commit to user 18
b. Adanya analogy pengalaman estetis, apresiasi dan penghargaan untuk dinilai suatu karya seninya.
c. Adanya analogy antara suatu kegiatan dengan kegiatan kreatif lainnya; yang dimungkinkan perlunya penelitian terhadap karya yang diciptakannya.
Kebijakan di
Indonesia menekankan
pentingnya kreativitas
dikembangkan sejak usia pra sekolah sampai dengan di perguruan tinggi GBHN 1993. Adapun dasar pertimbangan untuk pengadaan pendidikan anak berbakat
ialah bertumpu pada hakikat pendidikan untuk mengusahakan lingkungan pendidikan yang memungkinkan bakat dan kemampuan seseorang berkembang
secara optimal. Istilah kreativitas digunakan untuk mengacu pada kemampuan individu yang mengandalkan keunikan dan kemahirannya untuk menghasilkan
gagasan baru dan wawasan segar yang sangat bernilai bagi individu tersebut. Oleh karena itu, kreativitas lebih tepat didefinisikan sebagai suatu pengalaman untuk
mengungkapkan dan mengaktualisasikan identitas individu seseorang secara terpadu dalam hubungan eratnya dengan diri sendiri, orang lain, dan alam.
6. Constructive Play
a. Pengertian Bermain
Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dan merupakan kebutuhan yang sudah melekat dalam diri setiap anak. Dengan demikian anak dapat belajar
berbagai keterampilan dengan senang hati tanpa merasa terpaksa atau dipaksa untuk mempelajarinya. Conny Semiawan 2008: 20 menyatakan bahwa:
Bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak, karena menyenangkan bukan karena memperoleh hadiah atas pujian. Bermain
adalah salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk
pertumbuhannya. Bermain adalah medium, dimana si anak mencobakan diri, bukan saja dalam fantasinya tetapi juga benar nyata secara aktif. Bila
anak bermain secara bebas sesuai kemampuan maupun sesuai kecepatannya sendiri, maka ia melatih kemampuannya.
Menurut Hughes 1999 seorang ahli perkembangan anak dalam bukunya Children, Play, And Development Andang Ismail, 2006: 14, mengatakan bahwa:
commit to user 19
Bermain adalah hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja. Suatu kegiatan yang disebut bermain harus ada 5 unsur didalamnya yaitu:
mempunyai tujuan yaitu permainan itu sendiri untuk mendapatkan kepuasan, memilih dengan bebas dan atas kehendak sendiri tidak ada
yang menyuruh ataupun memaksa, menyenangkan dan dapat dinikmati, menghayal untuk mengembangkan daya imajinatif dan kreatifitas,
melakukan secara aktif dan sadar DWP, 2005.
Bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang penting. Dalam berkarya seni rupa dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak
akan Nampak dan terlihat disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba, dan berkomunikasi. Dalam bermain anak mendapatkan
kegembiraan dan pengalaman-pengalaman seperti keberanian, keriangan, perkembangan kepekaan sensitif, perkembangan fantasi, berkembang hasrat
pembawaannya, perkembangan kreativitasnya, dan masih banyak keuntungan bagi pertumbuhan jasmani maupun perkembangan rohani yang sesuai dengan
naluir hidupnya. Bermain sangat berguna bagi perkembangan anak untuk persiapan dalam kehidupan masa dewasa.
”Permainan” dimaksudkan antara lain: permainan “membentuk”; melatih anak untuk berkarya, permainan “fungsi”;
melatih berbagai macam aktivitas fisik, permainan “peranan”; berguna untuk
menyiapkan anak mampu melakukan peranan dalam kehidupan dikemudian hari, permainan “ menerima”; berguna untuk memupuk kemampuan menerima
kebudayaan. Muharam, Warti Subdaryati 1991: 23-24. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan
kegiatan formal maupun informal, memberikan aktivitas yang menyenangkan, kegiatan atau dunia anak yang sudah melekat inherent dalam diri setiap anak,
dilakukan untuk kesenangannya sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak luar, dan bukan untuk suatu tujuan atau memperhatikan hasil akhirnya, akan tetapi kegiatan
tersebut dilakukan untuk memperoleh kesenangan dirinya.
b. Jenis Kegiatan Bermain