2
Universitas Kristen Maranatha
harga kebutuhan dasar kendaraan dan suku cadang yang semakin meningkat dan kondisi bus yang sudah tidak optimal, menyebabkan menurunnya kinerja operasi
bus, sehingga armada yang beroperasi tersisa sebanyak 5 buah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan guna mengevaluasi Kinerja Operasional dari Bus KPAD-
Antapani dan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan operasional bus dengan keterbatasan yang ada agar bus memiliki jam operasi tertentu untuk
beroperasi dengan penumpang yang maksimal.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengevaluasi kinerja operasi Mikro bus trayek Antapani-KPAD.
2. Untuk menemukan upaya-upaya meningkatkan kinerja operasi Mikro bus trayek Antapani-KPAD.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan dengan cara survei pada Mikro bus rute Antapani-
KPAD pada periode sibuk pagi yaitu pada pukul 06.00-09.00 dan pada periode sibuk sore 15.00-18.00.
2. Usaha yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menentukan kinerja bus pada Mikro bus Antapani-KPAD terhadap standar operasional bus.
3. Menentukan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan operasional bus.
1.4 Sistematika Pembahasan
Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab, yaitu BAB 1 Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian,
sistematika pembahasan. BAB 2 Tinjauan Pustaka, pada bab ini akan dibahas teori dasar mengenai Bus Kobutri Antapani-KPAD, serta penentuan parameter kinerja
operasi angkutan umum yang mendukung penelitian ini. BAB 3 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data, berisikan bagan alir penelitian, metode
pengumpulan data serta metode pengolahan data yang digunakan dalam
3
Universitas Kristen Maranatha
penelitian. BAB 4 Analisis Data, memuat analisis hasil pengukuran dilapangan berdasarkan rumus yang ada. BAB 5 Simpulan dan Saran, memuat simpulan dan
saran dari hasil analisis.
49
Universitas Kristen Maranatha
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ditinjau dari headway dan waktu tunggu, bus rute KPAD-Antapani memiliki headway pada periode pagi sebesar 26,33 menit dengan waktu tunggu sebesar
13,17 menit dan untuk periode sibuk sore memiliki headway sebesar 56,83 menit dengan waktu tunggu 28,42 menit. Ditinjau dari standar pelayananan
bus, diketahui standar headway yaitu sebesar 1-12 menit dan waktu tunggu yaitu sebesar 5-10 menit, maka dapat disimpulkan bahwa Kinerja Operasional
Bus KPAD-Antapani kurang baik bila di tinjau dari sisi penumpang, dikarenakan besarnya waktu tunggu passanger waiting time. Bila dilihat dari
sisi operator, besarnya nilai headway akan mempengaruhi atau mengurangi penghasilan.
2. Ditinjau terhadap faktor muat, didapat faktor muat tertinggi yaitu pada jam 16.00-17.00 sebesar 0,69 untuk rute KPAD menuju antapani dan untuk dari
Antapani menuju KPAD nilai faktor muat tertinggi terdapat pada jam 17.00- 18.00 yaitu sebesar 0,69. Menurut world bank, standar faktor muat ideal yaitu
sebesar 0,7. Dari sisi penumpang, faktor muat Bus Rute KPAD-Antapani sudah mencukupi bila ditinjau dari segi kenyamanan dan cukup menyenangkan.
Namun dari sisi operator, faktor muat belum memuaskan dikarenakan kurangnya jumlah penumpang yang berarti berkurangnya penghasilan.
3. Ditinjau terhadap waktu tempuh, maka didapat waktu tempuh rata-rata yaitu sebesar 50,813 menit pada rute KPAD menuju Antapani dan 55,933 menit
pada rute Antapani menuju KPAD. Dengan standar ideal sebesar 60-90 menit,
50
Universitas Kristen Maranatha
dari sisi penumpang waktu tempuh sudah dalam keadaan yang nyaman dan sampai di tujuan dengan kondisi yang baik.
4. Ditinjau dari kecepatan perjalanan, maka didapat kecepatan perjalanan rata- rata untuk periode sibuk pagi dan sore pada rute bus KPAD-Antapani. Untuk
periode sibuk pagi, dari data didapat kecepatan perjalanan maksimum yaitu sebesar 23,53 kmjam pada hari selasa dan kecepatan minimum yaitu sebesar
19,21 kmjam pada hari kamis. Untuk periode sibuk sore, didapat kecepatan perjalanan maksimum yaitu pada hari rabu sebesar 22,92 kmjam dan
kecepatan minimum yaitu pada hari kamis sebesar 14,24 kmjam. Diketahui dari standar Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pelayanan pada daerah
padat yaitu sebesar 10-12 Kmjam. Daerah padat digunakan, dikarenakan pada periode sibuk, lalulintas Kota Bandung menjadi sangat padat. Dapat
disimpulkan bahwa penumpang sudah merasa nyaman dengan kecepatan yang ada dikarenakan kecepatan sudah melebihi 12 kmJam. Sedangkan dari segi
Operator, kecepatan yang tinggi dan kurangnya waktu untuk menunggu penumpang akan mengurangi jumlah penumpang dan akan mengakibatkan
berkurangnya penghasilan
5. Untuk usaha peningkatan operasional, diketahui bahwa frekuensi harian yang rendah akan menyebabkan pelayanan yang kurang kontinu. Untuk
mendapatkan pelayanan yang kontinu dipilih frekuensi harian terbanyak. Maka pilihan jumlah frekuensi hasil penyiapan kendaraan yang dipakai yaitu sebesar
5 kendaraan 6. Dapat disimpulkan bahwa kinerja operasional bus bila dilihat dari sisi
penumpang secara keseluruhan, sudah cukup memadai walaupun masih banyak kekurangan terutama dari besarnya waktu tunggu dan armada yang kurang
memadai. Bila dilihat dari sisi operator, kinerja operasional sangat banyak kekurangan, terutama dari faktor muat yang rendah. Hal tersebut berdampak
cukup besar terhadap operator. Sehingga dilakukan sebuah metode untuk mengoptimumkan nilai faktor muat yang ada agar memperoleh jumlah
penumpang yang mencukupi.
51
Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran