikan lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas – tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan sebagainya. Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor yang nyaman. Selain lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja nonfisik juga mempengaruhi kinerja karyawan. Jika karyawan tidak mampu menciptakan lingkungan kerja yang baik antara karyawan lain maka akan mengganggu kinerja karyawan. Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang yang ada di dalam lingkungan Managing Director of Human


(19)

Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.

Setiap perusahaan menginginkan karyawannya memiliki kemampuan produktivitas yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini merupakan keinginan ideal bagi Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung yang berorientasi pada profit. Tujuanperusahaan untuk mencapai hasil yang optimal harus didukung dengan kemampuan SDM, dalam hal ini karyawan yang ada dalam Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung itu sendiri. Dimana perusahaan harus memiliki orang-orang yang produktif yang mampu mengelola perusahaan dengan baik. Akan tetapi terkadang perusahaan tidak menganggap karyawannya sebagai investasi yang akan memberikan keuntungan. Perusahaan lebih terfokus pada upaya pencapaian target dan keinginan menjadi market leader dan perusahaan lupa bahwa karyawan adalah investasi yang perlu dipelihara agar tetap berproduksi dengan baik.

Hal ini dapat terlihat dalam sikap positif karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Masalah produktivitas kerja karyawan harus menjadi perhatian bagi seluruh manajer atau pimpinan organisasi, karena hal ini akan berpengaruh terhadap efektif kerja Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung dimasa yang akan datang.


(20)

Tabel 1.1

Kuesioner Awal (X1) Kepemimpinan

No Pertanyaan Ya Tidak

Persentasi (%)

Persentasi (%) 1 Pimpinan memimpin dengan cara-cara

yang dirancang untuk menarik perhatian bawahan.

12 18

40% 60%

2 Pemimpin saya tidak pernah menghargai

kinerja karyawan yang baik.

13 17

44% 56%

3 Pimpinan saya memberikan pengalaman dalam bekerja agar menjadi sukses.

18 12

60% 40%

4 Pimpinan saya lebih mengedepankan kepentingan individu di banding organisasi.

13 17

44% 56%

5 Saya selalu di bantu pimpinan untuk

menetapkan tujuan yang ingin di capai perusahaan.

12 18

40% 60%

6 Pimpinan selalu memberikan sanksi apabila terjadi kesalahan dalam proses kerja yang saya lakukan.

11 19

37% 63%

Sumber Tabel : PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung

Berdasarkan survei dari 30 responden dari PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung menunjukan bahwa kepemimpinan di PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung. Dimana variabel kepemimpinan pimpinan memimpin dengan menarik perhatian bawahan sebanyak 40% dan sisanya sebanyak 60% menyatakan tidak. Sedangkan pimpinan sering membantu


(21)

karyawan untuk menetapkan tujuan perusahaan yang ingin di capai sebanyak 44% menyatakan ya dan 56% menyatakan tidak. Bahwa foktor kepemimpinan sangat berpengeruh terhadap kariawanya.

Selain faktor kepemimpinan, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi semangat produktivitas kerja adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Kondisi lingkungan kerja yang baik ditandai oleh penerangan yang cukup dan dipancarkan secara merata serta jauh dari kebisingan yang mengganggu konsentrasi kerja, tata ruang yang baik dan warna yang indah, serta kebersihan yang terjaga, sangat membuat karyawan betah bekerja. Lingkungan kerja yang seperti itu akan meningkatkan semangat dalam bekerja.

Menurut Alex S Nitisemito (1998) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Untuk itulah suatu perusahaan harus memperhatikan lingkungan kerja fisik karyawannya supaya karyawan merasa senang, konsentrasi, dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawannya dalam bekerja.

Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu pengukuran produktivitas di lapangan yang bertujuan untuk mengetahui tolok ukur produktivitas yang telah dicapai dan merupakan dasar dari perencanaan bagi peningkatan produktivitas pemasangan konstruksi baja ringan di masa datang.


(22)

Tabel 1.2

Kuisoner awal (X2) Lingkungan Kerja Fisik

No Pertanyaan Ya Tidak

Persentasi (%)

Persentasi (%) 1 Penerangan di tempat kerja saya

mendukung suasana dalam bekerja

18 12

60% 40%

2 Sirkulasi udara di tempat kerja saya

beroperasi dengan baik, sehingga saya merasa nyaman

17 13

56% 44%

3 Saya tidak menyukai kebisingan di tempat

kerja yang akan mengganggu konsentrasi kerja saya

17 13

56% 44%

4 Saya tidak menyukai bau tidak sedap di

tempat kerja saya yang mengganggu kinerja saya di perusahaan

25 5

83% 17%

5 Perusahaan memberikan fasilitas keamanan

untuk saya dan karyawan lainnya

16 14

53% 47%

6 Ruang kerja saya ber AC sehingga saya merasa nyaman untuk bekerja.

14 16

47% 53%

Sumber Tabel : PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung

Berdasarkan survei dari 30 responden dari PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung menunjukan bahwa Lingkungan kerja fisik di


(23)

Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung. Dimana variabel lingkungan kerja fisik Penerangan di tempat kerja mendukung suasana dalam bekerja yang menjawab ya 60% dan yang tidak 40%

Perusahaan memberikan fasilitas keamanan untuk karyawan yang menjawab ya 53% dan tidak 47%. Dengan ini bawah faktok lingkungna kerja fisik ada pengaruh dengan peningkatan produktivitas kerja.

Menurut (Iman Soeharto, 1995). Produktivitas diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang atau jasa. Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi.

Tabel 1.3

Kuisoner awal (Y1) Produktivitas Kerja

No Pertanyaan Ya Tidak

Persentasi (%)

Persentasi (%) 1 Saya menerima pendidikan dan pelatihan

dan pelatihan serta pengebangan (development) dari perusahaan

28 2

93% 7%

2 Perusahaan mendesain proses perencanaan

tenaga kerja yang berguna untuk

meningkatkan produktivitas kedepannya

25 5

83% 17%

3 Perusahaan memberikan dan mengajari saya

pedoman mengatasi masalah

20 10


(24)

4 Saya merasa mudah dalam mengadaptasi

kondisi kerja dengan norma dan peraturan yang berlaku di perusahaan atau di dalam organisasi

17 13

56% 44%

5 Pekerjaan yang saya kerjakan sangat penting bagi organisasi/perusahaan.

14 16

47% 53%

6 Saya mengerjakan pekerjaan sering

melakukan kesalahan/kekeliruan

12 18

40% 60%

Sumber Tabel : PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung

Berdasarkan survei dari 30 responden dari Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung menunjukan bahwa Lingkungan kerja fisik di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung. Dimana variabel Produktivitas kerja, menerima pendidikan dan pelatihan dan pelatihan serta pengebangan (development) dari perusahaan yang menjawab ya 93% dan yang menjawab tidak 7%, Perusahaan mendesain proses perencanaan tenaga kerja yang berguna untuk meningkatkan produktivitas kedepannya menjawab ya 83% danyang tidak 17% Perusahaan memberikan dan mengajari pedoman mengatasi masalah menjawab ya 67% dan tidak 33% merasa mudah dalam mengadaptasi kondisi kerja dengan norma dan peraturan yang berlaku di perusahaan atau di dalam organisasi menjawab ya 56% dan tidak 44%, Pekerjaan yang kerjakan sangat penting bagi organisasi/perusahaan yang menjawan ya 47% dan tidak 53%, mengerjakan


(25)

pekerjaan sering melakukan kesalahan/kekeliruan yang menjawab ya 40% dan tidak 60%.

