Analisis Pembuatan Metadata Di Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Provinsi Jawa Barat

(1)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

Helmy Yoga Pranata (10107374)

Irvan Purliansyah (10107377)

Rian Satria Putra (10107402)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kebaikan yang dilimpahkan-Nya sehingga Laporan Kerja Praktek ini yang berjudul “ANALISIS PEMBUATAN METADATA DI PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI PROVINSI JAWA BARAT” dapat terselesaikan dengan baik. Laporan

ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek Progaram Strata I, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia.

Laporan kerja praktek ini dapat selesaikan berkat kerja sama dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Yana Karyana, S. Kom sebagai pembimbing lapangan, Bapak Eko Budi Setiawan, S. Kom sebagai dosen pembimbing sekaligus sebagai dosen wali yang telah memberikan arahan demi terselesaikan laporan ini, beserta teman-teman sekalian yang telah mendukung terselesaikannya laporan ilmiah ini.

Mohon maaf apabila Laporan kerja praktek ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dari segi penyusunannya mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan. Untuk itu sangat


(3)

ii

Bandung, Januari 2011


(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi merupakan sub unit kerja dari Badan Geologi yang merupakan salah satu unit eselon I di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan tugas menyelenggarakan penelitian, penyelidikan, dan pelayanan bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi serta memberikan pelayanan informasi geologi dengan kepada masyarakat.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya bersama, pertukaran dan sharing data adalah suatu hal yang sudah biasa terjadi dalam sebuah instansi pemerintah. Begitu juga yang dilakukan pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Provinsi Jawa Barat, khususnya Sub Bidang Pengelolahan Data. Akan tetapi, pengolahan data yang kurang tertata dengan baik membuat pencapaian informasi yang diharapkan menjadi kurang maksimal.

Persoalan yang sering dihadapi dalam pertukaran data adalah banyaknya data yang ditulis dengan tidak memperhatikan indikator dan parameter yang ada. Pekerjaan konversi data merupakan hal yang membosankan dan memakan banyak waktu. Hal ini sering terjadi karena


(5)

kurangnya pemahaman akan manfaat standar penulisan data sebagai standar prosedur untuk digunakan bersama.

Dengan adanya kelemahan tersebut, maka diperlukan suatu analisis indikator dan parameter metadata dan pembuatan sistem informasi pengolahan metadata yang dapat mengatasi permasalahan yang terjadi dan mampu memberikan dukungan yang optimal dalam memberikan fasilitas informasi data yang sebaik-baiknya.

Analilis Indikator dan Parameter pembangunan metadata ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang tatacara pembangunan informasi metadata kepada para pengelola data spasial umumnya sebagai dokumen acuan dalam pembangunan metadata untuk segenap lintas pelaku data spasial, sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam penyiapan dan pemanfaatan metadata data spasial yang sesuai dengan standar yang berlaku.

Karena berbagai keterbatasan, maka hanya akan dilakukan pengembangan terhadap indikator dan parameter metadata dengan menganalisis data yang ada di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

Geologi Provinsi Jawa Barat dan menganalisis pembuatan metadata dengan

aplikasi USGS (United States Geological Survey), diharapkan analisis yang berjudul “ANALISIS PEMBUATAN METADATA DI PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI PROVINSI JAWA BARAT” dapat menjadi acuan dalam pembuatan


(6)

3

1.2. Identifikasi Masalah

Memperhatikan permasalahan-permasalahan di atas sehingga dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat standar metadata yang baik dengan mengikuti indikator dan parameter metadata internasional.

2. Bagaimana membuat metadata dengan dengan aplikasi USGS.

1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud

Analisis Pembangunan Metadata ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang tatacara pembangunan informasi metadata kepada para pengelola data spasial dalam rangka membangun informasi metadata dari data yang dihasilkannya. Secara umum, analisis ini menjelaskan tentang gambaran umum standarisasi metadata dan tatacara pengisian informasi metadata.

1.3.2. Tujuan

Dalam melaksanakan analisis ini bertujuan untuk :

1. Analisis ini ditujukan sebagai dokumen acuan dalam pembangunan metadata untuk segenap lintas pelaku data spasial, sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam penyiapan dan pemanfaatan metadata data spasial yang sesuai dengan standar yang berlaku.

2. Berdasarkan informasi metadata, keberadaan dan ketersediaan data spasial dapat diketahui secara luas, disebarluaskan melalui mekanisme


(7)

Clearinghouse, yaitu suatu sistem server yang memuat gambaran nyata tentang data spasial digital.

1.4. Batasan Masalah

Batasan dalam permasalahan ini adalah :

1. Menganalisis Standarisasi Metadata sesuai dengan FGDC (Federal Geographic Data Committee)

1.5. Metode Penelitian

Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Metode Observasi

Dengan menggunakan metode ini dapat langsung mengamati objek yang diteliti sehingga dapat langsung melihat apa yang terjadi.

2. Metode Wawancara

Merupakan suatu langkah berupa penggunaan komunikasi verbal, untuk mengumpulkan informasi. Metode ini sangat efektif untuk memperoleh informasi atau data yang lebih lengkap.

3. Studi Pustaka

Membaca beberapa buku referensi mengenai metadata. Dalam hal ini kami menggunakan buku-buku tentang data dasar gunung api dan juga dokumen-dokumen elektronik tentang metadata dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.


(8)

5

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan diuraikan dalam laporan kerja praktek ini terbagi dalam beberapa bab yang akan dibahas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara umum mengenai Latar belakang masalah, Perumusan masalah, Maksud dan Tujuan, Batasan masalah, Metode penelitian dan Sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini dibahas tentang profil tempat kerja praktek, antara lain tentang sejarah instansi sampai job description, dan juga berisi dasar-dasar teoritis konsep dasar metadata.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang ruang lingkup kegiatan-kegiatan dan cara pengambilan data, perancangan umum maupun uraian lebih lanjut mengenai pembuatan metadata. Uraian perancangan sistem ini meliputi

perancangan metadata, penyusunan metadata, perancangan proses dan perancangan antarmuka. Pada bab ini juga dibahas mengenai konsep penyajian metadata.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang telah didapatkan dari hasil uji coba sistem dan analisanya mengenai keterkaitan dengan tujuan pembuatan metadata, serta lampiran pembuatan metada dengan aplikasi USGS (United States Geological Survey).


(9)

6 2.1. Profil Tempat Kerja Praktek 2.1.1. Sejarah Instansi

Pusat Lingkungan Geologi (PLG) dalam hal ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Provinsi Jawa Barat adalah salah satu unit kerja di bawah Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. PLG mempunyai latar belakang sejarah sejak tahun 1978 dengan nama Direktorat Geologi Tata Lingkungan. Tahun 2001 berubah nama menjadi Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan, dan terakhir pada tahun 2005 berubah nama lagi menjadi Pusat Lingkungan Geologi dengan perubahan tugas yang bertitikberat ke arah penelitian dan pelayanan.

Dalam perjalanan sejarahnya, Pusat Survei geologi (Puslitbang Geologi) yang dikenal sekarang ini, berevolusi melewati tiga kurun waktu. Dimulai dari Dienst Van Het Mijnwessen pada masa pemerintahan Hindi Belanda (1820), kemudian Direktorat Geologi segera setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, dan Puslitbang Geologi sejak 1979 hingga profil ini ditulis.

Penelitian dan pengembangan Geologi di Indonesia diawali Dienst Van Het Mijnwessen dengan dipaparkannya Teori Undasi, penemuan lajur


(10)

7

anomaly gaya berat free air negative, dan penemuan fosil hominid oleh ilmuwan Belanda sekitar tahun 1850.

Pada tahun 1946, Direktorat Geologi memulai program pemetaan geologi sistematik, eksplorasi mineral logam dan mineral Industri, survey hidrogeologi dan geologi teknik, penyelidikan dan pemantauan gunung api. Pemetaan gaya berat sistematik dimulai pada tahun 1964.

Sejak tahun 1946, Puslitbang Geologi mulai merangkum berbagai hasil kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya menjadi paket-paket data dan informasi kebumian berupa peta-peta geologi digital, serta paket data geologi Irian Jaya (Papua) dan Kalimantan. Kegiatan litbang kebumian dimulai dengan penajaman pada pencarian sumber-sumber baru energi dan mineral, serta aspek lingkungan dan kebencanaan. Hasil-hasil litbang yang berupa data dan informasi tentang potensi kebumian itu disebarluaskan kepada para pemangku kepentingan (stakeholder), kalangan industri dan masyarakat luas.

2.1.2. Logo Instansi

Logo instansi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini:


(11)

2.1.3. Badan Hukum Instansi

Adapun Badan Hukum yang menangani Pusat Survei Geologi adalah tertera pada Undang-Undang yakni sebagai berikut :

a) Pasal 2 huruf (g) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

b) Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang dirubah oleh UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

c) UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara merupakan landasan yuridis bagi BUMN untuk berperan secara signifikan dan meningkatkan kinerja dalam dunia usaha dan perekonomian, baik pada tingkat nasional maupun internasional, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.


(12)

9

2.1.4. Struktur Organisasi dan JobDescription

2.1.4.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini: 2.1.4.2. Job Description

1. Bagian Tatausaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan ketatausahaan Pusat.

Bagian Tata Usaha terdiri dari :

a) Subbagian Umum dan Kepegawaian yang mempunyai tugas melakukan urusan pengelolaan pegawai, serta persuratan dinas dan kearsipan Pusat.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi KEPALA PUSAT KEPALA BAGIAN TATA USAHA Kepala Subbagian Umum Kepala Subbagian Sistem Informasi Kepala Subbagian Program Kepala Subbagian Laboratorium Kepala Subbagian Keuangan dan Rumah Kepala Subbagian Penyediaan Kepala Subbagian Kerjasama Kepala Subbagian Sarana Penyelidikan KEPALA BIDANG SARANA TEKNIK KEPALA BIDANG PROGRAM KEPALA BIDANG INFORMASI KELOMPOK JABATAN


(13)

b) Subbagian Keuangan dan Rumah Tangga yang mempunyai tugas melakukan administrasi keuangan dan rumah tangga Pusat.

