Studi Taksonomi Jenis-jenis Zingiberaceae Di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara
STUDI TAKSONOMI JENIS-JENIS ZINGIBERACEAE DI TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
SKRIPSI
HAIRUN NISA 070805030
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
(2)
STUDI TAKSONOMI JENIS-JENIS ZINGIBERACEAE DI TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat untuk meraih gelar sarjana Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
HAIRUN NISA 070805030
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
(3)
(4)
PERSETUJUAN
Judul : STUDI TAKSONOMI JENIS-JENIS
ZINGIBERACEAE DI TAMAN HUTAN RAYA
BUKIT BARISAN KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
Kategori : SKRIPSI
Nama : HAIRUN NISA
Nomor Induk Mahasiswa : 070805030
Program Studi : SARJANA (S1) BIOLOGI
Departemen : BIOLOGI
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Januari 2012
Komisi Pembimbing:
Pembimbing II Pembimbing I
Dr. Suci Rahayu, M. Si.
NIP.1965 0629 1999 03 2002 NIP. 1963 0123 1990 03 2001 Dr. Nursahara Pasaribu, M. Sc
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Biologi FMIPA USU Ketua,
NIP. 1963 0123 1990 03 2001 Dr. Nursahara Pasaribu, M. Sc.
(5)
PERNYATAAN
STUDI TAKSONOMI JENIS-JENIS ZINGIBERACEAE DI TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Januari 2012
HAIRUN NISA
(6)
PENGHARGAAN
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan atas rahmat Allah SWT yang telah diberikan kesempatan dan karunia-Nya bagi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Studi Taksonomi Jenis-jenis Zingiberaceae Di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara.” ini di buat sebagai salah satu syarat untuk melengkapi dan memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Nursahara Pasaribu M.Sc selaku Pembimbing I selaku ketua Departemen Biologi dan Ibu Suci Rahayu M.Si selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Etti Sartina Siregar M.Si yang telah banyak memberikan arahan, waktu dan perhatiannya yang besar terutama saat penulis memulai penulisan hingga penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kepada Ibu Prof. Dr. Retno Widhiastuti M.S dan Bapak Drs. Nursal M.Si selaku penguji yang telah banyak memberi masukan dan motivasi. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Masitta Tanjung M.Si selaku pembimbing akademik yang telah banyak membimbing penulis selama pendidikan. Pada kesempatan ini ucapan terima kasih kepada Drs. Kiki Nurtjahya M.Sc selaku sekretaris Departemen Biologi FMIPA USU, Dekan serta Pembantu Dekan FMIPA USU & seluruh Staf Dosen Departemen Biologi FMIPA USU yang telah mendidik dalam perkuliahan, serta Kepada Roslina Ginting, Indra Raswin & Nurhasni Muluk sebagai staf pegawai Departemen Biologi FMIPA USU. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Kepala UPT. TAHURA Bukit Barisan dan Bapak Sirait atas bantuan yang telah diberikan pada penulis selama penelitian.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda (Hairuddin) dan Ibunda (Diana Rita) yang tercinta atas segala doa, dukungan, perhatian serta kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis, serta kepada Abangda Fahru Rozi, Mhd Rizky Akbar, Adinda Hairida dan kepada seluruh keluarga tercinta, tim pelaksana penelitian (Abang Barita, Abang Juki, Abang Andre, Abang Dayat, Farid, Kak Dwi, Almh. Kak Eri, Astri, Anti, Eka & Sari) serta teman-teman bidang Taksonomi dan Ekologi Tumbuhan dan rekan-rekan stambuk (Nia, Tika, Umi, Nila, Rizma, Mbak Dwi, Ria Windi, Maika, Affan, Mirza, Ncay, Desi, Micel, Aini, Irma, Asril, Resti, Rysa, Putri, Ria, Fatma, Jayana, Maria, Anggun, Eva, Katrin, Ibeth, Else S.Si, Siti S.Si, Natalia S.Si, Juve S.Si, Hotda S.Si, Helmi S.Si, Laura S.Si, Reymon, Yeni, Yanti, Alex, Erlinda, Ayu, Dina & Margaret). Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada Abang Andi, Kak Putri Dalimunthe, Abang Rahmad Lingga & Annisa Willy yang telah banyak memberi motivasi & dukungannya kepada penulis sampai penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
(7)
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan hasil penelitian ini.
Medan, Desember 2011
(8)
ABSTRAK
Studi Taksonomi Zingiberaceae di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara” telah dilakukan dari bulan Maret sampai Oktober 2011 dengan menggunakan ” Metode Survei ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan tujuh (7) genera dari famili Zingiberaceae yaitu Amomum, Etlingera, Elettariopsis, Globba, Hedychium, Horstedtia, dan Zingiber, dengan 14 jenis yaitu Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Etlingera sp.3, Elettariopsis sp., Globba patens, Globba paniculata, Globba marantina, Globba pendula, Hedychium sp.,
Hedychium cylindricum, Horstedtia reticulate, Horstedtia scyphifera, dan Zingiber multibracteatum. Analisis fenetik variasi ciri morfologi memperlihatkan jenis-jenis
Zingiberaceae dibagi ke dalam tiga kelompok utama dengan kisaran kesamaan morfologi 54-83 %. Kelompok pertama terdiri dari satu genus dengan dua jenis yaitu
Horstedtia reticulate dan Horstedtia scyphifera dengan kisaran kesamaan morfologi 78-83%, kelompok kedua terdiri dari tiga genera dengan tujuh jenis yaitu Globba patens, Globba paniculata, Globba marantina, Globba pendula, Hedychium sp.,
Hedychium cylindricum, dan Zingiber multibracteatum dengan kisaran morfologi 64-83%, dan kelompok ketiga terdiri dari tiga genera dengan 5 jenis yaitu Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Etlingera sp.3, Elettariopsis sp. dengan kisaran morfologi 59-83%.
Kata Kunci : Zingiberaceae, Taman Hutan Raya Bukit Barisan.
(9)
ABSTRACT
Taxonomic Study Of Zingiberaceae In Taman Hutan Bukit Barisan Karo District Of North Sumatra “ was conduted from March until October 2011 using “ Survey Methods “. There are seven (7) genera Of Zingibraceae recorded in the study site, that are : Amomum, Etlingera, Elettariopsis, Globba Hedychium, Horstedtia, and Zingiber,
with 14 species : Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Etlingera sp.3,
Elettariopsis sp., Globba patens, Globba paniculata, Globba marantina, Globba pendula, Hedychium sp., Hedychium cylindricum., Horstedtia reticulate, Horstedtia scyphifera, dan Zingiber multibracteatum. The result of phenetic analysis on morphological variations showed that species of Zingiberaceae are divided into three groups with similarities varies from 54-83%. The first group consist of one genus with two spesies that are Horstedtia reticulate and Horstedtia scyphifera with similarity varies from 78-83%, are the second group consist of three genera with seven species that are Globba patens, Globba paniculata, Globba marantina, Globba pendula,
Hedychium sp., Hedychium cylindricum., and Zingiber multibracteatum with similaritiy varies from 64-83 %, and the third group consist of three genera with five species that are Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Etlingera sp.3, and Elettariopsis sp. with similaritiy varies from 59-83 %
(10)
DAFTAR ISI
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
Bab. 1 PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang 1
1.2Permasalahan 2
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
Bab. 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Deskripsi Jenis 4
2.2 Distribusi Zingiberaceae 6
2.3 Kegunaan Zingiberaceae 7
Bab. 3 BAHAN DAN METODE 9
3.1 Waktu dan Tempat 9
3.2 Deskripsi Area 9
3.3 Pelaksanaan Penelitian 10
3.4 Analisis Data 12
Bab. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 13
4.1 Jenis – Jenis Zingiberaceae 13
4.2 Karakteristik Zingiberaceae 19
4.3 Phenogram Zingiberaceae 20
4.4 Kunci Identifikasi 23
4.5 Deskripsi Jenis Zingiberaceae 25
Bab 5. KESIMPULAN DAN SARAN 39
5.1 Kesimpulan 39
5.2 Saran 39
(11)
DAFTAR TABEL
Halaman 4.1 Jenis- jenis Zingiberaceae di Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Bukit 13 Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara
(12)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Beberapa bunga Zingiberaceae 6
4.1 Habitat Zingiberaceae 15
4.2 Posisi Rhizome Zingiberaceae 16
4.3 Perbungaan Zingiberaceae 17
4.4 Habitat Appendage pada Zingiberaceae 18
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Peta Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo 43
2. Daftar Hasil Identifikasi 44
3. Gambar 45
(14)
(15)
ABSTRAK
Studi Taksonomi Zingiberaceae di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara” telah dilakukan dari bulan Maret sampai Oktober 2011 dengan menggunakan ” Metode Survei ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan tujuh (7) genera dari famili Zingiberaceae yaitu Amomum, Etlingera, Elettariopsis, Globba, Hedychium, Horstedtia, dan Zingiber, dengan 14 jenis yaitu Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Etlingera sp.3, Elettariopsis sp., Globba patens, Globba paniculata, Globba marantina, Globba pendula, Hedychium sp.,
Hedychium cylindricum, Horstedtia reticulate, Horstedtia scyphifera, dan Zingiber multibracteatum. Analisis fenetik variasi ciri morfologi memperlihatkan jenis-jenis
Zingiberaceae dibagi ke dalam tiga kelompok utama dengan kisaran kesamaan morfologi 54-83 %. Kelompok pertama terdiri dari satu genus dengan dua jenis yaitu
Horstedtia reticulate dan Horstedtia scyphifera dengan kisaran kesamaan morfologi 78-83%, kelompok kedua terdiri dari tiga genera dengan tujuh jenis yaitu Globba patens, Globba paniculata, Globba marantina, Globba pendula, Hedychium sp.,
Hedychium cylindricum, dan Zingiber multibracteatum dengan kisaran morfologi 64-83%, dan kelompok ketiga terdiri dari tiga genera dengan 5 jenis yaitu Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Etlingera sp.3, Elettariopsis sp. dengan kisaran morfologi 59-83%.
Kata Kunci : Zingiberaceae, Taman Hutan Raya Bukit Barisan.
(16)
ABSTRACT
Taxonomic Study Of Zingiberaceae In Taman Hutan Bukit Barisan Karo District Of North Sumatra “ was conduted from March until October 2011 using “ Survey Methods “. There are seven (7) genera Of Zingibraceae recorded in the study site, that are : Amomum, Etlingera, Elettariopsis, Globba Hedychium, Horstedtia, and Zingiber,
with 14 species : Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Etlingera sp.3,
Elettariopsis sp., Globba patens, Globba paniculata, Globba marantina, Globba pendula, Hedychium sp., Hedychium cylindricum., Horstedtia reticulate, Horstedtia scyphifera, dan Zingiber multibracteatum. The result of phenetic analysis on morphological variations showed that species of Zingiberaceae are divided into three groups with similarities varies from 54-83%. The first group consist of one genus with two spesies that are Horstedtia reticulate and Horstedtia scyphifera with similarity varies from 78-83%, are the second group consist of three genera with seven species that are Globba patens, Globba paniculata, Globba marantina, Globba pendula,
Hedychium sp., Hedychium cylindricum., and Zingiber multibracteatum with similaritiy varies from 64-83 %, and the third group consist of three genera with five species that are Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Etlingera sp.3, and Elettariopsis sp. with similaritiy varies from 59-83 %
(17)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Zingiberaceae merupakan salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan pada kawasan hutan tropis, terutama Indo-Malaya. Zingiberaceae ini belum diketahui secara pasti berapa jumlah jenisnya, Menurut Pandey (2003), terdapat sekitar 50 persen dari total genera famili Zingiberaceae ini ditemukan di hutan tropis. Zingiberaceae dapat hidup dari dataran rendah sampai pada ketinggian lebih dari 2000 mdpl (m di atas permukaan laut), terutama di daerah dengan curah hujan yang tinggi. Menurut Larsen
et al., (1999), sejauh ini daerah yang kaya Zingiberaceae adalah wilayah Malesia (Indonesia, Brunei, Singapura, Philipina dan Papua). Kita ketahui bahwa daerah yang luas seperti Sumatera dan Borneo masih belum diketahui dan diselidiki lebih dalam lagi untuk flora pada famili Zingiberaceae.
