Studi Kinerja Operasional Mikro Bus Rute KPAD - Antapani.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

Studi Kinerja Operasional Mikro Bus Rute

KPAD-Antapani

ANGGRA PRANA LISTIANTO NRP: 0721045

Pembimbing:

SANTOSO URIP GUNAWAN.,IR., M.SC.

ABSTRAK

Mikro bus KPAD-Antapani merupakan salah satu bus yang masih beroperasi di Kota Bandung. Bus Rute KPAD-Antapani telah beroperasi semenjak tahun 1984 dan telah beberapa kali melakukan peremajaan. Awalnya bus memiliki armada sebesar 12 bus dan sekarang hanya memiliki armada sebesar 5 bus.

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi Kinerja Operasional Bus Rute KPAD-Antapani dan melakukan upaya-upaya yang dapat digunakan pada bus untuk meningkatkan Kinerja Operasional Bus. Salah satunya adalah meninjau dari hubungan faktor muat terhadap frekuensi dan waktu headway.

Berdasarkan hasil analisis, untuk meningkatkan Kinerja Operasional Bus KPAD-Antapani Bus KPAD-KPAD-Antapani yaitu dengan mengurangi frekuensi pada periode pagi dan meningkatkan waktu headway pada bus agar dapat memperoleh faktor muat yang lebih besar.


(2)

x Universitas Kristen Maranatha

Study of Operational Performance Micro Bus Routes

KPAD-Antapani

ANGGRA PRANA LISTIANTO NRP: 0721045

Supervisor:

SANTOSO URIP GUNAWAN.,IR., M.SC.

ABSTRACT

Micro-Antapani KPAD bus is one bus that is still operating in the city of Bandung. Bus Routes KPAD-Antapani been operating since 1984 and has made several rejuvenation. Originally bus has a fleet of 12 buses and now only has a fleet of five buses.

The purpose of this study is to evaluate the operational performance Bus Routes KPAD-Antapani and take measures that can be used on buses to improve the performance of Bus Operations. One is a review of the correlation between the frequency of load factor and time headway.

Based on the analysis, to improve operational performance Bus KPAD-Antapani Bus KPAD-Antapani is to reduce the frequency and increase the period of time headway morning on the bus in order to obtain a greater load factor.


(3)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Lembar Pengesahan ii

Surat Keterangan Tugas Akhir iii

Surat Keterangan Selesai Tugas Akhir iv

Pernyataan Orisinalitas Laporan Tugas Akhir v

Abstrak vi

Prakata vii

Daftar Isi x

Daftar Gambar xii

Daftar Tabel xiii

Daftar Notasi Dan Singkatan xiv

Daftar Lampiran xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Penelitian 2

1.3 Ruang Lingkup Penelitian 2

1.4 Sistematika Pembahasan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angkutan umum 4

2.1.1 Klasifikasi Angkutan Umum 4

2.1.2 Elemen Dasar Pengoperasian Angkutan 6

2.1.3 Indikator dan Parameter Kinerja Angkutan Umum 8

2.1.4 Komponen Sistem Angkutan 13

2.2 Standar Pelayanan Angkutan Umum 13

2.3 Demand dan Supply 14

2.4 Karakteristik Sistem Pelayanan Bus 17


(4)

xii Universitas Kristen Maranatha

2.6 Mikro Bus Rute KPAD-Antapani 22

2.6.1 Definisi Mikro Bus, Kinerja Operasional dan Rute 22

2.6.2 Pengoperasian Mikro Bus Rute Antapani-KPAD 23

2.7 Halte 24

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Obyek Penelitian 26

3.2 Tahapan Kegiatan 27

3.3 Metode Pengumpulan Data Primer dan Sekunder 27

3.4 Karakteristik Bus 29

BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Interpretasi Data 31

4.2 Analisis Jam Sibuk Dan Tingkat Pelayanan Bus KPAD-Antapani 31

4.3 Headway Dan Waktu Tunggu Penumpang 32

4.4 Data Faktor Muat Bus Rute Terminal KPAD menuju Antapani 33

4.5 Waktu Tempuh 39

4.6 Data Kecepatan Perjalanan Bus Trayek KPAD-Antapani 40

4.7 Usaha Peningkatan Kinerja Operasional Berdasarkan Model Optimasi Faktor Muat dari sisi Operator 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 49