1. Bidang Sarana Teknis

Bidang Sarana Teknik mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana dan pelayanan Pusat bidang geologi. Bidang Sarana Teknik menyelenggarakan fungsi.

Bidang Sarana Teknik, terdiri dari :

a) Subbidang Laboratorium mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, pelaksanaan, serta evaluasi atas pengelolaan sistem manajemen mutu kelembagaan dan sarana laboratorium penelitian pelayanan Pusat.

b) Subbidang Sarana Penyelidikan mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, pelaksanaan, serta evaluasi atas pengembangan dan pelayanan jasa sarana teknik penelitian dan pelayanan Pusat.

2. Bidang Program dan Kerjasama

Bidang Program dan Kerja Sama mempunyai tugas menyiapkan rumusan perencanaan dan program, serta pengembangan kerja sama penelitian dan pelayanan Pusat bidang geologi.

Bidang Program dan Kerja Sama, terdiri dari :

a) Subbidang Program mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, penyiapan, serta evaluasi pelaksanaan atas


(14)

11

perencanaan kerja, penganggaran, rencana strategis dan akuntibilitas kinerja penelitian dan pelayanan Pusat bidang geologi.

b) Subbidang Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan, penelaahan, pengelolaan, serta evaluasi pelaksanaan atas pengembangan kerja sama penggunaan peralatan dan kerja sama pelayanan jasa Pusat bidang geologi.

4. Bidang Informasi

Bidang Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sistem informasi dan penyebarluasan informasi, serta dokumentasi hasil penelitian dan pelayanan Pusat bidang geologi.

Bidang Informasi, terdiri dari :

a) Subbidang Penerapan Sistem Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, pelaksanaan, serta evaluasi atas pengelolaan infrastruktur teknologi informasi, operasi perangkat lunak, sistem jaringan dan situs informasi penelitian dan pelayanan Pusat bidang geologi.

b) Subbidang Penyediaan Informasi Publik mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, pelaksanaan, serta evaluasi atas pengelolaan pemutakhiran basis data, dokumentasi, perpustakaan, sosialisasi, dan publikasi penelitian dan pelayanan pusat bidang geologi.


(15)

5. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Badan Geologi mempunyai tugas melaksanakan dan memberikan jasa penelitian dan pelayanan di bidang geologi, serta melaksanakan tugas lainnya yang didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu peraturan perundang - undangan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Ketentuan dan Definisi a. Clearinghouse

Clearinghouse adalah suatu sistem server yang tersebar yang ditempatkan pada internet yang memuat gambaran nyata tentang data spasial digital yang tersedia. Informasi deskriptif ini, yang dikenal sebagai metadata, dikumpulkan dalam suatu format standar untuk memudahkan

query dan menetapkan penyajian melalui beberapa situs yang ikut serta. b. Metadata

Metadata adalah data tentang isi, kualitas, kondisi dan karakteristik lainnya dari data. Metadata diperlukan untuk mengkontribusikan data spasial pada suatu Clearinghouse.

c. Standar Metadata

Standar metadata adalah penjelasan tentang istilah-istilah yang umum dan definisi dari konsep dan komponen yang berkaitan dengan metadata.


(16)

13

d. Metadata FGDC

Standar Metadata yang mengacu pada dokumen ’Content Standard

for Digital Geospatial Metadata’yang dikeluarkan oleh FGDC. e. IDSN

Infrastruktur Data Spasial Nasional merupakan konsep umum penanganan permasalahan data spasial nasional, termasuk pula konsep pertukaran informasi data spasial.

f. FGDC

Federal Geographic Data Committee – USA. Lembaga resmi pemerintah Amerika Serikat yang bertugas menangani permasalahan data spasial.

g. MDSN

Metadata Data Spasial Nasional, aplikasi metadata berbasiskan web dengan basisdata terpusat.

2.3. Konsep Dasar Metadata 2.3.1. Penjelasan Metadata

Metadata didefinisikan sebagai ‘data mengenai data’. Melalui informasi metadata diharapkan pengguna data dapat mengintepretasikan data secara sama, bilamana pengguna melihat langsung data spasialnya. Dokumen metadata berisikan informasi yang menjelaskan karakteristik data terutama isi, kualitas, kondisi dan cara perolehannya.


(17)

2.3.2. Kegunaan Metadata

a) Sebagai alat pengelolaan investasi (data) seperti melakukan monitoring

kemajuan pelaksanaan pekerjaan pembangunan data spasial, mendokumentasikan data-data yang ada (selesai dikerjakan), menginformasikan data-data yang dimiliki untuk dapat dimanfaatkan oleh pihak lain dan melakukan estimasi rencana kerja pengumpulan data di kemudian hari.

b) Sarana untuk menyebarluaskan kepemilikan data melalui mekanisme

clearinghouse. Metadata merupakan faktor penting dalam konsep pemanfaatan data spasial bersama (data sharing).

c) Memberikan penjelasan (informasi) kepada pengguna data tentang tata cara pemrosesan dan mengintepretasikannya.

d) Metadata juga mengandung (berisikan) istilah-istilah baku yang dipakai dalam kasanah data spasial. Dengan pembakuan istilah, kesalahan arti dalam penuturan data spasial dapat dihindari.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka penyusunan metadata harus dipersiapkan dengan mempertimbangkan berbagai hal sedemikian hingga produk informasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak. Informasi metadata ditetapkan berdasarkan 4 (empat) karakteristik yang menentukan peranan dari metadata, yaitu :

1. Ketersediaan. Informasi yang diperlukan untuk mengetahui ketersediaan data.


(18)

15

2. Penggunaan. Informasi yang diperlukan untuk mengetahui kegunaan data.

3. Akses. Informasi yang diperlukan tentang tatacara mendapatkan data. 4. Transfer. Informasi yang diperlukan untuk mengolah dan menggunakan

data.

Pada tingkat global, terdapat beberapa tingkatan metadata yang biasa digunakan yaitu:

1. Discovery metadata adalah informasi minimum yang diberikan untuk menjelaskan isi dari sumber data. Jenis metadata ini tentu saja tidak dapat memenuhi kategori metadata yang bisa diaplikasikan pada tingkat internasional.

2. Exploration metadata adalah informasi yang lebih detail yang diberikan dalam menjelaskan isi dari sumber data. Jenis metadata ini diharapkan dapat membantu pengguna data untuk keperluan analisis. 3. Exploitation metadata adalah metadata yang memuat informasi akses

data, transfer data, load data, menginterpretasikan data dan penggunaan data untuk suatu aplikasi.

2.3.3. Pembuat Metadata

Kendala yang sering ditemui dalam pengumpulan metadata adalah keengganan (penolakan) penghasil data dalam menyiapkan metadata. Hal ini dikarenakan anggapan bahwa struktur standar metadata yang komplek dan kegiatan pembuatan metadata merupakan pekerjaan yang membosankan. Anggapan tersebut tidaklah adil, karena mengesampingkan


(19)

manfaat yang diperoleh dengan adanya metadata. Dengan membuat metadata berarti kita telah berusaha untuk menyelamatkan investasi (uang dan tenaga) yang telah dikeluarkan.

Dalam suatu organisasi penghasil data, disamping terdapat pelaksana teknis (petugas yang melaksanakan pengumpulan, kompilasi, dijitalisasi, penyusunan basis data spasial, dan mempresentasikan data), sebaiknya terdapat pula seorang data manager yang bertanggung jawab atas:

1. Menjamin ketersediaan data sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari organisasi bersangkutan.

2. Menjamin keberadaan data yang telah dihasilkan (inventarisasi). 3. Membuat rencana kerja pengumpulan data selanjutnya.

Dilihat dari manfaat metadata sebagai alat manajemen maka sebaiknya metadata dipersiapkan oleh seorang penanggung jawab data (data manager). Tidak tepat bila kita membebankan pembuatan metadata kepada pelaksana teknis yang umumnya hanya membuat 1 sampai 2 data set setiap tahunnya harus menghabiskan waktunya untuk mempelajari isi/struktur dari metadata. Sebaliknya bila ada banyak data set setiap tahun yang harus dikelola oleh suatu organisasi maka akan terasa manfaatnya bagi seorang Data Manager untuk mempelajari dan memahami isi/struktur dari metadata. Komunikasi yang baik dari seorang Data Manager kepada pelaksana teknis untuk mendapatkan informasi data set yang hendak didokumentasikan mutlak dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan


(20)

17

menggunakan form (daftar isian) yang sederhana dan dalam terminologi yang dikenal oleh seorang pelaksana, bukan istilah istilah yang terdapat dalam standar metadata.

2.3.4. Klasifikasi Metadata

Untuk mempercepat proses pengumpulan metadata nasional dalam mendukung beroperasinya Clearinghouse Indonesian Spatial Data Infrastructure (ISDI) dan menghindari terjadinya redudansi informasi yang terdapat dalam masing-masing metadata, perlu dilakukan pengklasifikasian metadata. Pengklasifikasian ini melihat kenyataan bahwa data set (peta) yang beredar dibuat secara serial, artinya memiliki kedalaman informasi yang seragam tetapi dengan cakupan yang berbeda-beda.

Sebagai contoh adalah peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) atau peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) yang dikeluarkan oleh BAKOSURTANAL, masing - masing terdiri dari ratusan lembar peta yang memiliki karakteristik yang sama. Maka bila masing-masing peta tersebut dibuat metadata dalam lembar per lembar akan terjadi duplikasi informasi.

Disamping itu pengklasifikasian metadata juga dimaksudkan untuk melakukan segmentasi informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Ada pengguna yang hanya membutuhkan informasi mengenai dimana mendapatkan data set yang memiliki spesifikasi tertentu atau data set apa yang cocok/sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan tugas-tugas


(21)

tertentu. Metadata diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan informasi yang terkandung yaitu:

a. Metadata Organisasi: Menjelaskan mengenai organisasi pengahasil data dan data yang dihasilkan.

b. Metadata Koleksi: Menjelaskan mengenai informasi satu kesatuan data yang memiliki keseragaman isi (berseri). Misalnya peta Rupabumi Indonesia (RBI), Lingkungan Pantai Indonesia (LPI).

c. Metadata Inventori: Menjelaskan secara detail informasi dari masing-masing data set (lembar peta).

