34 laporan tersebut tidak disesuaikan dengan aturan-aturan pembukuan yang
selayaknya.Kuncoro, 1997
2.1.6 Bahan Baku
Menurut Rosa dan Suharmiati 2008:41, proses produksi dapat berlangsung secara berkesinambungan apabila kebutuhan bahan baku untuk
pelaksanaan proses produksi dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan suatu sistem pengendalian persediaan bahan baku yang
meliputi perencanaan kebutuhan persediaan bahan baku dan selanjutnya diikuti dengan pengendalian persediaan bahan baku. Menurut Muktiadji dan Hidayat
2006:115, Bahan baku merupakan faktor utama yang menunjang terhadap kelancaran proses produksi. Kelancaran proses produksi dengan dukungan
pengendalian persediaan bahan baku yang memadai akan menghasilkan barang yang siap diolah pada waktu yang tepat dan sesuai dengan rencana produksi.
Bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling aktif didalam perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual
kembali. Sebagian besar dari sumber-sumber perusahaan-perusahaan juga sering dikaitkan dalam persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam operasi
perusahaan pabrik. Bahan baku adalah bahan yang diolah menjadi produk bahan jadi dan pemakaian dapat di indentifikasikan secara langsung atau diikuti jejaknya
atau merupakan integral dari produk tertentu barang - barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku diperoleh secara
langsung dari sumber-sumber alam. Namun demikian, lebih sering lagi bahwa bahan baku diperoleh dari perusahaan lain dan ini merupakan produksi akhir dan
35 bahan baku merupakan bahan yang memebentuk bagian menyeluruh Mulyadi
2001;275.
2.1.7 Tingkat Upah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja buruh dan keluarga atas suatu pejerjaan dan jasa yang telah atau akan
dilakukan. Menurut Simanjuntak 1985, Penghasilan yang di terima oleh tenaga kerja sehubungan dengan pekerjaanya dapat di golongkan kedalam empat bentuk,
yaitu : 1 Upah atau gaji dalam bentuk uang.
2 Sistem penggajian di Indonesia pada umumnya menggunakan gaji pokok yang didasarkan pada kepangkatan dan masa kerja, penentuan gaji pokok
pada umumnya didasarkan pada prinsip-prinsip dari teori human capital yaitu bahwa upah atau gaji seseorang diberikan sebanding dengan tingkat
pendidikan dalam latihan yang dicapainya. 3 Tunjangan dalam bentuk natura seperti gula, beras, garam, pakaian dan lain-
lain. 4 Fringe benefits, yaitu sebgai jenesi benefits diluar upah yang diperoleh
seseorang sehubungan dengan jabatan dan pekerjaanya seperti pensiunan, asuransi kesehatan, cuti, dan lain-lain.
36 5 Kondisi lingkungan, kondisi lingkungan kerja yang berbeda di setiap
perusahan dapat memberikan tingkat kepuasan yang berbeda juga bagi setiap tenaga kerja. Keadaan ini mencakup kebersihan, reputasi tempat
usaha, lokasi tempat usaha kerajinan,dan lain-lain Menurut Sukirno 2003:353 bahwa upah dalam teori ekonomi diartikan
sebagai pembayaran yang diperoleh berbagai bentuk jasa yang disediakan dan diberikan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Dengan demikian upah dapat
diartikan sebagai balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja setelah melakukan suatu pekerjaan
.
Menurut Cafferty 1990, menjelaskan bahwa produktivitas pekerja tergantung pada tingkat upah yang mereka terima. Tenaga kerja yang
mendapatkan upah tinggi maka dia dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi badan menjadi sehat, dengan demikian dia
bisa mengalokasikan waktu bekerjanya lebih tenang sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan.
Menurut Todaro 2000;327, tingkat upah dalam bentuk sejumlah uang dalam kenyataannya tidak pernah fleksibel dan cenderung terus-menerus turun karena
lebih sering dan lebih banyak dipengaruhi oleh berbagai macam kekuatan institusional seperti tekanan serikat dagang atau serikat buruh. Kemerosotan
ekonomi selama dekade 1980-an yang melanda negara negara Afrika-Amerika Latin mengakibatkan merosotnya upah dan gaji riil di segenap instansi
pemerintah, namun ternyata masih banyak calon pekerja yang memburu posisi kerja di sektor formal meskipun mereka tahu gajinya semakin lama semakin tidak
37 memadai untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari. Tingkat pengangguran
terutama pengangguran terselubung sangat parah dan bertambah buruk Upah merupakan pembayaran dalam bentuk uang atas jasa baik fisik
maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja dan digunakan dalam proses produksi. Upah riil adalah upah yang diukur berdasarkan kemampuannya
memenuhi kebutuhan pekerja akan barang dan jasa Sukirno, 2006. Kenaikan tingkat upah, akan menaikkan biaya produksi perusahan yang pada akhirnya
menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan harga menyebabkan, pembeli berkurang, berkurangnya produksi dan akhirnya berkurangnya permintaan tenaga kerja atau
disebut scale effect. Apabila tingkat upah naik, pengusaha lebih suka mengganti tenaga kerja dengan teknologi padat modal sehingga permintaan tenaga kerja
menurun Sumarsono, 2003 dalam Fadliilah dan Atmanti, 2012. Upah juga berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja, menurut
Haryani 2002 dalam jurnal Yanuwardani dan Woyanti 2009, Jika tingkat upah meningkat maka permintaan tenaga kerja akan menurun yang artinya jumlah
tenaga kerja yang diminta akan semakin berkurang namun penawaran tenaga kerja akan semakin bertambah. Tapi sebaliknya, jika tingkat upah menurun maka
permintaan tenaga kerja akan semakin meningkat. Kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun sebagai akibat dari kenaikan upah. Apabila tingkat upah
naik sedangkan harga input lain tetap, berarti harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari input lain. Situasi ini mendorong pengusaha untuk mengurangi
penggunaan tenaga kerja yang relatif mahal dengan input-input lain yang harga
38 relatifnya lebih murah guna mempertahankan keuntungan yang
maksimumKuncoro 2001.
2.1.8 Hubungan Antar Variabel 1. Hubungan Modal Dengan Produktivitas Tenaga Kerja