Table 1.4

Skor KPI (Key Performance Indicator) tahun 2013

No Aspek KPI Bobot Jumlah indicator nilai

A Keuangan dan pasar 4 20 19,48

B Fokus pelanggan 3 24 23,32

C Efektivitas kerja dan proses

5 20 16,08

D Focus dan tenaga kerja 4 20 19,38

E Kepemimpinan, tata kelola dan tanggung jawab kemasyarakatan

4 28 19,48

Total 19 100 91,97

Sumber : Report 2013 PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung

Table 1.5

Skor KPI (Key Performance Indicator) tahun 2012

Sumber : Report 2013 PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung No Aspek indicator Bobot Jumlah indicator nilai

A Keuangan 5 20 19,97

B Pelanggan 6 20 18,53

C Proses bisnis internal 6 20 15,87

D Pertumbuhan dan pembelajaran

4 15 12,33

E Kepemimpinan 3 4 8,47

F Evektivitas kerja 5 15 16,21


(26)

Dengna data yang diperoleh di atas maka diketahui efektivitas kerja tahun 2012 dengan nilai 16,38 menurun pada tahun 2013 dengna nilai 16,08 dengan keterangan kuisoner awal lingkungan kerja fisik yang masih kurang puas dengan lingkungan di tempat kerja.

Menurut Zuliyanti, (2005:26) Lingkungan intern dikenal dengan iklim organisasi yang meliputi atribut lingkungan kerja seperti kepuasan dan prestasi. Lingkungan ekstern menyangkut kekuatan yang timbul diluar batas organisasi yang mempengaruhi tindakan dalam organisasi

Pada perusahaan Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung, dimana saat ini sedang mengalami masalah yang berhubungan dengan produktivitas kerja yaitu kepemimpinan dan lingkungan kerja. Kepemimpinan di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung diciptakan untuk mengatur karyawan dalam bekerja, berprilaku, membimbing dan menjadi pedoman bagi karyawan maupun perusahaan dalam memecahkan masalah baik didalam maupun diluar perusahaan. Namun pada kenyataannya, kondisi saat ini di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung masih banyak terjadi kesenjangan dengan harapan tersebut seperti terlalu banyaknya tugas yang diberikan, dimana pemimpin terkadang mengharuskan karyawan menyelesaikan suatu pekerjaan disaat pekerjaan lain belum selesai dan kurangnya komunikasi atasan dan bawahan yang disebabkan oleh kurangnya waktu pemimpin dan bawahan untuk bersama-sama bertukar


(27)

pikiran menyelesaikan masalah intern perusahaan. Tentunya masalah-masalah tersebut menganggu terhadap semangat kerja karyawan untuk memberikan hasil yang terbaik.

Selain kepemimpinan, faktor berikutnya yang cukup berpengaruh adalah lingkungan kerja fisik. lingkungan kerja fisik yang merupakan segala sesuatu yang berada disekitar karyawan saat bekerja. Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung umumnya tidak terdapat keluhan yang berarti pada komponen lingkungan kerja fisik, tetapi ada satu hal yang menggangu kenyamanan karyawan yaitu tempanya yang panas.

Di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung Sering terjadi produktivitas kerja karyawan menurun dikarenakan adanya ketidaknyamanan dalam bekerja, upah yang minim dan juga ketidak puasan dalam bekerja yang di pengaruhi oleh lingkungan kerja fisik.

Bedasarakan uraian diatas mengenai kepemimpinan, maka penulis menuangkan hasilnya dalam bentuk laporan yang berjudul “ PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PADA PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung


(28)

1.2 IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH 1.2.1 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, penulis dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi sebagai berikut:

1.2.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kepemimpinan di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.

2. Bagaimana lingkungan kerja fisik di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.

3. Bagaimana produktivitas kerja kariawan di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.

4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan dengan produktivitas kerja di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.

5. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja fisik dengan produktifitas kerja di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.


(29)

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 MAKSUD PENELITIAN

Maksud dari penelitian ini untuk mengumpulkan data dan informasi yang terkait dengan gaya kepemimpinan dalam membuat lingkungan kerja yang dapat meningkatkan efektifitas, serta pengaruh terhadap produktivitas kerja. Sehingga perusahaan atau organisasi dapat lebih efektif dan efisien.

1.3.2 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kepemimpinan di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.

2. Untuk mengetahui lingkungan kerja fisik di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.

3. Untuk mengetahui produktivitas kerja di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung

4. Untuk mengetahaui pengaruh kepemimpinan berpengaruh terhadap produktivitas kerja di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.


(30)

5. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap produktifitas kerja di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun kegunaan yang dapat di peroleh dari peneltian ini, ada dua:

1.4.1 KEGUNAAN PRAKTIS

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemimpin dalam memimpin perusahaan agar perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.

2. Bagi pegawai

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi seluruh pegawai agar dapat meningkatkan produktivitas ataupun kinerjanya.

1.4.2 KEGUNAAN AKADEMIS

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangan informasi ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknologi dan sistem informasi serta diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang di dapat di perkuliahan dengan implementasi langsung terhadap keadaan yang terjadi di lapangan. Sehingga dengan adanya perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu manajemen sumber daya manusia yang sudah ada.


(31)

2. Bagi Peneliti Lain

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan serta dapat dijadikan pengkajian bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

1.5 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT.Kereta Api Indonesia (persero) Kantor pusat JL.Perintis Kemerdekaan 1 Bandung.:

Tabel 1.6 Waktu Penelitian

NO Uraian Kegiatan november Desember januari febuari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Studi Kepustakaan

3 Observasi Awal

4 Pendaftaran Seminar UP

5 Seminar UP

6 Pengumpulan Data

7 Pengolahan Data


(32)

16

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kepemimpinan

2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Menurut Robbins(2006:432) dalam buku Suswanto dan priansa (2011:140) mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.

Hasibuan (2002;169) kepemimpinan (leadership) yang titetapkan o;eh seorang manager dalam organisasi dapat menciptakan intergarasi yang serasi dan mendorong gairah kerja kariyawan untuk menciptakan sasaran yang maksimal.

Menurut kartono (2005:432) buku Suswanto dan priansa (2011:140) kepemimpinan adalah” kemamupan untuk memberikan pengaruh yang kontruktif kepada oang lain untuk melakukan suatu usaha koopeatif mencapai tujuan yang sudah diencanakan”.

Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama. Data yang diukur adalah tingkat kualitas komunikasi antara pimpinan dengan. Tinggi rendahnya tingkat kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahanya dalam bentuk pendelegasian,


(33)

kemampuan pimpinan dalam merangsang para bawahanya untuk bekerja secara optimal, kemampuan pimpinan dalam merangsang para bawahannya untuk meningkatkan kreatifitas karyawan, pengetahuan pimpinan tentang pekerjaan yang dilakukannya baik secara teori maupun praktek dilapangan, keteladanan yang diperlihatkan oleh pimpinan kepada bawahanya.

2.1.1.2 Gaya Kepemimpinan

Dalam berorganisai setiap pemimpin memiliki gaya pendistibusian tugas yang berbeda-beda yang dalam h al ini dapat disebut juga sebagai pola kepemimpinan dan setiap oarganisasi yang satu dengan yang lainya pasti tidak sama namun jika ada persamaan mungkin hanya sedikit sekali.

Menurut (Rival 2005: 30). Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola prilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin

Menurut G.R. terry dalam buku Suswanto dan priansa (2011:156-157) menggemukan tentang tipe-tipe kepemimpinan sebagai berizkut:

1. Kepemimpinan pribadi

Dalam tipe ini pimpinan mengadakan hubungan langsung dengan bawahanya, sehinga timbul hubungan pribadi yang intim.


(34)

Dalam tipe ini pemimpin tidak mengadakan hubungan langsung dena bawahanya, sehingga atara asatan dan bawahan tidak timbul kontark pribadi.

3. Kepemimpinan otoriter

Dalam tipe ini pemimpin memperlakukan bawahanya secara sewenang-wenang, karena menggagap diri orang paling berkuasa, bawahanya digerakan dengna jalan paksa, sehingga para pekerja dalam melakukan perkerjaanya bukan karena ikhlas melakukan perkerjaanya, melaikan karena takut.

4. Kepemimpinan kebapakan

Dala tipe ini pemimpin melakaukan bawahanya seperti anak sendiri, sehingga para bawahanya tidak berani mengambil keputusan, segala sesuatu yang pelik diserahkan kepada bapak pemimpin untuk menyelesaikanya.

5. Kepemimpinan demokratis

Dalan tipe ini pemimpin musyawarah dengan para bawahanya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sukar, sehingga para bawahanya merasa dihargai pikiran-pikiranya dan pendapat-pendapatnya serta mempunyai pengalaman yang baik didalam menghadapi segala persoalan yang rumit.

6. Kepemimpinan bakat

Dalam tipe ini pemimpin dapat mengerakan bawahanya karena mempunyai bakat untuk itu, sehingga para bawahanya senang


(35)

mengikutinya, jadi tipe ini lahir karena pembawaan sejak lahir seolah-olah dilahirkan untuk memimpin dan di ikuti oleh orang lain. Dalan tite ini pemimpin tidak akan susah mengerakan bawahanya, karena pra bawahanya, akan selalu menurut akan kehendaknya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa penetapan gaya kepemimpinan seseorang sebenarnya terletak pada bagimana peran pengikut memberikan penilaian perilaku dari pimpinan ketika mereka berhubungan dengan pengikutnya. Hal ini berarti untuk mengetahui efektifitas pemimpin tergantung para pengikutnya atas prilaku pemimpin yang bersangkutan pada saat mereka saling berinteraksi. Apabila para pengikut memberikan tangapan positif dam berusaha memenuhi harapan pimpinanya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka dapat disebut sebagai kepemimpinan yang efektif. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tidak ada kepemipinan yang mutlak baik dan buruk, yang penting adalah tujuan dapat dicapai dengan baik karena kepemimpinan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti bawahan (kariyawan), organisasi, karakteristik pemimpin dan situasi yang ada.

Gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi. Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemipinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerja sama, dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapa


(36)

2.1.1.3 Jenis kepemimpinan

1. Kepemimpinan transaksional

Kepemimpinan ini berfokus pada transaksi antar pribadi, antara manajemen dan kariawan, dua karakteristik yang melandasi kepemimpinan transaksional yaitu:

A. Para pemipin menggunakan penghargaan kontigensi untuk memotivasi para kariawan

B. Para pemimpin melaksanakan tindakan korektif hanya ketika para bawhan gagal mencapai tujuan kerja

2. Kepemimpinan kharismatik

Kepemimpinan ini menakankan peilaku pemimpin yang simbolis, pesan-pesan mengenai visi dan memberikan inspirasi, komunikasi non verbal, daya Tarik terhadap nilai-nilai idiologis, stimulasi intelektual terhadap para prngikut oleh pemimpian, penapilan kepercayaan diri sendii dan untuk kinerja yang melampaui pangilan tugas.

3. Kepemimpinan visioner

Kepemimpinan ini meupakan kemapuan untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang ealistik, dapat dipecaya, ataktif dengan masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasi yang terus tumbuh dan meningkat


(37)

Menjadi pemimpin efektif harus mempelajari keteampilan seperti kesabaran untuk membagi informasi, percaya pada orang lain, menghentikan otoritas dan memahami kapan harus melakukan intevensi

2.1.1.4 Ciri-Ciri dari kepemimpinan

Menurut George R. Terry dalam buku Suswanto dan priansa (2014:152-153) mengemukakan delapan cii dari pemimpin:

A. Energi, mempunyai kekuatan mental dan fisik

B. Stabilitas emosi, seorang pemimpin tidak boleh berpasangka jelek erhadap bawahanya, ia tidak boleh cepat marah dan percaya pada diri sendiri haus cukup besar.

C. Human relantionship, mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia D. Personal motivation, keinginan untuk menjadi pemimpin harus besar, dan

dapat memotivasi diri sendiri.

E. Communication skill, mempunyai kepecayaan untuk bekomunikasi.

F. Teaching Skill, mempunyai kepercayaaan untuk mengajarkan, menjelaskan dan mengembangkan bawahanya.

G. Social skill, mempunyai keahlian dibidang social, supaya terjamin kepercayaaan dan kesetian bawahan. Ia harus suka menolong, senang jika bawahanya maju, peamah serta luwes dalam pegaulan.


(38)

H. Technical competent, mempunyai kepercayaan menganalisa, merencanakan, mengorganisasikan, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan dan mampu menyusun konsep.

2.1.2 Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi dambaan bagi seluruh karyawan yang ada dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Lingkungan kerja yang baik akan membuat pegawai bekerja pada kondisi yang menyenangkan atau bersemangat dan akan menyebabkan pekerjaan dapat terselesaikan secara memuaskan dan tepat pada waktunya.

Menurut Tohardi (2002: 137) menyatakan bahwa yang termasuk kedalam lingkungan kerja fisik adalah ruangan, penerangan ruangan, suhu ruangan, gangguan suara dalam ruangan, dan fasilitas kerjanya.

Menurut Sedarmayanti (2001) lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung.

Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :

A. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan Seperti: (pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya);

B. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan.