Perlu diingat bahwa pengklasifikasian ini bukan merupakan suatu hal baku, tetapi lebih merupakan strategi pengumpulan metadata secara nasional agar dapat dilakukan secara cepat, menyeluruh dan memanfaatkan sumber daya (partisipasi lintas pelaku) yang dimiliki secara optimum.


(22)

19

BAB III

PENYIAPAN METADATA

Dalam suatu sistem clearinghouse, metadata (informasi) harus mengacu pada suatu keseragaman agar dapat diinterpretasikan sama oleh setiap user, baik itu dari sisi format dan isinya. Disamping itu keseragaman juga penting artinya untuk mendapatkan pemahaman yang sama dalam terminologi yang dipakai dalam menjelaskan data. Oleh sebab itu keseragaman harus mengacu pada suatu standar tertentu yang disepakati.

3.1. Standar Metadata

Standar isi metadata data geospasial digital yang digunakan dan disepakati oleh komunitas IDSN mengacu pada dokumen "Content Standards for Digital Geospasial Metadata" yang telah disetujui oleh

Federal Geographic Data Committee (FGDC) pada tanggal 8 Juni 1994 menjelaskan tentang standardisasi metadata untuk data spasial digital. Standar ini berisikan sekumpulan istilah dan definisi yang umum untuk mendokumentasikan data spasial digital. Standar FGDC menetapkan nama, definisi unsur data dan group data yang digunakan dan informasi yang harus disediakan untuk mengisi unsur data dalam penyusunan metadata. Informasi yang disediakan dalam penyusunan metadata tersebut adalah suatu keharusan atau opsional.


(23)

Unsur-unsur metadata yang ditetapkan berdasarkan Standar FGDC dikelompokkan sebagai berikut :

a. Informasi Identifikasi Data

Informasi identifikasi memberikan informasi dasar tentang data, termasuk di dalamnya adalah informasi judul, cakupan area, dan aturan untuk menggunakan data. Unsur-unsur metadata yang termasuk di dalamnya adalah hal-hal yang diperlukan untuk mengidentifikasi data, yaitu : Sitasi, deskripsi, periode waktu pembuatan, status, spasial domain, kata kunci, batasan akses dan batasan penggunaan data. Informasi identifikasi merupakan keharusan dalam penyusunan suatu metadata.

b. Informasi Kualitas Data

Informasi kualitas data memberikan informasi umum tentang kualitas data.

c. Informasi Pengorganisasian Data

Informasi pengorganisasian data spasial menunjukan tatacara yang digunakan untuk menyajikan informasi spasial dalam suatu data. Kategori metadata ini menjelaskan tentang objek titik, vector dan raster. Unsur - unsur yang berkaitan langsung dengan acuan spasial sangat diperlukan. Unsur - unsur yang tidak langsung berkaitan dengan acuan spasial hanya digunakan untuk kategori tertentu.

d. Informasi Acuan Spasial

Informasi acuan spasial menjelaskan kerangka acuan koordinat dari suatu data.


(24)

21

e. Informasi Intensitas dan Atribut

Unsur entitas dan atribut memberikan informasi tentang isi informasi data, termasuk jenis entity, atribut, dan domain untuk mendapatkan besaran atribut data.

f. Informasi Pendistribusian

Informasi pendistribusian memberikan informasi tentang nama institusi yang mendistribusikan dan tatacara untuk mendapatkan data.

g. Informasi Acuan Metadata

Unsur ini memberikan informasi tentang informasi metadata. Informasi yang terkandung didalamnya termasuk tanggal pembuatan metadata, kontak, standar dan versi metadata. Informasi acuan metadata merupakan unsur yang harus tersedia dari suatu metadata.

Penjelasan mengenai struktur dan isi dari standar metadata FDGC dijelaskan secara lebih rinci pada bagian struktur standar metadata FGDC.

3.2. Penyusunan Metadata

Hal utama yang harus dipahami dalam mempersiapkan metadata adalah pemahaman tentang data itu sendiri dan standar FGDC (standar yang dipakai untuk mendiskripsikan). Kemudian kita menentukan cara yang akan kita pakai untuk menuliskannya. Biasanya metadata dibuat dalam satu file digital untuk satu jenis data. Untuk membuat atau menuliskan informasi data kita membutuhkan satu tool (software) metadata agar sesuai dengan standar FGDC. Urutan dalam melakukan pembuatan metadata adalah sebagai berikut:


(25)

1. Identifikasi informasi-informasi penting dari data.

2. Susun informasi informasi tersebut dalam standar metadata FGDC dengan menggunakan metadata creation tool. Metadata creation tool

adalah perangkat lunak untuk membuat file digital metadata.

3. Lakukan validasi sintak metadata, dengan mengunakan parser tool

'mp'.

4. Cek isi dari metadata untuk memastikan informasi tentang data sudah lengkap dan sesuai.

Dalam membuat metadata, informasi mengenai data set itu sendiri dan standar metadata (struktur) yang dipakai (FGDC) perlu dipersiapkan. Yang paling memahami data set adalah pelaksana teknis. Informasi dapat kita kumpulkan melalui form (formulir isian) yang mudah dipahami. Formulir isian dipersiapkan sedemikian rupa dengan menggunakan istilah yang dikenal oleh pelaksana teknis. Setelah itu barulah dimulai memasukkan informasi yang kita dapatkan kedalam metadata dengan menggunakan perangkat lunak metadata (TKME, ArcCatalog, Desktop MDSN dll). File yang dihasilkan kemudian kita parser untuk memastikan struktur metadata sesuai dengan standar atau bila kita ingin mengkonversi format file.

Satu berkas metadata (file komputer) berisikan satu record

metadata yang menjelaskan satu data set. Berikut ini contoh tabel kegiatan pelaksanaan pengumpulan metadata yang dapat dilakukan dalam suatu organisasi:


(26)

23

Tabel 3.1 Kegiatan pelaksanaan pengumpulan data

No Kegiatan Alat Bantu Pelaksana Hasil

1 Mengumpulkan Informasi data set

Form Isian Operator Teknis

Informasi data dalam dimensi isian

2 Membuat file metadata

 Form isian dari (1)

 Perangkat lunak metadata TKME, ArtCatalog, Dekstop MDSN dll. Data Manager Metadata file dalam format xml

3 Cek sintak sesuai dengan standar metadata (FGDC) Perangkat lunak “mp” Data Manager File berekstensi html, xml

4 Review kembali isi dari metadata untuk memastikan informasi sudah lengkap

Tidak ada Data

Manager Metadata yang dapat dipergunakan dalam mekanisme clearinghouse


(27)

3.3. Pembangunan Server Metadata (GEOServer)

Metadata digital yang dihasilkan selanjutnya akan disimpan dalam suatu server Z39.50 agar dapat diakses dalam sistem clearinghouse. Spesifikasi teknis penyusunan informasi metadata pada suatu server Z39.50 mengacu pada suatu dokumen yang dikenal dengan profil GEO.

Profil GEO adalah salah satu profil yang dikembangkan oleh U.S. Federal Geographic Data Committee dan U.S. Geological Survey untuk membangun node-node server dalam suatu clearinghouse data spasial. Node server tersebut kemudian dikenal sebagai Geo Server yang dapat diakses oleh Geo Client melalui penggunaan standar protokol komunikasi data Z39.50.

Profil GEO menjelaskan secara lengkap tentang penggunaan standar protokol yang dikenal sebagai ANSI/NISO Z39.50. Profil GEO berisikan spesifikasi yang menyeluruh tentang penggunaan standar protokol Z39.50 yang berkaitan dengan penggunaan standar metadata geospasial digital CSDGM-FGDC, termasuk aspek-aspek lainnya yang diperlukan untuk operasionalisasi Geo server-client pada lingkungan jaringan internet yang tidak merupakan bagian dari ruang lingkup Z39.50.

Profil GEO menitik beratkan pada hal-hal yang diperlukan untuk operasionalisasi Geo Server pada lingkungan internet. Geo Client dapat berhubungan dengan setiap Geo server, sedemikian hingga memberikan interoperabilitas antar Client dan Server. Client yang memiliki fasilitas


(28)

25

Z39.50 tetapi tidak mengaplikasikan profil GEO tidak dapat mengakses sepenuhnya FGDC record.

Profil GEO menjelaskan interaksi antar sistem dan pertukaran informasinya, tetapi tidak menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan interface yang akan digunakan oleh pengguna. Dalam hal ini, profil GEO memberikan fasilitas pencarian (SEARCH) dan pengambilan informasi (RETRIEVE) metadata geospasial beserta data setnya yang dapat diakses melalui Geo server dalam jaringan internet dan jaringan lokal (LAN). Profil GEO digunakan sebagai salah satu metoda untuk menstandardisasikan Geo server untuk akses metadata dan data spasial. Selain daripada itu, profil GEO juga diperlukan dalam mengembangkan Geo client untuk memahami Geo server sebagai akses langsung pada penyimpanan informasi yang dikendalikannya.

Geo server yang diakses dengan menggunakan protokol Z39.50 dalam lingkungan internet bertindak sebagai titik akses langsung terhadap informasi yang dikendalikannya. Informasi yang disimpan pada server dapat diakses melalui fasilitas API. Target informasi dapat dikelola melalui suatu sistem operasi untuk file text, RDBMS atau OODBMS untuk struktur data yang diindek atau sistem aplikasi pengolah data yang mengendalikan data spasial dan informasi atributnya.

Sumber informasi metadata mungkin saja tersedia secara elektronik pada jaringan internet dengan menggunakan protokol komunikasi lain seperti internet protokol yang memfasilitasi transfer


(29)

informasi secara elektronik untuk remote login (Telnet), File Transfer Protokol (FTP) dan elektronik mail (SMTP/MIME). Penggunaan protokol-protokol tersebut diatas tidak termasuk dalam lingkup aplikasi dari profil GEO.

