Koefisien Determinasi R2 Uji t Uji Hipotesis Parsial

mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apakah nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 for Windows. Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara digunakan model persamaan regresi linier sederhana, sebagai berikut: Dimana : Y = Pendapatan pengusaha rajut Binong Jati a = Konstanta nilai Y apabila X=0 b = Koefisien regresi X = Perilaku kewirausahaan

3.9.2 Pengujian Hipotesis

3.9.2.1 Koefisien Determinasi R2

Menurut Gujarati 2001: 98 dijelaskan bahwa koefisien determinasi R 2 adalah angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variabel total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Untuk menguji hal ini digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut : R 2 = ESS Y = a+bX TSS = ∑ �̂�– �̅ 2 ∑ ��−�̅ 2 Agus Widarjono, 2005: 39 Nilai R 2 berkisar antara 0 dan 1 0 R 2 1, dengan ketentuan sebagai berikut :  Jika R 2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat dekat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik  Jika R 2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.

3.9.2.2 Uji t Uji Hipotesis Parsial

Uji t dilakukan guna mengetahui tingkat signifikasi secara statistik dari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kriteria pengujian hipotesis yang digunakan adalah dengan menggunakan α = 0,05 dan derajat bebas df= n-k-1. 1 Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis: Ho : β i ≤ 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh X terhadap Y. Hi : β i 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh X terhadap Y. 2 Menghitung nilai statistik t t hitung dan mencari nilai-nilai t kritis dari tabel distribusi t pada α dan degree of fredom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut : = � � � − � ∗ � � � � Yana Rohmana, 2010:74 Dimana � ∗ merupakan nilai dari hipotesis nul. Atau, secara sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: = � � �� � Yana Rohmana, 2010:74 3 Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya t tabel dengan α = 0,05. Keputusannya menerima atau menolak H , sebagai berikut :  Jika t hitung nilai t kritis maka H ditolak atau menerima H 1 , artinya variabel itu signifikan.  Jika t hitung nilai t kritisnya maka H diterima atau menolak H 1 , artinya variabel itu tidak signifikan. Kaidah keputusan: Tolak Ho jika t hit t tabel , dan terima Ho jika t hit t tabel. Komang Elfa Pamella, 2014 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha rajut Binong Jati, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Gambaran mengenai pendapatan pengusaha rajut Binong Jati di Kota Bandung sebagian besar berada dalam kategori rendah. Pendapatan yang diperoleh oleh pengusaha akan digunakan untuk mengembangkan usaha yaitu dengan menginvestasikannya dalam bentuk peralatan baru, digunakan untuk modal kembali perusahaan dan membuka perusahaan baru. Namun, karena pendapatan pengusaha sentra industri rajut Binong Jati masih tergolong rendah sehingga sulit bagi pengusaha untuk dapat mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Sedangkan, perilaku kewirausahaan yang dimiliki pengusaha rajut Binong Jati berada dalam kategori tinggi atau sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator-indikator dari perilaku kewirausahaan berupa inovasi, keberanian menghadapi risiko, kemampuan manajerial, serta kepemimpinan yang tergolong cukup tinggi. 2. Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha rajut Binong Jati. Artinya semakin tinggi atau semakin baik perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha rajut Binong Jati maka akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengusaha rajut Binong Jati. Ketika seorang pengusaha memiliki perilaku kewirausahaan yang positif, maka dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh akan meningkat dan akan meningkatkan pula keuntungan yang akan diperoleh, usaha yang dijalankan pun akan meningkat pula.