(39)

Moekijat (2002:135) mengemukakan bahwa perlengkapan dan mesin-mesin kantor yang dipergunakan dan tataruang yang diikuti mempengaruhi lingkungan fisik kantor umumnya, tetapi pengaruh yang lebih besar adalah kondisi-kondisi mana pekerjaan yang harus dilakukan. Kondisi-kondisi pekerjaan yang harus menyenangkan, enak dan mengakibatkan kebiasaan-kebiasaan pekerjaan yang baik.

Lingungan Kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja berupa keadaan atau kondisi fisik yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. indikator lingkungan kerja fisik adalah kualitas pengaturan ruang kerja, kualitas pengaturan suhu udara, kualitas pengaturan pencahayaan, kualitas pengaturan tata warna, kualitas pengaturan kebisingan

2.1.2.1 Faktor Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Moekijat (2002:135) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja sebagai berikut:

1. Penerangan yang bermutu baik adalah penerangan yang secara relatif tidak menyilaukan mata dan dipancarkan secara merata.

2. Warna, tidak hanya mempercantik kantor tetapi juga memperbaiki kondisi-kondisi di dalam mana pekerjaan kantor itu dilakuakan.Warna


(40)

untuk kantor harus dipilih dengan seksama. Warna mempengaruhi proses perasaan, pengertian, dan fikiran. Warna kuning, jingga, dan merah dipandang sebagai warna yang panas, warna-warna ini biasanya mempunyai pengaruh psychologis mendorong kehangatan dan perasaan gembira. Sebaliknya warnawarna sejuk seperti warna biru, ungu,dan hijau tua biasanya menimbulkan pengaruh ketenangan. Warna-warna seperti kuning tua, kuning agak kelabu, kuning kelabu agak merangsang. Sedangkan warna ungu muda dan biru agak menekan.

3. Musik, dipergunakan membantu pekerjaan untuk menghasilkan pola tingkah laku yang baik.

4. Udara. Air conditioning mengatur keadaan udara dengan mengawasi empat unsur pokok: suhu, peredaran udara, kelembaban, dan kebersihan. Pemakaian air conditioning dapat menambah kenyamanan karyawan dalam menyelesaikan tugas nya. Dan kesan yang lebih menyenangkan bagi para tamu.

5. Suara. Suara yang gaduh menyebabkan kesulitan dalam memusatkan fikiran, kosentrasi, mengurangi hasil, kesalahan yang lebih banyak, kelelahan yang bertambah, dan semangat kerja karyawan yang berkurang.


(41)

2.1.3 PRODUKTIVITAS KERJA

2.1.3.1 PENGERTIAN PRODUKTIVITAS

Klingner dan nanbaladin dalam buku Faustino (2003:160) menyatakan bahwa produktivitas merupakan fungsi perkalian dari usaha pegawai (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemapuan pegawai (ability), yang diperoleh melalui latihan-latihan.

Menerut muchdarsyah (2003:22) dalam buku Prof. Dr. Tjutju yunarsih dan Dr. suwanto, M,Si. (2013:157) poduktivtas tenaga kerja bukan merupakan fungsi dari seberapa keras kariyawan bekerja. Melain juga sangat tergantung pada lingkungan kerja dan alur proses yang dilewatinya.

Menuut anoraga (1992:17) dalam buku Prof. Dr. Tjutju yunarsih dan Dr. suwanto, M,Si. (2013:157) menjaelskan bawa poduktivitas kerja menunjukan tingkat efisiensi proses menghasilkan dari sumber daya yang digunakan, yang bekualitas baik dengan usaha yang sama.

Menurut nanang Fattah (1996:15) dalam buku Prof. Dr. Tjutju yunarsih dan Dr. suwanto, M,Si. (2013:157) dalam poses poduktivitas berkembang dalam pengertian teknis sampai dengan prilaku. Produktivitas dalam arti teknis mengacu pada derajat keefektifan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya, sedangkan dalam pengertian prilaku, poduktivitas merupakan sikap mental yang senan tiasa berusaha untuk terus berkembang.

Bila kita melihat suatu organisasi atau perusahaan sebagai suatu konsep sistem, maka sistem organisasi tersebut akan terdiri dari 3 subsistem atau komponen (J.Ravianto, 1995).


(42)

A. Input atau masukan. Masukan ini berupa uang, sumber daya manusia, material, mesin peralatan , teknologi dan informasi.

B. Activity atau aktivitas. Aktivitas sebagai subsistem meliputi aktivitas fungsi organisasi, departemen atau individu, aktivitas ini meliputi perencanaan, penjualan, servis.

C. Output atau keluaran. Yang merupakan keluaran adalah “hasil”, yang dalam perusahaan berarti laba.

Menurut Umar (2005:9), produktivitas ialah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input)

Menurut Whitmore Abdilah (2010:58) sebagai suatu ukuran atas penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran (ouput) yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan”. Produktivitas sangat erat kaitannya efektivitas dan efisiensi.

Beberapa uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas kerja adalah perbandingan antara efektivitas menghasilkan keluaran (output) dengan efisiensi penggunaan masukan (input) yang kesemuanya merupakan pandangan akan peningkatan kualitas karyawan yang diinginkan atau dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

2.1.3.2 Upaya Peningkatan Produktivitas

Menurut Erick Berne (1998) menjelaskan bahwa upaya peningkatan produktivitas kerja mutlak didasarkan pada berbagai postulat dasar sebagai landasan berfikir dan bertindak, yakni:


(43)

A. Prinsip efisiensi, Secara sederhana efisiensi berarti sesuatu yang produktif selalu menghindari pemborosan (inefisiensi) antara lain:Inefisiensi akibat tindakan manusia (prilaku disfungsional) dan Inefisiensi akibat penggunaan sumberdaya (sarana dan prasarana),

B. Prinsip efektivitas, Pencapaian produktivitas dapat dilihat dari pencapaian prinsip efektivitas yang meliputi: Tercapainya tujuan organisasi; efektifnya prosedur dan peraturan serta visi dan misi; kesuksesan strategi organisasi.

2.1.4 Hubungan Antar Variabel

2.1.4.1 Hubungna Kepemimpinan dengan Produktivitas Kerja

Hasibuan (2009:169) menyatakan kepemimpinan (Leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal. Menurutnya Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.4.2 Hubungan Lingkungna Kerja Fisik dengan Produktivitas Kerja

Sedangkan variabel lingkungan kerja diukur berdasarkan teori Stoner dan Freeman (1989) indikator-indikatornya adalah sebagai berikut : lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus pula diperhatikan dan diatur sebaik-baiknya oleh setiap manajer perkantoran yang modern. Kondisi fisik pekerjaan pada penelitian ini adalah:Suhu


(44)

dan kelembaban udara; penerangan/cahaya; kebisingan; warna dinding dan lantai; kesehatan dan keamanan kerja; keselamatan kerja. Lingkungan kerja ini dikenal juga sebagai lingkungan fisiologi dan mempengaruhi kerja produktivitasnya, disamping pengaruh dari faktor ukuran jasmaniah, faktor neurologik serta faktor otot.

