Spathoglottis aurea dan Spathoglottis plicata

8. Spathoglottis aurea dan Spathoglottis plicata

Spathoglothis merupakan tumbuhan berbunga magnoliophyta, warna daun hijau, daun panjang melanset Spathoglottis , warna bunga kuning Spathoglottis aurea, warna bunga ungu Spathoglottis plicata. Di Samosir Utara, jenis ini dijumpai di ketinggian 1630 mdpl dengan suhu udara di lokasi penelitian berkisar antara 13-18,5 ºC dan dengan pH tanah 4,5. Jenis ini tumbuh pada areal terbuka di daerah yang beriklim dingin dan jumlahnya banyak yaitu 97 dan jenis ini tumbuh secara merata dan sering berkelompok. Di lokasi penelitian, yang membedakan dari kedua spesies ini adalah spesies Spathoglottis aurea tidak berbunga namun spesies Spathoglottis plicata memiliki bunga berwarna ungu. Yang membedakan kedua jenis ini adalah warna bunganya. Spathoglottis aurea memiliki bunga berwarna kuning dan spesies Spathoglottis plicata memiliki bunga berwarna ungu. Di lapangan, spesies Spathoglottis aurea memiliki panjang daun berkisar antara 13 – 36 cm dan lebar daunnya sendiri berkisar antara 1,7 – 2, 9 cm, sedangkan spesies Spathoglottis plicata memiliki panjang daun berkisar antara 7 – 65 cm dan lebar daunnya sendiri berkisar antara 1 – 5,2 cm. Anggrek jenis ini sendiri sering dijumpai tumbuh secara berumpun membentuk suatu koloni. Batang dari jenis ini bersifat sympodial dan bunganya berbentuk bundar. Latief 1960 menyatakan bahwa Spathoglothis berarti anggrek yang berbentuk sendok bibirnya. Spathoglothis ini sendiri merupakan tumbuhan yang kuat, dapat tumbuh di daerah dingin dan panas, sering tumbuh di tempat terbuka. Jenis ini sendiri memiliki perbedaan pada warna bunganya. Spesies Spathoglottis aurea memiliki bunga warna kuning dan spesies Spathoglottis plicata memiliki bunga berwarna ungu. a b Gambar 10. Spathoglottis aurea dilapangan a dan di UPT Kebun Raya Samosir b Anggrek jenis Spathoglottis aurea ini memiliki ciri – ciri dilapangan dan memiliki ciri yang lain menurut Latief. Perbandingan ciri Spathoglottis aurea dilapangan dengan literatur menurut Latief, 1960dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Perbandingan ciri Spathoglottis aurea No Jenis Ciri Data Dilapangan Latief 1960 1 Spathoglottis aurea Panjang daun Lebar daun Warna bunga Habitat 13 – 36 cm 1,7 – 2,9 cm - Teresterial 30 – 50 cm 2,5 – 4 cm Kuning Teresterial Di lapangan, Spathoglottis plicata ini memiliki bunga berwarna ungu dan hidup di dekat air ataupun genangan. Deskripsi ini dapat dilihat pada gambar di bawah. a b Gambar 11. Spathoglottis plicata dilapangan a dan di UPT Kebun Raya Samosir b Anggrek jenis Spathoglottis plicata ini memiliki ciri – ciri dilapangan dan memiliki ciri yang lain menurut Latief. Perbandingan ciri Spathoglottis plicata dilapangan dengan literature menurut Latief, 1960 dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Perbandingan ciri Spathoglottis plicata No Jenis Ciri Data Dilapangan Latief 1960 1 Spathoglottis plicata Panjang daun Lebar daun Warna bunga Habitat 7 – 65 cm 1 – 5,2 cm Ungu Teresterial ± 80 cm ± 15 cm Ungu Teresterial Analisis Vegetasi Dari hasil yang diperoleh dilapangan, maka akan dapat dihitung nilai dari analisis vegetasi yaitu nilai Kerapatan K, Kerapatan Relatif KR, Frekuensi F, Frekuensi Relatif FR dan nilai dari Keanekaragaman Jenis dari anggrek tersebut dengan luas petak ukur 20 m x 20 m dan jumlah petak ukur 15. Nilai dari kerapatan dan kerapatan relatif di Partukoan dapat dilihat pada tabel 13a dan 13b, dan nilai dari kerapatan dan kerapatan relatif di Tanjungan dapat dilihat pada tabel 13c. Tabel 13a. Nilai Kerapatan dan Kerapatan Relatif Jenis Anggrek di Partukoan pada jalur 1 No Spesies Jumlah Kerapatan K Kerapatan Relatif KR 1 2 3 4 5 Arundina graminifolia Eria pilifera Phaius tankervilliae Spathoglottis aurea Spathoglottis plicata Total 35 