5.2 Saran 51

Daftar Pustaka 53


(5)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Fungsi Permintaan 15

Gambar 2.2 Kurva Fungsi Penawaran 16

Gambar 2.3 Keseimbangan Antara Permintaan dan Penawaran 16

Gambar 2.4 Peta Trayek Mikro Bus KPAD-Antapani 24

Gambar 2.5 Gambaran Mikro Bus KPAD-Antapani 24

Gambar 2.6 Halte di Kota Bandung 25

Gambar 3.1 Bus Kobutri KPAD-Antapani 26

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian 30

Gambar 4.1 Total Penumpang Periode Sibuk Pagi Terminal KPAD-Antapani 36 Gambar 4.2 Total Penumpang Periode Sibuk Sore Terminal KPAD-Antapani 37 Gambar 4.3 Total Penumpang Periode Sibuk Pagi Terminal Antapani-KPAD 37 Gambar 4.4 Total Penumpang Periode Sibuk Sore Terminal Antapani-KPAD 37 Gambar 4.5 Faktor Muat Periode Sibuk Terminal KPAD-Antapani 38 Gambar 4.6 Faktor Muat Periode Sibuk Terminal Antapani-KPAD 38 Gambar 4.7 Kecepatan Rata-rata periode pagi Perjalanan Rute Terminal KPAD- Antapani maupun Antapani-KPAD 42 Gambar 4.8 Kecepatan Rata-rata periode sore Perjalanan Rute Terminal KPAD-


(6)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Moda Transportasi Umum Perkotaan 6

Tabel 2.2 Kapasitas Kendaraan Umum 11

Tabel 2.3 Standar Pelayanan Angkutan Umum 14

Tabel 4.1 Headway dan Waktu Tunggu Penumpang pada Periode Sibuk

Pagi dan Sore 32

Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Frekuensi pada Jam Sibuk Pagi dan Sore 34

Tabel 4.3 Jumlah Penumpang Per Jam 36

Tabel 4.4 Waktu tempuh Bus Rute KPAD-Antapani Pada Jam Sibuk Pagi dan

Sore 39

Tabel 4.5 Waktu Tempuh Bus Rute Antapani-KPAD Pada Jam Sibuk Pagi dan

Sore 40

Tabel 4.6 Kecepatan Perjalanan Bus KPAD-Antapani 41

Tabel 4.7 Skenario Pertama pada Faktor Muat 0,7 pada Bus KPAD-Antapani 47 Tabel 4.8 Skenario Kedua pada Faktor Muat 0,8 pada Bus KPAD-Antapani 47 Tabel 4.9 Skenario Ketiga pada Faktor Muat 0,9 pada Bus KPAD-Antapani 47


(7)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

α

Faktor Muat Per Jam

Work Utilization

αe

Faktor Muat eksisting

αd

Faktor Muat Desain

C Kapasitas Penumpang/Jam Cv Kapasitas Kendaraan

f Frekuensi

fe Frekuensi Eksisting fd Frekuensi Desain H Headway

J Panjang Ruas LF Faktor Muat L Panjang Rute

LLAJ Lalu Lintas dan Angkutan Jalan N Jumlah Armada yang dibutuhkan n Satuan Kendaraan