2.1.5 Penelitian Terdahulu

N o

Nama peneliti

judul Hasil dan kesimpulan

Persamaan Perbedaa n

Tahu n 1 Teguh

Ariefiantoro , susanto Analisis pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja dan linglungan kerja fisik terhadap produktivitas kerja kariawan PT. sango ceramic indonesia Pengaruh variabel kepemimpinan terhadap produktivitas pada PT. sango ceramic indonesia dan lingkungan kerja fisik terhadap produktivitas pada PT. sango ceramic indonesia 1. variabel 2.Gambar kerangka pemikiran 3.Hasil penelitian sama-sama memiliki pengaruh positif antara kepemimpin an lingkunga kerja fisik dan produktivita s kerja 1.Tempat penelitian 2.Populasi 3.Sample 4.Tahun penelitian 2012

2 Sri ramadhani

Pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik terhadap semangt kerja kariawan pada PT.lembah karet padang

kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik berpengaruh sangat signifikan pada PT.lembah karet padang

1. variabel x1 dan x2 2.Hasil penelitian sama-sama memiliki pengaruh positif antara kepemimpin an dan lingkungan keja fisik 1.Tempat penelitian 2.Populasi 3.Sample 4.Tahun penelitian

3 Margareta E. harimisa

Kepemimpinan dan motovasi kerja

pengaruhnya terhadap produktivitas kerja pegawai di kantor camat

1.kepemimpinan dan mototivasi sama sama berpengaruh 2. kepemimpinan dan motovasi sangat kuat mempengaruhi

1. variabel x1 dan y 2.Gambar kerangka pemikiran 3.Hasil penelitian sama-sama 1.Tempat penelitian 2.Populasi 3.Sample 4.Tahun penelitian 2013


(45)

sario produtivitas kerja pegawai memiliki pengaruh positif antara kepemimpin an dengan produktivita s kerja

4 Willson gustiawan

Budaya organisai dan lingkungan kerja serta perngaruhnya terhadap produktivtas kerja PT. argha karya prima industri Secara simultan dan parsial lingkunga kerja dan budaya organisari berpengaruh terhadap produktivitas kerja

1. variabel x2 dan y 2.Gambar kerangka pemikiran 3.Hasil penelitian sama-sama memiliki pengaruh positif antara lingkungan kerja dengan produktivita s kerja 1.Tempat penelitian 2.Populasi 3.Sample 4.Tahun penelitian 2012

5 Maulizar, said musnadi, mukhils yunus Pengaruh kepemimpinan transaksional dan tranformasiona l terhadap kinerja

kariawan Bank syariah mandiri cabang banda

Sangat berpengaruh kepemimpinan transaksional dan tranformasional terhadap kinerja kariawan pada bank mandiri syariah

1. variabel x1 2.Gambar kerangka pemikiran 1.Tempat penelitian 2.Populasi 3.Sample 4.Tahun penelitian 2012

6 Doni oktavianus antos

Gaya

kepemimpinan dan budaya organisasi perngaruhnya terhadap kinerja

pegawai kantor kelurahan 1 manado

Pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi secara pasrsial dan simultan

berpengaruh terhadap kinerja pegawai kantor kelurahan

malalayang 1 manado

1. variabel x1 2.Gambar kerangka pemikiran 3.Hasil penelitian sama-sama memiliki pengaruh positif antara kepemimpin an 1.Tempat penelitian 2.Populasi 3.Sample 4.Tahun penelitian 2013


(46)

2.2Kerangka Pemikiran

Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama.

lingkungan kerja fisik adalah ruangan, penerangan ruangan, suhu ruangan, gangguan suara dalam ruangan, dan fasilitas kerjanya.

Produktivitas dalam arti teknis mengacu pada derajat keefektifan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.

Kerangka konseptual yang mendasari penelitian ini adalah bahwa kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

KEPEMIMPINAN (X1)

 Menciptakan kegiatan

 Mencari informasi

 Menberi informasi

 Memberi pendapat

 Menjelaskan

 Mengoodinasikan

 Merinkaskan

 Menguji kelayakan

 mengevaluasi (suwatno dan priansa(2014:149))

LINGKUNGAN KERJA FISIK(X2)

 Penerangan

 Suhu udara

 Suara bising

 Penggunaan warna

Sedarmayanti (2001:46)

PRODUKTIVITAS KERJA (Y)

 efisian

 efektifitas

 inovasi

Prof. Dr. Tjutju yunarsih dan Dr. suwanto, M,Si. (2013:161)

Hasibuan (2009:169)


(47)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan kerangka pemikiran maka penulis dapat menarik suatu hipotesis yaitu Kepemimpinan dan Lingkungna kerja Fisik berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja .

Berdasarkan kerangka pemikiran dan paradigm penelitian yang telah diuraikan dan dikemukakan terdahulu, maka dibuat hipotesis deskriptif dan hipotesis hubungan/kausal sebagai berikut :

H1: Kepemimpinan mempengaruhi Produktivitas kerja di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung

H2: Lingkungan Kerja Fisik mempengaruhi Produktivitas Kerja di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung


(48)

32

“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan” menurut Sugiyono (2011:32).

Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu). pendapat Sugiyono (2010:13).

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu” Umar Husein (2005:303)

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda. Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun objek penelitian yang penulis teliti adalah pengaruh kepemimpina dan lingkungan kerja fisik terhadap peroduktivitas.


(49)

3.2 METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Dalam pemecahan masalah yang ada suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus-menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian.

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk `dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”. Sugiyono (2009:4)

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Sugiyono (2011:147)

3.2.1 DESAIN PENELITIAN

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

“Desain Penelitian adalah Suatu Rencana Struktur, dan Strategi untuk menjawab permasalahan, yang mengoptimasi validitas”. Narimawati Umi (2008)


(50)

“Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, mulai tahap persiapan sampai tahap penyusunan laporan.” Moh. Nazir (2003:11)

Meninjau definisi desain penelitian yang telah dilakukan oleh Narimawati Umi dan Moh. Nazir dan diatas, penulis berasumsi desain penelitian merupakan semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara memilih, mengumpulkan dan menganalisis data yang diteliti pada waktu tertentu dan dapat menjawab permasalahannya.

Proses penelitian meliputi : 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan.

Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas maka proses penelitian ini adalah sebagai berikut:


(51)

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.

2. Rumusan Masalah

Penelitian ini merumuskan masalahnya sebagai berikut :

A. Bagaimana kepemimpinan di PT. KAI (persero) Bandung. B. Bagaimana lingkungan kerja di PT. KAI (persero) Bandung.

C. Bagaimana produktivitas kerja kariawan di PT. KAI (persero) Bandung.

D. Apakan ada pengaruh kepemimpinan dengan produktivitas kerja di PT. KAI (persero) Bandung.

E. Apakah ada pengaruh lingkungan kerja fisik dengan produktifitas kerja di PT. KAI (persero) Bandung

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab hipotesis penelitian ini yang terdapat dalam rumusan masalah maka diperlukan sumber data teoritis yang relevan atau dalam penelitian sebelumnya dengan tema yang sama untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan sementara.