Zingiberaceae atau sering dikenal sebagai temu-temuan sangat banyak dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Masyarakat Indonesia umumnya menggunakan Zingiberaceae sebagai penyedap masakan, bahan obat-obatan tradisional (Harmono & Andoko, 2005). Pada umumnya bagian yang dipergunakan dapat berupa daun maupun rhizomenya. Rhizome tanaman yang tergolong dari famili
Zingiberaceae mengandung amilum, selain itu terdapat pula kandungan senyawa lain, misalnya minyak atsiri (Salamah, 2003).
Beberapa penelitian mengenai inventarisasi Zingiberaceae yang pernah dilakukan antara lain Gustina (2006), melaporkan terdapat 10 jenis Zingiberaceae di Taman Wisata Deleng Lancuk; Sari (2006), melaporkan terdapat 18 jenis
(18)
Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Bukit Barisan merupakan Taman Hutan Raya ketiga di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 48 Tahun 1988 tanggal 19 Nopember 1988. Taman Hutan Raya Bukit Barisan adalah unit pengelolaan yang berintikan kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi dengan luas seluruhnya 51.600 Ha.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan diketahui bahwa kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Bukit Barisan memiliki keanekaragaman hayati yang bervariasi dan salah satunya adalah dari famili Zingiberaceae yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sejauh ini belum ada data tentang kekayaan jenis-jenis Zingiberaceae di kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Bukit Barisan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang “Studi Taksonomi Jenis-Jenis
Zingiberaceae di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara”.
1.2Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah studi taksonomi jenis-jenis Zingiberaceae
sudah banyak diteliti dibeberapa kawasan, tetapi di tanah Karo belum dilakukan. Namun demikian di tanah Karo penggunaan famili Zingiberaceae sangat tinggi untuk pengobatan tradisionalnya. Sejauh ini belum cukup data keanekaragaman jenis-jenis famili Zingiberaceae di Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang “ Studi Taksonomi Jenis-Jenis Zingiberaceae di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara “.
1.3Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dari famili Zingiberaceae yang berada di Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara dan untuk pengelompokan ciri morfologi antar jenis Zingiberaceae.
(19)
1.4Manfaat Penelitian
Studi jenis-jenis Zingiberaceae di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis Zingeberaceae khususnya di kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara. Memberikan data dasar yang dapat digunakan oleh peneliti, pemerintah, instansi/lembaga terkait yang ingin meneliti lebih lanjut tentang famili Zingiberaceae.
(20)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Nama Zingiber kemungkinan berasal dari bahasa Arab “Zanjabil” yang dalam bahasa sansekerta “Singabera” dalam bahasa Yunani menjadi “Zingaberi” dan dilatinkan menjadi Zingiber. Secara botani, Zingiber menjadi petunjuk nama untuk semua famili jahe-jahean (Zingiberaceae). Kata Zingiber sebenarnya mengacu pada jahe yang diperdagangkan, yang dikenal dalam bahasa Melayu dengan “halia” dan nama ilmiah
Zingiber officinale” (Larsen et al., 1999). Zingiberaceae merupakan salah satu famili dari ordo Zingiberales, kelas Monocotyledoneae dan Sub Divisio Angiospermae yang termasuk salah satu yang anggotanya berupa herba perennial (Tjitrosoepomo, 2002).
Larsen et al., (1999) mengatakan bahwa Ordo Zingiberales mempunyai delapan famili yakni Musaceae, Lowiaceae, Heliconiaceae, Strelitziaceae, Zingiberaceae, Costaceae, Cannaceae, dan Marantaceae. Dua famili terbesar adalah
Zingiberaceae dan Marantaceae dimana penyebaran keduanya berbeda,
Zingiberaceae tersebar di daerah tropis Asia dan Marantaceae tersebar di daerah tropis Amerika.
2.1 Deskripsi Zingiberaceae
Zingiberaceae merupakan tumbuhan berumpun, kuncup daun akan bermunculan diantara serasah daun yang basah dari pohon-pohon hutan. Beberapa jenis tumbuh pada daerah tepi sungai kecil dan ada yang mampu hidup dengan cahaya lebih atau kurang. Beberapa jenis dari famili ini ada juga yang tumbuh pada lekukan batu atau diatas permukaan batu, akarnya masuk kedalam tanah pada celah lekukan batu tersebut (Larsen et al., 1999).
(21)
Zingiberaceae merupakan tumbuhan herba perennial dengan rimpang yang mengandung minyak menguap hingga berbau aromatik. Batang diatas tanah, sering kali pendek dan mendukung bunga-bunga saja. Batang membentuk rhizome, biasanya berdaging, percabangan simpodial, setiap bagian dari percabangan diakhiri dengan kuncup bunga saja. Bagian rhizome yang mendatar diliputi sisik. Percabangan utama biasanya datar tersusun dari cabang yang menyebar kemana-mana (Holtum, 1950). Tanaman Zingiberaceae merupakan tanaman terna tahunan dengan batang semu yang tumbuh tegak dengan akar rimpang yang bisa bertahan lama didalam tanah. Akar rimpang itu mampu mengeluarkan tunas baru untuk mengganti daun dan batang yang sudah mati. Batang tanaman Zingiberaceae merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus. Batang itu terdiri pelepah-pelepah daun yang menutupi batang. Batangnya ini biasanya basah dan mengandung air, sehingga tergolong tanaman herba (Paimin & Murhananto, 1999).
Menurut Tjitrosoepomo (2004), daun tunggal, mempunyai sel-sel minyak menguap, tersusun dalam 2 baris, kadang-kadang jelas mempunyai 3 bagian berupa helaian tangkai dan upih, selain itu juga memiliki lidah-lidah, helaian biasanya lebar dengan ibu tulang yang tebal dan tulang-tulang cabang yang sejajar dan rapat satu dengan yang lain dengan arah yang serong ke atas, tangkai daun pendek atau tidak ada, upih terbuka dan tertutup, lidah-lidah pada batas antara helaian dengan tangkai atau antara helaian dengan upih.
Letak perbungaan Zingiberaceae terminal atau muncul langsung dari rhizome, mempunyai braktea primer yang tersusun saling tumpang tindih (Nurainas & Yunaidi, 2007). Bunga terpisah-pisah tersusun dalam bunga majemuk tunggal dan berganda, kebanyakan banci, zigomorf atau asimetrik, hiasan bunga dapat dibedakan dalam kelopak dengan tiga daun kelopak dan mahkota yang terdiri atas tiga daun mahkota yang berlekatan, pada bagian bawahnya membentuk suatu buluh dengan bentuk dan warna yang kadang-kadang cukup atraktif, benang sari satu dengan tiga sampai lima benang sari mandul yang kadang-kadang bersifat seperti daun mahkota, tangkai putik di ujung, tidak berbagi, bebas atau bergigi dua (Tjitrosoepomo, 2004). Beberapa contoh bunga dapat dilihat pada Gambar 2.1
(22)
Gambar 2.1 Beberapa bunga Zingiberaceae. A. Hedychium, dengan staminoida yang panjang dan bebas dari lip. 1. Kepala sari, 2. Tangkai benang sari, 3. Staminoida, 4. Petal, 5. Lip, 6. Kelopak, 7. Bakal buah. B. Alpinia, dengan staminoida yang kecil atau kadang tidak ada dan lip yang besar. 1. Kepala putik, 2. Kepala sari, 3. Petal, 4. Lip, 5. Kelopak , 6.bakal buah. C. Zingiber, dengan staminoida yang kecil dan menyatu dengan
lip. 1. Kepala putik , 2. Petal, 3. Stamenoida, 4. Tabung mahkota, 5. Kepala sari, 6. Lip, 7. Kelopak, 8.Bakal buah (Henderson, 1954).
Menurut Tjitrosoepomo (2002), buah berkendaga 3 atau berdaging tidak membuka, dengan bakal buah tenggelam. Warna buah bervariasi, permukaan licin, berair, berambut atau berduri. Bentuk biji bulat atau berusuk, mempunyai satu biji berwarna putih, orange atau mera cerah yang dapat menarik hewan pemencar bijinya. Bakal biji banyak, biji bulat atau berusuk, mempunyai salut biji dan endosperm banyak.
2.2 Distribusi Zingiberaceae
Jahe - jahean (Zingiberaceae) umumnya tersebar di daerah tropis dan sub tropis. Pusat penyebaran terbesarnya terdapat di Asia Tenggara dan daerah terkaya akan jenis dari famili Zingiberaceae ini adalah kawasan Malesiana yaitu Malaysia, Indonesia, Brunei, Singapura, Philipina dan Papua (Poulsen, 2006, Sirirugsa, 1999 dalam
Nurainas & Yunaidi, 2006). Menurut Lawrence, (1964), tumbuhan Zingiberaceae
(23)
daerah tropis hingga subtropis. Persebaran yang paling besar terdapat di Asia Tenggara, khususnya wilayah Malesia termasuk Indonesia.
Tempat tumbuh yang disenangi tumbuhan ini umumnya tempat-tempat lembab. Beberapa jenis juga ditemukan pada hutan sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya matahari penuh. Beberapa jenis Etlingera tumbuh pada hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka yang mana bisa tumbuh dengan cepat sepert gulma. Bahkan beberapa diantaranya dapat dijadikan indikator kerusakan habitat (Larsen, et al,.1999).
Zingiberaceae di daerah Pantropikal merupakan famili terbanyak dalam ordo
Zingiberales dengan 53 genus dan lebih dari 1200 jenis (Kress, 2002). Menurut Pandey (2003), sekitar 50 persen dari total genus famili Zingiberaceae dapat hidup dari dataran rendah sampai pada ketinggian lebih dari 2000 mdpl, terutama di daerah-daerah dengan curah hujan yang tinggi.
2.3 Kegunaan Zingiberaceae
Secara umum tumbuhan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sejak dulu hingga sekarang karena mempunyai potensi ekonomi yang penting yaitu antara lain; sebagai obat tradisional seperti jamu, bahan ramuan herbal medicine, rempah-rempah, bumbu masak, bahan tonik rambut, bahan minuman, sayuran segar, dan penyedap makanan. Kepentingan ekonomi dari famili ini adalah akarnya yang dapat digunakan sebagai ekstrak rasa dan sebagai bumbu, untuk minyak wangi yang digunakan dalam parfum, dan untuk ornamental atau tanaman hias (Dalimartha, 2003, Lawrence 1964).