Pengguna data yang menggunakan aplikasi Client yang sesuai untuk berhubungan dengan Geo server dapat menjelajah pada satu atau beberapa server. Geo server akan memberikan fasilitas pencarian (searching) atau penyajian informasi (browsing). Walaupun profil GEO dipersiapkan hanya untuk keperluan Geo server, tetapi peran Client juga diperlukan dalam menjalankan fasilitas-fasilitas tersebut diatas.

3.4. Diagram Alir

Diagram alir dari proses pembuatan metadata hingga pembangunan server Z39.50 adalah sebagai berikut :

Data (peta manual, peta digital,

satelite images)

1. Metadata Creation Tool (ArcTool,

Text file metadata

XML/HTML

Parser (MP tool)

Indexed (Z39.50 tool: Zebra, Isite, dll)

Metadata Server (Z39.50)


(30)

27

3.5. Penyajian Metadata

Penyajian informasi metadata yang paling sederhana dapat dilakukan seperti layaknya katalog buku di perpustakaan. Informasi metadata dari suatu data set disimpan pada suatu file text (*.met) kemudian dicetak dan dikumpulkan menjadi satu kesatuan dokumen (di 'binding'). Dokumen ini dapat diperlihatkan kepada orang yang membutuhkan informasi mengenai inventarisasi data spasial yang kita miliki. Tentu saja informasi metadata yang kita miliki hanya dapat diakses secara terbatas oleh internal organisasi saja. Informasi metadata yang disimpan pada suatu file metadata berekstensi *.html dapat pula diperlakukan hal yang sama untuk dicetak dan dimanfaatkan sebagai dokumentasi.

Informasi metadata juga dapat didistribusikan melalui jaringan komputer (network) atau internet dengan memanfaatkan file metadata berekstensi *.html. File html disimpan didalam suatu direktori yang dapat diakses oleh setiap komputer di dalam jaringan. Dengan menggunakan aplikasi web browser (misalnya Microsoft Internet Explorer) kita dapat mengakses dan menampilkan metadata. Atau dapat pula disebarkan melalui media intranet atau internet, dengan membuat satu halaman web dan menambahkan hyperlink yang menunjuk ke masing masing file html untuk mempermudah pengguna dalam mengakses.


(31)

Bakosurtanal telah mengembangkan suatu sistem penyajian informasi metadata berbasiskan web (Web MDSN), dimana informasi metadata disimpan dalam suatu server basis data relational yang terpusat.

Penyajian informasi metadata yang paling baik adalah dengan memanfaatkan file berekstensi *.xml, yang disimpan dalam basis data berindex dengan menggunakan protokol Z39.50. Basis data berindex ini didaftarkan terlebih dahulu pada suatu sistem clearinghouse agar dapat ditelusur. Pengguna yang terhubung dalam jaringan internet akan dapat melakukan penelusuran terhadap metadata yang tersimpan dalam basis data berindex. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan mesin penelusur metadata (metadata search engine) yang terdapat dalam sistem

clearinghouse. Prosedur mengenai cara pembangunan basis data berindex dan perangkat lunak apa yang harus dipersiapkan dapat dilihat pada website sistem clearinghouse ISDI yang sedang dikembangkan oleh Bakosurtanal.

3.6. Pengisian Metadata

3.6.1. Struktur Standar Metadata FGDC

Standar metadata FGDC berisikan 334 unsur (tanpa profil atau tambahan, standar metadata FGDC memberikan kemungkinan untuk menambah unsur lain untuk tujuan khusus diluar data spasial misalnya tentang informasi taxonomi), 119 unsur diantaranya dikenal sebagai unsur gabungan (compound elements) yang hanya digunakan untuk memuat unsur lainnya (misal: grouping / heading), sedangkan sisanya adalah field


(32)

29

data isian (data entry fields) yang menjelaskan tentang karakteristik dari sebuah data set. Struktur standar metadata FGDC dibagi menjadi tujuh bagian (section) utama seperti yang digambarkan pada Diagram 3.2, sebuah diagram yang disederhanakan untuk menunjukkan struktur standar metadata FGDC.

Untuk rujukan dokumen-dokuman metadata FGDC, bisa dikunjungi http://www.fgdc.gov/metadata.

Gambar 3.2 Struktur Standar Metadata FGDC

1 2 3 4 5 6 7

Metadata by FGDC Standard Identification Information Data Quality Information Spatial Data Organization Information

Entity and AttributeInformation Spatial Data Raferance Information Distribution Information Metadata Raferance Information Identification Information Identification Information Identification Information Identification Information Identification Information Identification Information Identification Information

Abstract Purpose Supplemental

Information

Progress Maintenance and Update Frequenci


(33)

3.6.2. Istilah-istilah khusus yang digunakan FGDC

a. Section, Compound Elemen dan Data Elemen (DataEntryField)

Ini adalah tiga istilah yang menggambarkan hirarki dari struktur Standar Metadata FGDC, dengan Section pada tingkatan paling atas, kemudian Compound Elemen dan diikuti oleh Data Elemen pada tingkatan paling rendah. Seperti yang sudah disebutkan tadi, Standar Metadata FGDC terdiri dari tujuh bagian utama (lihat Diagram 2.1). Didalam setiap

Section, terdapat beberapa sub-unit yang terdiri dari Compound Elemen

maupun Data Elemen. Sebuah Compound Elemen adalah sebuah Judul Subyek dari suatu kelompok Data Elemen atau Compound Elemen lain yang saling berhubungan. Sebagai contoh, "Description" dari sebuah data set adalah sebuah Compound Elemen yang terdiri dari Abstract, Purpose

dan Supplemental Information. Sebuah Data Elemenadalah sebuah pokok paling primitif dari data, dimana kita mengisi informasi dalam metadata.

Didalam standar, setiap Section, Compound Elemen dan Data Elemen diberikan sebuah nomor unik untuk memudahkan indentifikasi. Sebuah diagram skematis dibawah menjelaskan hubungan antara Section, Compound Elemen dan Data Elemen.


(34)

31

Gambaran hubungan antara Section, Compound dan DataElemen:

b. ReapeatableSection (Section Berulang)

Dalam mendeskripsikan data set, terdapat beberapa kelompok item

yang digunakan secara berulang-ulang untuk mendeskripsikan konsep yang serupa tetapi untuk situasi yang berbeda. Section ini tidak berdiri sendiri tetapi menggantung pada section lainnya dalam suatu rangkaian. Sebagai contoh informasi "Contact Information" yang terdiri dari nama organisasi, orang yang dapat dihubungi dan lain-lain. "Contact Information" ini dapat muncul pada section Identification_Information yang menjelaskan siapa yang dapat dihubungi mengenai masalah teknis data, atau dapat muncul pada Distribution_Information yang tujuannya untuk memberikan keterangan siapa yang harus dihubungi untuk mendapatkan data atau dapat pula muncul pada

Gambar 3.3 Hubungan Section, Compound dan DataElemen

FGDC Standard

d

Section

Section

Compound

Element

DataElement

Compound

Element

DataElement

Compound

Element

DataElement

DataElement

DataElement

DataElement


(35)

Metadata_reference_Information untuk menjelaskan siapa yang bertanggung jawab terhadap isi dari metadata.

Ada 3 (tiga) macam "Repeatable Section" di dalam metadata yaitu: a. Citation Information :originator, title, publication date, publisher dan

lain-lain digunakan untuk menginformasikan suatu dokumen acuan yang dipakai pada metadata.

b. Time Period Information : single date, multiple dates, range of dates, digunakan untuk mendiskrispsikan waktu di dalam metadata.

c. Contact Information : contact person and/or organization, address, phone, email, digunakan untuk menjelaskan tentang point of contact

baik itu perseorangan atau lembaga.

Rinciannya dicatat di Section 8, 9 dan 10 secara berturut-turut pada dokumen Standar FGDC - Content Standard for Digital Geospatial Metadata.

3.6.3. Penjelasan Tentang Data

Sesuai dengan kegunaan metadata sebagai media untuk mendistribusikan informasi data spasial melalui mekanisme

clearinghouse, maka di samping struktur atau format metadata harus memenuhi standar yang berlaku (FGDC), juga penting untuk diperhatikan adalah isinya.

Berikut ini informasi penting yang perlu diusahakan ada. Informasi informasi yang akan dijelaskan dibawah bukan sebagai ketentuan atau keharusan 'yang harus ada' di dalam metadata tetapi mencoba untuk


(36)

33

memberikan pemahamam tentang informasi yang dibutuhkan oleh pengguna data spasial secara umum dan cara penulisannya di dalam metadata.

Data set dapat dijelaskan melalui :

a. Judul

Judul data set adalah text yang pertama kali dibaca oleh pengguna dan juga dipakai sebagai 'search field' dalam mekanisme clearinghouse. Untuk data yang terpublikasikan secara resmi seperti atlas dan peta cetakan, judul telah tertentu tetapi sering pula kurang menyiratkan informasi yang terkandung didalamnya. Maka dalam pembuatan judul data setsebaiknya :

1. Menyiratkan isi dari data dengan memasukkan informasi (bila memungkinkan) tentang tema, cakupan area, skala (denominator) dan waktu/tahun pembuatan data.

2. Bila telah ada judul resmi (dalam publikasi), dan dipandang kurang informatif maka perlu dipertimbangkan untuk menambahkan informasi tambahan setelah judul resmi dengan dipisahkan tanda titik koma (;).

3. Walaupun panjang judul tak terbatas, sebaiknya dibatasi kurang lebih 80 karakter dan berisikan kata kata yang unik agar mudah ditelusur.

4. Judul diisikan pada unsur data elemen Title :

Identification_Information: Citation:

Citation_Information:


(37)

Contoh judul:

Rupabumi Indonesia: Kalimantan skala 50.000 th 2000 RT/RW: Prop. Jawa Timur th. 2000

b. Abstrak

Penjabaran lebih rinci terhadap judul dilakukan pada unsur Abstrak (Abstract). Pada unsur Abstrak harus dijelaskan secara lengkap mengenai data set seperti layaknya kita membuat ringkasan (summary) suatu tulisan.