7 34 18 9 175 35 170 90 45 515 33.98 6.79 33.01 17.48 8.74 Tabel 13b. Nilai Kerapatan dan Kerapatan Relatif Jenis Anggrek di Partukoan pada jalur 2 No Spesies Jumlah Kerapatan K Kerapatan Relatif KR 1 2 3 4 5 Arundina graminifolia Eria pilifera Phaius tankervilliae Spathoglottis aurea Spathoglottis plicata Total 25 6 24 24 7 125 30 120 120 35 430 29.07 6.98 27.91 27.91 8.14 Tabel 13c. Nilai Kerapatan dan Kerapatan Relatif Jenis Anggrek di Tanjungan No Spesies Jumlah Kerapatan K Kerapatan Relatif KR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Agostrophyllum majus Arundina graminifolia Bulbophyllum baileyi Coelogyne dayana Coelogyne salmonicolor Dendrobium setifolim Eria pilifera Phaius tankervilliae Spathoglottis aurea Spathoglottis plicata Total 12 39 38 8 6 24 9 32 29 10 60 195 190 40 30 120 45 160 145 50 1035 5.79 18.84 18.36 3.86 2.89 11.59 4.35 15.46 14.01 4.83 Nilai kerapatan relatif KR jenis anggrek yang terdapat di Partukoan baik pada jalur 1 dengan jalur 2 dan yang tertinggi terdapat pada spesies Arundina graminifolia yaitu 33.98 dan 29.07 sedangkan nilai terendah terdapat pada spesies Eria pilifera yaitu 6.79 dan 6.98 . Tingginya nilai kerapatan relatif pada spesies Arundina graminifolia disebabkan karena pada jalur ini jenis Arundina graminifolia banyak dijumpai. Nilai kerapatan relatif KR jenis anggrek yang terdapat di Tanjungan yang tertinggi terdapat pada spesies Arundina graminifolia yaitu 18.84 dan nilai yang terendah terdapat pada spesies Coelogyne salmonicolor yaitu 2.89 . Tingginya nilai kerapatan relatif pada spesies Arundina graminifolia disebabkan karena di Tanjungan sendiri jenis ini banyak dijumpai pada lokasi yang ditentukan. Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, nilai frekuensi dan frekuensi relatif jenis anggrek yang terdapat di Partukoan baik yang berada pada jalur 1 dan jalur 2 dapat dilihat pada tabel 14a dan 14b sedangkan untuk nilai frekuensi relatif jenis anggrek yang terdapat di Tanjungan dapat dilihat pada tabel 14c. Tabel 14a. Nilai Frekuensi dan Frekuensi Relatif Jenis Anggrek di Partukoan pada jalur 1. N o Spesies Jumlah ∑ plot ditemukan suatu jenis ∑ seluruh plot Frekuensi Frekuensi Relatif FR 1 2 3 4 5 Arundina graminifolia Eria pilifera Phaius tankervilliae Spathoglottis aurea Spathoglottis plicata Total 35 7 34 18 9 4 2 3 3 2 5 5 5 5 5 0.8 0.4 0.6 0.6 0.4 2.8 28.57 14.28 21.43 21.43 14.28 Tabel 14b. Nilai Frekuensi dan Frekuensi Relatif Jenis Anggrek di Partukoan pada jalur 2. N o Spesies Jumlah ∑ plot ditemukan suatu jenis ∑ seluruh plot Frekuensi Frekuensi Relatif FR 1 2 3 4 5 Arundina graminifolia Eria pilifera Phaius tankervilliae Spathoglottis aurea Spathoglottis plicata Total 25 6 24 24 7 3 2 3 2 2 5 5 5 5 5 0.6 0.4 0.6 0.4 0.4 2.4 25 16.67 25 16.67 16.67 Tabel 14c. Nilai Frekuensi dan Frekuensi Relatif Jenis Anggrek di Tanjungan No Spesies Jumlah ∑ plot ditemukan suatu jenis ∑ seluruh plot Frekuensi Frekuensi Relatif FR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Agostrophyllum majus Arundina graminifolia Bulbophyllum baileyi Coelogyne dayana Coelogyne salmonicolor Dendrobium setifolium Eria pilifera Phaius tankervilliae Spathoglottis aurea Spathoglottis plicata Total 12 39 38 8 6 24 9 32 29 10 2 3 3 2 2 3 2 4 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0.4 0.6 0.6 0.4 0.4 0.6 0.4 0.8 0.6 0.4 5.2 7.69 11.54 11.54 7.69 7.69 11.54 7.69 15.38 11.54 7.69 Nilai frekuensi relatif FR jenis anggrek yang terdapat di Partukoan pada jalur 1 yang tertinggi terdapat pada spesies Arundina graminifolia yaitu 28.57 dan nilai terendah terdapat pada spesies Eria pilifera dan Spathoglottis plicata yaitu 14.28. Tingginya nilai frekuensi relatif pada spesies Arundina graminifolia disebabkan karena pada jalur ini jenis Arundina graminifolia hampir di semua petak ukur sering dijumpai. Nilai