Zingiber merupakan tanaman obat yang memiliki cukup banyak komponen senyawa penyusun minyak atsiri (Marsusi, et, al., 2001). Senyawa ini tersimpan dalam sel-sel parenkim yang termodifikasi, di semua jaringan terutama rimpang, minyak ini memiliki aroma khas, memiliki rasa pedas, pahit dan hangat karena adanya resin
(24)
(Setyawan, 1996). Zingiberaceae ini juga banyak diminati sebagai tanaman hias disebabkan oleh warna bunganya yang sangat menarik, sehingga tidak mengherankan kalau akhir-akhir ini terjadi peningkatan penanaman Zingiberaceae sebagai tanaman hias di taman-taman kota, rumah kaca dan juga sebagai rumah potong. Beberapa jenis diantaranya memegang peranan penting secara ekologi sebagai tumbuhan penutup di dalam hutan, khususnya setelah adanya penebangan liar, fragmentasi lahan ataupun kebakaran hutan. Di Indonesia, famili Zingiberaceae umumnya banyak digunakan sebagai tanaman hias termasuk Alpinia, Hedychium, Elettaria, dan Etlingera (Poulsen, 2006, Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut Syukur (2001), Zingiber officinale merupakan genus yang paling dikenal dari genus Zingiber karena memiliki manfaat yang sangat banyak. Jahe yang mengandung gingerol dapat dimanfaatkan sebagai obat anti inflamasi, obat nyeri sendi dan otot karena rematik, tonikum, serta obat batuk. Selain kedua penggunaan jahe di atas, jahe kering juga digunakan untuk memberikan aroma dan rasa pada makanan seperti permen, biskuit, kue dan minuman. Minyak jahe atau oleoresin yang dihasilkan dari destilasi jahe kering yang banyak digunakan dalam industri parfum dan minuman. Sampai saat ini, ekspor jahe dilakukan dalam bentuk jahe segar, jahe kering, jahe asinan (Isalted ginger), dan minyak atsiri. Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tidak menguap (non volatile oil) dan pati (Paimin & Murhananto, 1999).
Alpinia galanga (lengkuas) merupakan jenis yang terkenal dari genus ini. Tumbuhan ini merupakan herba berumur panjang yang tingginya dapat mencapai 1-1,5 m, batang tertutup oleh pelepah-pelepah dari daun yang tersusun berseling bangun lanset, rimpang dengan sisik-sisik yang berwarna putih atau kemerah-merahan, keras, mengkilap, rasanya pedas. Rhizome Alpinia galangal mengandung minyak atsiri berwarna kuning terutama terdiri dari sineol, eugenol, dan seskuiterpen. Resin Alpinia galanga disebut galangol. Kandungan kimia yang terdapat pada Alpinia galanga
tersebut digunakan sebagai stimulan, karminatif dan sebagai bumbu (Tjitrosoepomo, 1994).
(25)
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2011 s/d Oktober 2011 di Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Kabupaten Karo Sumatera Utara (Peta lokasi dapat dilihat pada lampiran 1).
3.2 Deskripsi Area Letak dan Luas
Tahura Bukit Barisan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 48 Tahun 1988 dengan luas ± 51.600 Ha. Tahura Bukit Barisan secara geografis terletak pada 001’16"-019’37" Lintang Utara dan 9812’16"-9841’00" Bujur Timur. Sedangkan secara administratif termasuk Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Tanah Karo, Propinsi Sumatera Utara.
Tipe Iklim
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson Taman Hutan Raya Bukit Barisan termasuk ke dalam klasifikasi type B dengan curah hujan rata-rata pertahun 2.000 s/d 2.500 mm. Suhu udara minimum 13°C dan maksimum 25°C dengan kelembaban rata-rata berkisar antara 90-100%.
(26)
Topografi
Pada umumnya keadaan topografi lapangan Taman Hutan Raya Bukit Barisan sebagian datar, curam dan berbukit-bukit dengan ketinggian 1.430 sampai 2.200 m di atas permukaan laut (mdpl).
3.3 Pelaksanaan Penelitian Di Lapangan
Penelitian Zingiberaceae dilakukan dengan metode survei purposive sesuai habitat
Zingiberaceae yaitu dengan melakukan penjelajahan di sepanjang jalur pengamatan pada jarak ± 10 m di sebelah kanan dan kiri jalur serta di sepanjang jalur yang memungkinkan untuk dilakukan penjelajahan, dimana metode ini dilakukan dengan menjelajahi habitat (tempat hidup dari jenis Zingiberaceae).
Menurut Larsen et al, (1999), habitat yang sangat disenangi jahe-jahean umumnya pada tempat lembab. Beberapa jenis juga ditemukan di hutan sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya matahari penuh.
Jenis-jenis Zingiberaceae yang ditemukan dicatat morfologi penting seperti habitat, letak rhizome, bau rhizome, warna kulit rhizome, tinggi batang, permukaan batang, warna daun, permukaan daun, warna bunga, letak bunga dan warna buah. Spesimen dikoleksi dengan mengikuti metode pengkoleksian Rugayah, et. al., (2004) dimana koleksi dapat dilakukan baik dalam bentuk basah maupun koleksi kering. Bagian vegetatif tumbuhan yang berperawakan kecil dapat dikoleksi seluruhnya. Untuk tumbuhan yang tinggi, dipisahkan bagian rhizome, bagian tengah, dan bagian ujung dimana pada tiap bagian dibelah menjadi dua bagian dan pada bagian tengahnya dibuang untuk mempermudah dalam pengeringan. Disusun diantara lipatan koran serta diikat dengan tali plastik, dimasukkan ke dalam kantung plastik yang berukuran 60 x 40 cm, disiram dengan alkohol 70% sampai basah agar spesimen tidak berjamur, diusahakan sebelum kantung plastik ditutup rapat dikosongkan terlebih dahulu udara
(27)
yang terdapat didalam kantung plastik tersebut seminimal mungkin, kemudian kantung plastik ditutup rapat dengan lakban.
Pengukuran Faktor Fisik-kimia
Pada setiap lokasi pengamatan dilakukan pengukuran faktor fisik_kimia yang meliputi ketinggian dan koordinat dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) dan Ketinggian dari setiap jenis Zingiberaceae yang ditemukan, Kelembaban Udara dengan Hygrometer, Suhu Udara dengan Termometer, Suhu Tanah dengan Soil Termometer, pH Tanah dengan Soil Tester, dan Intensitas Cahaya.
Di Laboratorium
Spesimen yang berasal dari lapangan diganti korannya, kemudian dijepit dengan sasak dan dikeringkan dengan menggunakan oven pengering dengan suhu ± 600 C sampai spesimen kering. Spesimen yang telah kering diidentifikasi dengan menggunakan buku-buku acuan, seperti:
- The Zingiberaceae of the Malaya Peninsula (Holttum, 1950). - Malayan wild flowers (Henderson, 1954).
- Collection of Illustrated Tropical Plant (Watanabe and Comer, 1969). - Checklist of the Zingiberaceae of Malesia ( Newman, et.al., 2004). - Etlingera of Borneo (Poulsen, 2006).
- Gingers of Sarawak (Poulsen, 2006). - Gingers of Thailand (Larsen, 2006).
- Panduan lapangan Jahe-jahean Liar Di Taman Nasional Siberut (Nurainas & Yunaidi, 2006).
- Etlingera Giseke of Java (Poulsen, 2007).
Setelah dilakukan identifikasi, ditukar label gantungnya, dijahit (mounting), diberi label tempel dan kapur barus, lalu dimasukkan ke dalam plastik. Jenis-jenis
(28)
yang tidak dapat diidentifikasi di Herbarium Medanense Universitas Sumatera Utara dapat dikirim ke Herbarium Bogoriensis untuk di identifikasi lebih lanjut.
3.4 Analisis Data Deskripsi Jenis
Jenis-jenis Zingiberaceae yang dijumpai disajikan dalam bentuk kunci determinasi yang dilengkapi dengan ketinggian, letak titik ordinat, deskripsi morfologi dan gambaran habitat secara umum dari masing-masing jenis Zingiberaceae.
Kemiripan Morfologi Jenis-Jenis Zingiberaceae
Berdasarkan karakter-karakter hasil pengamatan morfologi, dilakukan analisis kemiripan morfologi untuk melihat kecenderungan pengelompokkan jenis-jenis
Zingiberaceae dengan menggunakan program NTSYS (Numerical Taxonomy and Multivariate System) versus 2.0 oleh Rohlf (2003).
(29)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jenis-Jenis Zingiberaceae
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Kabupaten Karo Sumatera Utara ditemukan 14 jenis
Zingiberaceae dengan tujuh genera Tabel 4.1 ( Lampiran 2).
Tabel 4.1 Jenis-Jenis Zingiberaceae di Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara
No. Genus Spesies Kegunaan
1. Amomum Amomum lappaceum Obat-obatan tradisional
2. Etlingera Etlingera sp.1 Obat untuk penyakit kulit
3. Etlingera sp.2 Tanaman hias, bunga potong &
obat-obatan tradisional
4. Etlingera sp.3 Obat untuk penyakit demam
5. Elettariopsis Elettariopsis sp Mengobati penyakit gatal-gatal
karena kehujanan
6. Globba Globba patens Obat untuk wanita yang
melahirkan
7. Globba paniculata Obat-obatan tradisional
8. Globba marantina Obat penambah nafsu makan &
sakit lambung
9. Globba pendula Obat untuk penyakit rematik
10. Hedychium Hedychium sp Obat untuk sakit perut & diare
11. Hedychium cylindricum Bahan pembuatan parfum
12. Horstedtia Horstedtia reticulate Bahan pembuatan jamu untuk
ibu melahirkan
13. Horstedtia scyphifera Obat untuk penyakit demam &
kaki yang panas
14. Zingiber Zingiber multibracteatum Obat penambah nafsu makan,
demam & penambah stamina
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa jenis-jenis Zingiberaceae yang ditemukan sebanyak tujuh genera dengan 14 jenis yang memiliki karakter morfologi
(30)
yang berbeda-beda antara jenis yang satu dengan yang lainnya. Jenis yang paling banyak ditemukan yaitu genus Globba yang terdiri dari Globba patens, Globba paniculata, Globba pendula dan Globba marantina. Genus ini merupakan genus yang penyebarannya cukup luas, hampir ditemukan diseluruh tempat seperti daerah yang lembab yang terdapat pada hutan hujan dataran rendah di sepanjang pinggiran aliran sungai dan tempat yang ternaungi (Holltum, 1950).
Jenis Etlingera yang ditemukan yaitu Etlingera sp 1, Etlingera sp 2, Etlingera
sp 3. Jenis-jenis Etlingera ini tumbuh pada bibir hutan dan daerah yang terbuka. Menurut Larsen et al. (1999), beberapa jenis Etlingera tumbuh pada hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru/terbuka. Bahkan beberapa diantaranya dapat dijadikan
indikator kerusakan habitat. Selain itu, di Taman Hutan Raya Bukit Barisan juga terdapat genus Hedychium terdiri dari Hedychium sp. dan Hedychium cylindricum. Menurut Holltum (1950), Hedychium membutuhkan daerah yang subur dan tanah yang lembab untuk pertumbuhannya, serta membutuhkan suhu yang rendah/sensitif.
Jenis Horstedtia yang ditemukan yaitu Horstedtia reticulate dan Horstedtia scyphifera yang memiliki ciri khas yang berbeda dari jenis lainnya pada famili
Zingiberaceae yaitu memiliki stilt roots. Umumnya jenis ini dijumpai dengan adanya
stilt roots yang berkembang dengan baik serta ternaungi dengan intensitas cahaya yang cukup (Poulsen, 2006). Menurut Pandey (2003), menambahkan jenis Horstedtia
merupakan jenis yang penyebarannya luas dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, alat reproduksi, interaksi beberapa jenis dan kompetisi. Hasil yang diperoleh menunjukkan ada beberapa genus yang hanya memiliki satu jenis saja diantaranya yaitu Elettariopsis, Amomum, dan Zingiber. Akan tetapi, berdasarkan pengukuran faktor fisik lingkungan, kawasan ini mendukung untuk pertumbuhan Zingiberaceae.