Identification_Information: Description:

Abstract: Informasi rinci (penjabaran dari

Title)

Pada data set yang dipublikasikan secara resmi maka informasi yang berhubungan dengan publikasi seperti tempat, pihak yang mempublikasikan dapat diisikan pada unsur data Informasi_Sitasi (Citation_Information) :

Identification_Information: Citation:

Citation_Information: Series_Information:

Series_Name: Nama seri data set

Issue_Identification: Volume dan cetakan ke .. Publication

Information:

Publication_Place:Namatempatdipublikasikan

Publisher:Perusahan atau instansi yang


(38)

35

c. Cakupan Data

Pengguna membutuhkan cakupan data untuk mengetahui apakah data ini masuk dalam cakupan studi area yang diinginkan. Metadata FGDC mendiskripsikan cakupan dengan dua cara yaitu dengan Koordinat_Batas (Bounding_Coordinate) dan G-Polygon. Kita dapat memilih salah satu diantaranya. Disarankan untuk menggunakan Koordinat_Batas karena lebih mudah untuk mendapatkan informasinya.

Identification_Information: Spatial_Domain:

Bounding_Coordinates:

West_Bounding_Coordinate:Garis Bujur paling barat

East_Bounding_Coordinate:Garis Bujur paling timur

North_Bounding_Coordinate:Garis Lintang paling utara

South_Bounding_Coordinate:GarisLintang palingselatan

Isikan nilai nilai diatas dalam derajat desimal (nnn.nn derajat) walaupun data set nya sendiri merupakan data yang terproyeksi.

d. Kekinian Data Set

Kekinian data set perlu diinformasikan kepada pengguna agar pengguna dapat memutuskan apakah informasi yang terkandung didalamnya sudah kadaluarsa (out of date) atau belum sehingga dapat diputuskan untuk memanfaatkannya. Penjelasan mengenai hal ini dapat diisikan pada dataelemenTime_Period_Of_Content

Time_Period_of_Content:

Time_Period_Information: Range_of_Dates/Times:


(39)

Beginning_Date: 19990101 Ending_Date: 20040 60

Currentness_Reference:Dilakukan survey lapangan e. Format atau Bentuk Data

Informasi tentang format data (kemasan) akan memberikan gambaran kepada pengguna besarnya usaha atau kegiatan yang perlu dikeluarkan dalam memanfaatkan data set bersangkutan. Data set dengan format digital, manual, image, remote sensing atau data tabulasi yang didapat dari hasil survey akan memerlukan penanganan yang berbeda-beda. Informasi mengenai format data diisikan pada data elemen

Geospatial_Data_Presentation_Form Identification_Information:

Citation:

Citation_Information:

Geospatial_Data_Presentation_Form:

diantaranya: Atlas, Globe, Diagram Tabular, Model: DEM, GRID, dll

3.6.4. Penyimpangan Fitur Geografi

Fitur geografi (digital) dapat disimpan dalam bentuk raster/grid

atau vector (titik, garis, poligon). Metoda penyusunan fitur geografi didalam suatu data set dijelaskan pada bagian Informasi_Organisasi_Data_Spasial


(40)

37

mengikuti metode standard nasional Amerika Serikat yakni SDTS (Spatial Data Transfer Format) dan VFP. Informasi ini menjadi tidak penting artinya bila kita tidak mengadopsi standar tersebut.

1. Tipe Vektor: Points atau vector maps

Spatial_Data_Organization_Information:

Direct_Spatial_Reference_Method: Point atau Vector Point_and_Vector_Object_Information:

SDTS_Terms_Description:

SDTS_Point_and_Vector_Object_Type: pilih:

object type sudah tertentu, ada dalam SDTS

Point_and_Vector_Object_Count: Jumlah feature SDTS_Terms_Description:

SDTS_Point_and_Vector_Object_Type: type object lainnya Point_and_Vector_Object_Count: Jumlahnya SDTS_Terms_Description:

SDTS_Point_and_Vector_Obj ect_Type: dst Point_and_Vector_Object_Count: jumlah, dst ..

2. Tipe Raster : images atau grids

Spatial_Data_Organization_Information:

Direct_Spatial_Reference_Method: Raster Raster_Object_Information:

Raster_Object_Type: Point or Pixel or Grid

Cell or Voxel

Row_Count: How many?

Column_Count: How many?


(41)

Sistem koordinat yang dipakai bila data dalam koordinat geografi:

Spatial Reference Information:

Horizontal_Coordinate_System_Definition: Geographic:

Latitude_Resolution: resolusi kearah

lintang(numeric,diestimasi)

Longitude_Resolution: numerical estimate

Geographic_Coordinate_Units: Satuan

koordinat, Decimal degrees, for example

Geodetic Model:

Horizontal_Datum_Name: Nama Datum

Horisontal

Ellipsoid_Name: Nama ellipsoid yang

dipergunakan

Semi-major_Axis: Jari jari bumi dalam

kilometer Denominator of

Flattening_Ratio: number

Bila data terproyeksi

Spatial_Reference_Information:

Horizontal_Coordinate_System_Definition: Planar:

Map_Projection:

Transverse_Mercator: Ini dipilih dari list

Scale_Factor_at_Central_Meridian:isikan parameter

Longitude_of_Central_Meridian:isikan parameter Latitude_of_Projection_Origin: isikan parameter


(42)

39

False_Easting: isikan parameter False_Northing:

isikan parameter

Bila dalam koodinat lokal:

Adakalanya data set dibuat berdasarkan atas pengukuran teresterial, dan menggunakan ketentuan lokal sebagai koordinat referensi maka hal ini dapat di jelaskan pada

Spatial_Reference_Information:

Horizontal_Coordinate_Syste_Definition: Planar:

Local_Planar:

Local_Planar_Description:

Local_Planar_Georeference_Information:

Mendiskripsikan Fitur Geografi:

Pada data set spasial digital, atribut merupakan bagian tak terpisahkan dari fitur geografi, yang merupakan penjelasan mengenai fitur bersangkutan (karakteristik dari fitur). Atribut yang menjelaskan tentang fitur tersebut biasanya disusun dalam satu atau lebih tabel relasi. Kita dapat memberikan keterangan tentang hal ini (fitur dan atribut nya) melalui unsur data Deskripsi_Detail (Detail_Description) atau Deskripsi_Overview (Overview_Description), pilih salah satu.

Deskripsi_Detail dipergunakan bila nilai atribut tidak mengacu pada dokumen lain misalnya standar kodefikasi sehingga penjelasan mengenai atribut perlu dilakukan secara detail didalam metadata. Bila kita mengacu pada suatu kodifikasi yang terdokumentasikan dan umum dipakai maka penjelasan tentang atribut dapat dilakukan melalui Deskripsi_Overview.


(43)

Overview_Description

Entity_and_Attribute_Information: Overview_Description:

Entity_and_Attribute_Overview: Jelaskan disini

mengenai atribut

Entity_and_Attribute_Detail_Citation: Penjelasan

mengenai acuan (kodefikasi

dan standar) yang dipakai.

Deskripsi_Detail Fitur Geografi

Entity_and_Attribute_Information: Detailed_Description:

Entity_Type:

Entity_Type_Label: Nama feature atau table,

misalnya : JALAN

Entity_Type_Definition: Penjelasan/diskripsi feature:

PRASARANA TRANSPORTASI DARAT Entity_Type_Definition_Source: dokumen referensi bila ada misalnya:STANDAR KIMPRASWIL

dan kosongkan bila tidak tahu.

Atribut dari Fitur Geografi

Entity_and_Attribute_Information: Detailed_Description:

Attribute:

Attribute_Label: Nama atribut atau kolom

dari attribute table: KODE


(44)

41

KLASIFIKASI JALAN Attribute_Definition_Source: Documentreferensi

yang dipakai bila ada, kosongkan bila tidak ada: STANDAR KIMPRASWIL

Nilai atribut

Bila dimungkinkan jelaskan nilai-nilai atribut.

Enumerated_Domain:

Enumerated_Domain_Value: Nilai atribut: 201 Enumerated_Domain_Value_Definition: Arti dari

nilai Atribut 201 : JALAN PROPINSI

Enumerated_Domain_Value: Nilai atribut lainnya: 202

Enumerated_Domain_Value_Definition: Arti dari nilai

Atribut 202:JALAN KABUPATEN

3.6.5. Penyusun Data Set

Pembuat Data

Bila data set nya merupakan data yang dipublikasikan secara resmi, penyusun atau pembuat data sudah tertentu. Bila bukan merupakan publikasi nama penanggung jawab pelaksanaan pembuatan data set dapat dicantumkan sebagai pembuat data.

Identification_Information Citation:

Citation_Information: Originator: BAKOSURTANAL


(45)

Originator: Pusat Sistem Jaringan dan Standarisasi Data Spasial

Originator: nama orang/organisasi lainnya bila diperlukan

Bila diperlukan, pribadi atau organisasi yang berkontribusi dalam pembuatan data dapat disebut dalam metadata berupa ucapan terima kasih ditulis pada:

Identification_Information

Data_Set_Credit: Acknowledgements: Terima kasih

kami ucapkan kepada Organisasi A, si B atas kontribusinya

Penanggung Jawab Data

Penanggung-jawab data merupakan personal atau lembaga yang dapat dihubungi bila diperlukan untuk menjelaskan hal-hal yang sifatnya teknis mengenai data set. Penanggung jawab data ditulis pada unsur data Titik_Kontak (Point_of_Contact) pada bagian Informasi_Identifikasi (Identification_Information) dari metadata. Cara penulisan Titik_Kontak berlaku umum dan akan dijelaskan kemudian.

