Kendala dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Mencapai

7 menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Dalam upaya merealisasikan tujuan tersebut, maka perlu adanya inovasi dan kreatifitas pengelola sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Sebab dengan konsep sekolah berbudaya lingkungan diharapkan dapat meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengelola keseimbangan lingkungan hidup. Tujuan lainnya adalah membentuk pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, kecerdasan advertensi, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, serta kecerdasan emosional dalam mengelola keseimbangan lingkungan sehingga tercipta sekolah yang berwawasan lingkungan dan akhirnya sekolah adi wiyata akan mudah untuk diwujudkan. Apabila sekolah dikelola dengan baik dan memperhatikan kondisi lingkungan di sekitarnya akan membuat penghuni sekolah tersebut merasa nyaman di dalam sekolah yang akhirnya mampu membuat siswa mampu berpretasi dengan baik, hal ini dapat dilihat pada SD Negeri 4 Sragen yang prestasi belajar siswa senantiasa meningkatkan semenjak SD tersebut menerapkan prinsip sekolah adiwiyata. Hal ini juga sesuai dengan penelitian dari Stella-Maris Okey 2010 yang berjudul Strategies for School Environmental Management in Nigerian Secondary Schools: A Case of Calabar, Nigeria yang menghasilkan pengelolaan lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap kebiasaan membaca siswa, sedangkan hipotesis terakhir menyatakan mengungkapkan bahwa tantangan dalam mengelola lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap kualitas lingkungan sekolah.

2. Kendala dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Mencapai

Sekolah Adiwiyata 8 Kendala yang dihadapi dalam menjalankan program adiwiyata yang merupakan program baru maka perlu pemahaman dan pengetahuan oleh semua pihak sehingga kesiapan masing-masing pihak yang terkait. Program adi wiyata bertujuan untuk perubahan tingkah laku yang sulit untuk diterapkan di sekolah dasar, dan ditambah perubahan tingkah laku ini belum tentu didukung dari rumah atau dari lingkungan di masyarakat. Berbagai kendala yang terjadi dalam mewujudkan program adi wiyata dapat di sebabkan oleh berbagai kelompok yang terlibat langsung maupun tak langsung pada program yang sedang dijalankan. Sering kali sekolah telah membuat banyak slogan yang tertulis di sekitar sekolah tentang kebersihan sekolah, tetapi kesemua itu diabaikan dan sering kali dijumpai para siswa membuang sampah secara sembarangan, sehingga guru menegor dan menasehati, akan tetapi tidak dipatuhi. Kebersihan sangatlah penting, sering kali terdengar ungkapan “Bersih pangkal sehat”. Dari ungkapan tersebut dapat dirasakan betapa pentingnya kebersihan bagi kesehatan manusia. Kebersihan merupakan upaya manusia untuk memelihara dan menjaga lingkunga dari yang kotor dengan tujuan mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Untuk mewujudkan hal tersebut guru sekolah dan siswa dapat melakukan gotong-royong, sehingga tercipta sekolah yang bersih dan nyaman. Dalam lingkungan hidup sehari-hari dapat terlihat dengan jelas dampak lingkungan yang kotor, banyak penduduk sekitar menjadi sakit dan bahkan meninggal akibat bersarangnya kuman penyakit di tempat itu. Oleh karena itu semua harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar hidupnya dengan baik. Di sekolah sering terlihat proses belajar dan mengajar menjadi tidak lancar akibat kurang bersihnya lingkungan sekolah, akibatnya sebagian siswa menjadi acuh akan peraturan dan menjadi nakal. Ajakkan ini sesuai dengan pendapat dari hasil penelitian Ava Clare Marie Oclarit Robles 2012 yang berjudul: The Use of Weblog as Innovative Tool for Environmental Advocacy of College and Graduate School Students 1 College of Education, yang menghasilkan bahwa perguruan tinggi dan master siswa memiliki sikap positif terhadap 9 weblog sebagai alat untuk advokasi lingkungan. Juga pendapat dari Kristjan Kristjansson, 2006 menyatakan dalam penelitiannya bahwa di sekolah perlu diadakan suatu role modeling agar nilai – nilai moralitas tidak hilang dari dunia pendidikan.

3. Upaya Sekolah Mengatasi Kendala Pada Pengelolaan Sumber Daya