Hal ini kemungkinan disebabkan genus-genus tersebut memiliki kemampuan untuk hidup dan berkembang biak dengan baik yang berbeda dibandingkan dengan genus lainnya bila kebutuhan fisiologis dan lingkungannya terpenuhi.
Semua jenis dari famili Zingiberaceae yang ditemukan memiliki manfaat, diantaranya sebagai tanaman obat, pembuatan parfum atau minya wangi serta tanaman hias. Menurut Lawrence (1964), famili Zingiberaceae memiliki kepentingan ekonomi
(31)
antara lain pada akarnya yang dapat digunakan sebagai ekstrak rasa dan sebagai bumbu, untuk minyak wangi yang digunakan dalam parfum, dan untuk ornamental atau tanaman hias. Setiap jenis dari famili Zingiberaceae terdapat perbedaan karakter morfologi yang dapat digunakan untuk penentuan suatu jenis. Karakter pembeda tersebut diantarnya habitat, rhizome, perbungaan dan appendage dari masing-masing jenis.
Habitat
Jenis-jenis Zingiberaceae yang ditemukan di Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Kabupaten Karo Sumatera Utara pada umumnya teresterial dan terdapat satu jenis yang epifit (Gambar 4.1). Jenis-jenis teresterial yang ditemukan yaitu Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Etlingera sp.3,
Elettariopsis sp., Globba patens, Globba paniculata, Globba marantina, Globba pendula, Hedychium cylindricum, Horstedtia reticulate, Horstedtia scyphifera, Zingiber multibracteatum, dan yang hidup secara epifit yaitu Hedychium sp.. Menurut Larsen (1999), pada umumnya habitat dari famili Zingiberaceae adalah teresterial, tumbuh di daerah dengan sinar matahari yang cukup, tetapi ada juga yang sebagian diantaranya epifit. Holtum (1950) menambahkan, pada jenis Hedychium hidup di daerah dengan ketinggian sedang, tumbuh pada hutan dataran rendah dan tidak terlalu jauh di atas permukaan tanah yang memungkinkannya biasa hidup epifit. Hedychium
(kecuali jenis yang epifit) membutuhkan tanah yang lembab atau tanah yang basah pada dataran rendah atau hutan pengunungan dan kondisi yang ternaungi (Van Valkenburg & Bunyapraphatsara, 2002).
Gambar 4.1 Habitat pada Zingiberaceae.Hedychium sp., Epifit (A), Globba pendula, Teresterial (B), pada Hornstedtia reticulate, Teresterial(C)
(32)
Rhizome
Jenis-jenis Zingiberaceae yang ditemukan pada dasarnya memiliki rhizome yang tenggelam dan sebagian diantaranya ada juga di atas permukaan tanah (Gambar 4.2). Umumnya rhizome pada Zingiberaceae dibungkus oleh sisik serta ada juga pada genus-genus seperti Globba yang tanpa di lapisi oleh sisik. Menurut Nurainas (2006),
Zingiberaceae merupakan tumbuhan dengan habitus berupa herba perennial dengan rhizome berbau aromatik, daun berpelepah yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk batang semu. Poulsen (2006), menambahkan semua Zingiberaceae
memiliki rimpang batang yang biasanya tumbuh horizontal sepanjang atau di bawah tanah yang menghasilkan akar dan daun, suku Zingiberaceae memiliki rimpang yang kadang-kadang berbentuk seperti umbi yang biasanya mengandung minyak atsiri hingga berbau aromatik.
Gambar 4.2 Posisi rhizome pada Zingiberaceae. Rhizome di bawah permukaan tanah dan memiliki sisik rhizome, Elettariopsis sp. (A), dan Amomum lappaceum. (B), rhizome di bawah permukaan tanah dan memiliki sisik rhizome, Horstedtia reticulata (C), rhizome di bawah permukaan tanah dan tidak memiliki sisik rhizome, Globba marantina (D)
A B
(33)
Perbungaan
Jenis-jenis Zingiberaceae yang ditemukan pada dasarnya memiliki perbungaan yang terminal dan radical. Zingiberaceae merupakan tumbuhan yang hermaprodit, dimana stamen dan pistillumnya berada dalam satu bunga. Perbungaan Zingiberaceae bisa dari rhizome ataupun secara terminal (Gambar 4.3). Jenis-jenis perbungaannya terminal ditemukan pada genera Globba dan Hedychium, sedangkan yang langsung dari rhizome (radicalis) pada genera Hornstedtia reticulate, Etlingera sp., Amomum lappaceum, Zingiber multibracteatum. Menurut Nurainas & Yunaidi (2006), letak perbungaan pada famili Zingiberaceae pada umumnya terminal atau muncul langsung dari rhizome dekat batang, dan kadang-kadang jauh dari batang. Bunga biasanya biseksual, zigomorf, mempunyai braktea primer yang tersusun saling tumpang tindih. Menurut Holtum (1950) menambahkan, bunga Zingiberaceae merupakan bunga majemuk (inflorescence) terminal pada batang semu atau terpisah sendiri yakni keluar dari dasar batang semu atau keluar dari rhizome (radicalis).
Gambar 4.3 Perbungaan pada Zingiberaceae berasal dari rhizome dan terminal. Perbungaan berasal dari rhizome, Hornstedtia reticulata (A) dan
Etlingera sp.1 (B), Perbungaan secara terminal, Hedychium cylindricum (C), dan Globba paniculata (D)
A B
(34)
Bunga Zingiberaceae merupakan karakter yang terpenting dalam mengidentifikasi, seperti bentuk calyx, ujung calyx, bentuk lip, ujung lip, serta ada tidaknya appendage. Appendage merupakan organ tambahan yang ada pada stamen biasanya berbentuk tanduk terletak di ujung atau samping anther, appendage biasa terdapat pada genus Globba, namum pada pengamatan yang telah dilakukan ada
Globba yang tidak memilki appendage pada anthernya, setiap spesies memiliki jumlah appendage yang berbeda, seperti pada Globba pendula yang memiliki 2
appendage, Globba patens memiliki 4 appendage, Globba marantina dengan 4
appendage, Globba paniculata yang memiliki 4 appendage (Gambar 4.4).
Gambar 4.4 Keterangan (a): Appendage pada Globba. 2 appendage pada Globba pendula (A), 4 appendage pada Globba patens (B), 4 appendage pada
Globba paniculata (C)dan Globba marantina (D)
Ekologi
Zingiberaceae merupakan salah satu famili yang mempunyai distribusi yang sangat luas serta memiliki banyak genus dan jenis yang berbeda-beda. Berdasarkan dari hasil
A B C D
(35)
yang didapat ditemukan tujuh genera dan 14 jenis famili Zingiberaceae di Kawasan taman Hutan Raya Bukit Barisan. Menurut Widjaja (2001), melaporkan di kawasan hutan Sikundur Kabupaten Langkat, Sumatera Utara diperoleh lima jenis
Zingiberaceae. Di kawasan hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat terdapat 10 jenis. Menurut Lawrence (1964) menambahkan, famili Zingiberaceae terbagi atas 47 genera dan 1400 jenis yang terdistribusi di daerah tropis dan subtropis. Tiga genus diantaranya tersebar di Afrika dan dua genus di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, 40 diantaranya hanya di Asia atau terpencar ke bagian Selatan Australia.
Genus yang paling besar dari famili ini diantaranya Alpinia dengan anggota yang berjumlah ± 225 jenis, Globba (100), Amomum (90), Zingiber (80), yang merupakan jenis tanaman paling penting dan memiliki banyak manfaat adalah
Curcuma (54), Hedychium (40), Boesenbergia (50), dan Renealmia (70). Menurut Balgooy (2001) menambahkan anggota-anggota dari famili ini biasanya tumbuh di hutan hujan dalam vegetasi sekunder.
Lokasi penelitian merupakan kawasan yang termasuk ke dalam hutan pegunungan bawah sampai ketinggian 1700 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan mempunyai faktor fisik lingkungan seperti kelembapan udara 66,4 %-91 % dengan intensitas cahaya matahari berkisar antara 115-229,6 Candela. Hal ini sesuai dengan pendapat Pandey (2003), jenis-jenis Zingiberaceae dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian lebih dari 2000 mdpl ( m diatas permukaan laut) terutama di daerah dengan curah hujan yang tinggi. Menurut Nurainas & Yunaidi (2006) menambahkan tempat tumbuh yang disenangi tumbuhan ini umumnya tempat-tempat yang lembab tapi beberapa jenis lainnya ada yang ditemukan pada hutan sekunder, hutan yang terbuka, pinggiran sungai, rawa-rawa dan kadang-kadang dapat tumbuh pada daerah dengan cahaya matahari yang penuh.
(36)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terdapat beberapa ciri morfologi yang dapat digunakan untuk pengelompokan jenis-jenis Zingiberaceae di Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Kabupaten Karo Sumatera Utara. Semua karakter mencakup morfologi organ vegetatif dan generatif berjumlah 60 ciri morfologi, dan yang terpilih 47 karakter. Karakter morfologi berupa habitat, rimpang, batang, daun dan bunga.
Tabel 4.2 Sifat & Kode Ciri Jenis-Jenis Zingiberaceae
No. Karakter Kode
1. Habitat Teresterial (0), Epifit (1) 2. Tinggi ≤ 100 cm (0), > 100 cm (1)
3. Posisi rimpang Dibawah tanah (0), Diatas tanah (1)
4. Rimpang Berdaging (0), Berkayu (1)
5. Bau rimpang Beraroma lembut (0), Tidak beraroma (1) 6. Warna kulit rimpang Warna gelap (0), Warna terang (1)
7. Permukaan kulit rimpang Licin (0), Bersisik (1)
8. Warna sisik rimpang Warna gelap (0), Warna terang (1) 9. Permukaan sisik rimpang Licin (0), Berbulu (1)
10. Jarak antar shoot ≤ 10 cm (0), > 10 cm (1) 11. Akar nafas Absent (0), Present (1) 12. Tinggi batang semu ≤ 50 cm (0), > 50 cm (1) 13. Diameter batang semu ≤ 1 cm (0), > 1 cm (1) 14. Permukaan batang semu Licin (0), Berbulu (1)
15. Warna batang semu Warna gelap (0), Warna terang (1) 16. Jumlah lembaran daun ≤ 10 (0), > 10 (1)
17. Panjang pelepah ≤ 50 cm (0), > 50 cm (1) 18. Panjang ligula ≤ 1 cm (0), > 1 cm (1) 19. Permukaan ligula Licin (0), Berbulu (1) 20. Ujung ligula Runcing (0), Tumpul (1) 21. Panjang tangkai daun ≤ 1 cm (0), > 1 cm (1) 22. Permukaan tangkai daun Licin (0), Berbulu (1) 23. Panjang daun ≤ 50 cm (0), > 50 cm (1) 24. Lebar daun ≤ 10 cm (0), > 10 cm (1) 25. Permukaan atas daun Licin (0), Berbulu (1) 26. Permukaan bawah daun Licin (0), Berbulu (1) 27. Ujung daun Runcing (0), Tumpul (1) 28. Pangkal daun Runcing (0), Tumpul (1) 29. Permukaan ibu tulang daun Licin (0), Berbulu (1)
30. Posisi bunga Dari rimpang (0), Terminal (1) 31. Panjang bunga ≤ 10 cm (0), > 10 cm (1)
32. Warna bunga Warna gelap (0), Warna terang (1) 33. Jumlah bunga ≤ 5 (0), > 5 (1)
34. Panjang tangkai bunga ≤ 5 cm (0), > 5 cm (1) 35. Bentuk tangkai bunga Bulat (0), Bersegi (1)
(37)
36. Warna tangkai bunga Warna gelap (0), Warna terang (1) 37. Bentuk bracteole Tabung (0), Lanset (1)
38. Panjang bracteole ≤ 1 cm (0), > 1 cm (1) 39. Lebar bracteole ≤ 1 cm (0), > 1 cm (1)
40. Warna bracteole Warna gelap (0), Warna terang (1) 41. Panjang kelopak ≤ 5 cm (0), > 5 cm (1)
42. Lebar kelopak ≤ 1 cm (0), > 1 cm (1) 43. Bentuk mahkota Tabung (0), Lanset (1) 44. Panjang mahkota ≤ 1 cm (0), > 1 cm (1) 45. Lebar mahkota ≤ 1 cm (0), > 1 cm (1) 46. Bentuk buah Bulat (0), Bersegi (1) 47. Jumlah buah ≤ 1 (0), > 1 (1)
4.3 Phenogram Zingiberaceae
Gambar 4.6 Phenogram Famili Zingiberaceae di Taman Hutan Raya Bukit Barisan
Berdasarkan Phenogram diketahui bahwa jenis-jenis famili Zingiberaceae
mempunyai kemiripan morfologi berkisar antara 54 - 83 % yang terbagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu I, II dan III. Kelompok I terdiri dari (A) Hornstedtia reticulate
dan Hornstedtia scyphifera yang memiliki kemiripan morfologi berkisar antara 78-83 % yang disebabkan karena perbedaan karakter morfologi seperti rimpang berdaging, adanya akar nafas dan permukaan sisik rimpang berbulu.