Nd Jumlah Armada Desain Nf Jumlah Armada

Nm Armada yang Sedang Diperbaiki Nr Armada Rusak

P Jumlah Penumpang

Pmax Jumlah Penumpang Maksimum Pi Jumlah Penumpang Pada Segmen –i

(p,q) Titik Keseimbangan Permintaan dan Penawaran S Panjang Segmen

Si Panjang Segmen -i


(8)

xvi Universitas Kristen Maranatha UU Undang-undang

v Kecepatan Bus w Waktu Tempuh wp Utilized Work wo Offered Work


(9)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Headway KPAD-Antapani dan Antapani-KPAD 54 Lampiran 2 Data Jumlah Penumpang Per Jam Arah Terminal KPAD-Antapani 55 Lampiran 3 Data Jumlah Penumpang Per Jam Arah Terminal Antapani-KPAD 58


(10)

54

LAMPIRAN I

DATA HEADWAY KPAD-ANTAPANI DAN

ANTAPANI-KPAD

L1.1 Data Headway dari Arah maranatha maupun Musium Geologi


(11)

55

LAMPIRAN II

DATA JUMLAH PENUMPANG PER JAM ARAH

TERMINAL KPAD-Antapani

L2.1 Data Hari Selasa

Tabel L2.1 Data Hari Selasa Jam Sibuk Pagi


(12)

56

L2.2 Data Hari Rabu

Tabel L2.3 Data Hari Rabu Jam Sibuk Pagi


(13)

57

L2.3 Data Hari Kamis

Tabel L2.5 Data Hari Kamis Jam Sibuk Pagi


(14)

58

LAMPIRAN III

DATA JUMLAH PENUMPANG PER JAM ARAH

TERMINAL Antapani-KPAD

L3.1 Data Hari Selasa

Tabel L3.1 Data Hari Selasa Jam Sibuk Pagi


(15)

59

L3.2 Data Hari rabu

Tabel L3.3 Data Hari Rabu Jam Sibuk Pagi


(16)

60

L3.3 Data Hari Kamis

Tabel L3.5 Data Hari Kamis Jam Sibuk Pagi


(17)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pergerakan orang dan barang, yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan negara [UU no 14 tahun 1992]. Seiring berjalannya waktu, transportasi berkembang sesuai kebutuhan masyarakat sesuai kondisi yang ada.

Dalam hal ini, Kota Bandung merupakan Kota yang padat penduduknya, dengan pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Salah satu indikator kota yang modern adalah tersedianya sarana transportasi yang memadai bagi masyarakat kota dan wilayah sekitarnya. Fungsi, peran serta masalah yang ditimbulkan oleh sarana transportasi semakin komplek, seiring dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk Kota Bandung dan sekitarnya. Sejalan dengan kemajuan ekonomi dan mobilitas masyarakat, maka masalah transportasi semakin vital peranannya, karena langsung berkaitan erat dengan kebutuhan pribadi warga masyarakat maupun kebutuhan perekonomian Kota Bandung dan wilayah sekitarnya.

Banyaknya masyarakat dengan golongan ekonomi rendah, pelajar dan mahasiswa yang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda di Kota Bandung, menyebabkan kebutuhan akan transportasi bus dengan tarif yang dapat dijangkau sangat besar. Maka dengan adanya moda angkutan umum mikro bus Kobutri (Koperasi Bina Usaha Transportasi RI) yang memiliki tarif murah dan jalur trayek yang cukup panjang sebagai penunjang kebutuhan sangat dibutuhkan. Mikro bus Kobutri jurusan KPAD-Antapani merupakan salah satunya. Mikro bus Kobutri jurusan KPAD-Antapani telah beroperasi di Kota Bandung sejak tahun 1984 dengan armada sebanyak 12 buah. Namun seiring berjalannya waktu, dengan


(18)

2 Universitas Kristen Maranatha harga kebutuhan dasar kendaraan dan suku cadang yang semakin meningkat dan kondisi bus yang sudah tidak optimal, menyebabkan menurunnya kinerja operasi bus, sehingga armada yang beroperasi tersisa sebanyak 5 buah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan guna mengevaluasi Kinerja Operasional dari Bus KPAD-Antapani dan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan operasional bus dengan keterbatasan yang ada agar bus memiliki jam operasi tertentu untuk beroperasi dengan penumpang yang maksimal.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengevaluasi kinerja operasi Mikro bus trayek Antapani-KPAD.

2. Untuk menemukan upaya-upaya meningkatkan kinerja operasi Mikro bus trayek Antapani-KPAD.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan dengan cara survei pada Mikro bus rute Antapani-KPAD pada periode sibuk pagi yaitu pada pukul 06.00-09.00 dan pada periode sibuk sore 15.00-18.00.

2. Usaha yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menentukan kinerja bus pada Mikro bus Antapani-KPAD terhadap standar operasional bus.

3. Menentukan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan operasional bus.

1.4 Sistematika Pembahasan

Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab, yaitu BAB 1 Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika pembahasan. BAB 2 Tinjauan Pustaka, pada bab ini akan dibahas teori dasar mengenai Bus Kobutri Antapani-KPAD, serta penentuan parameter kinerja operasi angkutan umum yang mendukung penelitian ini. BAB 3 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data, berisikan bagan alir penelitian, metode pengumpulan data serta metode pengolahan data yang digunakan dalam


(19)

3 Universitas Kristen Maranatha penelitian. BAB 4 Analisis Data, memuat analisis hasil pengukuran dilapangan berdasarkan rumus yang ada. BAB 5 Simpulan dan Saran, memuat simpulan dan saran dari hasil analisis.


(20)

49 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ditinjau dari headway dan waktu tunggu, bus rute KPAD-Antapani memiliki headway pada periode pagi sebesar 26,33 menit dengan waktu tunggu sebesar 13,17 menit dan untuk periode sibuk sore memiliki headway sebesar 56,83 menit dengan waktu tunggu 28,42 menit. Ditinjau dari standar pelayananan bus, diketahui standar headway yaitu sebesar 1-12 menit dan waktu tunggu yaitu sebesar 5-10 menit, maka dapat disimpulkan bahwa Kinerja Operasional Bus KPAD-Antapani kurang baik bila di tinjau dari sisi penumpang, dikarenakan besarnya waktu tunggu (passanger waiting time). Bila dilihat dari sisi operator, besarnya nilai headway akan mempengaruhi atau mengurangi penghasilan.

2. Ditinjau terhadap faktor muat, didapat faktor muat tertinggi yaitu pada jam 16.00-17.00 sebesar 0,69 untuk rute KPAD menuju antapani dan untuk dari Antapani menuju KPAD nilai faktor muat tertinggi terdapat pada jam 17.00-18.00 yaitu sebesar 0,69. Menurut world bank, standar faktor muat ideal yaitu sebesar 0,7. Dari sisi penumpang, faktor muat Bus Rute KPAD-Antapani sudah mencukupi bila ditinjau dari segi kenyamanan dan cukup menyenangkan. Namun dari sisi operator, faktor muat belum memuaskan dikarenakan kurangnya jumlah penumpang yang berarti berkurangnya penghasilan.

3. Ditinjau terhadap waktu tempuh, maka didapat waktu tempuh rata-rata yaitu sebesar 50,813 menit pada rute KPAD menuju Antapani dan 55,933 menit pada rute Antapani menuju KPAD. Dengan standar ideal sebesar 60-90 menit,


(21)

50 Universitas Kristen Maranatha dari sisi penumpang waktu tempuh sudah dalam keadaan yang nyaman dan sampai di tujuan dengan kondisi yang baik.