Identification_Information Point_of_Contact Lihat: bagian Point_of_Contact

3.6.6. Tujuan Pembuatan Data Set

Pengguna perlu mengetahui tujuan pembuatan data set, karena dari latar belakang tujuan kita tau bagaimana seharusnya memanfaatkan data tersebut. Informasi umum mengenai tujuan pembuatan data diisikan pada unsur data tujuan (Purpose) pada bagian Informasi_Identifikasi :


(46)

43

Identification_Information: Description:

Purpose: Tujuan pembuatan data diisikan disini

Yang perlu dijelaskan dalam Purpose diantaranya:

a) Sasaran yang ingin dicapai dengan dibuatnya data set.

b) Format data, misalnya untuk peta rupabumi kenapa dibuat dalam format manual (sheet)

c) Cara menggunakan data.

d) Peringatan bila diperkirakan akan timbul salah pengertian dalam pembacaan data, terutama bagi pengguna awam.

Riwayat Data Set

Proses terbangunnya suatu data set dan data-data sumber yang dipakai, perlu diinformasikan kepada pengguna agar pengguna dapat menilai keabsahan informasi yang terkandung didalam data set. Sebagai ilustrasi untuk menuliskan riwayat data set, kita coba asumsikan data set dibangun melalui proses seperti gambar dibawah ini:


(47)

Data elemen yang dipergunakan adalah Lineage dan penulisannya dilakukan sebagai berikut:

Data_Quality_Information:

(Element lainnya - tak disebut disini ...) Lineage:

Source_Information: Source Citation:

Citation_Information:(Keterangan rinci tentang data A (nama alias) dijelaskan pada

Citation Informtion ini ...)

Source_Citation_Abbreviation: A

(Element lain menunjang keterangan mengenai data A ...) Source_Information:

Source_Citation:

Citation_Information:(Keterangan rinci tentang data B nama alias) dijelaskan pada Citation Informtion ini ...) Source_Citation_Abbreviation: B

(Element lain untuk menerangkan data B ...) Source_Information:

Source_Citation:

Citation_Information:

(more details about the source's citation ...) Source_Citation_Abbreviation: C

(Element lain untuk menerangkan data C ...) Source_Information:

Source_Citation:


(48)

45

(more details about the source's citation ...) Source_Citation_Abbreviation: D

(Element lain untuk menerangkan data D ...) Process_Step:

Process_Description: Disini menjelaskan tentang proses 1 dengan menggunakan data sumber A dan B

Source_Used_Citation_Abbreviation: A Source_Used_Citation_Abbreviation: B

Source_Produced_Citation_Abbreviation: C — hasil yang

didapat pada proses 1

Process_Date: 1998 - waktu pengerjaan proses 1 dilakukan Process_Step:

Process_Description: Process 2 ... Source_Used_Citation_Abbreviation: C Source_Used_Citation_Abbreviation: D

Process_Date: 1998 - Waktu pengerjaan proses 2 dilakukan 3.6.7. Kehandalan Data (Kualitas Data)

Kualitas data perlu kita informasikan bukan untuk melakukan penilaian atas usaha pembuatan data set (baik atau buruk) tetapi lebih pada pemberian informasi yang sebenarnya agar pengguna memahami sejauh mana data ini boleh atau dapat dimanfaatkan.

Keakuratan mengenai atribut data:

Bila kita memiliki informasi yang dapat dipakai sebagai pembuktian keakuratan/ketidak akuratan , tuliskan pada elemen data di bawah ini :


(49)

Keakuratan atribut

Data_Quality_Information: Attribute_Accuracy:

Attribute_Accuracy_Report: Bukti bukti kebenaran/

kesahan atribut dan

penangannya dituliskan disini.

Keakuratan Posisi Spasial

Data_Quality_Information: Positional_Accuracy:

Horizontal_Positional_Accuracy:

Horizontal_Positional_Accuracy_Report: Bukti bukti kebenaran/kesaahan atribut dan

penangannya dituliskan disini.

Keakuratan Posisi Vertikal

Data_Quality_Information: Positional_Accuracy:

Vertical_Positional_Accuracy:

Vertical_Positional_Accuracy_Report: Bukti bukti

kebenaran/kesaahan atribut dan

penangannya dituliskan disini.

Kelengkapan data

Kita dapat pula memberikan informasi kelengkapan atau ketidaklengkapan bila terdapat didalam data set. Kita harus dapat menunjukkan pada bagian mana dan apa yang kurang dari data set kita. Informasi kelengkapan data dapat dijelaskan pada unsur Laporan_Kelengkapan (Completeness_Report) :


(50)

47

Data_Quality_Information:

Completeness_Report: Informasi tentang ketidak

lengkapan data dan cara penangannya untuk menghindarkan dari kesalahan.

Cara Perolehan Data Set

Ketentuan legal yang harus dipenuhi dalam mengakses dan memperoleh data set:

Identification_Information:

Access_Constraints: Ketentuan legal dalam akses data

set

Use_Constraints: Ketentuan legal dalam menggunakan

data set

Keterangan yang mendistribusikan Data Set

Distribution_Information: Distributor:

Contact_Information:

Cara pengisian lihat Contact_Information

Sebutan terhadap data set yang dikenal oleh Pendistribusi

Sebutan ini dianggap perlu untuk menghindari terjadinya salah pengertian dalam melakukan pemesanan atau pembelian. Sebutan (kode) dapat berupa report number, part number, catalog number atau sejenisnya.

Distribution_Information: Resource_Description:


(51)

Ketentuan legal yang harus diketahui oleh calon pengguna, agar data set (peta) dipergunakan sebagaimana mestinya dan bila terjadi kesalahan dalam penggunaan tidak berdampak secara hukum.

Distribution_Liability:

Contoh: peta ini semata mata untuk mempresentasikan kondisi permukaan bumi dan bukan sebagai alat bukti hukum.

atau

Peta ini semata mata menggambarkan situasi persis dan bukan merupakan bukti kepemilikan.

Pemesanan Data

Bila data yang didistribusikan dalam format digital maka agar calon pengguna tidak mendapatkan kesulitan dalam menagani data maka format data yang dipakai harus dijelaskan.

Distribution_Information: Standard_Order_Process: Digital_Form:

Digital_Transfer_Information:

Format_Name: Nama format data yang dipakai,

spesifikasinya dijelaskan

Format_Version_Number: Format_Version_Date: Format_Specification:

Format_Information_Content: Data yang


(52)

49

Decompression_Technique: Bila filenya

terkompresi, cara melakukan

decompress misalnya: "gzip -d" Transfer_Size: besarnya file (dalam megabyte)

Bila data dapat diperoleh dengan mendownload atau transfer lewat jaringan komputer, keterangan mengenai hal ini dijelaskan sebagai berikut:

Digital_Transfer_Option: Online_Option:

Computer_Contact_Information: Network_Address:

Network_Resource_Name: Alamat URL data Access

Instructions: (Cara melakukan ‘download' bila

diperlukan)

Online_Computer_and_Operating_System: (optional)

Sistem yang dipergunakan

Bila data dapat diperoleh dengan offline

Offline_Option:

Offline_Media: media yang digunakan: CDROM, CDR,

DVD, tape

Recording_Capacity:

Recording_Density: ini khusus media tape Recording Density_Units: ini khusus media tape Recording

Format: CD atau tape format

Compatibility_Information: Jelaskan mengenai

kompatibilitas,

misalnya: kemungkinan tak terbaca


(53)

Harga

Fees: isikan biaya perolehan data set

Cara Pemesanan

Ordering Instructions: tata cara perolehan

Lama Pemesanan

Berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga sampai ketangan pemesan

Turnaround: text

Syarat pemesanan

Bila ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemesan.

Custom Order Process: Ketentuan legal.

Bila diperlukan perangkat khusus (software/hardware) agar supaya data dapat digunakan, maka perlu diberikan keterangan pada:

Distribution_Information:

Technical_Prerequisites: diperlukan s/w versi ... dan

perangkat untuk membaca data set

Bila data set hanya dapat diperoleh dalam jangka waktu tertentu, di luar waktu tersebut data sudah tidak didistribusikan lagi.

Distribution_Information:

Available_Time_Period: lihat ketentuan pengisian

tentang waktu dan tanggal

3.6.8. Penyusunan Metadata

Informasi penyusun metadata perlu diinformasikan agar diketahui siapa penanggung jawab terhadap isi atau informasi metadata. Dalam


(54)

51

menjelaskan penyusun metadata dalam dokumen metadata ditulis pada bagian Informasi_Acuan_Metadata

(Metadata_Reference_Information) .

Informasi yang dapat disertakan didalamnya adalah :

a. Tanggal penyuntingan terakhir kali

Metadata_Reference_Information: Metadata_Date: YYYYMMDD

b. Pemuktahiran metadata

Metadata_Review_Date: YYYYMMDD - direview

terakhir kali

Metadata_Future_Review_Date: YYYYMMDD -

rencana review

c. Penyusun metadata

Metadata_Contact:

Contact_Information: Lihat cara pengisian

Contact_Information

d. Standar yang dipakai dalam menyusun metadata

FGDC metadata adalah standar metadata nasional yang dipakai, maka nama dan versi metadata adalah sebagai berikut:

Metadata_Standard_Name: Content Standard for

Digital Geospatial Metadata

Metadata_Standard_Version: FGDC-STD-001-1998

e. Ketentuan waktu yang dipakai didalam metadata

Ketentuan yang dipakai dalam menentukan waktu apakah itu waktu lokal (WIB, WIT, WITA), GMT dan lain-lainnya.


(55)

Metadata_Time_Convention: Local Time, GMT, atau lainnya

f. Ketentuan legal sehubungan dengan keamanan dalam perolehan/penggunaan Metadata.

Metadata diperlakukan seperti dokumen, dimana adakalanya suatu organisasi menerapkan sistem kerahasiaan dokumen. Keperluan tersebut diakomodasi didalam metadata pada:

Metadata_Access_Constraints:Ketentuan legal Metadata_Use_Constraints:ketentuan legal Metadata_Security_Information:

Metadata_Security_Classification_System: system

kerahasian yang diacu

Metadata_Security_Classification: Klasifikasi

kerahasiaan didalam system yang diacu

Metadata_Security_Handling_Description:Instructions to other spooks

3.6.9. Informasi Kontak

Informasi_Kontak (Contact_Information) berisikan informasi mengenai alamat, nomor telepon, fax dan email dari organisasi atau perseorang yang menjadi sumber yang dapat dihubungi. Informasi_kontak ini muncul pada 4 (empat) bagian yang berbeda pada standar metadata yaitu :

a) Point_of_Contact : berkaitan dengan masalah teknis data.

b) Process_Contact : berkaitan dengan proses yang dilakukan dalam membuat data.