Kelompok II (B) terbagi atas dua sub kelompok yaitu kelompok C dan D yang mempunyai kemiripan morfologi berkisar 59-83 %. Kelompok C terbagi atas dua kelompok lagi K dan L, dimana kelompok L membentuk sub kelompok M dan N yang
3
2
(38)
memiliki kemiripan morfologi berkisar 64-83 %. Kelompok M hanya terdiri dari
Globba paniculata yang memisah dari kelompok N yang terdiri dari Globba patens, Globba pendula, Globba marantina disebabkan karena mempunyai karakter yang berbeda dengan kelompok N seperti pada Globba paniculata yang memiliki tinggi total > 100 cm, bau rimpang tidak beraroma, tinggi batang semu > 50 cm, lebar daun > 10 cm, ujung daun runcing, permukaan ibu tulang daun licin, panjang bunga ≤ 10 cm, warna bunga berwarna gelap, panjang bracteole ≤ 1 cm, panjang mahkota > 1 cm, dan lebar mahkota > 1 cm.
Kelompok N terbagi menjadi dua sub kelompok yaitu kelompok Q dan R yang memiliki kemiripan morfologi 71-83 %, dimana kelompok Q yang terdiri dari Globba marantina yangmemisah sendiri dari kelompok R yang terdiri dari Globba patens dan
Globba pendula. Hal ini disebabkan perbedaan karakter yang dimiliki Globba marantina seperti bau rimpang tidak beraroma, diameter batang semu ≤ 50 cm, panjang ligula > 1 cm, dan permukaan bawah daun licin. Dari phenogram dapat dilihat bahwa Globba patens dan Globba pendula memiliki kemiripan morfologi yang sangat tinggi yaitu sekitar 83 % karena karakter-karakter diantara keduanya hanya dibedakan pada Globba patens seperti warna kulit rimpang berwarna cerah, jarak antar shoot > 10 cm, warna batang semu berwarna cerah, panjang tangkai daun ≤ 1 cm, permukaan atas daun licin, dan pangkal daun tumpul.
Kelompok K terbagi ke dalam dua sub kelompok yaitu P dan O yang memiliki kemiripan morfologi berkisar 66-83 %, dimana kelompok P yang terdiri dari
Hedychium sp. dan Hedychium cylindricum yang memisah dari kelompok O yang terdiri Zingiber multibracteatum disebabkan karena perbedaan karakter seperti bau rimpang tidak beraroma, warna sisik rimpang berwarna cerah, jarak antar shoot > 10 cm, tinggi batang semu > 50 cm, panjang pelepah > 50 cm, panjang ligula ≤ 1 cm, permukaan ligula berbulu, posisi bunga dari rimpang, warna bunga berwarna cerah, warna bracteole berwarna terang dan lebar mahkota > 1 cm.
Kelompok III (D) terbagi ke dalam dua sub kelompok yaitu E dan F yang memiliki kemiripan morfologi berkisar 59-83 %, dimana kelompok E hanya terdiri dari Elettariopsis sp. yang memiliki kemiripan morfologi sebesar 59 % sedangkan kelompok F terdiri dari Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, dan
(39)
Etlingera sp.3. Kelompok E dan F terpisah sangat jauh dapat dilihat dari perbedaan karakter morfologi seperti pada kelompok E yang terdiri dari Eletteriopsis seperti bau rimpang tidak beraroma, warna batang semu berwarna cerah, panjang pelepah ≤ 50 cm, permukaan ligula berbulu, ujung ligula tumpul, panjang daun ≤ 50 cm, lebar daun
≤ 10 cm, warna bunga berwarna gelap, panjang bracteole ≤ 1 cm, lebar bracteole ≤ 1 cm, panjang mahkota > 1 cm, lebar mahkota > 1 cm, bentuk buah bersegi, dan jumlah buah > 1.
Kelompok F terbagi atas dua sub kelompok yaitu G dan H yang memiliki kemiripan morfologi berkisar 64-83 %. Kelompok G yang terdiri dari Etlingera sp.1,
Etlingera sp.2, Etlingera sp.3 terpisah dengan kelompok H yang hanya terdiri dari
Amomum lappaceum yang disebabkan karena perbedaan karakter morfologi seperti warna batang semu berwarna cerah, jumlah lembaran daun ≤ 10 cm, permukaan ligula berbulu, permukaan tangkai daun berbulu, panjang tangkai bunga > 1 cm, bentuk tangkai bunga bulat, lebar bracteole ≤ 1 cm, panjang mahkota > 1cm dan jumlah buah > 1.
Kelompok G terdiri dari dua sub kelompok yaitu kelompok I dan J yang memiliki kemiripan morfologi sekitar 76-83 %. Kelompok I yang terdiri dari
Etlingera sp.2 dan Etlingera sp.3 terpisah dari kelompok J yang terdiri dari Etlingera
sp.1 yang disebabkan karena perbedaan karakter seperti warna kulit rimpang berwarna cerah, warna sisik rimpang berwarna cerah, permukaan batang semu berbulu, panjang pelepah ≤ 50 cm, panjang ligula > 1 cm, permukaan bawah daun licin dan panjang bunga ≤ 10 cm.
(40)
4.4 Kunci Identifikasi Kunci Identifikasi Genera
Adapun kunci Identifikasi Genera Zingiberaceae dapat dilihat sebagai berikut : 1.a. Efipit…………….Hedychium
b. Teresterial………2 2.a. Tinggi ≤ 100 cm, bunga terminalis, bentuk bracteole lanset……….Globba
b. Tinggi > 100 cm, bunga radicalis, bentuk bracteole tabung………3 3.a. Ujung ligula runcing……….Horstedtia
b. Ujung ligula tumpul……….4 4.a. Lips berbentuk memanjang………...Elettariopsis
b. Lips berbentuk persegi……….5 5.a. Bentuk tangkai bunga bersegi……….Etlingera
b. Bentuk tangkai bunga bulat……….6 6.a. Kepala putik berbentuk segitiga……….Amomum
b. Kepala putik berbentuk bulat………...Zingiber
Kunci Identifikasi Spesies
Adapun kunci Identifikasi Spesies Zingiberaceae dapat dilihat sebagai berikut : 1.a. Tinggi total > 100 cm, bunga radicalis………2 b. Tinggi total ≤ 100 cm, bunga terminalis………12 2.a. Rimpang di atas permukaan tanah………...3 b. Rimpang di bawah permukaan tanah………..5
(41)
3.a. Tidak memiliki stilt root………Hedychium sp. b. Memiliki stilt root………4 4.a. Tinggi batang semu > 50 cm, diameter batang semu > 1 cm………Horstedtia reticulate
b. Tinggi batang semu ≤ 50 cm, diameter batang semu > 1 cm………...Hedychium cylindricum
5.a. Permukaan batang semu berbulu………Etlingera sp. 1 b. Permukaan batang semu licin………..6 6.a. Panjang ligula > 1 cm, permukaan ligula berbulu………..7 b. Panjang ligula ≤ 1 cm, permukaan ligula licin……….11 7.a. Permukaan tangkai daun licin………....8 b. Permukaan tangkai daun berbulu………...9 8.a. Permukaan atas dan bawah daun licin……….Elettariopsis sp b. Permukaan atas dan bawah daun berbulu………14 9.a. Ujung daun tumpul……….…Amomum lappaceum
b. Ujung daun runcing………..10 10.a. Pangkal daun tumpul………..13 b. Pangkal daun runcing……….11 11.a. Permukaan ibu tulang dau licin………Etlingera sp. 3 b. Permukaan ibu tulang daun berbulu………Etlingera sp. 2 12.a. Bracteola berbentuk tabung, berwarna merah……….15 b. Bracteola berbentuk lanset, berwarna kuning……….13 13.a. Ujung kelopak meruncing, berwarna putih kekuningan……….14 b. Ujung kelopak runcing, berwarna orange………Globba patens
14.a. Panjang bracteole > 1 cm, berwarna putih………..15 b. Panjang bracteole ≤ 1 cm, berwarna kuning………..Globba pandula
15.a. Bentuk mahkota tabung, berwarna putih………...Globba paniculata
b. Bentuk mahkota lanset berwarna merah……….16 16.a. Lips berbentuk segitiga, berwarna merah………….Horstedtia scyphifera
(42)
4.5Deskripsi Jenis
Amommum lappaceum Ridl.
Herba, teresterial, tinggi 380 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, aroma lembut, permukaan kulit licin, putih kehijauan, daging putih kekuningan, permukaan sisik licin, coklat, jarak antar shoot 15,2 cm. Batang semu; tinggi 323 cm, diameter 6,3 cm, permukaan licin, orange. Pelepah; panjang 145 cm, hijau. Ligula; panjang 1,3 cm, permukaan berbulu halus, ujung runcing, hijau. Tangkai daun; panjang 0,6 cm, permukaan berbulu, hijau kemerahan. Daun; panjang 73 cm, lebar 15 cm, jumlah lembaran daun 9, permukaan atas dan bawah licin, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, ibu tulang daun licin, hijau. Bunga; majemuk dari rimpang, arah tumbuh tegak, panjang 23 cm, merah, jumlah bunga mekar 6. Tangkai bunga; panjang 11,5 cm, bentuk bulat, permukaan bersisik, kuning. Steril bractea; bentuk memanjang 8,3 cm, lebar 1,3 cm, permukaan licin, coklat kekuningan. Fertil bractea; bentuk memanjang 7,8 cm, lebar 0,9 cm, permukaan licin, coklat kekuningan. Bracteola; berbentuk tabung, panjang 4,2 cm, lebar 0,5 cm, merah muda. Kelopak; berbentuk tabung dengan 3 gigi di ujung, merah muda, panjang 6,75 cm, lebar 1,1 cm, permukaan licin. Mahkota; berbentuk tabung, panjang 4,25 cm, lebar 0,56 cm, merah. Mahkota lobe dorsal; bentuk memanjang seperti selaput, panjang 4,9 cm, lebar 0,1 cm, permukaan licin, merah muda. Mahkota lobe lateral; bentuk memanjang seperti selaput, panjang 4,9 cm, lebar 0,1 cm, permukaan licin, merah muda. Lip; bentuk memanjang, panjang 4,3 cm, lebar 0,1 cm, permukaan licin, merah, bagian atas membulat, merah, bagian bawah tumpul, merah, bagian tengah,
(43)
kuning. Bunga Jantan; benang sari panjang 1,1 cm, lebar 0,2 cm, putih menempel pada labellum. Tangkai sari panjang 4,5 cm, putih. Bunga Betina; putik panjang 4,4 cm, putih. Kepala putik berbentuk segi tiga, putih. Buah; berbentuk bulat, panjang 3,2 cm, lebar 2 cm, merah muda, jumlah buah 6. Biji; putih kekuningan (Lampiran 3). Spesimen : Nisa 04
Distribusi : Semenanjung Malaysia, Sumatera
Habitat & Ekologi : Teresterial, di tempat lembab di daerah perbukitan dengan ketinggian 1.300 mdpl pada 03°23’148’’LU dan
098°88’935’’ BT. Nama Daerah : Tepus rambutan Kegunaan : Obat-obatan tradisional
Catatan : Berdasarkan pengamatan di lapangan, buahnya banyak habis di makan hewan.
Etlingera sp 1.
Herba, teresterial, tinggi 410 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, aroma lembut, permukaan rimpang licin, kulit kuning kemerahan, daging berwarna putih, permukaan sisik licin, kuning, jarak antar shoot 10,5 cm. Batang semu; tinggi 215 cm, diameter 5,4 cm, permukaan berbulu, hijau. Pelepah; panjang 25,4 cm, hijau. Ligula panjang 1 cm, permukaan licin, ujung runcing, hijau kecoklatan. Tangkai daun; panjang 1,1 cm, permukaan licin, coklat tua. Daun; panjang 75 cm, lebar 16,5 cm, , jumlah lembaran daun 19, permukaan atas dan bawah licin, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi rata, permukaan ibu tulang daun licin, hijau. Bunga; majemuk dari rimpang, panjang 9,9 cm, kuning kemerahan, jumlah bunga mekar 1. Tangkai bunga panjang 8,2 cm, berbentuk segi tiga, kemerahan. Steril bractea; panjang 5 cm, lebar 3 cm, bentuk memanjang, permukaan licin, putih. Fertil bractea; panjang 6 cm, lebar 1,5 cm, bentuk memanjang, permukaan licin, merah. Bracteole; panjang 3 cm, lebar 1,8 cm, bentuk tabung, putih kemerahan. Kelopak; panjang 4,8 cm, lebar 3 cm, bentuk tabung bergigi 3, permukaan licin, putih kekuningan. Mahkota; berbentuk tabung, merah. Lip; bentuk persegi, panjang 4,3 cm, lebar 2,9 cm, merah keputihan. Bunga Jantan benang sari putih. Kepala sari menempel pada lebellum, panjang 1 cm,
(44)
lebar 0,5 cm. Tangkai sari panjang 2,3 cm, putih. Bunga Betina; putik panjang 2,3 cm. Kepala putik berbentuk bulat, putih (Lampiran 3).
Spesimen : Nisa 07 Distribusi : Sumatera
Habitat & Ekologi : Teresterial, di tempat lembab terdapat di sepanjang
aliran sungai dengan ketinggian 1350 mdpl pada 03°12’54,5’’ LU dan 098°31’76,3’’ BT.
Nama Daerah : -
Kegunaan : Untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit
Etlingera sp 2.
Herba, teresterial, tinggi 314 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, aroma lembut, permukaan rimpang licin, kulit putih kecoklatan, daging putih, permukaan sisik licin, sisik putih kekuningan, jarak antar shoot 20 cm. Batang semu; tinggi 136 cm, diameter 2,6 cm, permukaan licin, hijau. Pelepah; panjang 50 cm, hijau. Ligula; panjang 0,8 cm, permukaan licin, ujung runcing, hijau. Tangkai daun panjang 0,8 cm, permukaan licin, hijau. Daun; panjang 48,8 cm, lebar 11,6 cm, lembaran daun 18, permukaan atas licin dan permukaan bawah berbulu, hijau, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi rata, ibu tulang daun berbulu. Bunga; majemuk dari rimpang, panjang 25 cm, jumlah bunga mekar 4, coklat kemerahan. Tangkai bunga; panjang 2 cm, berbentuk segi tiga, coklat tua. Steril bractea; panjang 7 cm, lebar 3,2 cm, bentuk memanjang, permukaan licin, berwarna coklat tua. Fertil bractea; bentuk memanjang, panjang 8,2 cm, lebar 2,1 cm, , permukaan licin, merah hati. Bracteole; berbentuk tabung, panjang 4,2 cm, lebar 2,1 cm, putih kekuningan. Kelopak; berbentuk tabung bergigi 3, panjang 6,2 cm, lebar 3,2 cm, permukaan licin, putih kekuningan. Mahkota; berbentuk tabung, kuning. Lip; bentuk persegi, panjang 4,3 cm, lebar 2,9 cm, kuning keputihan. Bunga Jantan; benang sari putih. Kepala sari menempel pada lebellum, panjang 1,2 cm, lebar 0,4 cm. Tangkai sari; panjang 2,3 cm, putih. Bunga Betina; putik panjang 2,3 cm. Kepala putik berbentuk bulat, putih (Lampiran 3).
Spesimen : Nisa 08 Distribusi : Sumatera
(45)
dengan ketinggian 1350 mdpl pada 03°12’51,4’’ LU dan 098°31’56,7’’ BT.
Nama Daerah : Palak
Kegunaan : Untuk tanaman hias atau bunga potong & obat tradisional
Etlingera sp 3.
Herba, teresterial, tinggi 600 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, aroma lembut, permukaan rimpang licin, kulit coklat keputihan, daging putih kekuningan, sisik putih, jarak antar shoot 20 cm. Batang semu; tinggi 127 cm, diameter 5,2 cm, permukaan licin, hijau. Pelepah; panjang 50 cm, hijau. Ligula panjang 0,9 cm, permukaan licin, ujung tumpul, hijau. Tangkai daun; panjang 1,1 cm, permukaan licin, hijau. Daun; panjang 50 cm, lebar 11,6 cm, jumlah lembaran daun 20, permukaan atas licin dan permukaan bawah berbulu, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, ibu tulang daun licin, hijau. Bunga majemuk dari rimpang, panjang 29 cm, jumlah bunga 1, merah. Tangkai bunga; berbentuk segi tiga, panjang 2,7 cm, merah. Steril bractea; bentuk memanjang, panjang 4 cm, lebar 1 cm, permukaan licin, merah. Fertil bractea; bentuk memanjang, panjang 5 cm, lebar 1 cm, permukaan licin, merah hati. Bracteole; bentuk tabung, panjang 4,2 cm, lebar 2,1 cm, merah. Kelopak; bentuk tabung bergigi 2, panjang 6,2 cm, lebar 3,2 cm, permukaan licin, merah. Mahkota; berbentuk tabung, merah. Lip; panjang 2 cm, lebar 1,2 cm, merah keputihan. Bunga Jantan; Benang sari bentuk persegi, merah. Kepala sari menempel pada lebellum, panjang 1 cm, lebar 0,5 cm. Tangkai sari; panjang 1,5 cm, merah. Bunga Betina; Putik panjang 2,3 cm. Kepala putik berbentuk bulat, merah (Lampiran 3).
Spesimen : Nisa 014 Distribusi : Sumatera
Habitat & Ekologi : Teresterial, di tempat lembab terdapat di sepanjang
aliran sungai dengan ketinggian 1.300 mdpl pada 03°12’55,8’’ LU dan 098°31’73,2’’ BT.
Nama Daerah : -
Kegunaan : Untuk obat demam dan obat gatal-gatal
(46)
Herba, teresterial, tinggi 305 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, tidak beraroma, permukaan rimpang bersisik, kulit putih kehijauan, daging putih, permukaan sisik licin, kuning, jarak antar shoot 30 cm. Batang semu; tinggi 115 cm, diameter 2,9 cm, permukaan licin, merah muda. Pelepah; panjang 12 cm, hijau. Ligula; panjang 2 cm, permukaan berbulu, ujung tumpul, hijau. Tangkai daun; panjang 2,2 cm, permukaan licin, coklat. Daun; panjang 21 cm, lebar 6 cm, lembaran daun 15, permukaan atas dan bawah licin, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi rata, ibu tulang daun licin, permukaan atas dan bawah hijau. Bunga majemuk dari rimpang, panjang 20 cm, putih, jumlah bunga mekar 1. Tangkai bunga; berbentuk bulat, panjang 2,0 cm, hijau. Steril bractea; bentuk memanjang, panjang 5 cm, lebar 4 cm, permukaan licin, merah jambu. Fertil bractea; berbentuk memanjang, panjang 4 cm, lebar 3 cm, permukaan licin, putih. Bracteola; tidak ditemukan. Kelopak; berbentuk tabung dengan 3 gigi di ujung, panjang kelopak 3,2 cm, lebar 1,2 cm, putih. Mahkota; berbentuk tabung, panjang 5 cm, lebar 2,8 cm, putih. Mahkota lobe dorsal; tidak ditemukan. Mahkota lobe lateral; tidak ditemukan. Lips; berbentuk memanjang berwarna putih. Bunga Jantan; benang sari menempel pada labellum, kuning. Tangkai sari panjang 3 cm, kuning. Bunga Betina; putik panjang 3,2 cm, kuning. Kepala putik berbentuk bulat, kuning. Buah; bentuk bersegi, jumlah 2-4, panjang 4 cm, lebar 3,8 cm, putih. Biji; putih (Lampiran 3).
Spesimen : Nisa 03
Distribusi : Semenanjung Malaysia dan Kalimantan
Habitat & Ekologi : Teresterial, di tempat lembab pinggir sungai dengan
ketinggian 1290 pada 03°23’141’’ LU dan 098°88’932’’ BT. Nama Daerah : Alutuet
Kegunaan : Mengobati penyakit dengan gejala badan gatal-gatal dan merah karena kehujanan.
Globba patens Miq.
Herba, teresterial, tinggi 72 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, aroma lembut, permukaan rimpang licin, daging putih, kulit merah kecoklatan, tidak bersisik, jarak antar shoot 15 cm. Batang semu; tinggi 50 cm, diameter 1,7 cm, permukaan licin,
(47)
hijau. Pelepah; panjang 8,5 cm, hijau. Ligula; panjang 0,9 cm, ujung runcing, permukaan licin, hijau. Tangkai daun; panjang 0.8 cm, permukaan licin, hijau. Daun; panjang 23 cm, lebar 8,5 cm, jumlah lembaran daun 4, permukaan atas licin, permukaan bawah berbulu, ujung meruncing, pangkal daun tumpul, tepi rata, ibu tulang daun berbulu, permukaan berbulu, warna atas dan bawah hijau. Bunga terminal, panjang 16 cm, orange, jumlah bunga mekar 3. Tangkai bunga; bentuk bulat, panjang 4 cm, permukaan berbulu, hijau. Bractea; bentuk lanset, panjang 5,4 cm, lebar 0,9 cm, permukaan licin, hijau. Bracteole bentuk lanset, panjang 4,8 cm, lebar 0,8 cm, kuning. Kelopak; bentuk seperti tabung, panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, permukaan licin, ujung runcing, orange. Mahkota; bentuk seperti tabung, panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, orange. Bunga Jantan; putih. Tangkai sari panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, . Kepala sari menempel d kiri dan kanan kepala putik, lebar 0,1 cm, orange, appendage 4. Bunga Betina; putik orange. Tangkai kepala sari panjang 2,5 cm. Kepala putik berbentuk segitiga, kuning. Buah; warna hijau bentuk bulat, jumlah 2, panjang 3 cm, lebar 3,8 cm, bulbil hijau muda (Lampiran 3).
Spesimen : Nisa 010
Distribusi : Malaya, Sumatera, Thailand
Habitat & Ekologi : Teresterial, di daerah yang cukup lembab dengan ketinggian 1240 mdpl pada 03°12’51,4’’LU dan 098°31’56,7’’ BT. Nama Daerah : Bekkaka
Kegunaan : Obat untuk wanita yang sedang melahirkan
Globba paniculata Valeton.
Herba, teresterial, tinggi 100 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, tidak beraroma, permukaan rimpang licin, rimpang berdaging, kulit putih, tidak bersisik, jarak antar shoot 4 cm. Batang semu; tinggi 75 cm, diameter 1,5 cm, permukaan licin, hijau. Pelepah; panjang 22 cm, hijau. Ligula; panjang 0,9 cm, ujung runcing, permukaan licin, hijau. Tangkai daun; panjang 0.7 cm, permukaan licin, hijau Daun; panjang 30 cm, lebar 13 cm, jumlah lembaran daun 7, permukaan atas licin, permukaan bawah berbulu, ujung runcing, pangkal daun tumpul, tepi rata, permukaan ibu tulang daun licin, warna atas dan bawah hijau. Bunga terminal, panjang 7 cm,
(48)
putih, jumlah bunga yang mekar 5. Tangkai bunga; bentuk bulat, panjang 4 cm, permukaan licin, hijau. Bractea; bentuk lanset, panjang 2,5 cm, lebar 0,4 cm, permukaan licin, putih kehijauan Bracteole; bentuk lanset, panjang 0,7 cm, lebar 0,1 cm, putih. Kelopak; bentuk seperti tabung, panjang 0,7 cm, lebar 0,2 cm, permukaan licin, ujung meruncing, putih kekuningan. Mahkota; bentuk tabung, panjang 1,5 cm, warna putih. Bunga Jantan; benang sari menempel pada kepala putik. Tangkai sari panjang 1,6 cm. Kepala sari lebar 0,1 cm, appendage 4. Bunga Betina; putik putih. Tangkai kepala sari panjang 1,4 cm. Kepala putik berbentuk bulat, putih. Buah bentuk bulat seperti bola, jumlah 1, panjang 1 cm, lebar 1,5 cm, tinggi 2 cm, buah muda hijau, buah masak hijau keputihan, bulbil putih, jumlah bulbil 1 (Lampiran 3).
Spesimen : Nisa 013 Distribusi : Sumatera
Habitat & Ekologi : Teresterial, di tempat lembab pada pinggiran hutan dengan ketinggian 1240 mdpl pada 03°12’51,4’’LU dan
098°31’56,7’’ BT. Nama Daerah : Kainenean
Kegunaan : Obat-obatan tradisional
Globba pendula Roxb.
Herba, teresterial, tinggi 40 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, beraroma lembut, permukaan rimpang licin, rimpang berdaging, kulit coklat, tidak bersisik, jarak antar shoot 0,4 cm. Batang semu; tinggi 16 cm, diameter 0,5 cm, permukaan berbulu, merah. Pelepah; panjang 4 cm, hijau. Ligula; panjang 0,2 cm, ujung runcing, permukaan licin, hijau. Tangkai daun; bentuk bulat, panjang 0,3 cm, permukaan licin, hijau. Daun; panjang 8,5 cm, lebar 3 cm, jumlah lembaran daun 8, permukaan bawah dan atas berbulu, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, permukaan ibu tulang daun berbulu, warna atas dan bawah hijau. Bunga; terminal, panjang 20 cm, warna kuning, jumlah bunga mekar 9. Tangkai bunga; bentuk bulat, panjang 5 cm, permukaan licin, hijau. Bractea; bentuk lanset, panjang 3 cm cm, lebar 0,8 cm, permukaan licin, kuning. Bracteole bentuk lanset, panjang 3,0 cm, lebar 0,7 cm, kuning. Kelopak; bentuk seperti tabung, panjang 0,5 cm, lebar 0,1 cm,
(49)
permukaan licin, ujung runcing, orange. Mahkota; bentuk seperti tabung, panjang 0,7 cm, lebar 0,5 cm, orange. Bunga Jantan; kepala sari menempel di kiri dan kanan kepala putik, coklat kemerahan. Tangkai sari panjang 2,2 cm. Kepala sari lebar 0,1 cm, appendage 2. Bunga Betina; putik orange. Tangkai kepala sari panjang 2,3 cm. Kepala putik berbentuk segitiga, putih. Buah berbentuk bulat, jumlah 1-3, panjang 1,2, cm, hijau. Biji berwarna putih (Lampiran 3).
Spesimen : Nisa 011
Distribusi : Thailand, Singapore, Sumatera, Semenanjung Malaysia, Sarawak, Sabah dan Kalimantan
Habitat & Ekologi : Teresterial, banyak ditemukan ditempat lembab, dalam rumpun kecil di pinggir sungai dan perbukitan dengan ketinggian 1200 mdpl pada 03°12’51,4’’LU dan
098°31’56,7’’ BT. Nama daerah : Tamalaulauk Kegunaan : Obat rematik
Globba marantina Linn.
Herba, teresterial, tinggi 69 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, tidak beraroma, permukaan rimpang licin, rimpang berdaging, kulit merah, tidak bersisik, jarak antar shoot 5 cm. Batang semu; tinggi 35 cm, diameter 1 cm, permukaan licin, hijau kemerahan, jumlah lembaran daun 6. Pelepah; panjang 18 cm, hijau. Ligula; panjang 0,8 cm, ujung runcing, permukaan licin, hijau. Tangkai daun; bentuk bulat, panjang 0,9 cm, permukaan licin, hijau. Daun; panjang 30 cm, lebar 18 cm, permukaan bawah dan atas licin, ujung runcing, pangkal daun tumpul, tepi rata, permukaan ibu tulang daun licin, warna atas dan bawah daun hijau. Bunga; terminal, panjang 10 cm, orange, jumlah bunga mekar 4. Tangkai bunga; bentuk bulat, panjang 6 cm, permukaan licin, hijau. Bractea; bentuk lanset, panjang 3 cm cm, lebar 0,8 cm, permukaan licin, kuning. Bracteole bentuk lanset, panjang 3,8 cm, lebar 0,7 cm, kuning. Kelopak; bentuk seperti tabung, panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, permukaan licin, ujung runcing, orange. Mahkota; bentuk seperti tabung, panjang 0,3 cm, orange. Bunga Jantan; kepala sari menempel pada lip, coklat kemerahan. Tangkai
(50)
sari panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, kuning, appendage 2. Bunga Betina; putik kuning. Tangkai kepala sari panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm. Kepala putik berbentuk segitiga, putih. Buah berbentuk bulat, jumlah 2, panjang 1,8 cm,warna hijau. Biji berwarna hijau (Lampiran 3).
Spesimen : Nisa 012
Distribusi : Malaya, Sumatera, Borneo
Habitat & Ekologi : Teresterial, di temukan di daerah dengan cahaya matahari yang cukup dengan ketinggian 1240 mdpl pada
03°12’55,2’’LU dan 098°31’66,7’’ BT. Nama Daerah : -
Kegunaan : Obat penambah nafsu makan, obat sakit lambung dan penambah stamina
Hedychium sp 1.
Herba, teresterial, tinggi 127 cm. Rimpang di atas permukaan tanah, aroma lembut, daging putih, permukaan rimpang bersisik putih, permukaan sisik licin, kulit merah muda, jarak antar shoot 1,5 cm. Batang semu; tinggi 36 cm, diameter 2,9 cm, permukaan licin. Pelepah; panjang 13 cm, hijau. Ligula; panjang 1,5 cm, permukaan licin, ujung runcing, hijau. Tangkai daun; panjang 1,5 cm, permukaan licin, berwarna hijau. Daun; panjang 22 cm, lebar 10 cm, jumlah lembaran daun 12, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, permukaan ibu tulang daun licin, permukaan atas dan bawah licin, permukaan atas dan bawah hijau. Bunga; majemuk, terminal, panjang 12,6 cm, jumlah bunga mekar tidak ditemukan. Tangkai bunga; tidak ditemukan. Bracteole; tidak ditemukan Kelopak; tidak ditemukan. Mahkota tube; tidak ditemukan. Staminode; tidak ditemukan. Putik ; tidak ditemukan. Kepala putik; tidak ditemukan . Buah; tidak ditemukan. Biji; tidak ditemukan (Lampiran 3). Spesimen : Nisa 02
Distribusi : Penisular Malaysia
Habitat & Ekologi : Epifit, di sekitar sungai dengan ketinggian 1290 mdpl pada 03°23’141’’ LU dan 098°88’932’’ BT.
(51)
Kegunaan : Untuk obat sakit perut dan diare
Hedychium cylindricum Rild.
Herba, teresterial, tinggi 141 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, aroma lembut, kulit merah muda, daging putih, permukaan rimpang bersisik coklat muda, permukaan sisik licin. Jarak antar shoot 8 cm. Batang semu; tinggi 47 cm, diameter 2,9 cm, permukaan licin. Pelepah; panjang 48 cm, hijau. Ligula panjang 1,8 cm, hijau, permukaan licin, apeks runcing. Tangkai daun; panjang 2,2 cm, permukaan licin, coklat. Daun panjang 23,3 cm, lebar 11 cm, jumlah lembaran daun 26, ujung meruncing, pangkal daun runcing, tepi rata, ibu tulang daun jelas, permukaan atas dan bawah licin, permukaan atas dan bawah hijau. Bunga majemuk, terminal, panjang 12,6 cm, permukaan bersisik berbentuk segi tiga, jumlah bunga mekar 5. Tangkai bunga; berbentuk bulat, panjang 5 cm, putih. Bracteole; berbentuk lanset, panjang 1 cm, lebar 0,5 cm, hijau. Kelopak; berbentuk tabung ujung bergerigi 2, panjang 3,12 cm, lebar 0,25 cm, permukaan licin, kuning. Mahkota tube; berbentuk lanset, panjang 3,25, putih. Lip; bentuk seperti hurup A, panjang 3,16 cm, lebar 2,8 cm, ujung rata berwarna putih, pangkal tumpul, putih, pinggir putih, tengah putih. Bunga Jantan; benang sari posisi anter ditengah kepala putik, putih. Staminot; berbentuk bulat, panjang 3,23 cm dan lebar 0,50 cm, putih. Bunga Betina; putik panjang 4 cm, putih. Kepala putik berbentuk bulat, hijau. Buah berbentuk kapsul, lebar buah 2,5 cm, tinggi 1,8 cm, buah muda hijau, buah tua orange, jumlah buah 13. Biji; tidak beraroma, arillus merah, kuning (Lampiran 3)
Spesimen : Nisa 01
Distribusi : Sumatera, Sabah dan Sarawak
Habitat & Ekologi : Teresterial. Banyak di temukan di tempat lembab,
jalan setapak dan pinggir sungai dengan ketinggian 1290 pada 03°23’141’’ LU dan 098°88’932’’ BT.