4. Pengajuan Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (factual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis


(52)

yang dibuat dalam penelitian ini adalah Aplikasi Data Mining berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak yang kemudian berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak.

5. Metodologi Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif.

6. Menyusun Instrument Penelitian

Instrument ini digunakan sebagai alat pengumpul data. instrument pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari data yang diterima dari Kantor Pelanyan Pajak yang termasuk kedalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk menggunakan data-data kualitatif yang diperoleh menjadi urutan data kuantitatif adalah dengan menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode yang berupa jawaban terhadap tumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.


(53)

Table 3.1 Dsains Penelirian Tujuan penelitian Desain penelitian Jenis penelitian Metode yang digunakan Unit analisis Time horizon T-1 Descriptive Descriptive

survey

PT. KAI Cross sectional T-2 Descriptive Descriptive

survey

PT. KAI Cross sectional T-3 Descriptive Descriptive

survey

PT. KAI Cross sectional Desain Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan antara dua variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan satu variabel tergantung. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2.2 OPERASIONAL VARIABEL

Menurut Umi Narimawati (2008:29) untuk menperoleh data dalam suatu penelitian, maka hendaknya dilakukan penjabaran sejumlah variabel lengkap

Kepemimpinan (X1)

Lingkungan kerja fisik (X2)

Produktivitas kerja(Y)


(54)

dengan keonsep, indicator,ukuran dan sekalanya. Penjabaran dari variabel penelitian, beserta unsur-unsur terkait biasanya diaplikasikan dengan bentuk table, dengan maksud memperjelas konsistensi dan kebenaranya

Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu, pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja langsung terhadap produktivitas kerja, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen (X) dan (Y)

Variebel independen yaitu variabel bebas yang biasa juga mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Aplikasi Data Mining (X) dan Pemeriksaan Pajak (Y).

Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap produktivitas kerja, data-data diperoleh dari hasil wawancara pada pemeriksa pajak dan melalui kuesioner.


(55)

Table 3.2

Operasionalisasi variable

Variable Konsep Indicator No.

kuesioner skala Kepemimpinan (X) kepemimpinan adalah suatu proses didalam individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan. ( Menurut Northouse dalam Witjaksono (2003:3)) Menciptakan kegiatan Mencari informasi Menberi informasi Memberi pendapat Menjelaskan Mengoodinasikan Tingkat kesesuaian pekerjaan yang diberikan pemimpin Tingkat kesesuaian memberikan informasi secara tepat dan akurat Tingkat kesesuaian memberikan informasin kepeda bawahanya

sehingga semua kariawan

mendapat

informasi yang sesuai

Tingkat kesesuaian Memberikan arahan kepada bawahan dalam menyelesaikan tugas Tingkat kesesuaian Memberikan penjelasakn kepada kariwan yang belum jelas tentang tugas, kewajiban dan hak-hak bawahan. Tingkat kesesuaian Mengarakan 1,2 3,4 5,6 7,8 9,10 11,12 Ordinal


(56)

Merinkaskan

Menguji kelayakan

mengevaluasi

kariawan agar dapaet bekerja sesara efektif dan efisien Tingkat kesesuaian Menyimpulkan kesepakatan sehingga bawahan bias memahami dalam suatu hal

Tingkat kesesuaian Seorang pemimpin dalam memberikan arahan dengan cara tertentu apakah bisa diterapkan atau tidak Tingkat kesesuaian Seorang pemimpim bisakan memberikan penilayan yang objektif terhadap bawahanya 13,14 15,16 17,18 Lingkungan kerja fisik (X)

menyatakan bahwa yang termasuk kedalam lingkungan kerja fisik adalah ruangan, penerangan ruangan, suhu ruangan, gangguan suara dalam ruangan, dan fasilitas kerjanya.( Tohardi (2002: 137)) Penerangan Suhu udara Suara bising Tingkat kesesuaian Dengan

penerangna yang terang atau redup dapat

mempengaruhi pekerjaan

Tingkat kesesuaian Dengan suhu udara yang lembab atau panas bisakan menghabat pekerjaan kariawan Tingkat kesesuaian Suasana kator 20,21 22,23 24,25 Ordinal


(57)

Penggunaan warna

yang tenang atau ramai dapat mempengaruhi pekerjaan Tingkat kesesuaian Dengan warna yang mencolok atau tidak dapat kan mempengaruhi pekerjaan 26,27 Produktivitas kerja (Y) Produktivitas diartikan sebagai tingkatan

efisiensi dalam memproduksi barang atau jasa.( Iman Soeharto, (1995).) efisien efektifitas inovasi Tingkat kesesuaian penghematan kerja Tingkat kesesuaian pegawai lebih cepat menyelesaikan tugas Tingkat kesesuaian memberikan terobosan baru 28,29 30,31 32,33 ordinal Table 3.3

Daftar karyawan PT. KAI Lingkungan SDM Kantor Pusat

NO DEVISI JUMLAH

1 EMC 41

2 EMCA 1

3 EMCAE 10

4 EMCAR 12

5 EMCAI 13

6 EMCAP 7

7 MO 1

8 MOA 4

9 SAP OM 1

10 MOB 3

11 MOD 4

12 MA 2

13 MAA 3


(58)

15 MAD 4

JUMLAH 108

SUMBER: EMCAI PT Kereta Api Indonesia (persero) kantor pusat

bandung

“Ratio Scale adalah skala dimana angka mempunyai makna yang sesungguhnya sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar perhitungan dan pengukuran objek penelitian”. Menurut Efferin Sujoko, Darmadji, Stevanus Haddi, dan Tan Yuliawati (2004:87)

Dari makna diatas dapat disimpulkan angka nol mempunyai arti bagi sekala yang dapat d perhitungkan dan sebagai tolak ukur objek penelitian.

“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Sugiyono (2009 :73).

Dalam setiap jawaban yang diberikan respoden ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Seperti:

Tabel 3.4

Jawaban kuisioner positif

Sumber: sugiyono,2011

Ketrangan Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2


(59)

Table 3.5

Jawaban kuisioner negatif

3.2.3 SUMBER DAN TEKNIK PENENTUAN DATA 3.2.3.1 SUMBER DATA

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai “ Pengaruh Kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik terhadap produktivitas kerja ” adalah data primer dan sekunder.

1. Data primer

“Ada dua cara pokok untuk memperoleh data primer, yaitu dengan cara berkomunikasi dengan obyek yang diteliti atau responden dan melakukan observasi. Komunikasi dengan responden dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner. Kuesioner dapat secara tertulis maupun lisan. Sedang observasi dilakukan dengan tanpa pertanyaan”. Narimawati Umi (2007:47)

dalam hal ini penulis mengguakan teknik kuesioner, teknik pengumpulan data dengan form yang berisikan pertanyaanpertanyaan yang diajukan secara tertulis pada obyek penelitian guna mendapat informasi.