4. Ditinjau dari kecepatan perjalanan, maka didapat kecepatan perjalanan rata-rata untuk periode sibuk pagi dan sore pada rute bus KPAD-Antapani. Untuk periode sibuk pagi, dari data didapat kecepatan perjalanan maksimum yaitu sebesar 23,53 km/jam pada hari selasa dan kecepatan minimum yaitu sebesar 19,21 km/jam pada hari kamis. Untuk periode sibuk sore, didapat kecepatan perjalanan maksimum yaitu pada hari rabu sebesar 22,92 km/jam dan kecepatan minimum yaitu pada hari kamis sebesar 14,24 km/jam. Diketahui dari standar Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pelayanan pada daerah padat yaitu sebesar 10-12 Km/jam. Daerah padat digunakan, dikarenakan pada periode sibuk, lalulintas Kota Bandung menjadi sangat padat. Dapat disimpulkan bahwa penumpang sudah merasa nyaman dengan kecepatan yang ada dikarenakan kecepatan sudah melebihi 12 km/Jam. Sedangkan dari segi Operator, kecepatan yang tinggi dan kurangnya waktu untuk menunggu penumpang akan mengurangi jumlah penumpang dan akan mengakibatkan berkurangnya penghasilan

5. Untuk usaha peningkatan operasional, diketahui bahwa frekuensi harian yang rendah akan menyebabkan pelayanan yang kurang kontinu. Untuk mendapatkan pelayanan yang kontinu dipilih frekuensi harian terbanyak. Maka pilihan jumlah frekuensi hasil penyiapan kendaraan yang dipakai yaitu sebesar 5 kendaraan

6. Dapat disimpulkan bahwa kinerja operasional bus bila dilihat dari sisi penumpang secara keseluruhan, sudah cukup memadai walaupun masih banyak kekurangan terutama dari besarnya waktu tunggu dan armada yang kurang memadai. Bila dilihat dari sisi operator, kinerja operasional sangat banyak kekurangan, terutama dari faktor muat yang rendah. Hal tersebut berdampak cukup besar terhadap operator. Sehingga dilakukan sebuah metode untuk mengoptimumkan nilai faktor muat yang ada agar memperoleh jumlah penumpang yang mencukupi.


(22)

51 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai kinerja operasional, yang ditinjau dari sisi penumpang dan operator.

2. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai kinerja operasional yang ditinjau dari parameter yang lain.

3. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai Bus KPAD-Antapani guna meningkatkan Kinerja Operasional Bus. Sehingga bus dapat beroperasi secara maksimal dan penumpang merasa nyaman.

4. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai pengolahan data dengan menggunakan model optimasi faktor muat.


(23)

52 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Alberto, J., 2008, Rasionalisasi Angkutan Kota Depok Dengan Metode Optimasi Load Factor (Studi Kasus: Angkutan Kota Depok D-02 Jurusan Terminal Depok-Depok II), Skripsi Teknik Sipil, UI, Depok.

2. Anggoman, J.P.E., 2007, Studi Tingkat Pelayanan Angkutan Umum Damri Di Kota Menado, Semarang.

3. Arikunto, S., 1996, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Rineka Cipta, Jakarta.

4. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat SK.687/AJ.206/DRJD/2002., 2002, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur, Direktorat Perhubungan Darat.

5. Jason C Yu, 1982, Transportation Engineering, Introduction to Transport Planning, Design and Operation.

6. Khisty, C.J. Lall, B.K., 2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi, Terjemahan Bahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta.

7. Levinson, H.S. Weant, R.A., 1982. Urban Transportation, Westport: Enofoundation For Transportation, Inc.

8. Morlok, Edward K., 1984. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga, Jakarta,

9. Nasution, H.M., 1996. Management Transportasi. Ghalia Indonesia, Jakarta 10. Situmeang, P., 2008. Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang

Umum Antar Kota (Studi Kasus: Angkutan Umum Trayek Medan-Tarutung), Medan.

11. Supriadi, A., 2003. Analisa Pelayanan Angkutan Kota Di Kota Purwokerto, Semarang.

12. Tamin, O.Z., 1997. Perencanaan dan Permodelan Transportasi, ITB, Bandung.

13. Triwibowo., 2002. Pengaruh Permintaan Terhadap Pelayanan Angkutan Umum Bus Sedang, Semarang.

14. Vuchic, V.R., 1981, Urban Public Transportation Systems and Technology, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.