Nama Daerah : Gandasuli
(52)
Horstedtia reticulate L.
Herba, teresterial, tinggi 321 cm. Rimpang di atas permukaan tanah, aroma lembut, permukaan rimpang bersisik, kuning, permukaan sisik berbulu, kulit kuning kemerahan, jarak antar shoot 12 cm. Akar nafas; panjang 35 cm, permukaan berbulu, coklat kemerahan. Batang semu; tinggi 160 cm, diameter 3,7 cm, permukaan berbulu, merah muda. Pelepah; panjang 22 cm, hijau. Ligula; panjang 1,8 cm, hijau, permukaan licin, ujung runcing. Tangkai daun; panjang 0,7 cm, permukaan licin, hijau kemerahan. Daun; panjang 45 cm, lebar 10 cm, jumlah lembaran daun 9, permukaan atas licin dan permukaan bawah berbulu, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi rata, permukaan ibu tulang daun licin, permukaan berbulu, permukaan atas dan bawah hijau. Tangkai daun; panjang 0,7 cm, hijau. Bunga; majemuk dari rimpang, panjang 30 cm, jumlah bunga mekar 2, merah. Tangkai bunga; berbentuk segi tiga, panjang 7 cm, merah. Bractea; merah. Bracteole; berbentuk tabung, panjang 5,2 cm, lebar 1 cm, merah. Kelopak; berbentuk tabung, panjang 3,7 cm, lebar 0,2 cm, bergigi 2, merah. Mahkota; berbentuk lanset, panjang 8,7 cm, merah. Lip; berbentuk segi tiga, panjang 1,9 cm dan lebar 1,5 cm, bagian atas tumpul, pangkal tumpul, tepi rata, merah. Bunga Jantan; benang sari menempel pada labellum, putih. Kepala sari panjang 0,5 cm. Tangkai sari panjang 0,2 cm, putih. Staminote; berbentuk sayap seperti 2 ginjal, panjang 0,3 cm dan lebar 0,3 cm, kuning (Lampiran 3).
Spesimen : Nisa 05
Distribusi : Sumatera, Semenanjung Malaysia, dan Sarawak
Habitat & Ekologi : Teresterial, tumbuh di rawa-rawa, tempat lembab dan dekat aliran sungai dengan ketinggian 1350 mdpl pada 03°12’51,,4’’ LU dan 098°31’56,7’’ BT.
Nama Daerah : Pinding
Kegunaan : Bahan pembuatan jamu untuk ibu yang melahirkan
(53)
Herba, teresterial, tinggi 304 cm. Rimpang di atas permukaan tanah, aroma lembut, kulit merah kecoklatan, permukaan rimpang bersisik, putih kecoklatan, permukaan sisik berbulu, jarak antar shoot 10,5 cm. Akar nafas; panjang 86 cm, permukaan berbulu, merah kecoklatan. Batang semu; tinggi 160 cm, diameter 3,7 cm, permukaan berbulu, putih kehijauan. Pelepah; panjang 33 cm, hijau. Ligula; panjang 1,3 cm, hijau, permukaan licin, ujung runcing. Tangkai daun; panjang 0,8 cm, permukaan licin, hijau kemerahan. Daun; panjang 68 cm, lebar 16,8 cm, jumlah lembaran daun 15, permukaan atas licin dan permukaan bawah berbulu, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, permukaan atas dan bawah hijau, permukaan ibu tulang daun berbulu. Bunga; majemuk, berasal dari rimpang, panjang 32 cm, jumlah bunga mekar 1, merah. Tangkai bunga; panjang 4,9 cm, berbentuk segi tiga, merah. Bractea; berwarna merah. Bracteole; panjang 5 cm dan lebar 0,3 cm, berbentuk tabung, merah. Kelopak; panjang 3,5 cm dan lebar 0,4 cm, berbentuk tabung bergigi 2, merah. Mahkota; panjang 7,8 cm, berbentuk lanset, merah. Lip; panjang 1,9 cm dan lebar 1,4 cm, berbentuk segi tiga berbelah 3, bagian atas tumpul, pangkal tumpul, tepi rata, merah. Bunga Jantan; benang sari menempel pada labellum, merah. Kepala sari panjang 0,5 cm. Tangkai sari panjang 0,2 cm, merah. Staminote panjang 0,3 cm, lebar 0,3 cm, berbentuk sayap seperti 2 ginjal, kuning (Lampiran 3 )
Spesimen : Nisa 06
Distribusi : Sumatera, Semenanjung Malaysia, dan Sarawak
Habitat & Ekologi : Teresterial, tumbuh di rawa-rawa, tempat lembab dan dekat aliran sungai dengan ketinggian 1310 mdpl pada 03°12’45,4’’ LU dan 098°31’52,5’’ BT.
Nama Daerah : Kara-kara
Nama Daerah : Mengobati demam yang panas dan kaki yang panas
Zingiber multibracteatum Holtt.
Herba, teresterial, tinggi 318 cm. Rimpang di bawah permukaan tanah, tidak beraroma, daging putih, permukaan rimpang bersisik, kuning, permukaan sisik licin, kulit kuning kecoklatan, jarak antar shoot 11 cm. Batang semu; tinggi 278 cm, diameter 6,3 cm, permukaan licin, putih. Pelepah; panjang 58 cm, hijau. Ligula;
(54)
panjang 0,2 cm, permukaan berbulu, ujung runcing, hijau. Tangkai daun; panjang 2 cm, permukaan licin, hijau. Daun; panjang 40 cm, lebar 12,5 cm, lembaran daun 17, permukaan atas dan bawah licin, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, permukaan ibu tulang daun licin, permukaan atas dan bawah hijau. Bunga; majemuk dari rimpang, panjang 20-37 cm, merah tua, jumlah bunga mekar 1. Tangkai bunga; panjang 10-22 cm, berbentuk bulat, putih. Steril bractea; tidak ditemukan. Fertil bractea; tidak ditemukan. Bracteola; berbentuk lanset, panjang 1,5 cm, lebar 0,3 cm, kuning. Kelopak; berbentuk lanset, panjang 3,8 cm, kuning. Mahkota; berbentuk tabung, panjang 5 cm, lebar 2,8 cm, putih. Mahkota lobe dorsal; tidak ditemukan. Mahkota lobe lateral; tidak ditemukan. Lips; berbentuk memanjang putih. Bunga Jantan; benang sari menempel pada petal, kuning. Tangkai sari panjang 2,2 cm, kuning. Bunga Betina; putik panjang 3,2 cm, kuning. Kepala putik berbentuk bulat, panjang 2,7 cm, lebar 0,2 cm, putih kekuningan. Buah; tidak ditemukan. Biji; tidak ditemukan (Lampiran 3)
Spesimen : Nisa 09
Distribusi : Kepulauan Kamerun, Malaya, Sumatera dan Borneo
Habitat & Ekologi : Teresterial, tumbuh di daerah yang cukup lembab di pinggiran sungai dengan ketinggian 1.300 mdpl pada 03°23’148’’ LU dan 098°88’935’’ BT.
Nama Daerah : Panglay
Kegunaan : Obat penambah nafsu makan, obat demam, rematik, dan penambah stamina
(55)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Terdapat tujuh genera dari famili Zingiberaceae yaitu Amomum, Etlingera,
Elettariopsis, Globba, Hedychium, Hornstedtia, dan Zingiber, dengan 14 jenis
Zingiberaceae yaitu Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2,
Etlingera sp.3, Elettariopsis sp., Globba patens, Globba paniculata, Globba pendula, Globba marantina, Hedychium sp., Hedychium cylindricum, Hornstedtia reticulata, Hornstedtia scyphifera, dan Zingiber multibracteatum.
b. Jenis-jenis Zingiberaceae dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu Kelompok I , II dan III yang memiliki kemiripan morfologi sekitar 54 – 83 %.
c. Kelompok pertama terdiri dari satu genera dengan dua jenis yaitu Horstedtia reticulate dan Horstedtia scyphifera dengan kisaran kesamaan morfologi 78-83%, kelompok kedua terdiri dari tiga genera dengan tujuh jenis yaitu Globba patens,
Globba paniculata, Globba marantina, Globba pendula, Hedychium sp.,
Hedychium cylindricum, dan Zingiber multibracteatum dengan kisaran morfologi 64-83%, dan kelompok ketiga terdiri dari tiga genera dengan lima jenis yaitu
(56)
Amomum lappaceum, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Etlingera sp.3, Elettariopsis
sp. dengan kisaran morfologi 59-83%
5.2 Saran
Diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai jenis-jenis Zingiberaceae di daerah lain, agar diperoleh data yang bisa mengcover keanekaragaman Zingiberaceae di Sumatera Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Balgooy, M. M. J. Van. 2001. Malesia Seed Plants. Volume 3. National Herbarium Nederland. The Netherlands. Universiteit Leiden Branch.
Gustina, T. D. 2006 . Inventarisasi Zingiberaceae di Kawasan ataman Wisata Alam Deleng Lancuk dan Hutan gunung Sinabung Kec. Simpang Empat kab. Karo Sumatera Utara. Skripsi S1 (Tidak dipublikasikan). Jurusan Biologi. FMIPA USU. Medan Universitas Sumatera Utra. Hal. 15.
Harmono, STP dan A. Andoko. 2005. Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe. Penerbit Agromedia Pustaka.
Diakses tanggal 10 April 2010.
Henderson, M. R. 1954. Malayan Wild Flowers Monocotyledons. The Malayan Nature Society. Kuala Lumpur. p. 132.
Holltum, R. E. 1950. The Zingiberaceae of Malay Peninsula. The Garden’s Bulletin Singapore. Singapore. pp. 1-249.
Kress, W. J., Linda M. P., & Kyle J. W. 2002. The Phylogeny and a New Classification of the Gingers (Zingiberaceae): evidence from Molecular Data.
American Journal of Botani.Vol 89 (11). pp. 1687.
Larsen, K., Ibrahim, H., Khaw, S. H dan Saw, L. G. 1999. Gingers of Peninsular Malaysia and Singapur. Kota Kinabalu: Natural History Publications (Borneo). Pp. 1-8.
(1)
Habit (A), Bunga (B)
10.Hedychium sp.
Habit (A) 11.Hedychium cylindricum Rild.
A B
(2)
Habit (A), Rimpang (B), Bunga (C) 12.Horstedtia reticulate L.
A B C
(3)
13.Horstedtia scyphifera (J.Konig) Steud.
Habit (A), Bunga (B) 14.Zingiberaceae multibracteatum Holtt.
Rimpang (A), Daun (B), Habit (C)
A B
(4)
(5)
Lampiran 2. Kode Ciri Morfologi
Zingiberaceae
No Spesies 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 A.lappaceum 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
2 Etlingera sp.1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 3 Etlingera sp.2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 4 Etlingera sp.3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 5 Elettariopsis sp. 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 Globba patens 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Globba paniculata 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8 Globba pendula 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9 Globba marantina 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 10 Hedychium sp. 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 Hedy cylindri 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 12 Hors.reticulata 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 13 Hors.scyphifera 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 14 Z.multibracteatum 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
(6)
Lampiran 2 (Lanjutan)
No Spesies 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
1 A.lappaceum 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1
2 Etlingera sp.1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 Etlingera sp.2 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 4 Etlingera sp.3 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 Elettariopsis sp. 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1
6 Globba patens 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
7 Globba paniculata 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
8 Globba pendula 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
9 Globba marantina 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
10 Hedy sp. 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Hedy cylindri 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
12 Hors.reticulata 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 13 Hors.scyphifera 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 14 Z.multibracteatum 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0