Jawaban responden

Skor

Sangat setuju 1

Setuju 2

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 4


(60)

2. Data sekunder

“Data sekunder merupakan data yang sudah ada; data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak”. Narimawati Umi (2007:51)

3.2.3.2 TEKNIK PENETUAN DATA

Deangan ini penulis melakukan pengelompokan data yang dibagi kedalam dua golangan, yaitu:

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:73)Di lihat dari kopleksitas objek populasi, maka populasi dapat di bedakan populasi homogen dan populasi heterogen.

1) Populasi homogeny, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi, memiliki sifat-sifat yang relative sama satu yang lainya. Ciri utama dari populasi homogen, adalah tidak ada perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda. Maksudnya adalah, gejala yang timbul pada satu percobaan atau tes merupakan gejala yang timbul pada seribu atau lebih tes yang di lakukan terhadap populasi yang sama.


(61)

2) Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu angota populasi relative memiliku sifat individual, dimana sifat tersebut membedakan individu anggota populasi yang suatu dengan yang lainya. Dengan kata lain bahwa individu anggota populasi memiliki sifat yang bervariasi sehingga memerlukan penjelasan terhadap sifat-sifat tersebut baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pada penelitian social, populasi heterogen menjadi tidak asing lagi dalam setiap penelitian. Hal ini di sebabkan semua penelitian social berobjekan manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat amat unit dan kompleks

2. Semple

Menurut Umi Narimawati (2008:73)Sempel merupakan bagian dari popolasi yang menjadi unit pengamatan sebuah penelitian. Statikstik yang berhubungan dengan pemilihan observasi individual yang d tunjukan untuk memahami popolasi yang terkait, khususnya untuk kepentingan pembuatan inferensi statistic. Masing-masig obsevasi dilakukan untuk mengukur satu atau lebih karakteristik dari entitas yang dapat diamati yang dihitung untuk membedakan individual-individual atau objek-ojek yang diamati.

� = + �

� �


(62)

3.2.3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Lapangan (Field Research), yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan sekunder

Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :

(1) Studi Kepustakaan (LibraryResearch) yaitu untuk memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.

(2) Studi Lapangan (Field Research) yaitu dengan mencari dan memperoleh data dari perusahaan yang penulis teliti dengan cara : a) Observasi, yaitu melakukan pengamatan dan mempelajari

hal-hal yang berhubungan dengan penelitian secara langsung dilapangan.

b) Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab pihak-pihak yang mempunyai kaitan langsung dengan objek yang diteliti.

c) Kuesioner, yaitu alat penelitian berupa daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.

Agar peneliti dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus dilakukan tahapan analisis dan pengujian hipotesis. Untuk melakukan sebuah analisis data dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu peneliti akan menentukan


(63)

metode apa yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan merancang metode untuk menguji sebuah hipotesis.

Untuk menilai kuisioner apakah valid dan realibel maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.2.4 UJI VALIDITAS

Dalam hal uji validitas untuk mengukur yang dapat digunakan untuk mendapatkan data.

Menurut Umi Narimawati (2008:109) validitas alat ukur mempunyai maksud suatu sekala pengukuran dikatakan valid apabila sekala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dengan definisi diatas uji validitas dalam penelitian ini yaitu untuk menggambarkan variable Kepemimpinan (X) , Lingkungan Kerja Fisik (X) dan Produktivitas Kerja (Y).

Table 3.6

penilaian untuk validitas

validity

Good 0,50

Acceptable 0,30

Marginal 0,20

Poor 0,10

Sumber: barker et al, 2002:70

Secara teknis valid tidaknya suatu butir pernyataan di mulai berdasarkan kedekatan jawaban responden pada pernyataan tersebut dengan jawaban


(64)

responden pada pernyataan lainnya. Nilai jawaban responden di ukur menggunakan koefesien korelasi, yaitu melalui nilai korelasi setiap butir pernyataan dengan total butir pernyataan lainnya. Butir pernyataan dikatakan valid jika memiliki koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,30.Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment.

Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam kuesioner harus di uji keabsahannya untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item. Uju validasi dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut maupun mengungkapkan apa yang di ungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variable. Teknik korelasi yang di gunakan adalah teknik korelasi pearson product momen. Untuk memepercepat dan memepermudah penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan bantuan computer dengan menggunakan soft SPSS 18.0 for windows dengan metode korelasi untuk mencari koefesien korelasi antar variable dengan runus sebagai berikut:

� = ∑ xy ∑x − ∑yn

√[n∑x − ∑x ²n ][∑y − ∑y ²N ]


(65)

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi pearson

X = Skor item pertanyaan

Y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji instrument

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X1) No.

Instrumen

Koefisien Validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

1 0.386 0,300 Valid

2 0.669 0,300 Valid

3 0.634 0,300 Valid

4 0.570 0,300 Valid

5 0.363 0,300 Valid

6 0.705 0,300 Valid

7 0.626 0,300 Valid

8 0.716 0,300 Valid

9 0626 0,300 Valid

10 0.636 0,300 Valid

11 0.562 0,300 Valid

12 0.503 0,300 Valid

13 0.543 0,300 Valid

14 0.692 0,300 Valid

15 0.539 0,300 Valid

16 0.683 0,300 Valid

17 0.610 0,300 Valid


(66)

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas

Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2) No.

Instrumen

Koefisien Validitas

Titik

kritis Kesimpulan

1 0.732 0,300 Valid

2 0329 0,300 Valid

3 0.691 0,300 Valid

4 0.609 0,300 Valid

5 0.777 0,300 Valid

6 0.609 0,300 Valid

7 0.747 0,300 Valid

8 0.595 0,300 Valid

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas

Variabel Produktivitas Kerja (Y) No.

Instrumen

Koefisien Validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

1 0.789 0,300 Valid

2 0.772 0,300 Valid

3 0.669 0,300 Valid

4 0.373 0,300 Valid

5 0.789 0,300 Valid

6 0.669 0,300 Valid

3.2.5 UJI RELIABILITAS

“Derajat konsistensi atau keajegan data dalam interval waktu tertentu”. Sugiyono (2009:3)

Uji Reliabilitas untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Jadi dengan


(67)

kata lain reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

a) Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II.

b) Skor untuk masing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II.

c) Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II.

Umi Narimawati (2010:44)

d) Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Narimawati Umi, (2010:44) Dimana

Г1 = reliabilitas internal seluruh item

Гb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Ґ + Ґ

Ґ

Ґ =


(68)

Tabel 3.10

Standar Penilaian Untuk Relibilitas

Reliabilitas

Good 0,80

Acceptable 0,70

Marginal 0,60

Poor 0,50

Barker et al, (2002:70)

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Koefisien

Reliabilitas r kritis Kesimpulan

Kepemimpinan (X1)

0.889 0,700 Reliabel Lingkungan

kerja fisik (X2)

0.779 0,700 Reliabel Produktivitas

kerja (Y)

0.765 0,700 Reliabel

3.2.6 UJI MSI

Untuk mengatasi masalah ini, peneliti menggunakan program Methode of Succesive Interval (MSI) pada Ms.Excel yang digunakan untuk mentransformasikan dari data ordinal menjadi data interval.