frekuensi relatif FR jenis anggrek yang terdapat di Tanjungan yang tertinggi terdapat pada spesies Phaius tankervilliae yaitu sebesar 15.38 dan nilai yang terendah terdapat pada spesies Agostrophyllum majus, Coelogyne dayana, Coelogyne salmonicolor, Eria pilifera dan Spathoglottis plicata yaitu sebesar 7.69 . Tingginya nilai frekuensi relatif pada spesies Phaius tankervilliae disebabkan karena jenis ini sering dijumpai pada petak ukur yang ada di dalam jalur yang telah dibuat. Dari nilai frekuensi jenis anggrek yang diperoleh baik yang terdapat di Partukoan maupun di Tanjungan dapat dilihat bahwa jenis anggrek yang dijumpai di Samosir Utara ini merupakan jenis anggrek yang sangat jarang untuk dijumpai. Hal ini dapat dilihat dari nilai frekuensi yang tidak ada mencapai nilai 1. Anggrek yang dijumpai di Samosir Utara ini juga tergolong anggrek dingin karena dapat hidup di ketinggian lebih dari 1500 mdpl. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sihotang 2010 yang menyatakan bahwa anggrek dingin lebih dari 1500 m dpl, jarang tumbuh di Indonesia. Nilai keanekaragaman jenis antara anggrek epifit dan anggrek teresterial yang terdapat di Partukoan dapat dilihat pada tabel 15a dan 15b. Tabel 15a. Nilai Keanekaragaman Jenis anggrek epifit yang dijumpai di Partukoan No Spesies Jumlah pi ln pi pi ln pi H’ 1 Eria pilifera Total 13 13 1 Tabel 15b. Nilai Keanekaragaman Jenis anggrek teresterial yang dijumpai di Partukoan No Spesies Jumlah pi ln pi pi ln pi H’ 1 2 3 4 Arundina graminifolia Phaius tankervilliae Spathoglottis aurea Spathoglottis plicata Total 60 58 42 16 176 0.3409 0.3295 0.2386 0.0909 -1.0762 -1.1102 -1.4329 -2.3979 -0.3669 -0.3658 -0.3419 -0.2179 -1.2925 1.2925 Nilai keanekaragaman jenis antara anggrek epifit dan anggrek teresterial yang terdapat di Tanjungan dapat dilihat pada tabel 15c dan 15d. Tabel 15c. Nilai Keanekaragaman Jenis anggrek epifit yang dijumpai di Tanjungan No Spesies Jumlah pi ln pi pi ln pi H’ 1 2 3 4 5 Agostrophyllum majus Bulbophyllum baileyi Coelogyne dayana Coelogyne salmonicolor Dendrobium setifolium 12 38 8 6 24 0.1237 0.3917 0.0825 0.0618 0.2474 -2.0899 -0.9373 -2.4949 -2.7838 -1.3967 -0.2585 -0.3671 -0.2058 -0.1720 -0.3455

6 Eria pilifera

Total 9 97 0.0928 -2.3773 -0.2206 -1.5695 1.5695 Tabel 15d. Nilai Keanekaragaman Jenis anggrek teresterial yang dijumpai di Tanjungan No Spesies Jumlah pi ln pi pi ln pi H’ 1 2 3 4 Arundina graminifolia Phaius tankervilliae Spathoglottis aurea Spathoglottis plicata Total 39 32 29 10 110 0.3545 0.2909 0.2636 0.0909 -1.0370 -1.2348 -1.3333 -2.3979 -0.3676 -0.3592 -0.3515 -0.2179 -1.2962 1.2962 Dari tabel keanekaragaman jenis anggrek baik yang epifit dan teresterial di Partukoan dan di Tanjungan, dapat dilihat bahwa nilai keanekaragaman jenis anggrek epifit dan teresterial yang dijumpai masih tergolong rendah yaitu 0 dan 1.2925 di Partukoan dan di Tanjungan yaitu 1.5695 dan 1.2962. Digolongkan kedalam kriteria rendah karena nilai dari keanekaragaman jenis nya berada pada kisaran 0 - 2. Barbour 1987 menyatakan bahwa H’ berkisar antara 0 - 7 dengan kriteria 0 - 2 tergolong rendah, 2 - 3 tergolong sedang dan ≥ 3 tergolong tinggi. Rendahnya nilai keanekaragaman jenis anggrek di Samosir Utara ini sendiri disebabkan karena jumlah spesies baik yang epifit dan teresterial sedikit dijumpai di daerah penelitian. Analisis Sebaran Jenis Dari data yang diperoleh dilapangan, kita dapat mengetahui pola sebaran jenis dari masing – masing jenis anggrek dengan menggunakan rumus Indeks Sebaran Morisita dengan jumlah petak pengambilan contoh sebanyak 10 di Partukoan dan 5 di Tanjungan. Rumus untuk mencari nilai Indeks Sebaran Morisita adalah sebagai berikut : Id = n . €x €x-1 x x-1 Dimana : Id = Indeks Sebaran Morisita n = Jumlah petak pengambilan contoh x = Jumlah individu per jenis €x = Jumlah total