Prosedur Penelitian Simpulan DESAIN DIDAKTIS UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLES MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD.

Muhammad Rifqi Mahmud, 2015 DESAIN DIDAKTIS UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLES MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu pelaksanaan penelitian akanmembantu peneliti membuktikan bahwa data yang telah ditemukan oleh peneliti benar adanya. 2. Keteralihan Transferability Uji transferability pada penelitian ini dilakukan dengan cara menuliskan hasil penelitian dan pembahasan secara jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Sehingga orang lain yang membacanya dapat memahami hasil penelitian kualitatif dan hasil penelitian tersebut dapat diterapkan atau dikembangkan. Menurut Sanafiah Faisal Sugiyono, 2013, hlm 377, apabila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya tentang “semacam apa”suatu hasil penelitian dapat diberlakukan, maka laporan tersebut memenuhi standar keteralihan. 3. Kebergantungan Dependability Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian Sugiyono, 2013, hlm 377. Pemeriksaan dilakukan oleh pembimbing dalam segala aktivitas yang telah dilakukan oleh peneliti.Sedangkan derajat kepastian denga menguji hasil penelitian dengan proses yang sudah dilakukan.Menurut Sanafiah Faisal Sugiyono, 2013, hlm 377, jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka depenabilitas penelitiannya patut diragukan. 4. Kepastian Confirmability Uji confirmability dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan secara bersamaan dengan uji dependability. Menguji comfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut sudah memenuhi standar comfirmability.

H. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini sebagai berikut: Muhammad Rifqi Mahmud, 2015 DESAIN DIDAKTIS UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLES MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Studi Literatur Analisis Data Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data Pelaksanaan: TKR Wawancara Berupa: TKR awal Panduan Wawancara Langkah-langkah: Reduksi Data Penyajian Data Verifikasi Data Desain Didaktis Hipotesis Implementasi Desain Didaktis Hipotesis Responden: Kelas V-B Kelas VI-B Desain Didaktis Empirik Berupa: Lesson Design LKS Analisis Data Pengumpulan Data Responden: Kelas IV-B Langkah-langkah: Reduksi Data Penyajian Data Verifikasi Data Siswa Kelas IV-B Muhammad Rifqi Mahmud, 2015 DESAIN DIDAKTIS UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLES MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasanmakasecarakeseluruhandapat di simpulkansebagaiberikut: 1. Hasilteskemampuanresponden TKR awalditemukankarakteristiklearning obstacle padamaterioperasipenjumlahandanpenguranganpecahanadatigajenisyaituo ntogenic obstacle, didactical obstacle, danepistimological obstacle.Ontogenic obstacle yang ditemukankarenaterjadilompatanberpikirdariberpikir semi konkritke semi abstrakdansiswa yang salahdalammenunjukkanpecahandarirepresentasisimbolikkebentukreprese ntasigeometri visual.Didactical obstacle yang ditemukankarenapenjelasandanpenguatankonsep yang diberikan guru mengenaikonsepdasarpecahandankonsepoperasipenjumlahandanpenguran ganpecahankurangbaik. Hal tersebutdikarenakan guru tidakselalumemberikancontohkonkritdanmemberikancaracepatdalamsuatu penyelesaianmasalah. Epistimological obstacle yang ditemukankarenaketerbatasankontes yang dimilikisiswa. Hal tersebutterjadiketikasoal yang diberikanadalahsoal yang berbedadenganbiasanya soalberfikirtingkattinggi makaadasiswa yang tidakpahamdenganpertanyaan yang diberikandanjugaadasiswakesulitandalammengubahsoalceritakedalambent ukmatematika. 2. Desaindidaktisdirancanguntukmengatasilearning obstacle yang ditemukanpada TKR awaldenganmempertimbangkanlearning trajectorydanteorisituasididaktis. Learning trajectory didasarkanpadaurutanmateridantujuanpembelajaran yang disesuaikandenganalurberpikirsiswa. Sedangkanteorisituasididaktisterdiridarikomponensituasiaksi, formulasi, validasi, daninstitusionalisasi yang menjadidasarprospective analysispadalesson design yang dibuat. Sehingga, desaindidaktispenelitianinidirancanguntukempat kali pertemuandenganmateriperpertemuanyaitukonsepdasarpecahan, pecahanpadagarisbilangandanmembandingkanpecahan, operasipenjumlahandanpenguranganpecahanberpenyebutsama, danoperasipenjumlahandanpenguranganpecahanberpenyebuttidaksama. 3. Responsiswaterhadapimplementasidesandidaktismateripenjumlahandanpe guranganpecahansebagianbesarsesuaidenganprediksi yang telahdibuat. Tetapi, ada pula yang tidaksesuaidenganprediksiyaituketikasiswadimintamembuatkesimpulan. Hal tersebutdisebabkansiswakesulitandalammelakukanformulasipadasituasiseb elumnya. Sehinggabeberapasiswamasihada yang kebingunganketikasituasimembuatkesimpulan. Untukmengatasinya, guru melakukanvalidasidenganmengajaksiswamengingatkembaliaktivitas yang telahdilakukansebelumnyaataumemberikanpertanyaantambahan. 4. Gambaranlearning obstacle padamateripenjumlahandanpenguranganpecahan di kelas IV SD setelahdesaindidaktisdiimplemantasikanberdasarkanhasil TKRakhirhasilnyayaitulearning obstacle yang bersifatontogenic obstaclesudahtidakditemukanlagi. Sedangkanlearning obstacle yang bersifatdidactical obstacle danepistemological obstaclemasihditemukanhanyakuantitasnyaberkurang.Didactical obstacle yang masihadaberupakesulitansiswadalammemahamikonseppecahanpadagarisbi langandankesulitansiswadalammenyelesaikanpermasalahanmenganaiopera sipenjumlahandanpengurangan yang salahsatupenyebutnyaadalah KPK daripenyebut yang lainnya. Sedangkan epistemological obstacle yang masihditemukanberupaketidakpahamansiswadenganpertanyaan yang diberikandankesulitansiswadalammengubahsoalceritakedalambentukmate matikadenganbenar. 5. Desaindidaktisempirik yang dibuatberdasarkanhasilanalisisretrosfektif. Padadesaindidaktisempirikiniterjadisedikitrevisiyaituadabeberaparedaksik alimat yang harusdirubah agar intervensi guru dapatdikurangidanperubahanbeberapasituasidarilesson designdiubahsesuaidenganresponsiswapadasaatimplementasi.

B. Implikasi