Pendekatan dan Metode METODE PENELITIAN

22 Safitri Kurniasari, 2013 Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode

Dari segi pendekatan analisis dan pengumpulan data digunakan pendekatan gabungan mix method antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif Sugiyono, 2012: 26. Penggunaan pendekatan kuantitatif dikarenakan data-data serta sumber data dijaring melalui tes mengenai kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas III SD, khususnya yang dikembangkan secara standar memenuhi validitas dan reliabilitasnya. Selain itu juga karena perhitungan analisis data yang menggunakan teknik-teknik statistik. Pendekatan kualitatif digunakan karena pada proses pengumpulan data menggunakan teknik wawancaran dan studi dokumentasi yang analisis datanya juga menggunakan teknik cross-cheque triangulasi data. Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas IIIB SD Negeri Buahbatu. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tidakan kelas Classroom Action Research yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart 1988. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh guru atau peneliti di dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang bersifat “praktis”, Kasbolah, 1997:16. Dikatakan praktis karena penelitian ini menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipraktikkan oleh guru sehari-hari dalam mengelola program pembelajaran di dalam kelas. Sedangkan menurut Arikunto 2006: 96, penelitian tindakan kelas yaitu “penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.” Safitri Kurniasari, 2013 Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Alasan penggunaan metode Penelitian Tindakan Kelas, karena Penelitian Tindakan Kelas memiliki ciri-ciri yang cocok dengan permasalahan yang dihadapi oleh peneliti. Adapun ciri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan atas dasar masalah yang benar-benar dihadapi guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. 2. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui suatu rangkaian langkah yang bersifat spiral, yaitu suatu daur kegiatan yang dimulai dari perencanaan, diteruskan dengan pelaksanaan tindakan PPPG, 2002:7 dalam Kusmiati, 2004:33. Metode penelitian yang digunakan sifatnya deskriptif kuantitatif dengan teknik penelitian tindakan kelas classroom action research. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh guru sebagai pengelola program pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Kasbolah dalam Resmini, 1998: 13 bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dalam berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas”. Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas berarti guru akan dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan di kelasnya selama ini. Penelitian Tindakan Kelas juga memberikan keterampilan kepada guru untuk segera dapat menanggulangi masalah – masalah di kelas yang dihadapinya guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas kerjanya. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki mutu program pembelajaran di semua jenjang pendidikan termasuk Sekolah Dasar SD. Guru sebagai praktisi menghadapi berbagai macam permasalahannya, guru sendirilah yang paling tahu dan harus melakukan tindakan apa untuk melakukan perubahan menuju perbaikan. Masalah penelitian yang tepat dikaji melalui metode deskriptif biasanya berkenaan dengan bagaimana kondisi, proses, karakteristik, dan hasil dari suatu variabel. Hasil dan kesimpulan dari penelitian deskriptif pada umumnya hanya mendeskripsikan konsep dan variabel yang diteliti, mendeskripsikan perbedaan Safitri Kurniasari, 2013 Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu konsep dan variabel, atau menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini variabel yang dideskripsikan adalah media gambar tunggal. Berdasarkan pendekatan, metode, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka desain penelitian yang akan dijalankan akan tampak seperti bagan 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK Bagan 3.1 Desain penelitian adaptasi dari Trianto 2011: 31 Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart 1988. Model Kemmis dan Safitri Kurniasari, 2013 Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt Lewin, hanya saja komponen acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama. Penelitian tindakan model Kemmis dan Mc. Taggart ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan perencanaan planing, tindakan acting, pengamatan observing, reflektif reflecting dan perencanaan kembali. Secara rinci, tahapan Penelitian model Kemmis MC Taggart sebagai berikut: 1. Refleksi awal Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. 2. Penyusunan perencanaan Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada. 3. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal. 4. Observasi pengamatan Safitri Kurniasari, 2013 Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi. 5. Refleksi Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. Model Kemmis MC. Taggart ini digunakan karena tidak banyak tahapan yang digunakan sehingga dalam pelaksanaannya tidak terlalu menyulitkan peneliti dalam melakukan penelitian dan diharapakan dapat diselesaikan dengan waktu yang relatif singkat

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA VIDEO Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Media Video Compact Disk (VCD) Pada Siswa Kelas V Semester II Sdn 03 Karanglo

0 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BEBAS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Bebas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Karya Wisata Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kayumas, Jatinom, Klat

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BEBAS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Bebas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Karya Wisata Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kayumas, Jatinom, Klat

0 0 16

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Ketrampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SDN I Granting Jogonalan Klaten

0 0 14

PENDAHULUAN Peningkatan Ketrampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SDN I Granting Jogonalan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 7

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI Peningkatan Ketrampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SDN I Granting Jogonalan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 23

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonesia dengan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SDN Tayuwetan 03 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 15

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonesia dengan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SDN Tayuwetan 03 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN 2 GADEN KLATEN.

0 0 117