(24)

53 Universitas Kristen Maranatha 15. Vuchic, V.R., 2005, Urban Transit Operation, Planning and Economics,

John Wiley & Son.Inc, Canada.

16. Wetan, I.M,. 2004, Evaluasi Kinerja Angkutan Perkotaan Dengan Bus Sedang Pada Rute Trayek Kertosuro-Palur VIA Colomando Di Kota Surakarta, Tesis Teknik Sipil, UNDIP, Semarang. (http://eprints.undip.ac.id, diakses pada tanggal 5 Agustus 2011).

17. The World Bank, 1997, Urban Transport.


(1)

3 Universitas Kristen Maranatha

penelitian. BAB 4 Analisis Data, memuat analisis hasil pengukuran dilapangan berdasarkan rumus yang ada. BAB 5 Simpulan dan Saran, memuat simpulan dan saran dari hasil analisis.


(2)

49 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ditinjau dari headway dan waktu tunggu, bus rute KPAD-Antapani memiliki headway pada periode pagi sebesar 26,33 menit dengan waktu tunggu sebesar 13,17 menit dan untuk periode sibuk sore memiliki headway sebesar 56,83 menit dengan waktu tunggu 28,42 menit. Ditinjau dari standar pelayananan bus, diketahui standar headway yaitu sebesar 1-12 menit dan waktu tunggu yaitu sebesar 5-10 menit, maka dapat disimpulkan bahwa Kinerja Operasional Bus KPAD-Antapani kurang baik bila di tinjau dari sisi penumpang, dikarenakan besarnya waktu tunggu (passanger waiting time). Bila dilihat dari sisi operator, besarnya nilai headway akan mempengaruhi atau mengurangi penghasilan.

2. Ditinjau terhadap faktor muat, didapat faktor muat tertinggi yaitu pada jam 16.00-17.00 sebesar 0,69 untuk rute KPAD menuju antapani dan untuk dari Antapani menuju KPAD nilai faktor muat tertinggi terdapat pada jam 17.00-18.00 yaitu sebesar 0,69. Menurut world bank, standar faktor muat ideal yaitu sebesar 0,7. Dari sisi penumpang, faktor muat Bus Rute KPAD-Antapani sudah mencukupi bila ditinjau dari segi kenyamanan dan cukup menyenangkan. Namun dari sisi operator, faktor muat belum memuaskan dikarenakan kurangnya jumlah penumpang yang berarti berkurangnya penghasilan.

3. Ditinjau terhadap waktu tempuh, maka didapat waktu tempuh rata-rata yaitu sebesar 50,813 menit pada rute KPAD menuju Antapani dan 55,933 menit pada rute Antapani menuju KPAD. Dengan standar ideal sebesar 60-90 menit,


(3)

50 Universitas Kristen Maranatha

dari sisi penumpang waktu tempuh sudah dalam keadaan yang nyaman dan sampai di tujuan dengan kondisi yang baik.

4. Ditinjau dari kecepatan perjalanan, maka didapat kecepatan perjalanan rata-rata untuk periode sibuk pagi dan sore pada rute bus KPAD-Antapani. Untuk periode sibuk pagi, dari data didapat kecepatan perjalanan maksimum yaitu sebesar 23,53 km/jam pada hari selasa dan kecepatan minimum yaitu sebesar 19,21 km/jam pada hari kamis. Untuk periode sibuk sore, didapat kecepatan perjalanan maksimum yaitu pada hari rabu sebesar 22,92 km/jam dan kecepatan minimum yaitu pada hari kamis sebesar 14,24 km/jam. Diketahui dari standar Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pelayanan pada daerah padat yaitu sebesar 10-12 Km/jam. Daerah padat digunakan, dikarenakan pada periode sibuk, lalulintas Kota Bandung menjadi sangat padat. Dapat disimpulkan bahwa penumpang sudah merasa nyaman dengan kecepatan yang ada dikarenakan kecepatan sudah melebihi 12 km/Jam. Sedangkan dari segi Operator, kecepatan yang tinggi dan kurangnya waktu untuk menunggu penumpang akan mengurangi jumlah penumpang dan akan mengakibatkan berkurangnya penghasilan