(56)

53

c) Distributor : berkaitan dengan kemana harus menghubungi untuk mendapatkan (copy) data.

d) Metadata_Contact : berkaitan dengan isi/keterangan metadata: Perseorangan atau Organisasi

Perseorangan:

Contact_Person_Primary: Contact_Person: Nama orang

Contact_Organization: Nama organisasi dimana orang bersangkutan berada

Organisasi:

Contact_Organization_Primary:

Contact_Organization: Nama organisasi

Contact_Person: Nama orang di organisasi yang dapat dihubungi

e) Alamat

Kita dapat mencatumkan lebih dari satu alamat dan menjelaskan tipe alamat agar orang tahu alamat mana yang harus dituju untuk mengirim surat atau mendatangi langsung.

Contact_Address:

Address_Type: jenis alamat: "mailing", "physical", or "mailing and physical"

Address: alamat City: Name of city

State_or_Province: Nama propinsi Postal_Code: Kode pos


(57)

Bila memiliki alamat email:

Contact_Electronic_Mail_Address: Email address

Keterangan lainnya mengenai kontak

Contact_Position: Jabatan/posisi ‘kontak' di

organisasi

Hours_of_Service: Waktu yang dapat dihubungi Contact_Instructions: tata cara menghubungi 3.6.10.Informasi Periode Waktu

a. Tanggal

Tanggal dipisahkan di dalam Informasi Periode Waktu (Time_Period_Information) menjadi

A single day

Single_Date/Time:

Calendar_Date: A year or day

A discrete set of days

Multiple_Dates/Times:

Calendar Date: A year or day

Calendar_Date: Another year or day Calendar Date: more if needed... A range of days

Range of Dates/Times:

Beginning_Date: Starting year or day

Ending_Date: Ending year or day

Tanggal harus dituliskan dalam format YYYY (empat digit tahun) bila hanya diinginkan (hanya tahun) tahunnya saja atau


(58)

55

YYYYMMDD (dimana MM adalah bulan 1-12 dan DD adalah tanggal 1-31) bila tanggal diketahui.

b. Waktu

Kita dapat pula mengisikan informasi waktu/jam, tetapi sebaiknya tidak perlu kecuali memang dibutuhkan untuk sedemikian presisi. Dalam menuliskannya dibuat dalam format HHMM atau HHMMSS (HH adalah jam 0-24, MM menit 0-59, SS detik 0-59):

Single_Date/Time:

Calendar Date: A year or day

Time_of_Day: Time as HHMM or HHMMSS Range of Dates/Times:

Beginning_Date: Starting year or day

Beginning_Time: Time as HHMM or HHMMSS

Ending_Date: Ending year or day

Ending_Time: Time as HHMM or HHMMSS

Badan koordinasi survey dan pemetaan nasional 3.6.11.Contoh Metadata

Identification_Information: Citation:

Citation_Information:

Originator: BAKOSURTANAL(comp.) Publication_Date: 19931201 Publication_Time: Unknown Title: P. KAPOPOSANG 2011-1 Edition: 1-1993

Geospatial_Data_Presentation_Form: map Series_Information:


(59)

Series_Name: P. KAPOPOSANG LEMBAR LPI 2011-1 Issue_Identification: BAKOSURTANAL

Publication_Information:

Publication_Place: CIBINONG INDONESIA Publisher: BAKOSURTANAL DAN DISHIDROS Other_Citation_Details:

Selain di Web Bakosurtanal, informasi juga dapat diperoleh langsung pada Pus. Yanjasinfo Bakosurtanal berupa indek peta dan buku cakupan data yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal.

Online_Linkage: http://www.bakosurtanal.go.id Description:

Abstract:

Peta LPI (Lingkungan Pantai Indonesia) dibuat dari peta skala 1:25.000, informasi laut hasil survei batimetri dan survei kelengkapan lapangan.

Purpose:

Dibuatnya peta LPI dimaksudkan sebagai upaya penyajian informasi wilayah darat dan laut (pantai, pesisir) secara bersamaan dalam satu peta, diharapkan pengguna dapat memanfaatkan informasi tersebut secara optimal.

Supplemental_Information:

Peta Rupabumi skala 1:50.000. Peta Laut skala 1:50.000/1:100.000. Survei HIDROGRAFI Thn. 1993 skala 1:50.000.


(60)

57

Time_Period_Information: Range_of_Dates/Times:

Beginning_Date: 19960603 Ending_Date: 19971201

Currentness_Reference: Publication Date Status:

Progress: Complete

Maintenance_and_Update_Frequency: Continually Spatial_Domain:

Bounding_Coordinates:

West_Bounding_Coordinate: +118.916666666667 East_Bounding_Coordinate: +119.25

North_Bounding_Coordinate: -4.66666666666667 South_Bounding_Coordinate: -5

Keywords: Theme:

Theme_Keyword_Thesaurus: Tri - Service Spatial Data Standard

Theme_Keyword: LPI Place:

Place_Keyword_Thesaurus: Geographic Names Information System

Place_Keyword: P. KAPOPOSANG Temporal:

Temporal_Keyword_Thesaurus: Waktu Temporal_Keyword: 1993

Access_Constraints: None Use_Constraints: None


(61)

Point_of_Contact:

Contact_Information:

Contact_Organization_Primary:

Contact_Organization: Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi

Contact_Person: Dra. Diah Kirana Kresnawati, M.Sc. Contact_Position: Kapus Yanjasinfo

Contact_Address:

Address_Type: mailing address

Address: Jl. Raya Jakarta Bogor Km.46 City: Cibinong Bogor

State_or_Province: Jawa Barat Postal_Code: 16911

Country: INDONESIA

Contact_Voice_Telephone: 021-8753155 Contact_Facsimile_Telephone: 021-87916647 Contact_Electronic_Mail_Address:

info@bakosurtanal.go.id Hours_of_Service: 09.00 - 15.00 Contact_Instructions: Senin - Jumat Browse_Graphic:

Browse_Graphic_File_Name: Ada

Browse_Graphic_File_Description: JPEG Browse_Graphic_File_Type: Contoh peta Data_Set_Credit:

Peta dibuat dengan biaya Pemerintah melalui DIP. Bakosurtanal TA.2000 yang dilaksanakan oleh Proyek Pemetaan Digital Sumberdaya Kelautan (Proyek PDSK)


(62)

59

Bakosurtanal. Security_Information:

Security_Classification_System: Tidak ada Security_Classification: Unclassified Security_Handling_Description: Tidak ada Native_Data_Set_Environment:

Peta dibuat dengan software AutoCad dan Freehand ( hardcopy oriented), belum GIS.

Cross_Reference:

Citation_Information:

Originator: BAKOSURTANAL(comp.) Publication_Date: 19931201 Publication_Time: Unknown Title: P. KAPOPOSANG 2011-1 Edition: 1-1993

Geospatial_Data_Presentation_Form: map Series_Information:

Series_Name: P. KAPOPOSANG LEMBAR LPI 2011-1

Issue_Identification: BAKOSURTANAL Publication_Information:

Publication_Place: CIBINONG INDONESIA Publisher: BAKOSURTANAL DAN DISHIDROS Other_Citation_Details:

Selain di Web Bakosurtanal, informasi juga dapat diperoleh langsung pada Pus. Yanjasinfo Bakosurtanal berupa indek peta


(63)

dan buku cakupan data yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal.

Online_Linkage: http://www.bakosurtanal.go.id Data_Quality_Information:

Attribute_Accuracy:

Attribute_Accuracy_Report:

Survei Kelengkapan Lapangan dengan alat GPS handheld untuk chek posisi simpang jalan, teluk dan kenampakan alam pada peta.

Quantitative_Attribute_Accuracy_Assessment: Attribute_Accuracy_Value: -

Attribute_Accuracy_Explanation: Survei ini meliputi penutup lahan, fasilitas umum, toponimi dan pengumpulan informasi sekunder pada instansi Pemerintah terkait.

Logical_Consistency_Report:

Sering juga terjadi koreksi-koreksi yang berkaitan dengan toponimi, penggunaan lahan (terutama daerah perkembangan) ada jalan baru dan lain-lain.

Completeness_Report:

Wilayah darat peta LPI merupakan peta turunan dari peta 25.000 dengan sistem generalisasi, seluruh jenis 50.000 Wilayah laut; didapat dari hasil survei batimetri (data titik-titik kedalaman dasar laut) dengan interval lajur pemeruman 750 meter tegak garis pantai.


(64)

61

Kenampakan akhir pada peta LPI wilayah laut berupa garis kontur kedalaman laut dengan interval 2, 5, 8, 10 meter, selanjutnya. 10 meter sampai dengan 50 meter intervalnya 5 meter; 50 meter sampai dengan 100 meter intervalnya 10 meter; 100 meter sampai dengan 500 meter intervalnya 20 meter; 500 meter sampai dengan 1000 meter intervalnya 50 meter; dan diatas 1000 meter intervalnya 100 meter.

Positional_Accuracy:

Horizontal_Positional_Accuracy:

Horizontal_Positional_Accuracy_Report:

Survei batimetri menggunakan GPS receiver untuk menentukan posisi horisontal pemeruman yang dikoreksi dengan DGPS. Uji ketelitian obyek pada peta (wilayah darat) dilakukan pada saat survei kelengkapan lapangan.

Dengan menggunakan peta kerja, obyek lapangan diukur dengan GPS handheld dan dibandingkan peta kerja untuk koreksi. Quantitative_Horizontal_Positional_Accuracy_Asse smt:

Horizontal_Positional_Accuracy_Value: -

Horizontal_Positional_Accuracy_Explanation: Tidak dicatat tentang besarnya angka ketelitian horisontal hasil survei kelengkapan lapangan.