individu seluruh jenis yang diperoleh Elliott 1977 menyatakan bahwa setelah nilai Indeks Sebaran Morisita diperoleh, maka kita dapat melihat pola sabaran jenis anggrek yang diperoleh, dimana : Id 1 berarti penyebarannya seragam Id = 1 berarti penyebarannya acak Id 1 berarti penyebarannya berkelompok Tabel 16. Pola sebaran jenis masing – masing anggrek di Partukoan dengan n = 10 No Spesies Jumlah x x x-1 €x €x-1 Id Pola Sebaran 1 2 3 4 5 Arundina graminifolia Eria pilifera Phaius tankervilliae Spathoglottis aurea Spathoglottis plicata Total 60 13 58 42 16 189 3540 156 3306 1722 240 35532 35532 35532 35532 35532 0.99 0.04 0.93 0.48 0.06 Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Tabel 17. Pola sebaran jenis masing – masing anggrek di Tanjungan dengan n = 5 No Spesies Jumlah x x x-1 €x €x-1 Id Pola Sebaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Agostrophyllum majus Arundina graminifolia Bulbophyllum baileyi Coelogyne dayana Coelogyne salmonicolor Dendrobium setifolium Eria pilifera Phaius tankervilliae Spathoglottis aurea Spathoglottis plicata Total 12 39 38 8 6 24 9 32 29 10 207 132 1482 1406 56 30 552 72 992 812 90 42642 42642 42642 42642 42642 42642 42642 42642 42642 42642 0.01 0.17 0.16 0.01 0.003 0.06 0.01 0.11 0.09 0.01 Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Dari pola sebaran jenis yang telah diperoleh, kita dapat melihat bahwa pola penyebaran dari jenis anggrek itu adalah seragam. Indriyanto 2005 menyatakan bahwa penyebaran seperti ini dapat terjadi karena adanya persaingan yang keras antar individu jenis tumbuhan untuk memperoleh komponen pemenuh kebutuhan tumbuhan seperti cahaya, nutrisi, air dan sebagainya, serta adanya antagonisme positif yang mendorong pembagian ruang yang sama. Dari pola penyebaran yang seragam ini, kegiatan konservasi pun akan mudah dilakukan karena jenis tanaman yang diperoleh cenderung seragam. Kegiatan konservasi yang dapat dilakukan untuk tanaman yang diperoleh terdiri dari 2 aspek yaitu konservasi dari segi ekonomi dan dari segi ekologi. Konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu dilakukan strategi dalam pelaksananya. Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masyarakat umum, swasta, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Jenis anggrek yang ditemukan di lokasi penelitian sudah ada dipelihara di kantor UPT Kebun Raya Samosir. Hal ini dilakukan untuk memelihara jenis anggrek yang ditemukan sebelum ditanam di kebun Raya Samosir yang sedang dalam tahap pembangunan. Anggrek yang ditemukan di lokasi penelitian dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan di UPT Kebun Raya Samosir. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan di UPT Kebun Raya Samosir ini sendiri sama dengan kondisi lingkungan asli dari anggrek yang diperoleh karena lokasi UPT Kebun Raya Samosir ini sendiri masih merupakan bagian dari Samosir Utara. Di Sicikeh – Cikeh, ada jenis anggrek yang sama dengan anggrek yang ada di Samosir Utara yaitu jenis Arundina, Coelogyne, Eria dan Phaius. Hal ini disebabkan karena jenis anggrek ini sering dijumpai di tempat yang teduh dan lembab sesuai dengan kondisi lingkungan di Sicikeh – Cikeh dan Samosir Utara Selain itu ada juga jenis anggrek yang ditemukan di Sicikeh – Cikeh namun tidak dijumpai di Samosir Utara yaitu jenis Apostasia, Calanthe, Corybas. Hal ini disebabkan karena anggrek jenis ini dijumpai pada tanah dengan pH bernilai 4 Hanafiah, 2005 sementara nilai dari pH tanah di Samosir Utara berkisar antara 4.5 – 5. Penyebaran anggrek di Sicikeh – Cikeh dan Samosir Utara ini tidak merata di masing – masing lokasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran anggrek ini sehingga di masing – masing lokasi penyebaran dan jumlahnya tidak sama. Faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah :

1. Faktor Klimatik