5. Untuk usaha peningkatan operasional, diketahui bahwa frekuensi harian yang rendah akan menyebabkan pelayanan yang kurang kontinu. Untuk mendapatkan pelayanan yang kontinu dipilih frekuensi harian terbanyak. Maka pilihan jumlah frekuensi hasil penyiapan kendaraan yang dipakai yaitu sebesar 5 kendaraan

6. Dapat disimpulkan bahwa kinerja operasional bus bila dilihat dari sisi penumpang secara keseluruhan, sudah cukup memadai walaupun masih banyak kekurangan terutama dari besarnya waktu tunggu dan armada yang kurang memadai. Bila dilihat dari sisi operator, kinerja operasional sangat banyak kekurangan, terutama dari faktor muat yang rendah. Hal tersebut berdampak cukup besar terhadap operator. Sehingga dilakukan sebuah metode untuk mengoptimumkan nilai faktor muat yang ada agar memperoleh jumlah penumpang yang mencukupi.


(4)

51 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai kinerja operasional, yang ditinjau dari sisi penumpang dan operator.

2. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai kinerja operasional yang ditinjau dari parameter yang lain.

3. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai Bus KPAD-Antapani guna meningkatkan Kinerja Operasional Bus. Sehingga bus dapat beroperasi secara maksimal dan penumpang merasa nyaman.

4. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai pengolahan data dengan menggunakan model optimasi faktor muat.


(5)

52 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Alberto, J., 2008, Rasionalisasi Angkutan Kota Depok Dengan Metode Optimasi Load Factor (Studi Kasus: Angkutan Kota Depok D-02 Jurusan Terminal Depok-Depok II), Skripsi Teknik Sipil, UI, Depok.

2. Anggoman, J.P.E., 2007, Studi Tingkat Pelayanan Angkutan Umum Damri Di Kota Menado, Semarang.

3. Arikunto, S., 1996, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Rineka Cipta, Jakarta.

4. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat SK.687/AJ.206/DRJD/2002., 2002, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur, Direktorat Perhubungan Darat.

5. Jason C Yu, 1982, Transportation Engineering, Introduction to Transport Planning, Design and Operation.

6. Khisty, C.J. Lall, B.K., 2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi, Terjemahan Bahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta.

7. Levinson, H.S. Weant, R.A., 1982. Urban Transportation, Westport: Enofoundation For Transportation, Inc.

8. Morlok, Edward K., 1984. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga, Jakarta,

9. Nasution, H.M., 1996. Management Transportasi. Ghalia Indonesia, Jakarta 10. Situmeang, P., 2008. Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang

Umum Antar Kota (Studi Kasus: Angkutan Umum Trayek Medan-Tarutung), Medan.

11. Supriadi, A., 2003. Analisa Pelayanan Angkutan Kota Di Kota Purwokerto, Semarang.

12. Tamin, O.Z., 1997. Perencanaan dan Permodelan Transportasi, ITB, Bandung.

13. Triwibowo., 2002. Pengaruh Permintaan Terhadap Pelayanan Angkutan Umum Bus Sedang, Semarang.

14. Vuchic, V.R., 1981, Urban Public Transportation Systems and Technology, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.


(6)

53 Universitas Kristen Maranatha

15. Vuchic, V.R., 2005, Urban Transit Operation, Planning and Economics, John Wiley & Son.Inc, Canada.

16. Wetan, I.M,. 2004, Evaluasi Kinerja Angkutan Perkotaan Dengan Bus Sedang Pada Rute Trayek Kertosuro-Palur VIA Colomando Di Kota Surakarta, Tesis Teknik Sipil, UNDIP, Semarang. (http://eprints.undip.ac.id, diakses pada tanggal 5 Agustus 2011).

17. The World Bank, 1997, Urban Transport.