(65)

Vertical_Positional_Accuracy:

Vertical_Positional_Accuracy_Report:

Data kedalaman dasar laut di survei dengan alat survey echosounder yang dikoreksi dengan data pasang surut laut. Wilayah darat, ketinggian dihitung berdasar tinggi muka laut rata-rata.

Quantitative_Vertical_Positional_Accuracy_Assess men:

Vertical_Positional_Accuracy_Value: - Vertical_Positional_Accuracy_Explanation: Tidak dicatat pada satu formulir khusus.

Lineage:

Source_Information: Source_Citation:

Citation_Information:

Originator: BAKOSURTANAL(comp.) Publication_Date: 19931201 Publication_Time: Unknown Title: P. KAPOPOSANG 2011-1 Edition: 1-1993

Geospatial_Data_Presentation_Form: map Series_Information:

Series_Name: P. KAPOPOSANG LEMBAR LPI 2011-1

Issue_Identification: BAKOSURTANAL Publication_Information:


(66)

63

Publisher: BAKOSURTANAL DAN DISHIDROS Other_Citation_Details:

Selain di Web Bakosurtanal, informasi juga dapat diperoleh langsung pada Pus. Yanjasinfo Bakosurtanal berupa indek peta dan buku cakupan data yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal.

Online_Linkage:http://www.bakosurtanal.go. id

Source_Scale_Denominator: 1:50.000; 1:100.000 Type_of_Source_Media: paper

Source_Time_Period_of_Content: Time_Period_Information:

Single_Date/Time:

Calendar_Date: 19931201

Source_Currentness_Reference: Publication Date

Source_Citation_Abbreviation: - Source_Contribution: -

Process_Step:

Process_Description: -

Source_Used_Citation_Abbreviation: - Process_Date: Not complete

Source_Produced_Citation_Abbreviation: - Process_Contact:

Contact_Information:


(67)

Contact_Organization: Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi

Contact_Person: Dra. Diah Kirana Kresnawati, M.Sc.

Contact_Position: Ka. Pus. Yanjasinfo Contact_Address:

Address_Type: mailing address

Address: Jl. Raya Jakarta - Bogor Km. 46 City: Cibinong, Bogor

State_or_Province: Jawa Barat Postal_Code: 16911

Country: INDONESIA

Contact_Voice_Telephone: 021-8753155 Contact_TDD/TTY_Telephone: -

Contact_Facsimile_Telephone: 021-87916647 Contact_Electronic_Mail_Address:

info@bakosurtanal.go.id

Hours_of_Service: 09.00-15.00

Contact_Instructions: Senin s/d Jum'at Cloud_Cover: -

Spatial_Data_Organization_Information: Indirect_Spatial_Reference: -

Spatial_Reference_Information:

Horizontal_Coordinate_System_Definition: Geographic:

Latitude_Resolution: - Longitude_Resolution: -


(68)

65

Geographic_Coordinate_Units: Degrees, minutes, and decimal seconds

Geodetic_Model:

Horizontal_Datum_Name: DATUM INDONESIA 1974 (ID-1974)

Ellipsoid_Name: Geodetic Reference System 67 Semi-major_Axis: 6378137

Denominator_of_Flattening_Ratio: 293 Vertical_Coordinate_System_Definition:

Altitude_System_Definition:

Altitude_Datum_Name: Muka Laut di Takisung, Kalimantan Selatan

Altitude_Resolution: 0

Altitude_Distance_Units: Meters

Altitude_Encoding_Method: Attribute values Depth_System_Definition:

Depth_Datum_Name: Mean sea level Depth_Resolution: 0

Depth_Distance_Units: Meters

Depth_Encoding_Method: Attribute values Entity_and_Attribute_Information:

Detailed_Description: Entity_Type:

Entity_Type_Label: - Entity_Type_Definition: -

Entity_Type_Definition_Source: - Attribute:


(69)

Attribute_Definition: -

Attribute_Definition_Source: - Attribute_Domain_Values:

Unrepresentable_Domain: - Attribute_Domain_Values:

Range_Domain:

Attribute_Units_of_Measure: -

Attribute_Measurement_Resolution: - Beginning_Date_of_Attribute_Values: 19931201

Attribute_Value_Accuracy_Information: Attribute_Value_Accuracy: -

Attribute_Value_Accuracy_Explanation: - Attribute_Measurement_Frequency:

Unknown Overview_Description:

Entity_and_Attribute_Overview: -

Entity_and_Attribute_Detail_Citation: - Distribution_Information:

Distributor:

Contact_Information:

Contact_Organization_Primary:

Contact_Organization: Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi

Contact_Person: Dra. Diah Kirana Kresnawati, M.Sc.

Contact_Position: Kapus Yanjasinfo Contact_Address:


(70)

67

Address_Type: mailing address

Address: Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46 City: Cibinong, Bogor

State_or_Province: Jawa Barat Postal_Code: 16911

Country: INDONESIA

Contact_Voice_Telephone: 021-8752062, 8753155, 87908988

Contact_Facsimile_Telephone: 021-87908988 Contact_Electronic_Mail_Address:

info@bakosurtanal.go.id

Hours_of_Service: 08.30 - 15.00 Contact_Instructions: Senin - Jumat Resource_Description: -

Distribution_Liability: - Standard_Order_Process: Non-digital_Form: -

Fees: Rp. 10.000; 20.000; 25.000,- Ordering_Instructions:

PRODUK SURTA CETAKAN 1. Secara langsung

-Pengguna langsung datang ke BAKOSURTANAL. -Mengisi lembar kunjungan (Form-LK) dan menyampaikan

kebutuhan data di Unit Pelayanan Informasi. -Mengidentifikasi dan melihat contoh produk yang diperlukan.


(71)

-Mengisi formulir pesanan yang telah disediakan (Form-LP) dengan mencantumkan nama jelas dan alamat (bila pesanan atas nama perusahaan maka harus disebutkan nama dan alamat perusahaan yang lengkap), jenis produk, nomor lembar/nama tema, skala dan jumlah masing-masing produk yang dipesan.

-Menyerahkan formulir yang telah diisi dan ditandatangani kepada petugas Unit Pelayanan Informasi.

-Membayar biaya produk sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku kepada kasir di Unit Pelayanan Data.

-Menerima produk yang dipesan dan menandatangani tanda terima.

2. Secara tertulis

-Mengirim permohonan pelayanan produk melalui surat, faximile atau e-mail dengan mencantumkan jenis produk, nomor lembar/nama tema, skala dan jumlah masing-masing produk yang dipesan. -Surat/faximile/e-mail ditujukan kepada Kepala BAKOSURTANAL cq. Kepala Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi.

-Membayar biaya produk sesuai tarif yang berlaku di Unit Pelayanan Data atau melalui transfer ke rekening PNBP-BAKOSURTANAL No. 061.000.228145.001 di BNI Kantor Capem Cibinong, atau melalui wesel pos yang ditujukan kepada Bendaharawan Penerima


(1)

71

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari rangkaian persiapan

dan penyusunan metadata ini adalah:

1. Operasionalisasi standarisasi data spasial nasional sudah sangat

diperlukan dan ditunggu semua pihak dengan mengacu pada

dokumen-dokumen standar internasional yang telah tersedia.

2. Metode kodifikasi merupakan panduan yang sangat penting dan harus

dapat diterima oleh segenap lintas pelaku data spasial, karena

bersama-sama dengan dokumen klasifikasi dan kodifikasi data set merupakan

modal awal dalam mewujudkan ketersediaan data set fundamental

yang terintegrasi secara nasional seperti yang tercantum di dalam visi

IDSN.

3. Operasionalisasi pembangunan sistem clearinghouse data spasial

nasional sudah dapat dilakukan dengan mengacu pada


(2)

72

4.2. Saran

Dari hasil penelitian ini tentu sangat banyak

kekurangan-kekurangan baik dari penulisan maupun kedalaman materi, oleh karena itu

kami menyarankan:

1. Apabila nantinya ada yang ingin melakukan pembuatan program

metadata, alangkah lebih baiknya data yang digunakan dalam tahap

analisis harus lebih detail mengingat banyaknya data yang harus diisi

sesuai standar internasional.

2. Aplikasi yang dibuat dapat menyimpan data dalam bentuk XML

(eXtensible Markup Language) sehingga memudahkan dalam


(3)

73

DAFTAR PUSTAKA

GSDI ,”The SDI Cookbook Version 1.1”, GSDI, 2001.

FGDC ,”Content Standard for Digital Geospasial Metadata”, FGDC,

2001.

Mike Comeau, “Interim Report”, MCMRP, 2004.

Bakosurtanal, “Panduan Pembangunan Metadata”, Bakosurtanal / MCMRP, 2004.

Bakosurtanal, “Rancang Bangun Clearinghouse Data Spasial”,


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi

Nama : Helmy Yoga Pranata

Alamat : Tubagus Ismail dalam no 21D

Kode Post : 40134

Nomor Telepon : 085223120100

Email : helmyyoga@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Kelahiran : 9 Februari 1989 Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan

Periode Sekolah / Institusi / Universitas

1995 - 2001 SD N 1 Citeras 2001 - 2004 SMP N 1 Malangbong 2004 - 2007 SMA N 1 Malangbong

2007 - - UNIKOM

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi

Nama : Rian Satria Putra

Alamat : Jl.Melati 1 No. 28 E.23 Bandung

Kode Post : 40612

Nomor Telepon : 085659109575

Email : dtararyan@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Kelahiran : 02 Desember 1988 Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan

Periode Sekolah / Institusi / Universitas

1994 - 2000 SD N 3 Pagaralam 2000 - 2003 SMP N 2 Pagaralam 2003 - 2006 SMA N 1 Pagaralam

2007 - - UNIKOM

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi

Nama : Irvan Purliansyah

Alamat : Jl. Cipedes Tengah No 5A Bandung

Kode Post : 40163

Nomor Telepon : 085659620306

Email : van_turpez@yahoo.com

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Kelahiran : 23 Agustus 1987 Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan

Periode Sekolah / Institusi / Universitas

1993 - 1999 SD Citra Winaya Bandung 1999 - 2002 SMP N 12 Bandung 2002 - 2005 SMK N 12 Bandung

2007 - - UNIKOM

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.