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:


(69)

1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban

4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Narimawati Umi (2010:47)

3.2.7 RANCANGAN ANALISIS DESKRIPTIF

3.2.7.1 RANCANGAN ANALISIS

“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana

Dencity at Lower Limit) – (Dencity at Upper Limit) Scale Value =


(70)

yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dimengerti”. Narimawati umi (2010 :41)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan analisis kualitatif adalah :

1. Setiap indikator oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban, peringkat jawaban setiap indikator diberi skor antara 1 sampai dengan 5.

2. Untuk mendeskripsikan jawaban responden digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan ditambilkan dalam bentuk tabel ataupun grafik dengan menggunakan software Excel.

3. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel /dimensi penelitian ini digunakan kriteria penilaian kategori sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah dan sangat rendah, peneliti juga menghitung skor total dengan formulasi :

� �� = ∑ ��

5 �=

dengan, fi adalah frekuensi responden yang memilih kategori ke i, dan Xi

adalah bobot kategori jawaban ke-i (Xi=1,2,3,4,5). Selanjutnya skor jawaban

ini ditranformasikan ke dalam satuan persentase sehingga dapat dibuat kategorisasi yang standar. Tranformasi ke bentuk persentase dirumuskan sebagai berikut :


(1)

Hipotesis : �� ∶ = , lingkungan kerja fisik (X ) berpengaruh tidak signifikan terhadap produktivitas kerja (Y)

�� ∶ ≠ , lingkungan kerja fisik (X ) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja (Y)

= 5%

Tabel 4.50

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) lingkungan kerja fisik Terhadap produktivitas kerja

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.191 2.309 -.516 .608

kepemimpinan .274 .038 .657 7.211 .000

lingkungan kerja fisik .223 .073 .279 3.063 .004

a. Dependent Variable: produktivitas kerja

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil �ℎ� �� tersebut dibandingkan dengan nilai � ��. � �� diperoleh dari tingkat kepercayaan dengan taraf nyata = 0,05, dimana df = n-k-1 = 52-2-1 = 49. Maka t (0,05:57) = 2.010.

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui nilai �ℎ� �� variabel lingkungan kerja fisik adalah 3.063 dengan nilai signifikan 0,004. Karena nilai �ℎ� �� 3.063 lebih besar � �� 2.010 maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan Ho ditolak.


(2)

116

Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja.

Berdasarkan uji hipotesis dapat digambarkan daerah penolakan dan penerimaan sebagai berikut :

Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho

� ��= -2.010 � ��= 2.010 �ℎ� ��= 3.063

Gambar 4.2

Daerah penerimaan dan Penolakan Ho atara lingkungan kerja fisik terhadap produktivitas kerja

Bedasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap hipotesis mengenai terhadap Produktivitas kerja dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan Thitung sebesar 3.063 yang bernilai lebih besar dibandingkan dengan Ttabel yang memiliki nilai sebesar 2.010, selain itupun berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang ditulis oleh Willson Gustiawan pada tahun 2012, berdasarkan pengujian hipotesis terhadap pengaruh variabel Lingkungnan Kerja Fisik dengan produktivitas kerja maka dapat digambarkan dan disimpulkan bahwa hasil pengujian ini memiliki pengaruh yang signifikan.


(3)

117 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan data yang ada, mengenai pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja fisi terhadap produtivitas kerja pada PT.Kereta Api Indonesia (persero) kota Bandung, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dilihat dari Analisi deskriptif dari variabel Kepemimpinan bahwa kepemimpinan Di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung cukup baik.

2. Dilihat dari Analisi deskriptif dari variabel Lingkungan Kerja Fisik bahwa kepemimpinan Di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung baik.

3. Dilihat dari Analisi deskriptif dari variabel Produktivitas Kerja bahwa kepemimpinan Di Managing Director of Human Capital & Information Technology PT. Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat Bandung baik

4. Kepemimpinan PT.Kereta Api Indonesia (persero) kota Bandung secara rata-rata masuk kedalam kriteria cukup baik. Hal ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada indikator


(4)

118

mengevaluasi yaitu, Pemimpin tidak selalu memberikan penilayan secara objektif. kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja dengan arah hubungan positif. Artinya ketika dimana kepemimpinan baik maka produktivitas kerja akan meningkat.

5. Lingkungan kerja fisik PT.Kereta Api Indonesia (persero) kota Bandung secara rata-rata masuk kedalam kriteria baik. Hal ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada indikator penerangan yaitu Penerangna di kantor saya kurang mendukung dalam bekerja. Lingungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja. Artinya lingkungan kerja fisik memiliki hubungan yang kuat dengan produktivitas kerja. Ketika dimana lingkungan kerja fisik karyawan baik maka produktivitas kerja akan meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan saran kepada pihak yang berkaitan maupun pihak lainnya mengenai kepemimpinan, lingkungan kerja fisik dan produktivitas kerja, yaitu sebagai berikut :

1. Berdasar kan hasil penelitian, saran dari peneliti adalah pimpinan harus lebih bisa menjelaskan pada bawahan dalam menyelesaikan tugas nya sehingga dapat berkerja dengan efektif.


(5)

2. Dengan hasil penelitian, saran dari peneliti adalah dengan menciptakan ruangna yang nyaman dan bersih makna lingkungna kerja dapat menunjang kariawan dalam bekerja dengan optimal

3. Berdasarkan hasil penilitian, saran dari peneliti tentang produktivitas kerja, factor dari pimpinan dan lingkungan kerja kariwan sangat berpengaruh dalam menghasil kan output secara efektif dan efisien.

4. Berdasarkan hasil penelitian, saran dari peneliti adalah dimana kurangnya pimpinan memberikan kordinasi yang sesuai dengan apa yang karyawan telah kerjakan serta mengganti usaha-usaha yang telah dilakukan karyawan, dimana dengan memberikan imbalan yang di inginkan bawahan serta mengganti usaha-usaha yang telah karyawan berikan dengan imbalan yang sesuai dengan yang di harapkan karyawan maka dengan begitu karyawan memiliki semangat yang lebih untuk bekerja,karena sikap kepemimpinan ini membuat para karyawan mempunyai rasa nyaman terhadap pekerjaannya dan lingkungan kerjanya. Dengan gaya kepemimpinan ini karyawan memiliki rasa semangat bekerja untuk mencapai target yang ditentukan oleh kantor. Hal ini dapat mendorong kinerja yang maksimal.

5. Peneliti memberikan saran untuk meningkatkan kemajuan kantor pemimpin harus lebih memperhatikan produktivitas kerja terutama dari semangat kerja karyawan dalam mengerjakan pekerjaan, agar semua pekerjaan masing – masing karyawan dapat berjalan sesuai aturan dan


(6)

120

tidak terjadi penyimpangan. Pemimpin juga harus dapat melakukan pendekatan baik secara pribadi atau keseluruhan kepada karyawan agar pemimpin mengetahui bagaimana keinginan dari karyawan. Jika hubungan antara pemimpin dan karyawan sangat baik maka produktivitas kerja juga akan meningkat.